Pembimbing :
FEBRUARI 2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Asep Darojat
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RM : 980568
Tanggal Masuk RS : senin, 06 Februari 2017
Tanggal Operasi : Selasa, 07 Februari 2017
Kamar : IGD
Bagian : Bedah
Keluhan utama : Riwayat penyakit dahulu :
benjolan yang Riwayat operasi disangkal.
menetap di lipat paha Riwayat darah tinggi,
Pasien datang dengan keluhan benjolan yang kencing manis, penyakit
kanan menetap di lipat paha kanan sejak 1 hari SMRS.
jantung, dan asma
Benjolan tidak dapat keluar masuk. Selain itu pasien
juga mengeluh perut kembung dan terasa sakit. disangkal.
Keluhan tambahan : Pasien juga mengeluh mual muntah. Muntah lebih Riwayat epilepsi disangkal.
nyeri hebat pada dari 3x dan berwarna cokelat ke hijauan. Awalnya Riwayat alergi disangkal.
pasien memiliki benjolan di lipat paha kanan sejak 3
daerah lipat paha bulan SMRS dan dapat keluar (ketika pasien berdiri)
dan masuk (ketika pasien berbaring). Namun pasien
kanan tidak pernah berobat hingga masuk rumah sakit ini.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit Riwayat obat-obatan: Riwayat gaya hidup dan
Riwayat operasi disangkal. keluarga: Pasien tidak sedang kebiasaan:
Riwayat darah tinggi, Pasien merokok, sehari 5
Riwayat kejadian serupa mengonsumsi obat-obatan,
kencing manis, penyakit batang.
dalam keluarga disangkal. suplemen, atau vitamin Pasien menyangkal minum
jantung, dan asma disangkal.
Riwayat darah tinggi, tertentu, baik dari dokter alkohol, atau mengonsumsi
Riwayat epilepsi disangkal.
kencing manis, penyakit ataupun beli sendiri. obat-obatan terlarang.
Riwayat alergi disangkal.
jantung, dan asma dalam Pasien tidak minum jamu. Pasien biasa makan tidak
keluarga disangkal. Riwayat alergi obat teratur bisa 2-3 x sehari.Pasien
tidak pemilih dan tidak punya
disangkal.
kesukaan tertentu terhadap
makanan manis, asin, atau
berlemak.
Pasien jarang berolahraga
karena sibuk bekerja.
Status Generalis:
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: Composmentis
GCS E4V5M6 = 15
Tanda-tanda vital:
PEMERIKSAAN
Tekanan darah : 220/120 mmHg FISIK
Suhu : afebris
Nadi : 115 x/menit
Frekuensi nafas: 27 x/menit
Kepala: normosefal, wajah tampak simetris,
rambut hitam distribusi merata, lesi(-), tanda
perdarahan (-).
Mata: lesi silia, supersilia, palpebral (-/-),
strabismus (-/-), nistagmus (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung
(+/+), pupil bulat isokor ø 3 mm/3 mm.
PEMERIKSAAN
FISIK
Telinga: ADS tampak simetris dan berbentuk
anatomis normal, retroaurikula DS tidak
tampak kelainan.
Hidung: deviasi septum (-), discharge (-).
Mulut: mukosa bibir tampak kering, gigi geligi
tampak lengkap, lidah tak tampak kelainan.
Leher: pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-), PEMERIKSAAN
perabaan massa (-), pembesaran tiroid (-), arteri
karotis teraba di kedua sisi. FISIK
Toraks:
Pulmo:
Inspeksi: hemitoraks kanan dan kiri tampak
simetris dalam statis dan dinamis, lesi (-),
retraksi (-).
Palpasi: fremitus taktil dan vokal simetris kanan PEMERIKSAAN
dan kiri.
FISIK
Perkusi: sonor di kedua lapang paru
Auskultasi: suara nafas vesikuler, ronki (-),
wheezing (-)
Cor:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS V linea
midklavikularis sinistra
Perkusi: Batas kanan jantung: ICS IV linea
parasternalis dekstra PEMERIKSAAN
Batas atas jantung: ICS III linea parasternalis sinistra FISIK
Batas kiri jantung: ICS V linea midklavikularis
sinistra
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Cembung, sikatriks (-), caput medusae
(-), sagging of flank(-),smiling umbilicus (-),
spider navy (-), striae (-).
Auskultasi : BU (+) 9 x/menit di 4 kuadran
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, PEMERIKSAAN
shifting dullnes (-). FISIK
Palpasi : Nyeri tekan di seluruh kuadran
abdomen. Nyeri ketok CVA (-), defans muskular
(-), hepatomegali (-), splenomegali (-), undulasi
(+).
Ekstremitas: akral hangat, capillary
refill <2 detik, edema tungkai (+/+), A.
dorsalis pedis teraba (+/+).
PEMERIKSAAN
FISIK
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Pasang NGT + Kateter
dekstra susp
Puasa
Laboratorium lengkap
in ke r s e ra t a ( K a s u s BNO 3 posisi
emergency (cito)).
Terapi : cefoperazone 2 x 1 gr IV
Ketorolac 2 x 30 mg IV
Ranitidin 2 x 1 amp IV
PRE OPERATIF
Informed consent: memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
mengenai rencana, resiko, komplikasi, durasi, dan waktu pemulihan pasien.
Anamnesis (alloanamnesis):
– Riwayat asma/alergi : disangkal
– Riwayat darah tinggi : disangkal
– Riwayat sakit jantung : disangkal
– Riwayat operasi : disangkal
– Riwayat merokok : disangkal
– Riwayat minum alkohol : disangkal
– Riwayat minum kopi : disangkal
– Makan terakhir : 6 Februari 2017
– Minum terakhir : 6 Februari 2017
STATUS ANESTESI
Pemeriksaan fisik:
– Keadaan umum: tampak sakit sedang
– Kesadaran: GCS 15
– Kesan gizi: baik
– Tanda-tanda vital:
STATUS ANESTESI
Circulation:
Cor: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Perifer: akral dingin, capillary refill <2 detik (lambat), edema tungkai -/-
Sistem hepatobilier: jaundice (-), hepar dan lien tidak dapat diperiksa.
Sistem genitourinaria: dalam batas normal.
Sistem muskuloskeletal: dalam batas normal.
Klasifikasi ASA: III kode E – pasien memerlukan operasi hernioraphy segera (cito).
Premedikasi: -
STATUS ANESTESI
PERI-OPERATIF
Siapkan stetoskop, sarung tangan steril, ETT no. 7, spuit 10 cc,
stylet/mandarin, konektor, mesin anestesi, gas (air, O2, gas volatil
isoflurane), plester Hipafix®, suction, dan lampu operasi.
Pasien berbaring telentang di atas meja operasi OK. Pasang EKG, manset
tekanan darah, saturasi oksigen, layar monitor dinyalakan, mesin anestesi
dinyalakan.
Pukul : induksi dimulai dengan injeksi ketamin 100 mg secara bolus IV
sebagai hipnosedatif.
Pukul 15.55 : dilanjutkan injeksi Rocuronium 50 mg secara bolus IV sebagai
muscle relaxan.
Pukul 15.55 : dilanjutkan injeksi fentanyl 100 µg sebagai analgesik. lalu
dilakukan bagging.
STATUS ANESTESI
Pukul 15.55 : disuntikkan deksamethaason dosis 10 mg bolus IV untuk
menjadi bronkodilator.
Intubasi dengan ETT no. 7 dengan cuff dan Guedel® terpasang .
Dilakukan dengan rapid sequence intubation. Dengan stetoskop, periksa
bunyi nafas (bunyi nafas paru kanan harus sama dengan paru kiri).
Airway maintenance dilakukan dengan sistem nafas terkendali yang
dihubungkan dengan pipa O2 : N2O : isoflurane = 2 : 2 : 0.8.
Pukul 16.00 : operasi LE dimulai. Tanda-tanda vital dimonitor setiap 15
menit.
Pukul 18.00 : operasi selesai. Mulai dilakukan tindakan ekstubasi.
Pukul 18.00 : tindakan anestesi dinyatakan selesai dengan total durasi
anestesia 120 menit, lalu pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
beberapa waktu kemudian.
STATUS ANESTESI
Jam T N R S INPUT OUTPUT KET
STATUS ANESTESI
POST-OPERATIF
STATUS ANESTESI
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Menurut Lokasi
- Hernia Inguinalis
- Hernia Umbilicalis
- Hernia Paraumbilicalis
- Hernia Femoralis
- Hernia Epigastric
PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8 dari kehamilan,
terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan
menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih
dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam
keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan
locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal
meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang –
barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui
defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma,
hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi
pada semua.
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana
Konservatif Operatif
Bedah abdomen
atas bawah pediatrik 07 Bedah eksteremitas
bawah
01
Bedah obgyn
06
RELATIF ABSOLUT
Mempertahankan jalan
nafas agar tetap bebas 02
Mencegah kemungkinan
03 aspirasi lambung
Mempermudah penghisapan
sekret trakheobonkhial 04
Pemakaian ventilasi
05 yang lama
Mengatasi obstruksi
06
laring akut
RAPID SEQUENCE INTUBATION
Ketidakmampuan untuk
mempertahankan patensi
jalan napas
Kegagalan untuk mengoksidasi
Ketidakmampuan untuk
melindungi jalan napas
terhadap aspirasi Antipasi keadaan buruk
yang dapat menyebabkan
kegagalan nafas
INDIKASI
SYOK HIPOVOLEMIK