FKH UNTB 2017 KEMATIAN SOMATIK Kematian seluruh tubuh.
Tidak didapati tanda-tanda
kehidupan seperti denyut jantung, gerakan pernapasan.
Diikuti oleh kematian
biologis / kematian sel. AUTOLISIS POSTMORTAL
Kerusakan secara spontan sel/jaringan oleh beberapa
enzimnya sendiri setelah individu tersebut mengalami kematian somatik. AUTOLISIS POSTMORTAL
1. LIVOR MORTIS (Lebam Mayat)
- Terjadi karena pengumpulan darah pada pembuluh darah kecil,
kepiler dan venula. - Mulai tampak 30 menit setelah kematian somatis. - Intensitas maksimal dicapai dalam 8-12 jam post mortal. - Warna lebam umumnya merah-ungu, kecuali pada keadaan: - Keracunan sianida warna merah terang karena kadar HbO2 dalam vena tetap tinggi - Keracunan CO Warnanya merah bata. AUTOLISIS POSTMORTAL
2. RIGOR MORTIS (KAKU MAYAT)
- Kontraksi otot beberapa saat setelah kematian (6 jam)
- Berlangsung 1-2 hari selama persediaan ATP dan glikogen masih ada. - Pada hewan cachexia/malnutrisi, simpanan glikogen sedikit kontraksi otot minim terjadi. - Faktor yang mempercepat kaku mayat: aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, suhu lingkungan yang tinggi. AUTOLISIS POSTMORTAL 3. ALGOR MORTIS (Penurunan Suhu Tubuh)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses
pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. AUTOLISIS POSTMORTAL
PUTREFACTION/DECOMPOSITION (Pembusukan)
- Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan
kerja bakteri. - Sebagaian besar bakteri berasal dari usus. - Pembusukan baru tampak 24 jam pasca kematian, berupa warna kehijauan, yang secara bertahap akan menyebar ke bagian perut dan dada. AUTOLISIS POSTMORTAL BLOATING/Pembentukan Gas
- Pembentukan gas lebih cepat pada ruminansia dibandingkan
pada carnivora - Pada ruminansia, rumen menjadi distensi mudah menyebabkan diafragma ruptur. - Larva lalat biasanya akan dijumpai setelah pebentukan gas pembusukan yaitu kira-kira 36-48 jam pascamati, dan 24 jam emudian larva tersebut diperkirakan sudah menetas. AUTOLISIS POSTMORTAL POST MORTEM CLOTTING
- Setelah terjadi kematian, akan terjadi pembekuan darah di
dalam jantung dan pembuluh darah. - Post mortem clotting tidak melekat pada dinding pembuluh darah , bentuk mengikuti pembuluh darah. AUTOLISIS POSTMORTAL PSEUDOMELANOSIS
- Warna jaringan setelah kematian, bewarna biru-kehijauan,
dari FeS, berasal dari H2S dan Fe. - Fe berasal dari Hemoglobin yang dihasilkan oleh eritrosit yang lisis. - H2S berasal dari bakteri pembusuk. AUTOLISIS POSTMORTAL SOFTENING
Akibat dari autolisis beberapa sel dan jaringan ikat akibat
aktivasi putrefikasi bakteri. AUTOLISIS POSTMORTAL BILE INHIBITION
- Terjadi beberapa jam setelah kematian.
- Empedu dalam gall bladder, akan penetrasi pada dinding dan mewarna jaringan sekitar menjadi kekuningan, lama kelaman hijau kecoklatan. - Terutama usus dan hepar. TERIMA KASIH SEMOGA SUKSES