Kelompok 10
dr. Annisa Putri Maulida
Akbar Primananda 201910330311115
Amira Putri Handini 201910330311124
Ananda Arif Rahmatullah 201910330311005
Caesar Santoso Hidayat 201910330311087
Dinda Alifia Darmajik 201910330311024
Dwi Puteri Nurjannah subyan 201910330311118
Dyah Fauziah Hasanah 201910330311021
Figa Altuno Firdausi 201910330311027
Kariza Yasmin Nurbaiti 201910330311029
Maulida Izzatul Masyita 201910330311138
Rizma Lingga Cantika 201910330311071
Salsa Zanuba 201910330311055
Ibu S, berusia 33 tahun, IRT, domili Malang, dengan 3 orang anak, yang terkecil berusia 4 tahun. Datang
ke poliklinik pada tanggal 23 April 2022 dengan keluhan 2 minggu ini keluar darah dari jalan lahir. Satu
hari ganti 5 – 6 kali pembalut 40 cm. Nyeri perut (-). Riwayat KB IUD : 4 tahun. HPHT 1 April 2022 selama
8 hari.. Hasil tes plano negatif. RPD : DM (-), HT (-), gangguan darah (-).Tiga hari yang lalu pasien ke
puskesmas diperiksa tes plano (hasil negative) dan diberi obat anti fibrinolitik tetapi perdarahan tetap
banyak.
R. obstetri :
1. Aterm/Spt bel kep/3200 g/ Laki/13 tahun
2.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Wanita/10 tahun
3.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Wanita/4 tahun
Pemeriksaan fisik :
TD:110/70
N : 88 x/menit.
Suhu aksila 37,1° C dan suhu rektal 37,4° C..
Kepala /Leher : anemia -/ struma –
Thorax : Cor pulmo dalam batas normal
Abdomen : Inspeksi : massa – Palpasi 9 regio : massa – nyeri –
Auskultasi dan Perkusi dalam batas normal. Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Ginekologi :
Genitalia eksterna : Inspeksi : Fluksus + Radang -
Palpasi : nyeri ( -) , massa ( -)
Genitalia Interna : Inspekulo : Dinding vagina : tanda radang (–), massa ( -)
Cerviks : Fluksus + clot + Filamen + Portio tertutup
VT : Dinding vagina : tanda radang (–), massa ( -) nyeri(-)
Cerviks : Portio tertutup Teraba filamen
Uterus : Corpus uteri antefleksi dalam batas normal
Adneksa : D nyeri (-) , massa - .
S nyeri (-) , massa -
Cavum Douglasi : dalam batas normal
DL : Hb : 10.1 g %.
Leukosit 8900
Pasien ingin mengetahui juga apakah ini termasuk istihadhoh atau bukan.
Kata sulit
03 Fluksus 04 Istihadoh
Klarifikasi kata sulit
Tanya: Salsa Zanuba 201910330311055
Jawab: Maulida Izzzatul Masyita - 201910330311138
HPHT
HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir adalah perhitungan riwayat
menstruasi, biasanya dapat membantu menentukan tanggal perkiraan
persalinan dan menentukan usia kehamilan.
Astuti, Sri., dkk (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Erlangga
Tes Plano
Plano test adalah sebuah sebuah tes kehamilan yang dapat dibaca hasilnya dalam 2
menit dan tidak memerlukan alat khusus seperti sentrifugal
Sumber: Hancsók M, Huber G, Páhoki I, Czeizel E. Erfahrungen mit dem Pregnosticon-Planotest, die
zweiminutige immunologische Schwangerschaftsreaktion [Experience with Pregnosticon-planotest, a 2-
minute immunologic pregnancy test]. Zentralbl Gynakol. 1969 Aug 23;91(34):1113-6. German. PMID:
5368207.
Fluksus atau perdarahan adalah aliran darah dari vagina yang terjadi pada waktu yang
tepat selama bulan itu atau pada jumlah-jumlah yang sesuai.
Jurnal :
Hanna., Ricky. 2017. Multigravida Hamil 40 Minggu dengan HAP (Hemorrhage Anterpartum) e.c
Plasenta Previa Totalis. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Volume: 7. No.2.
Jawab :
Dwi Puteri Nurjannah Subyan
201910330311118
Istihadoh
Romdlon. 2020. Pemahaman tentang taharah haid, nifas, dan istihadhah vol.12 no.01
IUD merupakan suatu benda asing, bagi rahim, karena IUD ini berb dasar padat, maka pada saat
dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan keluarnya bercak d (spotting) di antara masa menstruasi. Demikian pula ketika
masa menstr darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika menstruasi, tem peluruhan
dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah ral sehingga apabila IUD mengenai
daerah tersebut, maka akan menambah vol darah yang keluar pada masa menstruasi dan lebih
lama dari biasa (menoragia).
Sumber: Yulita, Eka Sari, Hubungan masa adaptasi penggunaan IUD dengan kejadian menoragia
pada akseptopr IUD
Adanya IUD membuat rahim sangat sensitif terhadap PG, sehingga kadar PG yang
normal pun dapat menimbulkan reaksi yang kuat pada otot polos rahim. PG
memainkan peran penting dalam mekanisme perdarahan uterus abnormal; PG
supresan akan signifikan dalam mengobati perdarahan uterus abnormal dengan IUD.
Patofisiologi: Endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada awitan
menstruasi di bawah pengaruh progresteron selama fase luteal siklus menstruasi. Pada saat menstruasi terjadi
pembebasan prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium sehingga
menghambat aliran darah ke endometrium. Penurunan penyaluran oksigen (O2) yang terjadi kemudian
menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan
pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen uterus. Prostaglandin uterus juga
merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa
endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu kuat
menyebabkan kram haid atau dismenorea.
Sumber: Zhu JH. [Prostaglandins and intrauterine contraceptive device]. Shengzhi Yu Biyun. 1987;7(1):3-5. Chinese. PMID:
12341307.
2. Apakah riwayat KB pada pasien mempengaruhi keluhan
pasien tersebut?
Tanya : Dyah Fauziah Hasanah/201910330311021
Jawab : Akbar Primananda/201910330311115
KB dengan metode IUD atau AKDR memiliki efek samping perdarahan. Perdarahan yang terjadi
seperti :
- Menoragia → perdarahan berlebihan saat fase menstruasi
- Spotting → perdarahan dalam bentuk bercak-bercak dantara 2 kejadian menstruasi
- Metroragia → perdarahan di luar siklus menstruasi
Amalia F, Masyitoh SU, dan Erniati. 2013 ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RESIKO ANEMIA DEFISIENSI BESI. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol 4 No. 1
3. Mengapa pasien diberikan obat anti fibrinolitik?
Sumber: Katzung, B. G., Kruidering-Hall, M., & Trevor, A. J. (2019). Katzung & Trevor's
pharmacology: Examination & board review (Twelth edition.). New York: McGraw-Hill
Education.
Seseorang dikatakan mustahadhah apabila mengalami satu dari beberapa hal di bawah ini :
1. mengeluarkan darah bukan di masa-masa haidh dan nifas
2. mengeluarkan darah di masa haidh dan nifas akan tetapi tidak memenuhi syarat.
3. mempunyai sisa suci yang belum sempurna
Darah istihadhah ke luar karena suatu penyakit atau kondisi tubuh yang sedang tidak baik (tidak normal).
Darah istihadhah ke luar ketika masa haid atau nifas telah melewati batas maksimal. Batas maksimal haid
yaitu 15 hari, sedangkan nifas batas maksimalmya 60 hari.
Sumber :
Barakah, Ainun. : Jurnal Studi Keislaman Volume 1, Nomor 1, Juni 2015. ISTIHADHAH DAN
PROBLEMATIKANYA DALAM KEHIDUPAN PRAKTIS MASYARAKAT
Sa’adah, Nailatus dan As Shif Az zhafi. Vol. 4 No. 1 Juli 2020, pp. 155-174. HUKUM SEPUTAR DARAH
PEREMPUAN DALAM ISLAM. : Jurnal Perempuan dan Anak
Dinda Alifia Darmajik
201910330311024
6. Apakah pasien harus lepas KB IUD untuk mengurangi gejala?
Meskipun masalah perdarahan merupakan efek samping yang paling umum dari IUD dan alasan medis
yang penting untuk penghentian penggunaan, patogenesisnya masih belum sepenuhnya dipahami dan
terapi standar yang dapat diterima secara universal belum tersedia.
Pemasangan yang tepat, perubahan ukuran, bahan atau bentuk AKDR, serta pemasangan khusus untuk
menghindari ketidaksesuaian dimensi, tidak secara signifikan memperbaiki masalah perdarahan terkait
AKDR. Pemberian agen antifibrinolitik dan obat antiinflamasi nonsteroid secara sistemik sebenarnya
cukup membantu untuk mengontrol menoragia yang diinduksi AKDR.
Pada kasus tersebut pasien sudah diberi obat antifibrinolitik namun tetap mengalami perdarahan yang
cukup banyak. Sehingga dapat disarankan untuk pelepasan IUD dan berganti jenis KB
7. KB apa yang bagus sebagai pengganti untuk pasien ini selanjutnya?
Memilihkan KB non- Hormonal karena lebih kecil untuk resiko gangguan siklus perdarahan
1. Jenis kontrasepsi pertama adalah kontrasepsi sederhana tanpa alat, yaitu senggama
terputus dan pantang berkala (sistem kalender).
2. Jenis kontrasepsi kedua adalah kontrasepsi sederhana dengan alat, yaitu
- kondom
- Diafragma
- Spermisida
- KB suntik 1 bulan
Peta Konsep
Pmx Gin :
- Gen Esktrena :
Ny. S, 33 Pmx Fisik :
a. Inspeksi : Fluksus (+) radang (-)
Tahun - TD : 110/70
b.Palpasi : nyeri (-), massa (-)
IRT - N : 88x/menit
- Gen Interna :
- Suhu
c. Inspekulo : Dinding vagina : radang (-),
a. Aksila : 37,1o C
massa (-)
b.Rektal 37,4o C
Keluar darah d.Cerviks : Fluksus (+), clot (+), filamen (+),
- K/L : anemia (-) struma (-)
dari jalan lahir portio tertutup
- Thoraks : Cor Pulmo dbn
- VT : Dinding vagina : radang (-) massa (-), nyeri (-)
- Abdomen
- Cerviks : Portio tertutup teraba filamen
c. Inspeksi : massa (-)
- Uterus : corpus uteri antefleksi dbn
Anamnesis : d.Palpasi 9 regio : massa (-) nyeri (-)
RPS - Adneksa : D nyeri (-), massa (-)
e. Auskultasi : dbn
- Onset 2 minggu S nyeri (-), massa (-)
f. Perkusi : dbn
- 1 hari ganti pembalut 5-6x (40cm) - Cavum Douglas : dbn
- Ekstremitas : dbn
- Nyeri perut (-) - DL : Hb : 10,1 g %
- KB IUD : 4 tahun - Leukosit : 8.900
- HPHT 1 April 2022
R. Obstetri :
- Tes plano (-)
RPD 1.Aterm/Spt bel kep/3200 g/
Efek samping KB IUD
-DM (-) Laki/13 tahun
- HT (-) 2.Aterm/Spt bel kep/3000 g/
- Gangguan darah (-) Wanita/10 tahun
3.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Perdarahan
Wanita/4 tahun
Non
Organik
organik
Learning Objective
1. Mengetahui dan memahami Jenis KB (Pengertian, fungsi, cara
kerja, penggunaan, efek samping, indikasi, kontraindikasi)
2. Mengetahui dan memahami perdarahan obstetri (AUB)
(definisi, kausa menurut FIGO, patofisiologi - tatalaksana farmako
&non farmako)
3. Mengetahui dan memahami tentang cairan normal dan abnormal
yang keluar dari vagina menurut islam dan hukumnya
(gangguan haid dalam islam)
LO 1
Mengetahui dan memahami Jenis KB (Pengertian, fungsi,
cara kerja, penggunaan, efek samping, indikasi,
kontraindikasi)
KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Indikasi:
- Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
- Ibu hamil atau diduga hamil
- Pendarahan vaginal tanpa sebab
- Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
- Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
- Penderita kanker payudara
Keuntungan menggunakan KB Suntik
-Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
- Tidak membatasi umur
- Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI
dan cocok untuk ibu menyusui
Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan tidak mengandung hormone
esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot medroksiprogesteron asetat yang
disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu.
Susilowati, E. 2020. KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN EFEK SAMPING GANGGUAN HAID
DAN PENANGANANNYA
KB Suntik 3 bulan
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)
Intrauterine device (IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi paling efektif yang tersedia saat
ini dengan tingkat kegagalan yang serupa dengan berbagai bentuk sterilisasi. Dua jenis IUD
yang saat ini digunakan, termasuk IUD yang mengandung tembaga dan IUD yang
mengandung levonorgestrel, memiliki tingkat pencegahan kehamilan yang mirip dengan
tingkat kegagalan masing-masing 0,08% dan 0,02%. Hal ini membuat alat kontrasepsi ini lebih
dari 99% efektif dalam mencegah kehamilan.
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)
INDIKASI PEMASANGAN IUD
● Wanita pasca persalinan pervaginam atau pasca persalinan sectio secarea dengan usia reproduksi dan
paritas berapapun
● Pasca keguguran (non infeksi)
● Masa menyusui (laktasi)
● Riwayat hamil ektopik
● Tidak memiliki riwayat keputihan purulen yang mengarah kepada IMS (gonore, klaimidia dan servisitis
purulen).
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon sintesis estrogen dan
progesteron. Pil kombinasi dapat digunakan pada klien yang pasca keguguran, Anemia
karena haid berlebih, riwayat kehamilan ektopik, Siklus haid tidak teratur.
Keuntungan
a) Efektivitas tinggi bila digunakan setiap hari
b) Mudah diperoleh
c) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
d) Resiko anemia lebih sedikit karena haid lebih sedikit
e) Mengurangi disminorea dan menoragi
f) Memberi perlindungan terhadap osteoporosis
g) Memberi perlindungan terhadap kanker endometrium, kista ovarium
h) Mengurangi penyakit radang panggul
i) Mengurangi kelainan jinak pada payudara
Pil KB Kombinasi
a. Mencegah ovulasi
Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan
kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah
cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem
norplant secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pada
kadar normal (BKKBN, 2014).
Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan spermatozoa, implant
kemungkinan besar juga menekan poliferasi siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga
endometrium tetap dalam keadaan atrofi (BKKBN, 2014).
Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke enam kira-
kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3
tahun. pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum diketahui penyebabnya,
kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormon
Penggunaan
waktu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dapat dimulai dalam keadaan dimana ketika mulai
siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan. Ketika klien tidak
haid, insersi dapat dilakukan setiap saat dengan syarat tidak memungkinkan hamil atau tidak sedang
hamil, disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain
sampai 7 hari pasca pemakaian kontrasepsi. Insersi dapat dilakukan bila diyakini klien tidak sedang hamil
atau diduga hamil. Bila diinsersi setelah hari ke-7 dalam siklus haid maka klien tidak dapat melakukan
hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca pemasangan
implant.
Bila klien menyusui selama 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinannya, maka insersi dilakukan setiap
saat, bila klien menyususi penuh dan tidak perlu adanya kontrasepsi tambahan. Bila setelah 6 minggu
melahirkan dan terjadinya haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca insersi.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi implant,
maka insersi dapat dilakukan setiap saat, bilamana diyakini klien tersebut tidak dalam keadaan hamil atau
diduga hamil atau klien menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya dengan benar. Bila kontrasepsi yang
digunakan ibu sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, maka kontrasepsi implant dapat diberikan saat
jadwal disuntik ulang tersebut dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan. Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah IUD maka klien yang ingin mengganti alat kontrasepsinya menjadi implant maka
dapat dilakukan insersi pada hari ke-7 dengan syarat tidak boleh melakukan hubungan seksual atau
menggunakan alat kontrasepsi tambahan lainnya selama 7 hari, dan IUD segeradicabut. Bagi klien pasca
Efek samping
a. Amenorhea
penanganannya pastikan hamil atau tidak, bila tidak memerlukan penanganan khusus maka cukup
dengan konseling saja. Kemudian bila klien tetap tidak menerima maka angkat implant dan anjurkan
untuk menggunakan alat kontrasepsi lain. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin mempertahankan
kehamilannya lakukan pencabutan implant dan jelaskan bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin
namun bila diduga terjadinya kehamilan ektopik maka lakukan rujukan karena tidak akan ada pengaruh
diberikan obat hormon untuk memancing pendarahan.
berikan penanganan dengan memberikan penjelasan bahwa spotting ini sering terjadi terutama pada
tahun pertama kemudian bila tidak terdapat masalah dan tidak hamil maka diperlukan penanganan.
c. Ekspulsi
maka lakukan penanganan dengan cabut kapsul ekspulsi kemudian periksa apakah kapsul yang lain
masih di tempat lalu pastikan ada atau tidaknya infeksi pada daerah insersi kemudian bila tidak ada
infeksi dan kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda, namun bila ada infeksi pada daerah
insersi maka lakukan pencabutan pada seluruh kapsul dan pasang kapsul yang baru pada lengan lain
atau manganjurkan klien untuk menggunakan kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi
bila terjadi infeksi tanpa nanah maka bersihkan dengan sabun, air atau antiseptik lalu berikan antibiotik
yang sesuai untuk 7 hari lalu implant jangan dilepas serta anjurkan klien untuk datang 1 minggu
kemudian. Bila keadaan tidak membaik maka cabut implant dan pasang di lengan yang lainnya atau
mencari metode kontrasepsi lainnya.
maka berikan informasi pada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang jika
terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih namun apabila perubahan tidak dapat diterima maka
bantu klien untuk mencari kontrasepsi lain
Indikasi
Klien yang boleh menggunakan kontrasepsi implant adalah (BKKBN, 2014):
● Macroscopic diagnosis
There are several options available for the macroscopic diagnosis of endometrial polyps.
● Transvaginal ultrasonography
● Colour-flow or power Doppler
● Saline infusion sonography or Sonohysterography
● Histological diagnosis
Terapi - Farmakologi
Wanita tanpa gejala dengan polip kecil (<10 mm) memiliki tingkat regresi yang tinggi
selama periode 1 tahun, dan kemungkinan keganasan yang rendah.105 Wanita ini dapat
dikelola secara konservatif dengan observasi saja. Pada wanita pascamenopause,
pengobatan kombinasi hormon dapat mengurangi perkembangan polip endometrium.
Efek yang wajar telah diamati dengan Tibolone, steroid sintetik dengan progestogenik
estrogenik dan aksi androgenik lemah yang memiliki aktivitas anti-estrogenik tertinggi.
penelitian menunjukkan bahwa hipertekosis ovarium dengan faktor risiko yang dihasilkan
dari hiperestrinisme mungkin berkontribusi terhadap patogenesis polip endometrium
pada wanita pascamenopause.
● Levonorgestrel intrauterine system
● HRT
● Dienogest and danazol
Terapi - Non farmakologi
1. Conservative surgery
● Hysteroscopy
● Dilation and curettage
Leiomyoma
Etiologi leiomyoma masih belum diketahui secara pasti dan memerlukan penelitian lanjutan.
Namun, beberapa penelitian membuktikan bahwa leiomyoma berhubungan dengan mutasi
genetik. abrnomalitas gen karena mutasi genetik HMG1, HMG1-C, HMG1 (Y) HMGA2,
COL4A5, COL4A6, dan MEDI2. Kelainan kromosom terjadi akibat gangguan translokasi
kromosom 10, 12, dan 14, delesi kromosom 3 dan 7 serta aberasi kromosom 6.
Patofisiologi
1. Hormonal
Proses peradangan yang berulang kali setiap siklus haid akan memicu percepatan
terbentuknya matriks ekstraseluler yang merangsang proliferasi sel.
Growth Factor
Beberapa growth factor yang melandasi tumorigenesis adalah epidermal growth factor (EGF),
insulin like growth factor (IGF I-II), transforming growth factor-B, platelet derived growth
factor, acidic fibroblast growth factor (aFGF), basic fibroblast growth factor (bFGF), heparin-
binding epidermal growth factor (HBGF), dan vascular endothelial growth factor (VEG-F).
Mekanisme kerjanya adalah dengan mencetak DNA-DNA baru, induksi proses mitosis sel dan
berperan dalam angiogenesis tumor. Matriks ekstraseluler sebagai tempat penyimpanan
growth factor juga menjadi faktor pemicu mioma uteri karena dapat mempengaruhi
proliferasi sel.
Diagnosis
1. Anamnesis
- Keluhan lama haid memanjang dan perdarahan vagina diluar siklus haid
- Nyeri perut dan pinggang bawah saat menstruasi
- Sensasi kenyang
- Sering berkemih dan sembelit
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Seringnya abortus spontan atau sulit hamil
2. Pemeriksaan Fisik
Dijumpai kondisi anemis yang ditandai konjungtiva, tangan dan kaki pucat. Volume
tumor akan menyebabkan keluhan pembesaran perut.
3. Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi
- USG
- Pemeriksaan lab darah
- MRI
Tatalaksana
Medikamentosa
Diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan volume tumor, dan
sebagai prosedur pre-operatif.
1. Agonis Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH)
Mekanisme kerjanya adalah melalui down regulation reseptor GnRH, sehingga
terjadi penurunan produksi FSH dan LH yang akan menurunkan produksi
estrogen.
2. Preparat Progesteron Preparat
progesteron antara lain antagonis progesteron atau selective progesterone
receptor modulator (SPRM).
3. Aromatase Inhibitor
Aromatase inhibitor terbagi dua jenis, yaitu aromatase inhibitor kompetitif
yakni anastrazole dan letrozole, dan senyawa inaktivator yakni exemestane.
Kerja keduanya hampir sama yakni menghambat proses aromatisasi yang
merupakan dasar patogenesis mioma
4. Asam Traneksamat
5. NSAID
● Radmilla S, Ljijiana M, Antonio M, Andrea T. Epidemiology of uterine myomas: A review. Internat J Fertil Steril. 2016;9(4):424-35 7.
● Andrea T, Antonio M. Uterine myoma, myomectomy and minimally invasive treatments. New York: Springer; 2015 8.
● Hana A, Freddy WW, Hermine MMT. Karakteristik penderita mioma uteri di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi.
2019;1(3):1-6. 9.
● Aymara M, Marta T, Joana DC, Gloria E, Ignacio C, Javier M. Updated approaches for management of uterine fibroids. Internat J Women’s Health. 2017;9:
607-1
● Rafael FV, Geraldine EE. Pathophysiology of uterine myomas and its clinical implications. New York: Springer; 2015
Ovulatory
Dysfunction
Definisi
Perdarahan uterus abnormal yang disebabkan oleh disfungsi ovulasi (AUB-O) atau
perdarahan anovulasi, adalah perdarahan uterus non-siklik yang ditandai dengan
menstruasi yang tidak teratur, berkepanjangan, dan seringkali berat. Ini merupakan
salah satu penyebab yang diidentifikasi dari perdarahan uterus abnormal (AUB),
keluhan utama yang sering ditemui dalam pengaturan perawatan primer yang
mempengaruhi hingga sepertiga wanita usia subur.
Etiologi
● Gangguan pada hipotalamus-pituitari-ovarium
● Hyperprolactinemia
● Anorexia
● Excessive exercise
● Stress
● Thyroid dysfunction
● Medications
Patofisiologi
Puncak pematangan folikel terjadi pada titik tengah siklus ovulasi, dimana terdapat peningkatan kadar
estrogen, diikuti oleh lonjakan LH dan FSH dari hipofisis, menghasilkan ovulasi. Sel-sel folikel kemudian
menjadi korpus luteum. Korpus luteum memasok hormon progesteron untuk menstabilkan endometrium
sampai implantasi terjadi.
Dengan tidak adanya ovulasi, tidak ada bentuk korpus luteum sehingga menghasilkan tingkat progestin
yang lebih rendah, yang menyebabkan endometrium proliferatif persisten. Jaringan endometrium yang
tidak stabil ini rentan terhadap peluruhan yang tidak teratur dan berat. Adanya kadar estrogen tinggi yang
tidak diimbangi oleh progesteron diyakini berkontribusi pada peningkatan kerapuhan pembuluh darah
dan penurunan tonus pembuluh darah di endometrium yang mengakibatkan peningkatan volume darah
yang hilang.
Sintesis prostaglandin abnormal dan peningkatan regulasi reseptor prostaglandin, peningkatan aktivitas
fibrinolitik lokal, dan peningkatan aktivitas aktivator jaringan plasminogen telah menjadi mekanisme
perdarahan uterus abnormal sekunder akibat disfungsi ovulasi.
Diagnosa
Tes kehamilan urin/darah
Sumber: Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2022 Feb 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
Endometrial
Disorder
Definisi
Merupakan Abnormal Uterine Bleeding yang terjadi pada uterus yang secara struktur
normal, dengan siklus menstruasi regular, tanpa adanya koagulopati, yang kemungkinan
memiliki penyebab utama pada endometrial
Etiologi
Belum memiliki tatalaksana yang spesifik karena memiliki mekanisme patofisiologi yang
juga belum diketahui secara jelas
Ieratogenic
Definisi
Sangat mungkin bahwa banyak episode perdarahan tak terjadwal / BTB terkait dengan
berkurangnya tingkat steroid gonad yang bersirkulasi akibat masalah kepatuhan seperti
penggunaan yang salah, tertunda, atau penggunaan tidak teratur. Dengan berkurangnya supresi
produksi FSH dan perkembangan folikel yang menghasilkan estradiol endogen, stimulasi
tambahan dan tidak teratur dari endometrium dapat menyebabkan BTB. Dalam penelitian yang
dikumpulkan dari 7 percobaan, 35% wanita dengan folikel besar memiliki BTB. Penyebab
potensial lain dari penurunan kadar estrogen yang bersirkulasi dan progestin termasuk
penggunaan agen seperti antikonvulsan dan antibiotik (misalnya rifampisin dan griseofulvin) .
Diagnosa
- LNG IUS atau asam traneksamat , NSAID diikuti dengan Pil KK atau progestin oral siklik
- Pengobatan medis atau operasi yang gagal atau kontraindikasi: agonis GnRH dengan terapi
add-back
- Ketika semua pilihan dan steroid tidak membantu: Centchroman
Non otherwise
classified
Definisi
Definisi
Hiperplasia endometrium merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi ireguler pada kelenjar endometrium
dengan peningkatan rasio antara kelenjar dengan stroma.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2014, hiperplasia endometrium dapat dibagi menjadi dua
diagnosis, yaitu hiperplasia endometrium non atipik (hiperplasia jinak) dan atipik (Endometrial Intraepithelial
Neoplasia / EIN). Hiperplasia endometrium atipik memiliki risiko kanker endometrium yang lebih besar.
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Etiologi
Hiperplasia endometrium adalah hasil dari paparan kronis terhadap estrogen bersama dengan defisiensi
relatif progesteron. Penyebab kelebihan estrogen bisa endogen atau eksogen. Faktor risiko yang terkait
dengan hiperplasia endometrium adalah sebagai berikut:
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Patofisiologi
Hiperplasia endometrium hasil dari dominasi estrogen dan insufisiensi progesteron relatif. Penyebab
khas kelebihan estrogen endogen termasuk siklus anovulasi (perimenopause, sindrom ovarium polikistik
(PCOS)), obesitas, dan tumor ovarium yang mensekresi estrogen. Penyebab eksogen termasuk terapi
estrogen tanpa lawan, terapi penggantian hormon (HRT), dan tamoxifen (digunakan dalam pengobatan
kanker payudara)
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Klasifikasi
Klasifikasi hiperplasia endometrium menurut World Health Organization ditentukan berdasarkan dua
faktor :
Berdasarkan kedua hal tersebut diatas WHO membuat klasifikasi Hiperplasia Endometrium sebagai
berikut :
Sobczuk K, Sobczuk A. New classification system of endometrial hyperplasia WHO 2014 and its clinical implications. Prz Menopauzalny. 2017;16(3):107–11.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Faktor Resiko
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anda untuk mengalami hiperplasia endometrium yaitu:2
● Menopause: ketika anda mengalami menopause maka tubuh akan berhenti menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini
berfungsi untuk meluruhkan dinding rahim dalam siklus menstruasi. Akibat tidak dihasilkannya hormon ini maka rahim akan
● Perimenopause: pada masa mendekati menopause maka akan terjadi gangguan keseimbangan hormon
● Obesitas
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
● Perdarahan menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
● Siklus menstruasi lebih singkat yaitu kurang dari 21 hari (dalam satu bulan bisa lebih dari 1x menstruasi)
Cleveland Clinic. Endometrial hyperplasia. Diunduh dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16569-atypical-endometrial-hyperplasia diakses tanggal 10 Juni 2022
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis hiperplasia endometrium maka yang perlu ditanyakan adalah mengenai hal-hal terkait siklus menstruasi. Selain
itu menanyakan mengenai kebiasaan sehari-hari, riwayat penyakit dan obat-obatan yang rutin anda konsumsi.
● Ultrasonografi transvagina: pemeriksaan USG dengan memasukkan alat melalui vagina untuk menentukan ketebalan dinding rahim serta
untuk mengetahui kondisi uterus dan ovarium
● Histeroskopi: dilakukan dengan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera melalui leher lahir untuk memeriksa kondisi
rahim anda
● Biopsi: mengambil contoh jaringan rahim yang menebal untuk dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop guna menentukan apakah
terdapat tanda-tanda kanker atau tidak
Armstrong AJ, Hurd WW, Elguero S, Barker NM, Zanotti KM. Diagnosis and Management of Endometrial Hyperplasia. J Minim Invasive Gynecol. 2012;19(5):562–71.
Montgomery BE, Daum GS, Dunton CJ. Endometrial Hyperplasia: A Review. Obstet Gynecol Surv. 2004;59(5):368–78.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Diagnosis Banding
Diagnosis banding potensial untuk hiperplasia endometrium adalah kondisi yang dapat menyebabkan penebalan
endometrium fokal atau menyeluruh:
● Kanker endometrium: Pemeriksaan histopatologi jaringan endometrium dapat menunjukkan penanda invasi pada
kanker endometrium.
● Polip endometrium: Hidrosonografi dapat membantu dalam mendiagnosis polip endometrium dengan
meningkatkan visualisasi. Histeroskopi diagnostik dapat mengkonfirmasi adanya polip.
● Endometritis: Endometrium yang tidak teratur dan ketebalan fokal adalah ciri khas endometritis.
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Penatalaksanaan hiperplasia endometrium bergantung pada faktor klinis dan klasifikasi diagnosis. Penanganan awal
apabila terdapat gangguan status hemodinamik dapat diberikan terlebih dahulu sesuai indikasi. Hiperplasia endometrium
ditangani secara non invasif dengan obat-obatan maupun invasif dengan pembedahan.
Terapi Farmakologis
Terapi medikasi pasien hiperplasia endometrium umumnya lebih disarankan pada hiperplasia endometrium tipe non atipik
dan masih fertil. Terapi progestin merupakan terapi utama dalam penanganan hiperplasia endometrium non atipik.
Terapi Progestin
Terapi progestin memiliki efek dalam modifikasi efek proliferatif dari estrogen pada endometrium. Terdapat dua rute
progestin yang dapat diberikan, yaitu progestin oral dan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS).
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Progestin Oral:
Progestin oral umumnya disarankan pemakaiannya pada pasien hiperplasia endometrium non atipik. Progestin oral dapat
diberikan pada wanita dengan karakteristik sebagai berikut :
Progestin oral dapat diberikan minimal 6 bulan dengan dosis berkelanjutan. Progestin oral dapat diberikan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan indikasinya. Berikut ini merupakan pilihan progestin oral yang dapat diberikan
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Megestrol Asetat:
Megestrol asetat dapat diberikan dengan dosis 40 – 160 mg / hari. Kontrasepsi oral ini merupakan tipe progestin yang kuat.
Dosis yang diberikan dapat disesuaikan dengan klasifikasi diagnosis histologi pasien. merupakan pilihan utama progestin
oral dalam terapi hiperplasia endometrium atipik.
Medroxyprogesterone acetate (MPA) merupakan lini pertama terapi oral progestin untuk pengobatan hiperplasia
endometrium non atipik. Dosis yang dapat diberikan adalah sebanyak 10-20 mg / hari.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Norethindrone Acetate (NETA):
Norethindrone acetate (NETA) telah dilaporkan pada beberapa studi memiliki efikasi yang hampir sama dengan MPA.
Dosis NETA yang dapat diberikan adalah 15 mg / hari.
Penggunaan Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS) merupakan lini pertama pada terapi hiperplasia
endometrium tanpa atipik. Penggunaan LNG-IUS sudah dilaporkan memiliki efek yang lebih baik dibandingkan dengan
progestin oral.
Kelebihan penggunaan LNG-IUS dibandingkan oral progestin adalah kecepatan regresi penyakit yang lebih baik,
perdarahan yang lebih sedikit, serta efek samping yang lebih sedikit. Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-
IUS) dapat digunakan dengan dosis 52 mg dengan kecepatan rilis 20 mcg/hari selama 5 hari (LNg52/5). Apabila pasien
menolak menggunakan LNG-IUS, maka penggunaan progestin oral baru disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Terapi Non Progestin
Terapi non-progestin lainnya dapat digunakan pada keadaan dimana tidak dapat menggunakan terapi progestin. Berikut ini
merupakan terapi non-progestin yang dapat digunakan.
Beberapa studi sudah menemukan bahwa penggunaan GnRH agonis bersamaan dengan LNG-IUS berhasil dalam
menangani hiperplasia endometrium. Kecepatan rilis obat yang disarankan adalah 19,5 mcg/hari selama 5 tahun.
Aromatase Inhibitor:
Penggunaan aromatase inhibitor memiliki kegunaan dalam menghentikan produksi estrogen endogen pada pasien
hiperplasia endometrium. Letrozole dengan dosis 5 mg telah dibuktikan dapat menangani hiperplasia endometrium.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Metformin:
Metformin telah dilaporkan dapat menurunkan risiko kanker endometrium dengan efek anti proliferatif dan menurunkan
resistansi insulin. Beberapa studi telah melaporkan bahwa metformin memiliki respons yang baik dalam menangani
hiperplasia endometrium non atipik. Dosis yang dapat diberikan adalah 850 mg sekali sehari selama 4 minggu kemudian 2
kali sehari selama 8 minggu.
Danazol:
Penggunaan danazol telah dilaporkan memiliki efikasi yang baik pada pasien hiperplasia endometrium, namun karena efek
samping yang signifikan maka penggunaan obat ini tidak disarankan. Dosis yang dapat diberikan pada wanita post
menopause adalah 400 mg per hari selama 6 bulan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Prosedur Pembedahan
Tindakan bedah merupakan terapi hiperplasia endometrium yang paling disarankan pada pasien yang sudah tidak ingin
memiliki anak. Terapi bedah yang paling sering digunakan adalah histerektomi.
Histerektomi
Histerektomi merupakan terapi utama pada hiperplasia endometrium atipik dikarenakan memiliki resiko tinggi untuk
progesi terjadinya kanker. Selain itu, histerektomi juga diindikasikan pada pasien hiperplasia endometrium dengan / tanpa
atipik dengan kegagalan pengobatan awal. Pada wanita post menopause dengan hiperplasia endometrium dengan risiko
kanker endometrium, maka terapi histerektomi juga lebih disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Prosedur histerektomi yang disarankan adalah extrafascial hysterectomy / histerektomi tipe 1, yaitu mengeluarkan uterus
dan serviks dan meninggalkan parametrium. Tindakan limfadenektomi disarankan untuk menentukan stadium
endometrium karsinoma.
Terapi pembedahan alternatif sudah dilaporkan adalah reseksi dan ablasi endometrium dan terapi bariatrik.
Reseksi dan ablasi endometrium telah dilaporkan dapat mencegah progresi hiperplasia endometrium menuju kanker
endometrium. Akan tetapi, metode ini akan merusak seluruh bagian endometrium sehingga kurang disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Tatalaksana
Terapi Bariatrik:
Terapi bariatrik merupakan terapi yang bertujuan untuk menurunkan obesitas dengan melakukan bypass gaster. Tindakan
ini telah ditemukan dapat menurunkan resiko kanker endometrium pada pasien obesitas.
Sanderson PA, Critchley HOD, Williams ARW, Arends MJ, Saunders PTK. New concepts for an old problem: The diagnosis of endometrial hyperplasia. Hum Reprod Update.
2017;23(2):232–54.
Armstrong AJ, Hurd WW, Elguero S, Barker NM, Zanotti KM. Diagnosis and Management of Endometrial Hyperplasia. J Minim Invasive Gynecol. 2012;19(5):562–71.
Sun Y, Wang Y, Mao L, Wen J, Bai W. Prevalence of abnormal uterine bleeding according to new International Federation of Gynecology and Obstetrics classification in Chinese
women of reproductive age: A cross-sectional study. Med (United States). 2018;97(31):1–7.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Komplikasi
Signifikansi klinis hiperplasia endometrium adalah dapat menjadi prekursor adenokarsinoma endometrium. Adanya
atypia/EIN memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi keganasan invasif setinggi 27,5% jika tidak diobati.
Juga, entitas ini memiliki kemungkinan keganasan endometrium yang hidup berdampingan pada 43% kasus.
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Prognosis
Progestogen menginduksi perubahan sekretori pada endometrium dan mengimbangi efek stimulasi estrogen. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa terapi progestogen menyebabkan tingkat regresi yang tinggi pada hiperplasia tanpa
atypia (89% hingga 96%). (RCOG. Penatalaksanaan Hiperplasia Endometrium (Pedoman Green-top No. 67)) Namun,
dengan adanya neoplasia intraepitel endometrium, ada penurunan tingkat keberhasilan terapi.
Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Anovulatory
Bleeding
Definisi
Perdarahan Uterus Abnormal yang berhubungan dengan
disfungsi ovulasi atau perdarahan anovulasi, adalah perdarahan
uterus non-siklik yang ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur,
berkepanjangan, dan seringkali berat. Penyakit ini biasa digunakan
sebagai diagnosa eksklusi.
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Etiologi
Dikarenakan beberapa hal :
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Diagnosis
Karena ini diagnosis eksklusi maka seluruh pemeriksaan yang
berkaitan dengan AUB dengan penyebab harus dilakukan seperti :
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Diagnosis Banding
● P: Polip
● A. Adenomiosis ● E: Endometrium
● L: Leiomioma ● I: Iatrogenik
● M: Keganasan ● N: Belum diklasifikasikan
● C: Koagulopati
● O: Disfungsi ovulasi
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
tatalaksana
Penentuan pengobatan untuk AUB-O adalah melalui etiologi
anovulasi dan tujuan terapeutik pasien. Kelainan endokrin yang
mendasari harus dikoreksi.
Farmakoterapi
1. Progrestin + Kontrasepsi
2. Progestin
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Prognosis
Prognosis keseluruhan untuk pasien dengan AUB-O adalah baik. Gejala
umumnya dapat dikelola secara medis dengan peningkatan kualitas hidup
pasien yang signifikan. Identifikasi dan pengelolaan AUB-O dapat
menimbulkan komplikasi seperti hiperplasia atau keganasan. Bahkan dalam
skenario terburuk, prognosis kanker endometrium relatif baik dibandingkan
dengan keganasan ginekologi lainnya. Induksi ovulasi juga bisa sangat
berhasil pada pasien yang menginginkan kesuburan.
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
LO 3
Mengetahui dan memahami tentang cairan normal dan
abnormal yg keluar dari vagina menurut islam dan
hukumnya
Macam-macam cairan yang keluar dari farji (kemaluan)
wanita
Darah
1. Darah Haid
Haid yaitu darah yang ke luar dari farji perempuan ketika seseorang wanita dalam keadaan sehat.
Secara biologis, haid atau menstruasi merupakan siklus reproduksi yang menandai sehat dan
berfungsinya organ-organ reproduksi perempuan. Menstruasi menandakan kematangan seksual
Menurut hukum Islam, haid adalah darah kotor yang keluar dari rahim seorang wanita sehat tanpa ada
sebab dan terlaranglah baginya menjalankan ibadah
Allah Swt sangat memuliakan seorang wanita. Ketika seorang wanita haid, kondisi fisik yang pada
umumnya mengalami kelemahan, maka Allah Swt melepaskan kewajiban kepadanya untuk mengerjakan ibadah
di antaranya:
1. Wanita haid dilarang mengerjakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunah.
2. Wanita haid dilarang mengerjakan puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunah. Namun, jika shalat
yang ditinggalkan tidak wajib diganti pada saat wanita tersebut telah bersih dari haid, maka puasa wajib
seperti (puasa ramadhan atau nazar) tetap harus diganti pada saat wanita tersebut suci dari haid;
3. Wanita haid dilarang mengerjakan thawaf.
4. Wanita haid dilarang ditalak.
5. Wanita haid dilarang menyentuh dan membawa AlQuran. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat al-
Waqi'ah ayat 79 "Siapa saja yang sedang junub atau berhadas besar tidak diperbolehkan untuk
menyentuh dan membawa Al-Quran"
2. Darah istihadoh
Darah istihadhah ke luar karena suatu penyakit atau kondisi tubuh yang sedang tidak
baik (tidak normal). Darah istihadhah ke luar ketika masa haid atau nifas telah melewati
batas maksimal.
Waktu haid yang lebih dari 15 hari masih bisa dikategorikan sebagai haid, kecuali
terjadi pendarahan plasenta previa, dan infeksi kontrasepsi. Hal tersebut bukan termasuk
haid, melainkan istihadhah.
Setiap akan melaksanakan shalat tidak diwajibkan mandi. Mandi hanya sekali saja
yaitu pada saat darah benar-benar berhenti. Tetapi dalam persoalan wudhu terdapat dua
pendapat yaitu diwajibkan untuk wudhu ketika akan shalat dan wudhu hukumnya sunnah
bagi perempuan yang sedang istihadhah ketika akan melaksanakan shalat.
Hukum untuk perempuan yang istihadhah, yaitu
1. Ketika akan melaksanakan segala bentuk ibadah baik shalat atau pun yang lain. Maka tidak
diwajibkan untuk mandi.
2. Sebelum melaksanakan shalat wajib wudhu, seperti biasanya. Hal ini mengacu pada hadis
riwayat Al-Bukhari: "kemudian berwudhu lah setiap ingin melaksanakan shalat". Namun dalam
hal lain, Imam Malik berpendapat bahwa wudhu setiap hendak melaksanakan shalat bagi
perempuan yang mengalami istihadhah hukumnya hanya Sunnah dan tidak diwajibkan
3. Sebelum wudhu sebaiknya membasuh kemaluan dan membalutnya dengan kain atau pun
kapas agar najisnya tidak terlalu banyak kalo bisa pun sampai najis tersebut hilang.
4. Mayoritas ulama berpendapat bahwasanya, janganlah wudhu sebelum waktu shalat tiba,
karena kondisi suci itu darurat. Jadi, jika waktu shalat belum tiba maka janganlah wudhu dan
berwudhulah pada saat waktu shalat tiba dan kemudian segeralah melaksanakan shalat
5. Berdasarkan pandangan mayoritas ulama, suami boleh berhubungan atau jima' dengan
istrinya bukan pada masa haid, walaupun ada darah yang ke luar dari kemaluannya yang
terpenting darah tersebut bukan darah haid
6. Seorang perempuan yang sedang mengalami istihadhah, karena status dari perempuan
istihadhah adalah suci, maka mereka yang istihadhah wajib yang namanya menjalankan ibadah
wajib dan boleh menjalankan segala ibadah dalam Islam
3. Darah Nifas
Nifas adalah keluarnya darah dari kemaluan perempuan karena suatu sebab melahirkan
atau persalinan, walaupun anak yang dilahirkan mengalami keguguran. Adapun masa
selesai maksimal nifas yaitu 40 hari. Lebih dari 40 hari disebut nifas jika perempuan
tersebut mempunyai kebiasaan seperti itu. Batas maksimal dalam hal hari yaitu 60 hari.
Jika sudah melebihi 60 hari maka tidak dikatakan sebagai nifas tetapi istihadhah.
Keputihan
Secara medis keputihan disebut dengan “flour Albus” yaitu semacam cairan yang keluar dari
vagina. Keputihan ini ada dua jenis [1] normal (fisiologis) yaitu keluar sebelum menstruasi atau
sebelum menstruasi ataupun masa subur, [2] keputihan penyakit (patologis) yang disebabkan
oleh infeksi (bakteri, virus atau jamur) disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina.
Ulama terlebih dahulu membahas istilah “ruthubah” yaitu lendir yang keluar dari wanita dan
sekarang dikenal istilah “ifrazat” yaitu keputihan. Para ulama menjelaskan hukum
ifrazat/keputihan menjadi beberapa pendapat.
Zuadah AS. 2021. Hadis tentang Haid dan Pengaruh Alat Kontrasepsi Pencegah Kehamilan terhadap Siklus
Haid. Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 1 (April 2021): 15-28
POMR
https://docs.google.com/document/d/1F-OZzo6QEMXDNsFH_N6LZ9rz_r6G
E59eSPzD9QPyO2Y/edit