Anda di halaman 1dari 13

hangus

tidak dikenal rusak membusuk


terbakar
pemeriksaa
n pada potongan
jenazah kecelakaan
bencana alam
tubuh
masal manusia /
ilmu kerangka
kedokteran
forensik

pemeriksaan bayi tertukar /


penculikan
diragukan
kasus hidup anak
orang tuanya

teknologi
analisis DNA
Deoxyribo Nucleic Acid
DNA asam nukleat yang mu6tttttttenyimpan semua
informasi tentang genetika.

membawa keterangan genetik dari sel


khususnya atau dari makhluk dalam
keseluruhannya dari satu generasi ke generasi
berikutnya

adalah susunan kimia makro molecular yang


terdiri dari tiga macam molekul, yaitu : gula
pentose, asam fosfat, dan basa nitrogen, yang
sebagian besar terdapat dalam nukleas hidup
yang akan mengatur program keturunan
selanjutnya
Peran DNA dalam identifikasi forensik

Disaster Victim Identification (DVI) :

Metode Primer Metode analisis


gigi-geligi
sidik jari DNA

Metode Sekunder

property medis
Identifikasi pada
penjahat, pembunuh, Korban kecelakaan lalu
pelaku penganiayaan, lintas yang tidak dikenal
Perkara Pidana perkosaan

Identifikasi pada
peristiwa penggalian
Korban yang tidak
jenasah  jenasah
dikenal, tenggelam
sudah membusuk,
kerangka

hilang dan penentuan


jenis kelamin yang
meragukan

Dugaan ayah
Perkara Perdata Asuransi Hak Waris dari seseorang
yang tidak legal
Identifikasi untuk orang hidup  pengenalan individu berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang membedakannya dari individu lain

Umur, jenis kelamin, tinggi badan


Deformitas
Parut, tattoo
Gigi, warna mata, kulit dan rambut
Ukuran sepatu dan topi
Disabilitas (tuli, buta)
Pemeriksaan sidik jari.
Penentuan golongan darah.
Ciri-ciri tubuh tertentu (perawakan, cara berjalan)
Fotografi
Benda-benda milik pribadi (KTP, SIM, ijasah, cincin kawin, pakaian)
pada jenasah yang tidak dikenal, membusuk,
rusak, hangus terbakar, kecelakaan massal,
bencana alam serta potongan tubuh manusia
atau kerangka.
proses identifikasi

metodologi
komparatif metodologi
rekonstruktif

digunakan apabila tidak tersedia Ante Mortem


Data dengan menyusun kembali sisa-sisa
potongan tubuh manusia yang tidak utuh lagi
Sampel DNA haruslah diambil sebanyak mungkin.

Metode pemeriksaan DNA yang digunakan harus berbasis pada


metode Polymerase Chain Reaction (PCR)  dapat menganalisis
DNA berukuran lebih pendek

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan terhadap fragmen DNA pendek,


contohnya Short Tandem Repeats (STR)

pemeriksaan dilakukan terhadap beberapa lokus DNA sehingga


dapat dihasilkan kesimpulan yang akurat.
Sampel tes DNA forensik
rambut (baik
rambut lengkap
darah dan bercak
seminal cairan vaginal dengan akarnya
darah
atau hanya batang
rambut)

epitel bibir (misal


pada puntung sel buccal tulang gigi
rokok)

saliva dengan
nukleus (pada
urine feces kerokan kuku
amplop, perangko,
cangkir)

jaringan otot ketombe sidik jari peralatan pribadii


prinsip dalam pengambilan dan pengumpulan spesimen dari barang
bukti

Semua barang bukti yang diperkirakan mengandung jaringan atau pernah


mengalami kontak langsung dengan bagian tubuh orang yang hendak diidentifikasi

dikumpulkan dan diambil menggunakan alat steril (pinset plastik sterile disposable,
atau tangan yang bersarung tangan).

Setiap barang bukti hendaknya dikemas tersendiri

menggunakan amplop baru dan diberi label, kemudian dikirim ke laboratorium.

Sarung tangan yang digunakan hendaknya steril, sekali pakai dan tidak
mengandung bedak.

Petugas menggunakan penutup rambut dan masker untuk mencegah kontaminasi


barang bukti.

Hindari kesalahan pelabelan spesimen.


Teknik pengambilan dan pengumpulan
sampel DNA sentuhan

Metode swabbing basah / kering


disarankan untuk permukaan keras, barang
tidak berpori seperti logam, kaca atau
plastik

Metode pemotongan dapat digunakan


untuk barang lembut seperti pakaian 
mengumpulkan kemungkinan sel

Metode gesekan dan angkat pita, dimana


permukaan barang lembut/ berpori digores
dengan pisau bedah sterilc
mengumpulkan kemungkinan sel kulit

Anda mungkin juga menyukai