Kelompok 8
Claudia Vinsensiana Oki
Ewaldus R. Besteas.
Eni Sarlina Uas
Eflensiana K. Halimaking
PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI
SEKOLAH DASAR
Konsep dasar pendidikan multikultural.
Apa itu pendidikan multikultural?
Beberapa pandangan dari Para Ahli terkait dengan paham multikultural yakni sebagai berikut:
04 06
Pendidikan Multikultural
merupakan reformasi sekolah
Dari beberapa definisi di atas maka kelompok kami
menyimpulkan bahwa pendidikan multikultural
adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya
dengan didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan
(equality), saling menghormati dan menerima serta
memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah
keadilan sosial. Dalam hal ini, pendidikan
multikultural dinilai penting untuk menciptakan
kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang
serba majemuk.
Tujuan pendidikan
multikultural
Aspek pengetahuan Aspek sikap
Tujuan pendidikan multicultural dari aspek Sedangkan tujuan pendidikan multicultural dari aspek
pengetahuan (cognitive goals) adalah untuk sikap (attitudinal goals) adalah untuk
memperoleh pengetahuan tentang bahasa dan mengembangkan kesadaran dan kepekaan kultural,
budaya orang lain, dan kemampuan untuk toleransi kultural, penghargaan terhadap identitas
menganalisis dan menerjemahkan perilaku kultural, sikap responsive terhadap budaya,
kultural, dan pengetahuan. keterampilan untuk menghindari dan meresolusi
konflik (Zuriah, 2011).
Desain Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar
Pendidikan multikultural idealnya direncanakan dengan sebuah desain pengembangan
kurikulum yang integratif, sequentif dan didukung dengan lingkungan serta struktur dan
budaya yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan sikap dan perilaku
multikultur. Oleh karena itu, Ibrahim telah mengemukakan beberapa prinsip yang harus
dipatuhi dalam melaksanakan pendidikan multikultural, yaitu:
Pemilihan materi pelajaran harus terbuka secara budaya didasarkan pada siswa.
Keterbukaan ini harus menyatukan opini–opini yang berlawanan dan interprestasi–
interprestasi yang berbeda.
Isi materi pelajaran yang dipilih harus mengandung perbedaan dan persamaan dalam lintas
kelompok.
Materi pelajaran yang dipilih harus sesuai dengan konteks waktu dan tempat
Pengajaran semua pelajaran harus menggambarkan dan dibangun berdasarkan pengalaman
dan pengetahuan yang dibawa peserta didik ke kelas, dan
Pendidik hendaknya menggunakan model pembelajaran yang interaktif dan kontekstual agar
supaya mudah dipahami oleh peserta didik (Ibrahim, 2013).
Selanjutnya, Tilaar juga mengemukakan empat prinsip yang perlu
dipegang dalam menerapkan pendidikan multikultural, yaitu sebagai
berikut:
Analisis terhadap
latar kondisi siswa.
Content Integration,
The knowledge construction process,
An equity paedagogy
Adapun di antara contoh metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan multikultural adalah: belajar bersama (Cooperative Learning), strategi
pencapaian konsep (Concep Attainment).strategi analisis nilai (Value Analysis), strategi
analisis sosial (Social Investigation), Questioning Techniques, Role Playing, Group
Discussions, resolusi konflik, dan Exposure to Different Languages Cultures and Active
Involvement. Dengan metode pembelajaran tersebut, siswa diarahkan untuk belajar
menemukan siapa dirinya, identitas budaya yang dibawanya sejak lahir, serta memahami
budaya di sekelilingnya (Barliana, 2008).
Adapun media pembelajaran yang dapat digunakan dalam penerapan pendidikan
multikultural adalah media yang mampu menghimpun pengalaman-pengalaman nyata dan
berasal dari budaya yang berbeda-beda.
Adapun beberapa prinsip yang harus digunakan oleh guru dalam membuat media
pembelajaran berbasis pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:
• Guru harus memperhatikan heterogenitas yang ada di dalam peserta didik
• Guru dan siswa membuat media pembelajaran yang memberikan kesan
positif dari setiap topik yang dibahas.
• Media pembelajaran multikultural harus memiliki unsur komitmen
terhadap nilai yang tinggi di antara masyarakat yang majemuk.
• Memperhatikan kreativitas dalam menyajikan dan mengemas media
pembelajaran yang menumbuhkan rasa ketertarikan pada peserta didik.
3. Menyusunan Rancangan Pembelajaran berbasis Multikultural