Anda di halaman 1dari 57

MATERI

STRUKTUR ORGANISASI RS DAN INSTALASI FARMASI

APT IDA AYU ARIESSANTI S.FARM


RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Latar Belakang

Pelayanan kefarmasian di rumah


sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan

Kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara
fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang Pentingnya Tenaga Kefarmasian
memungkinkan setiap dalam upaya meningkatkan
orang untuk hidup pengetahuan, keterampilan, dan
produktif secara sosial kemampuan.
dan ekonomis
RUMAH SAKIT

Definisi Rumah Sakit


Berdasarkan Undang – undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien,
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat.
Tugas Rumah Sakit

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, tugas
rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
0 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
1 pelayanan rumah sakit.

Fungsi Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan


Rumah Sakit 0 perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
2 sesuai kebutuhan medis.
Berdasarkan Undang –
Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit,
rumah sakit mempunyai 0 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
fungsi sebagai berikut : sumber daya manusia dalam rangka
3 peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.

Penyelenggaran penelitian dan pengembangan


0 serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan
4 kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah unit pelaksana
fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Menurut Permenkes No 72 Th 2016

Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur


dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian yang optimal dan profesional serta
sesuai prosedur dan etik profesi.

Melaksanakan pengelolaan sediaan


farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) yang efektif, aman,
bermutu dan efisien.

Melaksanakan pengkajian dan pemantauan


penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) guna
memaksimalkan efek terapi dan keamanan
serta meminimalkan resiko.
Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Menurut Permenkes No 72 Th 2016

1. Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
a. Pemilihan
b. Perencanaan 2. Pelayanan
c. Pengadaan
d. Penerimaan Farmasi Klinik
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
g. Pemusnahan dan Penarikan b. Penelusuran Riwayat Penggunaan
h. Pengendalian Obat
i. Administrasi c. Rekonsiliasi Obat
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
e. Konseling
f. Visite
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
h. Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
j. Dispensing Sediaan Steril
k. Pemantauan Kadar Obat Dalam
Darah (PKOD)
Visi, Misi, Motto dan Value
RSI Sultan Agung Semarang

Value

Mott • Integritas
• Professional
o • Kasih Sayang

Misi Mencintai Allah •
Kerja Sama
Inovatif
Menyayangi Sesama

Visi • Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
yang selamat
Rumah Sakit Islam menyelamatkan dijiwai
terkemuka dalam semangat Mencintai Allah
pelayanan kesehatan, Menyayangi Sesama
pendidikan dan • Menyelenggarakan
pembangunan pelayanan pendidikan
peradaban Islam menuju dalam rangka
masyarakat sehat membangun generasi
sejahtera yang dirahmati khaira ummah
Allah. • Membangun peradaban
Islam menuju masyarakat
sehat sejahtera yang
dirahmati Allah
Visi, Misi, dan Motto
Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung Semarang

Visi
Rumah Sakit Islam terkemuka
dalam pelayanan kefarmasian
yang berorientasi pada jaminan
mutu menuju masyarakat sehat
sejahtera dirahmati Allah SWT

Misi
• Mengembangkan pelayanan
kefarmasian yang optimal
• Mengembangkan pelayanan
kefarmasian untuk pendidikan
Motto
bagi Yayasan Badan Wakaf Sultan
Agung dan lembaga pendidikan Memberikan pelayanan
lainnya. kefarmasian yang profesional
• Mengembangkan pelayanan dan bermutu.
untuk penelitian dan
pengembangan ilmu kefarmasian
sesuai dengan standar kompetisi
yang ada.
Definisi Rumah Sakit

 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Permenkes RI No. 72 Tahun
2016).
DEFINISI RUMAH SAKIT

Berdasarkan Permenkes Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

•Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009

TUGAS
•Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
pelaksanaan upaya rujukan.
• Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi
sebagai:
• 1.
penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
• 2.
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelay

FUNGSI
anan
• kesehatan sesuai kebutuhan medis.
• 3.
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.
• 4.
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan tek
nologi 
• bidang  kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan
Permenkes RI No 56 Tahun 2014
Berdasarkan Kepemilikan

RS Pemerintah
Berdasarkan Afiliasi Pendidikan
RS Pendidikan

RS Swasta RS Non Pendidikan

Berdasarkan fasilitas dan


kemampuan pelayanan, Rumah
Sakit.
RS tipe A
Berdasarkan Pelayanan

RS umum RS tipe B

RS tipe C

RS khusus
RS tipe D dan
RS tipe D pratama
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014
Tenaga Medis :

a. 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 4 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 6 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
e. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
RSf. Tipe
2 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis; dan
g. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut

A
Tenaga Kefarmasian :

a. 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 5 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 10 TTK
c. 5 apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 10 TTK
d. 1 apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 TTK
e. 1 apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 TTK
f. 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan pelayanan
farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK.
g. 1 apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :

a. 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 3 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
e. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
f. 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis; dan
RS Tipe
g. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.

B Tenaga Kefarmasian :

a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 4 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
c. 4 orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
d. 1 orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 TTK
e. 1 orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 TTK
f. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK
g. 1 orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik
di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh TTK.
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :

a. 9 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;


b. 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
d. 1Tipe
RS dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan
e. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
C
Tenaga Kefarmasian :

a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;


b. 2 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 4 TTK
c. 4 orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 TTK
d. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang
dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh TTK
Tipe RS Berdasarkan Permenkes RI no 56 tahun 2014

Tenaga Medis :
a. 4 dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 1 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar.

RS Tipe
Tenaga Kefarmasian :
D a. 1 orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 1 apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh paling
sedikit 2 TTK
c. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang
dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Menurut UU RI No.44 thn 2009 tentang Rumah Sakit, yang


dimaksud dengan Instalasi Farmasi adalah : bagian dari Rumah Sakit
yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan
pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit.

Menurut Permenkes RI No. 72 Tahun 2016


Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit.
TUJUAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
biasa maupun gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien, maupun
fasilitas yang tersedia.
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi
Tujuan
Memberikan informasi dan edukasi bagi pasien dan tenaga
kesehatan lain.

Memberikan informasi mutakhir tentang perbekalan farmasi


kepada tenaga kesehatan yang lain.
Menjalankan pengawasan perbekalan farmasi berdasarkan aturan
yang berlaku.

Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa


telaah dan evaluasi pelayanan, yang dimaksud dengan pelayanan
bermutu memenuhi standart pelayanan minimum RS melalui analisa
waiting time dan survey kepuasan pasien

Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metoda.


Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Islam Sultan Agung adalah unit
Menurut Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 Instalasi pelayanan kefarmasian di bawah
Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang Direktorat Pendidikan dan
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan penunjang medis dalam pelaksanaan
kefarmasian di Rumah Sakit
kegiatan dipimpin oleh seorang
Apoteker sebagai kepala Instalasi
Farmasi dan dibantu beberapa
apoteker dan TTK
INSTALASI FARMASI
RSI SULTAN AGUNG

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Sultan


Agung berada di bawah direktorat pendidikan
dan penunjang medis, dipimpin oleh apoteker
dan dibantu oleh beberapa apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian (S1 farmasi, D3
farmasi, SMF/SMK Farmasi) untuk
melakukan pelayanan kefarmasian.
Visi, Misi dan Motto IFRS RSISA

•Rumah Sakit Islam terkemuka dalam pelayanan

VISI kefarmasian yang berorientasi pada jaminan mutu


menuju masyarkat sehat sejahtera yang dirahmati Allah
SWT.

• Mengembangkan pelayanan kefarmasian yang


optimal.
• Mengembangkan pelayanan kefarmasian untuk

MISI pendidikan bagi Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung


dan lembaga pendidikan lainnya.
• Mengembangkan pelayanan untuk penelitian dan
pengembangan ilmu kefarmasian sesuai dengan
standar kompetisi yang ada.

•memberikan pelayanan kefarmasian


MOTTO yang profesional dan bermutu.
TUJUAN IFRS RSI SULTAN AGUNG

a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa


maupun gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien, maupun fasilitas yang
tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi yang profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika profesi.
c. Memberikan informasi dan edukasi bagi pasien dan tenaga kesehatan lain.
d. Memberikan informasi mutakhir tentang perbekalan farmasi kepada tenaga
kesehatan yang lain.
e. Menjalankan pengawasan perbekalan farmasi berdasarkan aturan yang
berlaku.
f. Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa telaah dan
evaluasi pelayanan.
g. Mengawasi dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
h. Mengadakan penelitian dibidang farmasi dan peningkatan metoda.
STRUKTUR ORGANISASI
IFRS SULTAN AGUNG

Direktorat Pendidikan dan


Penunjang medis

Ka.Instalasi Farmasi

Penjab Pel. Farmasi Penjab Pel. Farmasi Penjab Pel.


APJP
(Apoteker Rawat Jalan Rawat Inap Logistik Farmasi
Penanggung Jawab
Pasien)
Pelaksana Pelaksana Pelaksana
JENIS PELAYANAN FARMASI KLINIK
DI RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Kefarmasian di RS Permenkes 72 Tahun 2016
1. Pengkajian dan pelayanan Resep;
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. Rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling;
6. Visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. Dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);
12. Handling cytostatic
Siklus Pengelolaan Perbekalan Farmasi (drug management cycle) di
IFRS RSI Sultan Agung Semarang

Seleksi
Pemantauan Terapi
Perencanaan
Obat/PTO

Pendokumen- tasian Pengadaan

Pemberian Penyimpanan

Penyaluran (Dispensing) Pemesanan/Peresepan

Persiapan (Preparing) Pencatatan (Transcribe)


Pendistribu-sian
SELEKSI

Seleksi obat atau


pemilihan obat
ditentukan oleh KFT Formularium rumah
(Komite Farmasi dan sakit dibuat tiap 1
Terapi) yang tahun sekali yang Dalam pengadaan
beranggotakan berisi seluruh obat perbekalan farmasi di
apoteker dan dokter formularium nasional, RSI Sultan Agung
serta tenaga kesehatan obat generik, obat tidak hanya mengacu
atau perawat. asterik, dan umum. pada formularium
rumah sakit tetapi
juga mengacu
formularium nasional
(e-catalog).
KRITERIA PEMILIHAN
a. Formularium dan standar pengobatan atau pedoman diagnosa &
terapi.
b. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan & BMHP yang telah
ditetapkan
c. Pola penyakit.
d. Efektifitas dan keamanan.
e. Pengobatan berbasis bukti.
f. Mutu.
g. Harga.
h. Ketersediaan di pasaran.
Alur Proses Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan BMHP
PERENCANAAN

 Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan
farmasi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat.
 Tujuan perencanaan : mendapatkan jenis dan jumlah obat tepat sesuai dengan kebutuhan,
menghindari kekosongan obat, meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
 Secara teori, metode perencanaan obat terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Metode konsumsi
2. Metode epidemiologi
3. Metode kombinasi
 Perencanaan yang digunakan di RSI Sultan Agung adalah lebih mengutamakan Metode
Konsumsi.
 Metode konsumsi yang digunakan adalah dengan merencanakan pembelian obat berdasarkan
data pembelian tahun lalu ditambah 10-20%.
Alur Perencanaan

Instalasi farmasi
Kemudian kirim ke Kirim ke kemenkes
melakukan perhitungan
direktur untuk meminta sebagai laporan tahunan
perencanaan perbekalan
persetujuan (RKO)
farmasi selama 1 tahun

Kirim ke panitia RKA


(Rencana Kerja dan
Anggaran)
PENGADAAN

 Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh perbekalan farmasi sesuai yang


Pengadaan
telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan obat di RSI Sultan Agung dibawah
farmasi.
 Tujuan pengadaan adalah untuk tersedianya perbekalan farmasi dengan jenis
Penunjuka
dan jumlah yang cukup sesuai
Tender n kebutuhan pelayananJust
Produksi
In
kesehatan. Hibah
Langsung
Time
Pengadaan yang Digunakan di RSI Sultan Agung
Semarang
1. TENDER
Tender dilakukan untuk obat-obat yang fast moving dan pembelian dalam
jumlah besar dalam harga yang paling murah dan ED lebih dari 6 bulan.
Tender biasanya dilakukan awal atau akhir tahun. Pada RSI Sultan Agung,
sistem tender digunakan untuk infus RL (melanjutkan). Contoh : cairan infus,
sitostatika, generik.

2. PRODUKSI
Instalasi farmasi RS memproduksi sediaan tertentu dikarenakan sediaan tidak
tersedia di pasaran,lebih murah diproduksi sendiri, dengan formula khusus,
tidak stabil penyimpanan dan repacking. Contoh sediaan farmasi yang
diproduksi di RSI Sultan Agung adalah kapsul CaCo3, kapsul antilit dan
pelumkat (untuk memasukkan kateter) dan kapsul NaCl.
3. JUST IN TIME
Dilakukan untuk pengadaan obat obat untuk pasien reguler umum yang
disesuaikan dengan formularium RS. Untuk ED yang pendek perlu diperhatikan
dalam pembeliannya agar dapat dihindari pembelian jumlah besar. Pembelian
dalam jumlah terbatas dan pada waktu tertentu saja. Contoh : pemesanan obat
hanya sesaat saat ada resep.

4. HIBAH
Biasanya merupakan obat-obatan program kesehatan pemerintah. Contoh : obat
ARV, TB, dan vaksin BKIA
Alur Pengadaan
Permintaan dari depo farmasi

Dikirim ke logistik farmasi

Kemudian petugas order via wa, telpon atau tatap muka secara langsung maupun
tidak langsung

Petugas logistik farmasi melakukan pengiriman SP ke PBF


PENERIMAAN

 Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi


yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian.
 Kegiatan penerimaan meliputi pengecekan kesesuaian jenis,
bentuk, jumlah obat, spesifikasi, kondisi fisik, kestabilan dan
harga dalam faktur.
Alur Penerimaan
Adanya barang datang yang sudah dipesan dari PBF

Mengecek kesesuaian barang dengan faktur

Jika sesuai, petugas logistik beri tanda tangan dan


Jika tidak sesuai, dilakukan retur stampel

Petugas menginput barang yang


datang

Pemberian label
NORUM dan High Alert

Disimpan sesuai dengan


suhu, bentuk sediaan,
alfabet, FEFO dan FIFO
PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang aman dari gangguan
fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan perbekalan farmasi di RSI Sultan Agung
berdasarkan :

•contohnya tablet, kapsul, injeksi, sirup, suspensi,


Bentuk Sediaan salep disimpan di rak sesuai dengan bentuknya.

•Suhu Kamar (15 – 25 °C) contoh : aparacetamol tab, lansoprazol capl, sucralfat suspensi

Stabilitas Suhu • Suhu Sejuk ( 8 - 15 °C) contoh : L-Bio, Lacto B


• Suhu Dingin (2– 8°C) contoh : Suppositoria, ovula, insulin
• Suhu Frezer (-5 – 0 °C) contoh : vaksin tertentu

•Sistem FEFO merupakan penyimpanan obat berdasarkan expired date (waktu kadaluwarsa obat)

FEFO & FIFO yang mendekati expired date penempatannya berada didepan.
•Sistem FIFO merupakan penyimpanan obat dimana obat yang datang terlebih dahulu akan
didistribusikan atau digunakan terlebih dahulu
•Narkotika

Narkotika •Disimpan dalam lemari khusus terbuat dari bahan yang kuat
•Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci yang berbeda
•Diletakkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum

dan •Kunci lemari khusus dikuasai oleh poteker penanggung jawab/apoteker


yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasalkan
• Psikotropika

Psikotropika •Penyimpanan psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci satu
pintu.

•High Alert ( Konsentrat pekat)

Pelabela •High Alert


•(Narkotika dan psikotropika)
•High Alert ( Sitostatika)

n
•High Alert ( Obat Jantung)
•High Alert ( Obat Anestesi)
•High Alert ( Obat Insulin)
PENDISTRIBUSIAN
 Distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat dan alkes
dari tempat penyimpanan sampai pada unit pelayanan atau
pasien.
 Secara teori kegiatan distribusi obat terbagi dalam 4 metode
yaitu :
1. Sistem individual prescription
2. Sistem Ward Floor Stock / persediaan obat di ruangan
3. Sistem Unit Dose Dispensing / UDD
4. Sistem Kombinasi
RSI SULTAN AGUNG
1. Rawat Jalan menggunakan
Individual prescribing
2. Rawat Inap menggunakan UDD
(Obat oral seperti tablet), ODDD
(Infus, injeksi)
ADMINISTRASI PELAPORAN

 Laporan Bulanan
Laporan bulanan di RSI Sultan Agung ada 5, antara lain:
1. Narkotika & Psikotropika (SIPNAP)
2. Prekursor, OOT(Obat-Obat Tertentu)
3. Laporan Obat Hibah : TBC, Vaksin, ARV
4. Laporan Kinerja Farmasi
5. Laporan Indikator Mutu
ADMINISTRASI PELAPORAN
 Laporan Tahunan
1. Laporan Kinerja Farmasi Adalah laporan kinerja farmasi bulanan direkap menjadi
tahunan mengenai evaluasi pelayanan farmasi dan evaluasi pelayanan farmasi klinik.
Laporan tersebut meliputi : laporan penjualan resep, laporan pelayanan farmasi, laporan
pelayanan farmasi klinik
2. Laporan Indikator Mutu
Indikator Mutu : kepatuhan terhadap formularium, waktu tunggu obat (60 menit untuk
racikan dan 30 menit untuk obat jadi, kepuasan pasien, pelabelan obat, pelaporan
kesalahan obat High Alert dan Non High Alert, kelengkapan obat ditroli emergency
3. Laporan review manajemen farmasi
Mereview semua kegiatan farmasi beserta monitoring dan evaluasinya.
Administrasi Obat
Tugas dari petugas administrasi antara lain :
1. Menyimpan resep /KIO/KIA
Resep /KIO/KIA yang sudah dilayani  di cek  dikelompokkan berdasarkan
jenis pasien  diurutkan per tanggal dan nomor kwitansi  di Arsip 
didokumentasikan  disimpan selama 5 tahun  dimusnahkan
2. Memberikan acc sesuai dengan ketentuan/ persyaratan ASURANSI (JKN / AJII)
3. Membuat tagihan asuransi AJII, obat kronis JKN 23 hari, obat sitostatika kemudian
diadministrasikan.
Alur Administrasi Obat

Dicek petugas Resep di kumpulkan


RESEP/KIO/KIA
administrasi menjadi satu bandel

Resep disimpan Resep diarsipkan


ALUR PEMUSNAHAN

Instalasi farmasi memberikan


surat ke Direktur terkait Farmasi membuat pemberitahuan
pemusnahan . Untuk obat sekitar Direktur kepada sanitasi terkait untuk membuat
BAP (Berita Acara Pemusnahan)
1-2 tahun, sedangkan untuk resep menyetejui
yang melebihi 5 tahun.

Dilakukan pemusnahan oleh


Di dokumentasikan dan dilengkapi
pihak ketiga PT ARA dan
Berita Acara Pemusnahan
disaksikan minimal oleh 2 TTK
EVALUASI untuk Slow Moving dan Death
Stock
Slow Moving : Keadaan obat yang pengeluaranya 2 – 3 kali dalam kurun
waktu 3 bulan
Cara mengatasi : mendaftarkan obat – obat slow moving dan mengonfirmasikan
kepada dokter untuk mengutamakan obat – obat tersebut dalam peresepan.

Death Stock : Keadaan obat yang tidak terjadi pengeluaran sama sekali
selama kurun waktu 6 bulan
Cara mengatasi : Mutasi atau mendistribusikan obat – obat yang death stock ke
depo yang sering mengeluarkan obat – obat tersebut.
Garis Koordinasi Penjab Pelayanan Farmasi
Rawat Jalan

Penjab Pelayanan Farmasi


Rawat Jalan

Administras Depo Depo Depo Farmasi


Farmasi
Depo
i Farmasi MCEB rawat
R.Jalan Farmasi jalan dan depo
IGD
Gedung D SEC farmasi jantung
Jam Dinas Depo Farmasi Rawat Jalan

Jam dinas Depo Farmasi Rawat Jalan MCEB


1. Pagi : 07.00 - 14.00 WIB Jam dinas Depo Farmasi SEC
2. Siang : 14.00 - 21.00 WIB Pagi : 07.00 - 14.00 WIB
3. P2 : 08.00 – 15.00 WIB
4. F4 : 10.00 - 17.00 WIB
F1 : 09.00 – 16.00 WIB
5. F3 : 12.00 - 19.00 WIB Depo farmasi SEC melayani poli khusus
Depo farmasi MCEB melayani poli jiwa, penyakit mata
dalam, poli anak, dan poli jpenyakit Jantung

Jam dinas Depo Farmasi IGD


Jam dinas Depo Farmasi Rawat Jalan Gedung D 1. Pagi : 07.00 - 14.00 WIB
1. Pagi : 07.00 - 14.00 WIB 2. Siang : 14.00 - 21.00 WIB
2. Siang: 14.00 - 21.00 WIB 3. Malam : 21.00 - 07.00 WIB
3. F1: 09.00 – 16.00 WIB 4. F1 : 09.00 - 16.00 WIB (Khusus hari
Rawat jalan gedung D melayani poli bedah, kulit, TB, minggu dan hari libur).
Utility Depo farmasi IGD melayani poli gigi, poli obsgyn, poli
saraf, dan IGD
Alur Pelayanan Resep Rawat Jalan RSI-SA
Alur pelayanan pasien Rawat Jalan (JKN)

(Entri Resep) (Petugas farmasi membaca resep) (Petugas farmasi menyiapkan obat)

(Penyerahan obat dan PIO) (Obat dicek kembali) (Obat selesai disiapkan)
Garis Koordinasi Penanggung Jawab (Penjab)
Rawat Inap

Penjab Pelayanan Farmasi


Rawat Inap

Staf farmasi Staf farmasi Staf farmasi


Staf farmasi ICU
rawat inap handling sitostatika inap MCEB
JAM DINAS DEPO FARMASI
RAWAT INAP
Jam Dinas Rawat Inap

Sift pagi : 07.00-14.00


Jam Dinas DEPO Sift siang : 14.00-21.00
Sift malam : 21.00 – 07.00
OK :
F5 : 11.00- 17.00
shift 1 : 10.00-17.00
shift 2 : 14.00-21.00 Melayani bangsal : Baitul Rijal,
Jumlah petugas: 2 Baitussalam 1 dan 2, Baitul Izzah 1
dan 2, Baitun Nisa’ 1 dan 2, Peristi,
orang/shift VK, Syifa, Ma’ruf , Atfal

Jam Dinas Rawat Inap MCEB


Shift 1 : Pukul 07.00 -14.00
Shift Tengah : Pukul 09.00-17.00
Shift 2 : Pukul 14.00 -21.00 Jam Dinas Depo
Jumlah petugas ada 4 orang. ICU
Untuk Rawat Inap MCEB, melayani
bangsal : Darul Muqamah, 07.00-14.00 WIB
Darussalam, Ma’wa, Na’im, ‘Adn, dan
Firdaus
Alur Pelayanan Resep Depo Rawat Inap

Dokter input resep Dilakukan telaah resep, Dilakukan proses


melalui sistem e-pres, di Obat atau alkes
kemudian resep diprint labeling / pemberian
kirim ke bagian farmasi disiapkan etiket pada obat
lewat komputer

Serah terima dengan Obat dicek kembali


Dilakukan distribusi Dilakukan telaah dan
oleh petugas yang
perawat obat ke bangsal double cek obat
berbeda
RAWAT INAP

(Petugas menelaah resep dan print (Petugas farmasi menyiapkan (Petugas farmasi menyiapkan
resep) obat) alkes)

(Petugas farmasi menyiapkan


(Petugas farmasi menempel etiket)
obat racik)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai