Anda di halaman 1dari 16

JOHN DEWEY ,

INSTRUMENTALISME,
DAN PENDIDIKAN
PROGRESIF
DOSEN PENGAMPU
Drs.H. Sri Buwono, M.Si

KELOMPOK 5
Anggota kelompok
ANGGELA GENOVEVA
F1031221008
MIMI F1031221011
DWI SARAH CHARMINITA
F1031221023
IRFAN GHIFARY F1031221027
LEONA JOECE F1031221033
METODIUS VALENTINO
F1031221035
PEMBAHASAN
01 02
PANDANGAN
JOHN DEWEY METAFISIK

03
KONSEPSI
TENTANG
04
PENGALAMAN DAN Metode
ALAM instrumentalisme

05
PEMIKIRAN FUNDAMENTAL DEWEY DALAM
PENDIDIKAN
John dewey

John Dewey adalah seorang filsuf dari


Amerika Serikat yang menjadi salah
satu perintis pemikiran pragmatisme.
John Dewey dikenal sebagai kritikus
sosial tentang pendidikan yang
kemudian merintis dasar keilmuan
dibidang psikologi pendidikan
Pandangan metafisikan
menurut Dewey, ditemukan adanya suatu dunia yang di dalamnya penuh dengan
percampuran antara yang teratur dan yang tidak teratur, yang sempurna dan yang
tidak sempurna. 
Metafisika adalah pengenalan terhadap sifat-sifat yang umum dari
eksistensi, tentang eksistensi itu sendiri/ bukan tentang pemikiran.
Contingency
merupakan ciri-ciri
contingency adalah yang umum dari
eksistensi
kesatuan atau
kemanunggalan antara
manusia sebagai subyek
di satu pihak dengan alam
sebagai obyek di pihak
lain.
Tujuan pokok pemikiran john dewey
Yaitu diarahkannya pada pemahaman
tentang pengalaman sehari-hari dan
pembentukan suatu masyarakat yang
lebih baik, maka Dewey memandang
persoalan evolusi, relativitas dan proses
waktu sebagai suatu hal yang serius.
KONSEPSI
TENTANG
PENGALAMAN
DAN ALAM
John Dewey menulis sebuah tulisan yang
membicarakan hubungan antara
pengalaman dan alam, yaitu antara
experience and nature
istilah-istilah yang digunakan oleh john
dewey yaitu Naturalisme-Empiris,
Empirisme-Naturalistis, dan Humanisme-
Naturalistis
Menurut dewey Pengalaman
menampilkan dirinya sendiri sebagai
metode tunggal untuk merasuk ke
alam dan menyibak rahasianya.
Sedangkan alam yang secara empiris
disibak (dengan menggunakan metode
empiris dalam ilmu-ilmu alam)
memperdalam, memperkaya, dan
memperkembangkan pengalaman
lebih lanjut.
Ada dua faktor, menurut Dewey, yang menjadi faktor lahirnya konsep baru
di atas

1 2
adanya perubahan mutakhir adanya perkembangan psikologi
mengenai kodrat yang berlandaskan biologi yang
pengalaman, isi, dan memungkinkan lahirnya suatu rumusan
metodenya. ilmiah baru mengenai kodrat
pengalaman.
Metode
instrumentalisme
Pengertian instrumentalisme pada prinsipnya tidak bisa dilepaskan dari tiga
aspek instrumentalismenya, yaitu:
• gagasan berguna untuk membangun gagasan lain,
hasil penyelidikan berguna sebagai batu pijakan •temporalisme, yaitu adanya gerak dan kemajuan
untuk penyelidikan lain, dan sikap inilah yang riil dalam waktu
dijadikan sebagai ukuran kebenaran, metode
• futurisme, yaitu melihat masa depan, bukan masa
tersebut juga disebut experimentalisme, karena
lalu
gagasan dan pengetahuan ditangkap secara coba-
coba (trial and error) yang kemudian dikukuhkan • meliorisme, yaitu pandangan yang menyatakan
melalui percobaan, melalui langkah eksperimental. bahwa dengan upaya-upaya kita, dunia ini dapat
dibikin lebih baik

Menurut dewey tataran metafisik maupun logika,


PEMIKIRAN FUNDAMENTAL
DEWEY DALAM PENDIDIKAN
Masalah Tujuan Pendidikan
Empat Dualisme dalam Pendidikan

Pendidikan sebagai Rekonstruksi Pengalaman Secara Terus Menerus


Metode Belajar Ideal
DO YOU HAVE
ANY
QUESTIONS ???
PLEASE RAISE
YOUR HAND
AND STATE
THE NAME OF
THE GROUP
KESIMPULAN
Menurut dewey pendidikan umum dan pengelolaan semestinya dapat
memajukan masyarakat. Sekolah yang ideal itu harus menjadi miniatur,
memurnikan masyarakat pada jati dirinya. Pendidikan juga harus
mengembangkan secara penuh interest dan kemampuan-kemampuan murid
sehingga dia akan berpartisipasi secara efisien di dalam sekolah dan
masyarakatnya. Murid akan memanfaatkan konstruksi, alat-alat, permainan,
observasi alam, self-expression (bukan selalu patuh pada orang lain), dan
aktivitas-aktivitas yang berguna sebagai tujuan-tujuan belajar dan
pengembangan diri sendiri. Murid juga akan belajar menguasai institusi-
institusi sosial dan cara hidup dengan menggunakan partisipasi dan pekerjaan
yang semestinya dalam sekolah dan masyarakat. Sehingga, pendidikan akan
selalu eksis menghidupkan terus menerus institusi-institusi, kebiasaan, skill,
dan pengetahuan yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi
berikutnya

Anda mungkin juga menyukai