Chromosome type 21 (Trisomy 21) • kelainan kongenital yang multiple yaitu gangguan perkembangan sistem saraf, kulit, tulang, ligamentum, saluran pencernaan dan hemopoetik. • Pasien sering dilahirkan dengan prematuritas, berat badan lahir rendah, • Pada trisomi 21 tidak didapatkan malformasi otak yang berat. • Yang menonjol adalah perlambatan perkembangan sistem saraf dan sedikit pengurangan dari berat dan volume otak. • Pada serebellum didapatkan abnormalitas yang tampak berperan pada terjadinya hipotonia • Girus pada korteks menyerupai girus pada masa embrional. Didapatkan pengurangan jumlah cabang dendrit dari neuron piramidal. • Pada beberapa daerah serebellum didapatkan mielinisasi yang terlambat atau tidak sempurna, akan tetapi tidak terdapat abnormalitas komposisi mielin. Kejadian Dan Etiologi • Trisomi 21 lebih banyak didapatkan pada laki-laki daripada wanita. • Insiden sindrom Down berkisar sekitar 1:700 kelahiran hidup dan tidak tergantung etnis, sosioekonomi maupun intelektualitas orangtua. Tanda & Gejala • Hypotonia / floppy and very late development of normal postural tone beberapa kasus hypotonia hingga akhir hayat & reflex primitif terus eksis. • Tumbang terlambat, fine motor clumsy (krn sensory feedback jelek & postural stability persendian jelek / terdapat ligamentum laxity. • Motorik kasar bisa mencapai dalam batas normal. Tanda & Gejala • Wajahnya tampak datar dengan jembatan hidung yang lebar dan datar. • Garis mata cenderung miring keatas dan terdapat lipatan epikantus. • maksila kecil dan palatum sempit maka lidah sering menjulur keluar dan banyak fisuranya. • Telinga kecil, letak rendah dan ada kelainan bentuk. • Di leher bagian belakang sering ditemukan lipatan kulit yang berlebih. Tanda & Gejala • Pada mata didapatkan gambaran Brushfield spot (bitik-bintik yang mengelilingi iris akibat kurangnya stroma), lensa kabur dan gangguan refraksi mata. • ditemukan nistagmus dan reaksi pupil lambat. • Kepala berbentuk brakisefali dan kecil disertai fontanel anterior yang besar dan sutura yang lebar pada bayi. Tanda & Gejala • Tinggi dan berat badan pasien trisomi ini biasanya kurang dari rata-rata. • Intelegensia kesan di bawah rata-rata. • IQ is usually in the moderately to severely retarded level (IQ 25–55), with an upper limit on mental age of approximately 7–8 years, although a few individuals have an IQ in the lower normal range (70–80) Tanda & Gejala • Jari tangan kelima biasanya melengkung dan pendek (bradiklinodaktili) oleh karena hipoplasia midfalanks. • Tangan lebar dan jari tangan pendek dan didapatkan garis simian. Terdapat celah yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua. • Kelainan kulit bervariasi dan tidak spesifik, dapat berupa hiperkeratosis, alopecia aerata dan adenoma kelenjar keringat. Kelainan / Komplikasi • 40% pasien sindrom Down disertai kelainan jantung dan dapat berupa atrioventrikular komunis, DSV, DAP, DSA, dan kelainan arteri subklavia. • Kelainan saluran pencernaan yang ditemukan dapat berupa atresia ani atau anus imperforata, Hirschsprung dan atresia duodenum. Kelainan / Komplikasi • Kelainan sistem pendengaran dapat berupa kelainan bentuk (malformasi) tulang telinga tengah, fiksasi permanen tulang stapes dan pemendekan spiral koklearis yang menyebabkan terjadinya tuli saraf dan peradangan telinga tengah pada sindrom Down. • Pada pasien ini sering terjadi tuli konduktif akibat otitis media kronik atau efusi telinga tengah. Kelainan / Komplikasi • Kejadian leukimia akut pada sinrom Down adalah 10 – 20 kali lebih besar daripada populasi umum MENTAL RETARDASI Mental retardasi (MR) adalah suatu kelainan dimana IQ di bawah normal.
Klasifikasi IQ (Wooworth & Marquis, 1955)
• > 140 : Luar biasa / genius • 120 –139 : cerdas sekali / very superior • 110 –119 : cerdas / superior • 90 - 109 : sedang / average • 80 - 89 : bodoh / dull average • 70 - 79 : border line • 50 - 69 : debil / moron • 30 - 49 : ambisil / embicile • < 30 : idiot Developmental milestones for Down’s Syndrome Child (Cunningham 1982)
No Kemampuan Down’s Syndrome Normal Child
Rerata Range Rerata Range (Bln) (Bln) (Bln) (Bln) A. Aktifitas Gross Motor 1. Mempertahankan kepala 5 3–9 3 1–4 tegak & seimbang 2. Berguling 8 4 – 12 5 2 – 10 3. Duduk tanpa penyangga slm 1’ / > 9 6 – 16 7 5–9 4. Berdiri merambat 15 8 – 26 8 7 – 12 5. Berjalan dengan dipegangi 16 6 – 30 10 7 – 12 6. Berdiri sendiri 18 12 – 38 11 9 – 16 7. Berjalan sendiri 19 13 – 48 12 9 – 17 8. Naik trap dengan bantuan 30 20 – 48 17 12 – 24 9. Turun trap dengan bantuan 36 24 – 60+ 17 13 – 24 No Kemampuan Down’s Syndrome Normal Child Rerata Range Rerata Range (Bln) (Bln) (Bln) (Bln)
B. Aktifitas Fine Motor
1. Mata mengikuti gerakan objek 3 1,5 – 6 1,5 1–3 kanan-kiri 2. Memegang kericikan 6 4 – 11 4 2–6 3. Memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yg lain 8 6 – 12 5,5 4–8 4. Melepas mainan 11,5 7 – 17 7 5 – 10 5. Mencari benda yang tersembunyi dibalik sesuatu 13 9 – 12 8 6 – 12 6. Mengambil 3 benda atau lebih dari wadah 19 12 – 34 12 9 – 18 7. Menyusun kubus ukuran 2” 20 14 – 32 14 10 – 19 8. Menyusun 3 jigsaw sederhana 33 20 – 48 22 16 – 30+ 9. 48 36 – 60+ 30 24 – 30 Meniru membuat lingkaran No Kemampuan Down’s Syndrome Normal Child Rerata Range Rerata Range (Bln) (Bln) (Bln) (Bln) C. Aktifitas Personal Social 1. Tersenyum bila disentuh / diajak bicara 2 1,5 – 4 1 1–2 2. Tersenyum spontan 3 2–6 2 1,5 – 5 3. Mengenal ibu/bapak 3,5 3–6 2 1–5 4. Makan biskuit sendiri 10 6 – 14 5 4 – 10 5. Bermain ci-lu-ba 11 9 – 16 8 5 – 13 6. Minum dari gelas 20 12 – 30 12 9 – 17 7. Menggunakan sendok 20 12 – 36 13 8 – 20 8. Melepas pakaian 38 24 – 60+ 30 20 – 40 9. Makan mandiri 30 20 – 48 24 18 – 36 10. Mengontrol BAK siang hari 36 18 – 50+ 24 14 – 36 11. Mengontrol BAB 36 20 – 60+ 24 16 - 48 Motor Development Milestones Problem DS • Ggn kognitif • Ggn perkembangan motorik • Ggn wicara • Ggn makan Ggn perkembangan motorik DS • problems motor learning deficits in programming, execution and • control. • Hypotonia (low muscle tone), hyperflexibility, • delays in the reflexes and automatic patterns of movement (Haley 1986, 1987; Rast and Harris 1985). The process of Motor Learning ( Fitts,1964) (a) the cognitive phase, (b) the associative phase, (c) the automation phase The schematic architecture of the motor nervous system Summary of motor difficulties in DS STIMULASI TUMBANG • Approximation Komprensi sendi yang terputus-putus ringan dan halus untuk memfasilitasi postural tonus melalui aktivitas sekitar sendi. • Traction Tarikan yang ringan pada anggota tubuh atau tulang belakang untuk meluruskan tulang dan meletakkan otot dalam posisi yang menguntungkan untuk bekerja aktif • Sustained Joint Compression Untuk meningkatkan ko-aktivitas dari otot-otot postural oleh penguatan kesadaran anak pada sendi yang menunjang berat badan Problematik PROBLEM PEMERIKSAAN TERAPI
Hipotonus 1. Observasi aktifitas 1. tapping
(t.u. Bulan I) turun 2. quick icing 2. Stretch reflek turun 3. latihan 3. Reflek primitif weight respon turun bearing 4. Gerak pasif rasa 4. aproksimasi tahanan turun Sensory feed 1. jejak visual Stimulasi respon back turun 2. reflek sentuhan (mis. sensoris Rooting) kurang responsif 3. cubitan / picking up PROBLEM PEMERIKSAAN TERAPI
Hypermobile Gerak pasif t.u. siku & Latihan isometris,
lutut LGS hyper sendi difiksasi ekstensi kemudian otot peng-gerak distimulasi General DDST Stimulasi tumbang Tumbang motorik terlambat Reflek primitif Pemeriksaan reflek Pemberian terlambat primitif (mestinya stimulasi gerak hilang sudah hilang setelah volunter usia 2,5 bln) Prognosa • Sekitar 1/3 pasien sindrom Down tidak dapat melewati masa bayi dan separuhnya meninggal sebelum usia 5 tahun biasanya disebabkan karena komplikasi kelainan jantung dan infeksi saluran pernapasan • Walaupun rerata umurnya pendek namun beberapa dapat mencapai usia 50 – 60 tahun (<3%).
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis