Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(PERNIKAHAN)
Nama kelompok
 L,Arya Pandita Wirjuna
 Rezky Adi Zulfikar
 Erzan A. syhrowi
 TINA Dwi Oktaviani
 Muhammad Safi’I
 Dandi Supianto
 Detha Rizki Arti Kasikamula
 Deta Ramdhani Qadriyah
 Romy
 Neni Widyanti
 M.Lucky Nanda Restu
 Ikhwansyah
 Sri wahyudi
 Johanes Epiyansyah
 Ilhamsyah
 Suherman Ashari
A.PENGERTIAN PERNIKAHAN

 Pernikahan atau Munahakat artinya dalam bahasa adalah


terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat
berarti akad nikah (Ijab Qobul) yang menghalalkan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara
keduanya yang diucapkan oleh kata-kata , sesusai peraturan
yang diwajibkan oleh islam. Kata zawaj digunakan dalam Al-
quran artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya
pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan Allah
SWT.menjadikan manusia itu saling berpasangan,
menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.
 
B.HUKUM PERNIKAHAN
 Sunnah, apabila orang tersebut mampu menahan diri dari
perbuatan zina.
 Wajib, apabila seseorang tersebut tidak yakin bahwa dirinya
mampu untuk menahan diri dari perbuatan zina.
 Makruh, apabila seseorang yang ingin menikah tersebut belum
mampu dalam salah satu hal jasmani,rohani,mental maupun
materi dalam menafkahi keluarga kelak.
 Haram, apabila seseorang yang ingin meniakah bermaksud
untuk menyakiti jasmani,rohani,maupun secara materi.
C.Peminangan (KHITBAH)
 Pertunangan atau bertunang merupakan suatu ikatan janji pihak laki-laki
dan perempuan untuk melangsungkan pernikahan mengikuti hari yang
dipersetujui oleh kedua pihak. Meminang merupakan adat kebiasaan
masyarakat Melayu yang telah dihalalkan oleh Islam. Peminangan juga
merupakan awal proses pernikahan. Hukum peminangan adalah harus
dan hendaknya bukan dari istri orang, bukan saudara sendiri, tidak
dalam iddah, dan bukan tunangan orang.Pemberian seperti
cincin kepada wanita semasa peminangan merupakan tanda ikatan
pertunangan. Apabila terjadi ingkar janji yang disebabkan oleh sang
laki-laki, pemberian tidak perlu dikembalikan dan jika disebabkan oleh
wanita, maka hendaknya dikembalikan, namun persetujuan hendaknya
dibuat semasa peminangan dilakukan. Melihat calon suami dan calon
istri adalah sunat, karena tidak mau penyesalan terjadi setelah
berumahtangga.Anggota yang diperbolehkan untuk dilihat untuk
seorang wanita ialah wajah dankedua tangannya saja.
D.SYARAT PERNIKAHAN
 Pengantin laki-laki
 Pengantin perempuan
 Wali
 Dua orang saksi laki-laki
 Mahar
 Ijab dan kabul (akad nikah)
E.TUJUAN PERNIKAHAN
 Untuk memenuhi Tuntunan naluri manusia
yang asasi
 Untuk membentengi akhlak
 Untuk menegakkan rumah tangga yang islami
 Untuk meningkatkan ibadah kepada ALLAH
 Untuk memperoleh keturunan yang shalih.
F.PEMILIHAN CALON SUAMI/ISTRI
1.Ciri-ciri bakal suami
 Beriman dan bertakwa kepada ALLAH s.w.t

 Bertanggung jawab

 Memiliki akhlak terpuJi

 Berilmu agama

 Tidak berpenyakit

 RaJin bekerja

2.Ciri-ciri bakal istri


 Wanita itu shalihah

 Wanita itu subur rahimnya

 Masih gadis

 Beriman dan bertakwa kepada ALLAH s.w.t

 Memakai jilbab

 Selalu menjaga lisan


G.THALAK (PERCERAIAN)
 Di dalam islam, penceraian merupakan sesuatu yang
tidak disukai oleh Islam tetapi dibolehkan dengan
alasan dan sebab-sebab tertentu.Talak menurut
bahasa bermaksud melepaskan ikatan dan menurut
syarak pula, talak membawa maksud melepaskan
ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan
seumpamanya. Talak merupakan suatu jalan
penyelesaian yang terakhir sekiranya suami dan
istri tidak dapat hidup bersama dan mencari kata
sepakat untuk mecari kebahagian
berumahtangga.Talak merupakan perkara yang
dibenci Allah s.w.t tetapi dibenarkan.
HUKUM THALAK
a.Wajib:
 Jika perbalahan suami istri tidak dapat di damaikan lagi

 Jika dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal mmembuat kata

sepakat untuk perdamaian


b.Haram:
 Menceraikan istri ketika sedang haid atau nifas

 Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi

C.Sunnat:
 Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya

 Isterinya tidak menjaga marwah dirinya

D.Makruh:
 Suaminya menjatuhkan thalak kepada istrinya yang baik, berakhlak mulia dan

mempunyai pengetahuan agama


E.Haram:
 Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau

telah putus haidnya


RUKUN THALAK
Syarat
a. Suami, berakal,baligh,dengan kerelaan sendiri
b. Istri, akad nikah sah,belum diceraikan dengan
thalak tiga oleh suaminya
c. Lafaz, Ucapan yang jelas menyatakan
perceraiannya dengan sengaja dan bukan
paksaan
H.FASAKH
 Arti fasakh menurut bahasa ialah rosak atau putus.Manakala
menurut syarak pula, pembatalan nikah disebabkan oleh sesuatu
sifat yang dibenarkan syarak, misalnya, perkahwinan suami isteri
yang difasakhkan oleh kadi disebabkan oleh suaminya tidak
mempu memberi nafkah kepada isterinya.Fasakh tidak boleh
mengurangkan bilangan talaknya.
 Cara melakukan fasakh:
 Jika suami atau isteri mempunyai sebab yang megharuskan fasakh
 Membuat aduan kepada pihak kadi supaya membatalkan
perkahwinan mereka
 Jika dapat dibuktikan pengaduan yang diberikan adalah betul,
pihak kadi boleh mengambil tindakan membatalkannya
 Pembatalan perkahwinan dengan cara fasakh tidak boleh dirujuk
kembali melainkan dengan akad nikah yang baru.
I.KHULUK
 Perpisahan antara suami dan isteri melalui tebus talak sama
ada dengan menggunakan lafaz talak atau khuluk. Pihak
isteri boleh melepaskan dirinya daripada ikatan
perkahwinan mereka jika ia tidak berpuas hati atau lain-lain
sebab. Pihak isteri hendaklah membayar sejumlah wang atau
harta yang dipersetujui bersama dengan suaminya, maka
suaminya hendaklah menceraikan isterinya dngan jumlah
atau harta yang ditentukan.
 Tujuan khuluk:
 Memelihara hak wanita
 Menolak bahaya kemudaratan yang menimpanya
 Memberi keadilan kepada wanita yang cukup umurnya
melalui keputusan mahkamah.
J.RUJUK
 Menurut bahasa rujuk boleh didefinisikan sebagai kembali.
Manakala menurut syarak, ia membawa maksud suami kembali
semula kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan
pernikahan asal (dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.
 
 HUKUM RUJUK
 WAJIB,bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum
menyempurnakan gilirannya dari isteri-isterinya yang lain
 HARAM,suami merujuk isterinya dengan tujuan menyakiti
atau memudaratkan isterinya itu
 MAKRUH,apabila perceraian lebih baik antara suami dan isteri
 HARUS,sekiranya rujuk boleh membawa kebaikan bersama.
K.IDDAH
 Iddah adalah waktu menunggu bagi mantan
istri yang telah diceraikan oleh mantan
suaminya, baik itu karena thalak atau
diceraikannya. Ataupun karena suaminya
meninggal dunia yang pada waktu tunggu itu
mantan istri belum boleh melangsungkan
pernikahan kembali dengan laki-laki lain. Pada
saat iddah inilah antara kedua belah pihak yang
telah mengadakan perceraian, masing-masing
masih mempunyai hak dan kewajiban antara
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai