Anda di halaman 1dari 27

Pengelolaan Tinja, Limbah Padat

Drainase, dan Pengendalian


Vektor
Tujuan
Peserta mampu memahami opsi teknis dalam:
• Penanganan Tinja,
• Limbah padat,
• Limbah cair
• pengendalian vektor
Penanganan Tinja

“Penghalang” Utama Untuk penyakit yang


berhubungan dengan WASH

 Toilet
 Mencuci Tangan dengan Sabun
 Pengolahan Dan Penanganan Air
 Kebersihan Makanan
Diagram F
KESIMPULAN

• Untuk Mengurangi Resiko Penyakit yang muncul pada


saat tanggap darurat maka perlu dilakukan kegiatan
untuk:

1.Memastikan ketersediaan Air yang cukup secara


kuantitas dan kualitas

2.Memastikan tersedianya fasilitas pembuangan kotoran


manusia, pengumpul sampah, dan drainase yang
memadai, sesuai dan terawat.
KESIMPULAN
• 3. Memastikan Vektor pembawa bibit penyakit dapat
• dikendalikan.

• 4. Memastikan tempat
• perlindungan/shelter/Perumahan yang baik

• 5. Memastikan masyarakat tahu dan paham serta


• melaksanakan praktek hygiene yang baik dan
• benar
Alur Penanganan Tinja Pada Saat Darurat
Inputs dari team HP Alur
• Proses konsultasi dengan Rapid assessment & Perencanaan
masyarakat untuk desain,
letak dan pemeliharaan Implementasi:
sarana. Fase 1 – Tindakan Segera
• Memastikan pemahaman
berbagai kelompok target assessment & Perencanaan lebih mendalam
dalam masyarakat
• Memberikan umpan balik
Implementasi:
tentang modifikasi dalam
Fase 1 – Tindakan Jangka menengah
desain fasilitas
• Baseline survey:
memonitor cakupan Monitoring
sanitasi
Opsi-opsi Teknis
4 – 6 Minggu 4 – 6 Bulan

BENCANA
Tindakan Segera Tindakan Jangka Menengah
Fase Pertama saat Darurat 2nd phase stabilized emergency

• Lahan Pembuangan • Toilet Cemplung/Cubluk


Terbuka • Toilet Cemplung/Cubluk
• Toilet Parit Dangkal berventilasi (VIP latrine)
• Toilet Parit Dalam • Eco – San
• Toilet Keluarga Dangkal • Toilet Lubang Bor (borehole)
• Toilet Ember • Toilet Siram/leher angsa
• Toilet Paket/Kimia • Septic tanks

Mengontrol Pembuangan Fasilitas Keluarga


Tinja Sembarangan Partisipasi Masyarakat
Fasilitas Komunal
Konsultasi Masyarakat
Komponen Toilet (contoh: Toilet
Cubluk/cemplung)
Bangunan Atas Lantai Lubang
•Menjamin privasi •Mampu menahan berat •Minimum diameter 0.9
pengguna orang meter
•Memiliki atap dan •Mudah dibersihkan •Bentuk yang
ventilasi udara serta •Fabrikasi atau dibuat disarankan: Lingkaran
penerangan yang cukup •Penguat Dinding
secara lokal
•Mempunyai Pintu yang •Bahan: Beton, Kayu, Lubang: Kayu, bambu,
bisa dikunci Bambu, Plastik, dll kantong pasir, atau
•Ukuran lebih dari 1 m2 bahan lain
sangat •Dasar lubang min 1.5m
direkomendasikan diatas muka air tanah
•Kerangka: Kayu, Besi,
PVC, Bambu, dll
•Dinding: Terpal, kayu,
Bambu, dll
•Berkonsultasi/
melibatkan masayarakat
saat desain
Contoh Bangunan Toilet
Darurat
Contoh Bangunan Toilet
Darurat
Yang perlu diperhatikan saat mendesain toilet

• Jumlah orang yang akan menggunakan


• Kenyamanan dan “keinginan**” masyarakat
• Sesuai dengan tradisi/kepercayaan/kebiasaan setempat
• Menjamin privasi pengguna
• Menyediakan alat pembersih tinja (air, tisu, batu, dll)
• Jangka Waktu:
– Sampai kapan masyarakat akan menggunakan?
– Bagaimana cara membersihkan jika WC penuh.
– Material apa yang tersedia di daerah lokal?
– Bagaimana kepemilikan lahan setelah emergency?
Operasional & Pemeliharaan
• Pembersihan: Pengawasan + Peralatan + Pelatihan
• Fasilitas Komunal: pembagian
tanggungjawab/mempekerjakan masyarakat untuk O&P
• Kepemilikan: Melibatkan masayarakat mulai dari
desain, konstruksi, O&P, dsb. Membangun toilet untuk
rumah tangga.
• Koordinasi dengan organisasi lain: Untuk share
sumberdaya
• Distribusi alat kebersihan: Sapu, ember, sabun,
pembersih lantai dll
Manakah yang ingin Anda pakai?
Manajemen Limbah Padat/sampah
• Minimal satu tempat pengumpulan sampah kapasitas
100 liter/10KK, jarak maksimal terjauh 100 meter dan
harus di kosongkan minimal 2 kali seminggu.
• Sampah dikubur dan ditimbun untuk menghidari vektor
dan hama dan harus menghindari kontaminasi air tanah
• Sampah medis harus mendapat perlakuan khusus
dibuang di container khusus sebelum dikubur atau
dibakar dengan incenerator.
• Alat dan APD yang tepat harus digunakan
Alur Manajemen Limbah Padat

Identifikasi Fasilitas yang Ada


Organik, kertas, plastik, limbah medis,
Identifikasi Jenis Limbah Padat reruntuhan, bangkai, dll

Rumaht angga, fasilitas kesehatan, fasilitas


Identifikasi Sumber Limbah umum, dll

Identifikasi Volume Sampah 1 orang / 0,5-1 liter sampah/ hari


Dengan kandungan organik 25-35 %.

Menentukan Metode Pengangkutan dan Bak sampah keluarga, bak sampah


Pengumpulan komunal, dll

Mengubur, membakar, komposting, referal


Menentukan Metode Pembuangan system
Penanganan Limbah Cair
Alur Penanganan Limbah Cair
Black Water (dari toilet/septic tank), Grey
Identifikasi Jenis Limbah Water (limbah domestik, fasilitas umum), Air
Hujan.

MCK, fasilitas kesehatan, dapur umum, dll


Identifikasi Sumber Limbah

Kontaminasi tinja, hewan vektor


Menentukan Bahaya Potensial

Fasilitas Kesehatan 50 l/orang/hari


Identifikasi Volume Da pur Umum 25 l/orang/hari
MCK/titik sistribusi air 10l/orang/hari

Ke Udara
Menentukan Metode Pembuangan Ke Tanah
Masalah Sanitasi
efluen industri di
kawasan pemukiman

MCK yang tidak berfungsi

buang air besar


sembarangan

selokan tersumbat
Jamban yang
asal-asalan

mencuci dan mandi di


sungai tercemar
pembuangan liar lumpur
tinja
Penyakit terkait Air dan Sanitasi

Diare Kecacingan Tifus

Demam
Penumonia Berdarah Kaki Gajah
Vektor Kontrol
VEKTOR
• Vektor Adalah suatu agent/penyebab
pembawa penyakit, dan salah satu
penyakit yang ditimbulkan disituasi
bencana adalah melalui vektor yang
tidak terkontrol
Contoh vektor/hama dan jenis
penyakit yang
NO VEKTOR / HAMA Tempat Penyakit
Perkembangb
iakan

1 Nyamuk Air tergenang DBP, Malaria,


kaki gajah
2 Lalat, kecoa Sampah Diare
3 Kutu Handuk, air Scabies
yang kotor, (kudis)
tempat tidur penyakit kulit
yang kotor
Modifikasi Lingkungan
Talang Air
Ban Bekas

Vegetasi
yang rapat

Penampungan air
Penampungan
Air

Kaleng Bekas
Proteksi Fisik/personal
Penggunaan Pestisida/insektisida
• Misal penggunaan bahan
deltamethrine™ untuk
membunuh lalat, nyamuk dan
kecoa.
• Diawasi oleh ahli dan seijin
pemerintah terkait
• Studi vektor mendalam terkait
bahan kimia yang efektif
digunakan
• Personil yang terlatih dan
menggunakan APD yang
disarankan.
• Penerimaan dari masyarakat.
KESIMPULAN
• Untuk Mengurangi Resiko Penyakit yang muncul pada saat tanggap darurat
maka perlu dilakukan kegiatan untuk:

1.Memastikan ketersediaan Air yang cukup secara kuantitas dan kualitas

2.Memastikan tersedianya fasilitas pembuangan kotoran manusia, pengumpul


sampah, dan drainase yang memadai, sesuai dan terawat.

3.Memastikan Vektor pembawa bibit penyakit dapat dikendalikan.

4.Memastikan tempat perlindungan/shelter/Perumahan yang baik

5.Memastikan masyarakat tahu dan paham serta melaksanakan praktek


hygiene yang baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai