Anda di halaman 1dari 128

Skenario 3

Kelompok 10
dr. Annisa Putri Maulida
Akbar Primananda 201910330311115
Amira Putri Handini 201910330311124
Ananda Arif Rahmatullah 201910330311005
Caesar Santoso Hidayat 201910330311087
Dinda Alifia Darmajik 201910330311024
Dwi Puteri Nurjannah subyan 201910330311118
Dyah Fauziah Hasanah 201910330311021
Figa Altuno Firdausi 201910330311027
Kariza Yasmin Nurbaiti 201910330311029
Maulida Izzatul Masyita 201910330311138
Rizma Lingga Cantika 201910330311071
Salsa Zanuba 201910330311055
Ibu S, berusia 33 tahun, IRT, domili Malang, dengan 3 orang anak, yang terkecil berusia 4 tahun. Datang
ke poliklinik pada tanggal 23 April 2022 dengan keluhan 2 minggu ini keluar darah dari jalan lahir. Satu
hari ganti 5 – 6 kali pembalut 40 cm. Nyeri perut (-). Riwayat KB IUD : 4 tahun. HPHT 1 April 2022 selama
8 hari.. Hasil tes plano negatif. RPD : DM (-), HT (-), gangguan darah (-).Tiga hari yang lalu pasien ke
puskesmas diperiksa tes plano (hasil negative) dan diberi obat anti fibrinolitik tetapi perdarahan tetap
banyak.

R. obstetri :
1. Aterm/Spt bel kep/3200 g/ Laki/13 tahun
2.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Wanita/10 tahun
3.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Wanita/4 tahun

Pemeriksaan fisik :
TD:110/70
N : 88 x/menit.
Suhu aksila 37,1° C dan suhu rektal 37,4° C..
Kepala /Leher : anemia -/ struma –
Thorax : Cor pulmo dalam batas normal
Abdomen : Inspeksi : massa – Palpasi 9 regio : massa – nyeri –
Auskultasi dan Perkusi dalam batas normal. Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Ginekologi :
Genitalia eksterna : Inspeksi : Fluksus + Radang -
Palpasi : nyeri ( -) , massa ( -)
Genitalia Interna : Inspekulo : Dinding vagina : tanda radang (–), massa ( -)
Cerviks : Fluksus + clot + Filamen + Portio tertutup
VT : Dinding vagina : tanda radang (–), massa ( -) nyeri(-)
Cerviks : Portio tertutup Teraba filamen
Uterus : Corpus uteri antefleksi dalam batas normal
Adneksa : D nyeri (-) , massa - .
S nyeri (-) , massa -
Cavum Douglasi : dalam batas normal
DL : Hb : 10.1 g %.
Leukosit 8900
Pasien ingin mengetahui juga apakah ini termasuk istihadhoh atau bukan.
Kata sulit

01 HPHT 02 Tes Plano

03 Fluksus 04 Istihadoh
Klarifikasi kata sulit
Tanya: Salsa Zanuba 201910330311055
Jawab: Maulida Izzzatul Masyita - 201910330311138

HPHT
HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir adalah perhitungan riwayat
menstruasi, biasanya dapat membantu menentukan tanggal perkiraan
persalinan dan menentukan usia kehamilan.

Astuti, Sri., dkk (2015). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Erlangga
Tes Plano
Plano test adalah sebuah sebuah tes kehamilan yang dapat dibaca hasilnya dalam 2
menit dan tidak memerlukan alat khusus seperti sentrifugal

Sumber: Hancsók M, Huber G, Páhoki I, Czeizel E. Erfahrungen mit dem Pregnosticon-Planotest, die
zweiminutige immunologische Schwangerschaftsreaktion [Experience with Pregnosticon-planotest, a 2-
minute immunologic pregnancy test]. Zentralbl Gynakol. 1969 Aug 23;91(34):1113-6. German. PMID:
5368207.

Jawab: Ananda Arif R-201910330311005


Fluksus

Fluksus atau perdarahan adalah aliran darah dari vagina yang terjadi pada waktu yang
tepat selama bulan itu atau pada jumlah-jumlah yang sesuai.

Jurnal :
Hanna., Ricky. 2017. Multigravida Hamil 40 Minggu dengan HAP (Hemorrhage Anterpartum) e.c
Plasenta Previa Totalis. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Volume: 7. No.2.

Jawab :
Dwi Puteri Nurjannah Subyan
201910330311118
Istihadoh

secara etimologi istihadoh berarti mengalir, sedangkan menurut terminologi berarti


darah yang keluar dari kemaluan wanita karena adanya suatu penyakit, diluar masa
haid dan nifas, salah satu cirinya adalah istihadoh tidak berbau nyinyir.

Romdlon. 2020. Pemahaman tentang taharah haid, nifas, dan istihadhah vol.12 no.01

Tanya: Caesar Santoso Hidayat - 201910330311087


Jawab: Rizma Lingga Cantika - 201910330311071
Rumusan Masalah

1. Mengapa darah terus keluar dari jalan lahir selama 2 minggu?


2. Apakah riwayat KB pada pasien mempengaruhi keluhan pasien tersebut?
3. Mengapa pasien diberikan obat anti fibrinolitik?
4. Mengapa setelah diberikan obat antifibrinolitik pendarahan tetap banyak?
5. Apakah darah tersebut termasuk darah istikhadoh?
6. Apakah harus dilepas IUD pasien tersebut agar mengurangi gejala?
7. KB apa yang bagus sebagai pengganti untuk pasien ini selanjutnya?
Hipotesis
1. Mengapa darah terus keluar dari jalan lahir selama 2 minggu?
Tanya : Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Jawab. : Amira Putri Handini - 201910330311124

IUD merupakan suatu benda asing, bagi rahim, karena IUD ini berb dasar padat, maka pada saat
dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa terjadi perlukaan. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan keluarnya bercak d (spotting) di antara masa menstruasi. Demikian pula ketika
masa menstr darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika menstruasi, tem peluruhan
dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di daerah ral sehingga apabila IUD mengenai
daerah tersebut, maka akan menambah vol darah yang keluar pada masa menstruasi dan lebih
lama dari biasa (menoragia).

Sumber: Yulita, Eka Sari, Hubungan masa adaptasi penggunaan IUD dengan kejadian menoragia
pada akseptopr IUD
Adanya IUD membuat rahim sangat sensitif terhadap PG, sehingga kadar PG yang
normal pun dapat menimbulkan reaksi yang kuat pada otot polos rahim. PG
memainkan peran penting dalam mekanisme perdarahan uterus abnormal; PG
supresan akan signifikan dalam mengobati perdarahan uterus abnormal dengan IUD.

Patofisiologi: Endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada awitan
menstruasi di bawah pengaruh progresteron selama fase luteal siklus menstruasi. Pada saat menstruasi terjadi
pembebasan prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium sehingga
menghambat aliran darah ke endometrium. Penurunan penyaluran oksigen (O2) yang terjadi kemudian
menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan
pembuluh darah ini membilas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen uterus. Prostaglandin uterus juga
merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa
endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu kuat
menyebabkan kram haid atau dismenorea.

Sumber: Zhu JH. [Prostaglandins and intrauterine contraceptive device]. Shengzhi Yu Biyun. 1987;7(1):3-5. Chinese. PMID:
12341307.
2. Apakah riwayat KB pada pasien mempengaruhi keluhan
pasien tersebut?
Tanya : Dyah Fauziah Hasanah/201910330311021
Jawab : Akbar Primananda/201910330311115

● Riwayat KB → IUD selama 4 tahun


● Keluhan pasien → perdarahan pada jalan lahir (mengganti pembalut setiap hari 5-6 kali
ukuran 40cm)

KB dengan metode IUD atau AKDR memiliki efek samping perdarahan. Perdarahan yang terjadi
seperti :
- Menoragia → perdarahan berlebihan saat fase menstruasi
- Spotting → perdarahan dalam bentuk bercak-bercak dantara 2 kejadian menstruasi
- Metroragia → perdarahan di luar siklus menstruasi

Proses insersi AKDR → peningkatan konsentrasi plasminogen aktivators dalam endometrium →


bertambahnya aktivitas fibrinolitik → menghalangi pembekuan darah.
Akibatnya timbul perdarahan yang lebih banyak.

Amalia F, Masyitoh SU, dan Erniati. 2013 ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RESIKO ANEMIA DEFISIENSI BESI. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol 4 No. 1
3. Mengapa pasien diberikan obat anti fibrinolitik?

Pada kasus, pasien mengalami perdarahan. Obat antifibrinolitik diberikan


untuk indikasi perdarahan dengan cara menghambat plasminogen berubah
menjadi plasmin (plasmin adalah enzim fibrinolitik aktif).

Obat yang sering digunakan sebagai antifibrinolitik adalah Asam Aminokaproat

Sumber: Katzung, B. G., Kruidering-Hall, M., & Trevor, A. J. (2019). Katzung & Trevor's
pharmacology: Examination & board review (Twelth edition.). New York: McGraw-Hill
Education.

Jawab Ananda Arif R-201910330311005


4. Mengapa setelah diberikan obat antifibrinolitik
pendarahan tetap banyak?

Perdarahan yang keluar kemungkinan diakibatkan oleh efek samping


pemakaian IUD yang mana IUD akan mengaktivasi lisosomal sebagai foreign
body reaction sehingga akan mengganggu fungsi endometrium dan mengubah
environment / keadaan endometrium lalu muncul reaksi inflamasi pada
endometrium. Sehingga jika hanya diberi antifibrinolitik saja tanpa diatasi
kausa nya, maka perdarahan terus terjadi

tanya : rizma lingga cantika 201910330311071


jawab : salsa zanuba 201910330311055
5. Apakah darah tersebut termasuk darah istikhadoh?
Makna istihadhah dari segi etimologi adalah sayalaan yang berarti mengalir atau aliran dan dari segi
terminology maknanya adalah darah yang keluar dari permukaan rahim di selain masa-masa haidh dan
nifas.

Seseorang dikatakan mustahadhah apabila mengalami satu dari beberapa hal di bawah ini :
1. mengeluarkan darah bukan di masa-masa haidh dan nifas
2. mengeluarkan darah di masa haidh dan nifas akan tetapi tidak memenuhi syarat.
3. mempunyai sisa suci yang belum sempurna

Darah istihadhah ke luar karena suatu penyakit atau kondisi tubuh yang sedang tidak baik (tidak normal).
Darah istihadhah ke luar ketika masa haid atau nifas telah melewati batas maksimal. Batas maksimal haid
yaitu 15 hari, sedangkan nifas batas maksimalmya 60 hari.

Sumber :
Barakah, Ainun. : Jurnal Studi Keislaman Volume 1, Nomor 1, Juni 2015. ISTIHADHAH DAN
PROBLEMATIKANYA DALAM KEHIDUPAN PRAKTIS MASYARAKAT
Sa’adah, Nailatus dan As Shif Az zhafi. Vol. 4 No. 1 Juli 2020, pp. 155-174. HUKUM SEPUTAR DARAH
PEREMPUAN DALAM ISLAM. : Jurnal Perempuan dan Anak
Dinda Alifia Darmajik
201910330311024
6. Apakah pasien harus lepas KB IUD untuk mengurangi gejala?

Meskipun masalah perdarahan merupakan efek samping yang paling umum dari IUD dan alasan medis
yang penting untuk penghentian penggunaan, patogenesisnya masih belum sepenuhnya dipahami dan
terapi standar yang dapat diterima secara universal belum tersedia.

Pemasangan yang tepat, perubahan ukuran, bahan atau bentuk AKDR, serta pemasangan khusus untuk
menghindari ketidaksesuaian dimensi, tidak secara signifikan memperbaiki masalah perdarahan terkait
AKDR. Pemberian agen antifibrinolitik dan obat antiinflamasi nonsteroid secara sistemik sebenarnya
cukup membantu untuk mengontrol menoragia yang diinduksi AKDR.

Pada kasus tersebut pasien sudah diberi obat antifibrinolitik namun tetap mengalami perdarahan yang
cukup banyak. Sehingga dapat disarankan untuk pelepasan IUD dan berganti jenis KB
7. KB apa yang bagus sebagai pengganti untuk pasien ini selanjutnya?
Memilihkan KB non- Hormonal karena lebih kecil untuk resiko gangguan siklus perdarahan

1. Jenis kontrasepsi pertama adalah kontrasepsi sederhana tanpa alat, yaitu senggama
terputus dan pantang berkala (sistem kalender).
2. Jenis kontrasepsi kedua adalah kontrasepsi sederhana dengan alat, yaitu
- kondom
- Diafragma
- Spermisida
- KB suntik 1 bulan
Peta Konsep
Pmx Gin :
- Gen Esktrena :
Ny. S, 33 Pmx Fisik :
a. Inspeksi : Fluksus (+) radang (-)
Tahun - TD : 110/70
b.Palpasi : nyeri (-), massa (-)
IRT - N : 88x/menit
- Gen Interna :
- Suhu
c. Inspekulo : Dinding vagina : radang (-),
a. Aksila : 37,1o C
massa (-)
b.Rektal 37,4o C
Keluar darah d.Cerviks : Fluksus (+), clot (+), filamen (+),
- K/L : anemia (-) struma (-)
dari jalan lahir portio tertutup
- Thoraks : Cor Pulmo dbn
- VT : Dinding vagina : radang (-) massa (-), nyeri (-)
- Abdomen
- Cerviks : Portio tertutup teraba filamen
c. Inspeksi : massa (-)
- Uterus : corpus uteri antefleksi dbn
Anamnesis : d.Palpasi 9 regio : massa (-) nyeri (-)
RPS - Adneksa : D nyeri (-), massa (-)
e. Auskultasi : dbn
- Onset 2 minggu S nyeri (-), massa (-)
f. Perkusi : dbn
- 1 hari ganti pembalut 5-6x (40cm) - Cavum Douglas : dbn
- Ekstremitas : dbn
- Nyeri perut (-) - DL : Hb : 10,1 g %
- KB IUD : 4 tahun - Leukosit : 8.900
- HPHT 1 April 2022
R. Obstetri :
- Tes plano (-)
RPD 1.Aterm/Spt bel kep/3200 g/
Efek samping KB IUD
-DM (-) Laki/13 tahun
- HT (-) 2.Aterm/Spt bel kep/3000 g/
- Gangguan darah (-) Wanita/10 tahun
3.Aterm/Spt bel kep/3000 g/ Perdarahan
Wanita/4 tahun

Non
Organik
organik
Learning Objective
1. Mengetahui dan memahami Jenis KB (Pengertian, fungsi, cara
kerja, penggunaan, efek samping, indikasi, kontraindikasi)
2. Mengetahui dan memahami perdarahan obstetri (AUB)
(definisi, kausa menurut FIGO, patofisiologi - tatalaksana farmako
&non farmako)
3. Mengetahui dan memahami tentang cairan normal dan abnormal
yang keluar dari vagina menurut islam dan hukumnya
(gangguan haid dalam islam)
LO 1
Mengetahui dan memahami Jenis KB (Pengertian, fungsi,
cara kerja, penggunaan, efek samping, indikasi,
kontraindikasi)
KB Suntik 1 bulan (kombinasi)

Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang


diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg
Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali.

Indikasi:
- Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
- Ibu hamil atau diduga hamil
- Pendarahan vaginal tanpa sebab
- Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
- Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
- Penderita kanker payudara
Keuntungan menggunakan KB Suntik
-Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
- Tidak membatasi umur
- Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI
dan cocok untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik


- Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di
antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
- Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
KB Suntik 3 bulan

Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan tidak mengandung hormone
esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot medroksiprogesteron asetat yang
disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu.

Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2003) :


a. Wanita usia reproduktif.
b. Wanita yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah abortus dan keguguran.
g. Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
h. Masalah gangguan pembekuan darah.
i. Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.

Susilowati, E. 2020. KB SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN EFEK SAMPING GANGGUAN HAID
DAN PENANGANANNYA
KB Suntik 3 bulan
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)

Intrauterine device (IUD) adalah salah satu bentuk kontrasepsi paling efektif yang tersedia saat
ini dengan tingkat kegagalan yang serupa dengan berbagai bentuk sterilisasi. Dua jenis IUD
yang saat ini digunakan, termasuk IUD yang mengandung tembaga dan IUD yang
mengandung levonorgestrel, memiliki tingkat pencegahan kehamilan yang mirip dengan
tingkat kegagalan masing-masing 0,08% dan 0,02%. Hal ini membuat alat kontrasepsi ini lebih
dari 99% efektif dalam mencegah kehamilan.
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)
INDIKASI PEMASANGAN IUD
● Wanita pasca persalinan pervaginam atau pasca persalinan sectio secarea dengan usia reproduksi dan
paritas berapapun
● Pasca keguguran (non infeksi)
● Masa menyusui (laktasi)
● Riwayat hamil ektopik
● Tidak memiliki riwayat keputihan purulen yang mengarah kepada IMS (gonore, klaimidia dan servisitis
purulen).

KONTRA-INDIKASI PEMASANGAN IUD


● Menderita anemia, penderita kanker atau infeksi traktus genetalis
● Memiliki kavum uterus yang tidak normal
● Menderita TBC pevic, kanker serviks dan menderita HIV/AIDS
● Ketuban pecah sebelum waktunya
● Infeksi intrapartum
● Perdarahan post partum
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)

CARA KERJA IUD


Cara kerja dari AKDR yaitu menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
karena adanya ion tembaga yang dikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan
gerak spermatozoa. AKDR memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
karena terjadinya pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan
blastoksis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastoksis.
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)

EFEK SAMPING PENGGUNAAN IUD


● Perubahan siklus haid (umumnya pada tiga bulan pertama dan akan berkurang setelah tiga
bulan)
● Haid lebih lama dan banyak
● Perdarahan (spotting)antar menstruasi
● Saat haid lebih sakit
● Merasakan sakit dan kejang selama tiga sampai lima hari setelah pemasangan
● Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
● Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
AKDR/IUD (Intra Uterine Device)

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN IUD


● Dapat efektif segera setelah pemasangan
● Metode jangka panjang
● Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ngingat
● Tidak mempengaruhi hubungan seksual
● Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
● Tidak ada efek samping hormonal
● Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
● Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
● Dapat digunakan sampai menopause (satu tahun atau lebih setelah haid terakhir)
● Tidak ada interaksi dengan obat-obat
● Mencegah kehamilan ektopik
Pil KB Kombinasi

Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon sintesis estrogen dan
progesteron. Pil kombinasi dapat digunakan pada klien yang pasca keguguran, Anemia
karena haid berlebih, riwayat kehamilan ektopik, Siklus haid tidak teratur.

Keuntungan
a) Efektivitas tinggi bila digunakan setiap hari
b) Mudah diperoleh
c) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
d) Resiko anemia lebih sedikit karena haid lebih sedikit
e) Mengurangi disminorea dan menoragi
f) Memberi perlindungan terhadap osteoporosis
g) Memberi perlindungan terhadap kanker endometrium, kista ovarium
h) Mengurangi penyakit radang panggul
i) Mengurangi kelainan jinak pada payudara
Pil KB Kombinasi

Kekurangan dan Efek Samping


a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b) Mual, 3 bulan pertama
c) Pusing
d) Nyeri payudara
e) Berat badan naik sedikit
f) Berhenti haid
g) Mengurangi ASI
h) Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan gangguan
pembekuan darah vena dalam sedikit meningkat
i) Tidak mencegah IMS
Pil KB Kombinasi
Kontraindikasi
a) Kehamilan (diketahui atau dicurigai)
b) Menyusui
c) Perdarahan pervaginam atau uterus yang tidak terdiagnosis
d) Trombosis vena dan trombosis arteri pada saat ini atau masa lalu
e) penyakit kardiovaskuler dan jantung iskemik
f) Gangguan lipid
g) Migrain fokal dan kresendo
h) Perdarahan otak
i) serangan iskemik 26 26 sementara
j) Penyakit hati aktif
k) Neoplasma bergantung estrogen
l) 4 minggu sebelum pembedahan mayor atau pembedahan tungkai
Implan
Definisi

Implant merupakan Metode Kontrasepsi Jangka


Panjang (MKJP) yang berupa susuk yang terbuat dari
jenis karet plastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas. Implan dapat digunakan untuk jangka
panjang 3-5 tahun dan bersifat reversibel.
Kelebihan
Kontrasepsi implant memiliki keuntungan adalah memiki daya guna yang tinggi, perlindungan dalam
jangka waktu yang panjang, pengembalian kesuburan yang cepat setelah dilakukan pencabutan, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh esterogen, tidak mengganggu dalam kegiatan
senggama, tidak mengganggu produksi ASI, klien hanya perlu kembali untuk kontrol bila terdapat keluhan
selama pemakaian kontrasepsi, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Pemakaian
kontrasepsi implant ini juga memiliki keuntungan non kontrasepsi diantaranya adalah mengurangi rasa
nyeri, mengurangi jumlah darah haid, mengurangi atau memperbaiki anemia, melindungi dari terjadinya
kanker endometrium, menurunkan angka kejadian kanker jinak payudara, melindungi diri dari beberapa
penyebab radang panggul, menurunkan angka kejadian endometritis.
Cara kerja
Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara yaitu :

a. Mencegah ovulasi

Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan
kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah
cukup tinggi untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem
norplant secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pada
kadar normal (BKKBN, 2014).

b. Perubahan lender serviks

Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat pergerakan spermatozoa, implant
kemungkinan besar juga menekan poliferasi siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga
endometrium tetap dalam keadaan atrofi (BKKBN, 2014).

c. Menghambat perkembangan sikli dari endometrium.

Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke enam kira-
kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3
tahun. pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum diketahui penyebabnya,
kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormon
Penggunaan
waktu dalam pemakaian alat kontrasepsi implant dapat dimulai dalam keadaan dimana ketika mulai
siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan. Ketika klien tidak
haid, insersi dapat dilakukan setiap saat dengan syarat tidak memungkinkan hamil atau tidak sedang
hamil, disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain
sampai 7 hari pasca pemakaian kontrasepsi. Insersi dapat dilakukan bila diyakini klien tidak sedang hamil
atau diduga hamil. Bila diinsersi setelah hari ke-7 dalam siklus haid maka klien tidak dapat melakukan
hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca pemasangan
implant.

Bila klien menyusui selama 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinannya, maka insersi dilakukan setiap
saat, bila klien menyususi penuh dan tidak perlu adanya kontrasepsi tambahan. Bila setelah 6 minggu
melahirkan dan terjadinya haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat tetapi klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari pasca insersi.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi implant,
maka insersi dapat dilakukan setiap saat, bilamana diyakini klien tersebut tidak dalam keadaan hamil atau
diduga hamil atau klien menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya dengan benar. Bila kontrasepsi yang
digunakan ibu sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, maka kontrasepsi implant dapat diberikan saat
jadwal disuntik ulang tersebut dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan. Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah IUD maka klien yang ingin mengganti alat kontrasepsinya menjadi implant maka
dapat dilakukan insersi pada hari ke-7 dengan syarat tidak boleh melakukan hubungan seksual atau
menggunakan alat kontrasepsi tambahan lainnya selama 7 hari, dan IUD segeradicabut. Bagi klien pasca
Efek samping
a. Amenorhea

penanganannya pastikan hamil atau tidak, bila tidak memerlukan penanganan khusus maka cukup
dengan konseling saja. Kemudian bila klien tetap tidak menerima maka angkat implant dan anjurkan
untuk menggunakan alat kontrasepsi lain. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin mempertahankan
kehamilannya lakukan pencabutan implant dan jelaskan bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin
namun bila diduga terjadinya kehamilan ektopik maka lakukan rujukan karena tidak akan ada pengaruh
diberikan obat hormon untuk memancing pendarahan.

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

berikan penanganan dengan memberikan penjelasan bahwa spotting ini sering terjadi terutama pada
tahun pertama kemudian bila tidak terdapat masalah dan tidak hamil maka diperlukan penanganan.

c. Ekspulsi

maka lakukan penanganan dengan cabut kapsul ekspulsi kemudian periksa apakah kapsul yang lain
masih di tempat lalu pastikan ada atau tidaknya infeksi pada daerah insersi kemudian bila tidak ada
infeksi dan kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda, namun bila ada infeksi pada daerah
insersi maka lakukan pencabutan pada seluruh kapsul dan pasang kapsul yang baru pada lengan lain
atau manganjurkan klien untuk menggunakan kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi

bila terjadi infeksi tanpa nanah maka bersihkan dengan sabun, air atau antiseptik lalu berikan antibiotik
yang sesuai untuk 7 hari lalu implant jangan dilepas serta anjurkan klien untuk datang 1 minggu
kemudian. Bila keadaan tidak membaik maka cabut implant dan pasang di lengan yang lainnya atau
mencari metode kontrasepsi lainnya.

e. Berat badan naik atau turun

maka berikan informasi pada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang jika
terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih namun apabila perubahan tidak dapat diterima maka
bantu klien untuk mencari kontrasepsi lain
Indikasi
Klien yang boleh menggunakan kontrasepsi implant adalah (BKKBN, 2014):

1. a. Dalam usia reproduksi.


2. b. Telah memiliki anak maupun belum memiliki anak.
3. c. Menghendaki kontrasepsi yang dimiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang.
4. d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5. e. Pasca keguguran.
6. f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi.
7. g. Riwayat kehamilan ektopik.
8. h. Memiliki tekanan darah yang < 180/110 mmHg dengan masalah pembuluh darah
9. atau anemi bulan sabit (sickle cell).
10. i. Tidak diperkenan menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon
esterogen.
11. j. Pada klien yang sering lupa minum pil teratur.
Kontraindikasi
Pada beberapa klien perlu mendapatkan perhatian khusus (kontra indikasi relatif) :

1. 1. Dugaan terhadap adanya kehamilan


2. 2. Sedang mengidap penyakit tromboembolik
3. 3. Sedang mengalami perdarahan pervaginam yang belum terdiagnosis
4. 4. Benjolan atau kanker payudara
5. 5. Diabetes Mellitus
6. 6. Hipertensi
7. 7. Sakit kepala atau migren karena kelainan vascular
8. 8. Epilepsi
9. 9. Tuberkulosis
10. 10. Depresi
11. 11. Perokok
12. 12. Wanita yang tidak dapat menerima keadaan amenorea
LO 2
Mengetahui dan memahami perdarahan Ginekologi
(AUB)
definisi, etiologi menurut FIGO, patofisiologi -
tatalaksana farmako&non farmako
Perdarahan Ginekologi
POLYP
Sumber: Njume Peter Nijkang,1,2 Lyndal Anderson,2,3 Robert Markham,1,2 and
Frank Mancon,Endometrial polyps: Pathogenesis, sequelae and
treatment
SAGE Open Med. 2019; 7: 2050312119848247. Published online 2019 May 2. doi:
10.1177/2050312119848247
Definisi
Polip endometrium atau polip rahim:
pertumbuhan abnormal yang mengandung
kelenjar, stroma, dan pembuluh darah yang
menonjol dari lapisan rahim (endometrium)
yang menempati ruang-ruang kecil atau cukup
besar untuk mengisi rongga rahim.
Mayoritas polip terletak di fundus, sering di
daerah kornea, dan di daerah ini ada kesulitan
teknis yang jelas untuk pengangkatan dengan
kuretase. Ukurannya berkisar dari sekitar 5 mm
hingga sebesar mengisi seluruh rongga rahim
dapat ditemukan pada semua kelompok umur,
namun paling sering antara usia 40 dan 49
tahun.
Etiologi & Patogenesis
● The pathogenesis and natural history of endometrial polyps are not very clear
● The theory:
Related to oestrogen stimulation → iakibat dari peningkatan konsentrasi reseptor estrogen
(ER), terutama ER-alfa dalam sel kelenjar polip dibandingkan dengan endometrium normal,
dan penurunan ekspresi reseptor progesteron (PRs) A dan B pada polip dibandingkan dengan
endometrium normal.
The balance between mitotic activity and apoptosis
limfoma-2 sel B (Bcl-2 )--> penghambat apoptosis
protein Ki67 → penanda seluler untuk proliferasi dan aktivitas mitosis sel,
→ Peningkatan lokal ekspresi Bcl-2 pada polip endometrium dapat menjelaskan kegagalan
polip untuk menjalani siklus apoptosis yang normal, penurunan apoptosis pada jaringan polip
endometrium. n ekspresi berlebih Bcl-2 mungkin memainkan peran penting dalam
patogenesis polip endometrium.
chromosomal abnormalities
The expression of p63, aromatase P450 (P450 arom) and steroidogenic factor-1 (SF-1)
increased endogenous oestrogen and exogenous oestrogen administration.
localised chronic inflammation in the endometrium
Peradangan dapat mengakibatkan reaksi berlebihan → mengakibatkan kerusakan
jaringan → proliferasi fibrin dan pembuluh darah selama proses perbaikan inflamasi yang
mengakibatkan metaplasia dan berpotensi, dalam pertumbuhan tumor (pergeseran titik
setel homeostatik yang mengarah pada perkembangan penyakit).
VEGF and transforming growth factor beta-1 (TGF beta-1) were found to be
significantly higher in endometrial polyps
Clinical charactheristic
Polyp lesions are usually benign; however, a small minority may have atypical or
malignant features.
● Bleeding
Pendarahan mungkin karena kongesti stroma di dalam polip yang menyebabkan stasis
vena dan nekrosis apikal
● Infertilitas
Polip endometrium juga dapat menyebabkan infertilitas, karena kegagalan implantasi
berulang. endometrial polyps can cause infertility is by mechanical obstruction
● Pregnancy
Pengangkatan polip endometrium pada wanita subfertil umumnya dilakukan di banyak
negara dengan tujuan untuk meningkatkan hasil reproduksi.
● Malignancy
Diagnosis

● Macroscopic diagnosis
There are several options available for the macroscopic diagnosis of endometrial polyps.
● Transvaginal ultrasonography
● Colour-flow or power Doppler
● Saline infusion sonography or Sonohysterography
● Histological diagnosis
Terapi - Farmakologi
Wanita tanpa gejala dengan polip kecil (<10 mm) memiliki tingkat regresi yang tinggi
selama periode 1 tahun, dan kemungkinan keganasan yang rendah.105 Wanita ini dapat
dikelola secara konservatif dengan observasi saja. Pada wanita pascamenopause,
pengobatan kombinasi hormon dapat mengurangi perkembangan polip endometrium.
Efek yang wajar telah diamati dengan Tibolone, steroid sintetik dengan progestogenik
estrogenik dan aksi androgenik lemah yang memiliki aktivitas anti-estrogenik tertinggi.
penelitian menunjukkan bahwa hipertekosis ovarium dengan faktor risiko yang dihasilkan
dari hiperestrinisme mungkin berkontribusi terhadap patogenesis polip endometrium
pada wanita pascamenopause.
● Levonorgestrel intrauterine system
● HRT
● Dienogest and danazol
Terapi - Non farmakologi

1. Conservative surgery
● Hysteroscopy
● Dilation and curettage
Leiomyoma

Maulida Izzatul Masyita - 201910330311138


Definisi

Leiomyoma adalah tumor jinak yang berasal dari


otot polos dan umumnya terjadi pada otot polos
uterus (leiomyoma atau mioma uteri). Leiomyoma
dapat terjadi di manapun otot polos berada, tetapi
umumnya tidak berkembang menjadi keganasan.
Stewart EA, Cookson CL, Gandolfo RA,
Schulze-Rath R. Epidemiology of uterine
fibroids: a systematic review. An
International Journal of Obstetrics and
Gynecology. 2017;124(10):1501-1512.
doi: 10.1111/1471-0528.14640.
Sistem klasifikasi FIGO melabeli leiomioma tipe 0 sampai 7 ( A ). Klasifikasi FIGO dapat
lebih sulit diterapkan pada pasien dengan leiomioma besar ( B ) atau multipel ( C ).
Etiologi

Etiologi leiomyoma masih belum diketahui secara pasti dan memerlukan penelitian lanjutan.
Namun, beberapa penelitian membuktikan bahwa leiomyoma berhubungan dengan mutasi
genetik. abrnomalitas gen karena mutasi genetik HMG1, HMG1-C, HMG1 (Y) HMGA2,
COL4A5, COL4A6, dan MEDI2. Kelainan kromosom terjadi akibat gangguan translokasi
kromosom 10, 12, dan 14, delesi kromosom 3 dan 7 serta aberasi kromosom 6.
Patofisiologi

1. Hormonal

Mutasi genetik → produksi reseptor estrogen di bagian dalam miometrium


bertambah signifikan → Sebagai kompensasi, kadar estrogen menjadi meningkat
akibat aktivitas aromatase yang tinggi → Estrogen akan meningkatkan proliferasi sel
dengan cara menghambat jalur apoptosis, serta merangsang produksi sitokin dan
platelet derived growth factor (PDGF) dan epidermal growth factor (EGF) dan
merangsang terbentuknya reseptor progesteron → Progesteron mendasari
terbentuknya tumor melalui perangsangan insulin like growth factor (IGF-1),
transforming growth factor (TGF), dan EGF
Proses Inflamasi

Proses peradangan yang berulang kali setiap siklus haid akan memicu percepatan
terbentuknya matriks ekstraseluler yang merangsang proliferasi sel.

Growth Factor

Beberapa growth factor yang melandasi tumorigenesis adalah epidermal growth factor (EGF),
insulin like growth factor (IGF I-II), transforming growth factor-B, platelet derived growth
factor, acidic fibroblast growth factor (aFGF), basic fibroblast growth factor (bFGF), heparin-
binding epidermal growth factor (HBGF), dan vascular endothelial growth factor (VEG-F).
Mekanisme kerjanya adalah dengan mencetak DNA-DNA baru, induksi proses mitosis sel dan
berperan dalam angiogenesis tumor. Matriks ekstraseluler sebagai tempat penyimpanan
growth factor juga menjadi faktor pemicu mioma uteri karena dapat mempengaruhi
proliferasi sel.
Diagnosis

1. Anamnesis
- Keluhan lama haid memanjang dan perdarahan vagina diluar siklus haid
- Nyeri perut dan pinggang bawah saat menstruasi
- Sensasi kenyang
- Sering berkemih dan sembelit
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Seringnya abortus spontan atau sulit hamil
2. Pemeriksaan Fisik

Dijumpai kondisi anemis yang ditandai konjungtiva, tangan dan kaki pucat. Volume
tumor akan menyebabkan keluhan pembesaran perut.

3. Pemeriksaan penunjang

- Ultrasonografi
- USG
- Pemeriksaan lab darah
- MRI
Tatalaksana
Medikamentosa
Diberikan untuk mengurangi perdarahan, mengecilkan volume tumor, dan
sebagai prosedur pre-operatif.
1. Agonis Gonadotropine Releasing Hormone (GnRH)
Mekanisme kerjanya adalah melalui down regulation reseptor GnRH, sehingga
terjadi penurunan produksi FSH dan LH yang akan menurunkan produksi
estrogen.
2. Preparat Progesteron Preparat
progesteron antara lain antagonis progesteron atau selective progesterone
receptor modulator (SPRM).
3. Aromatase Inhibitor
Aromatase inhibitor terbagi dua jenis, yaitu aromatase inhibitor kompetitif
yakni anastrazole dan letrozole, dan senyawa inaktivator yakni exemestane.
Kerja keduanya hampir sama yakni menghambat proses aromatisasi yang
merupakan dasar patogenesis mioma

4. Asam Traneksamat

Asam traneksamat berfungsi membantu mengatasi perdarahan

5. NSAID

Untuk mengurangi nyeri dan perdarahan.


Non- Medikamentosa Prognosis
Potensi keganasan mioma uteri sangat
1. Pembedahan
rendah tetapi dapat kambuh walau telah
2. Histerektomi
dilakukan miomektomi. Mioma dapat
3. Miomektomi
menyebabkan infertilitas dan jika terjadi
4. Embolisasi Arteri Uterina
bersamaan dengan kehamilan umumnya
5. Miolisis / ablasi tumor
meningkatkan risiko persalinan sectio
casesaria.

● Radmilla S, Ljijiana M, Antonio M, Andrea T. Epidemiology of uterine myomas: A review. Internat J Fertil Steril. 2016;9(4):424-35 7.
● Andrea T, Antonio M. Uterine myoma, myomectomy and minimally invasive treatments. New York: Springer; 2015 8.
● Hana A, Freddy WW, Hermine MMT. Karakteristik penderita mioma uteri di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi.
2019;1(3):1-6. 9.
● Aymara M, Marta T, Joana DC, Gloria E, Ignacio C, Javier M. Updated approaches for management of uterine fibroids. Internat J Women’s Health. 2017;9:
607-1
● Rafael FV, Geraldine EE. Pathophysiology of uterine myomas and its clinical implications. New York: Springer; 2015
Ovulatory
Dysfunction
Definisi
Perdarahan uterus abnormal yang disebabkan oleh disfungsi ovulasi (AUB-O) atau
perdarahan anovulasi, adalah perdarahan uterus non-siklik yang ditandai dengan
menstruasi yang tidak teratur, berkepanjangan, dan seringkali berat. Ini merupakan
salah satu penyebab yang diidentifikasi dari perdarahan uterus abnormal (AUB),
keluhan utama yang sering ditemui dalam pengaturan perawatan primer yang
mempengaruhi hingga sepertiga wanita usia subur.
Etiologi
● Gangguan pada hipotalamus-pituitari-ovarium

● Hyperprolactinemia

● Anorexia

● Excessive exercise

● Stress

● Thyroid dysfunction

● Primary pituitary dysfunction

● Premature ovarian failure

● Medications
Patofisiologi
Puncak pematangan folikel terjadi pada titik tengah siklus ovulasi, dimana terdapat peningkatan kadar
estrogen, diikuti oleh lonjakan LH dan FSH dari hipofisis, menghasilkan ovulasi. Sel-sel folikel kemudian
menjadi korpus luteum. Korpus luteum memasok hormon progesteron untuk menstabilkan endometrium
sampai implantasi terjadi.

Dengan tidak adanya ovulasi, tidak ada bentuk korpus luteum sehingga menghasilkan tingkat progestin
yang lebih rendah, yang menyebabkan endometrium proliferatif persisten. Jaringan endometrium yang
tidak stabil ini rentan terhadap peluruhan yang tidak teratur dan berat. Adanya kadar estrogen tinggi yang
tidak diimbangi oleh progesteron diyakini berkontribusi pada peningkatan kerapuhan pembuluh darah
dan penurunan tonus pembuluh darah di endometrium yang mengakibatkan peningkatan volume darah
yang hilang.

Sintesis prostaglandin abnormal dan peningkatan regulasi reseptor prostaglandin, peningkatan aktivitas
fibrinolitik lokal, dan peningkatan aktivitas aktivator jaringan plasminogen telah menjadi mekanisme
perdarahan uterus abnormal sekunder akibat disfungsi ovulasi.
Diagnosa
Tes kehamilan urin/darah

Tes darah lengkap


Tata Laksana
Non Medikamentosa: Membenahi gangguan makan/stress.

Medikamentosa: Terapi progestin, kontrasepsi hormonal kombinasi, induksi ovulasi (letrozole,


clomiphene)

Surgical: Laparoscopic ovarian drilling

Sumber: Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/

Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2022 Feb 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
Endometrial
Disorder
Definisi

Merupakan Abnormal Uterine Bleeding yang terjadi pada uterus yang secara struktur
normal, dengan siklus menstruasi regular, tanpa adanya koagulopati, yang kemungkinan
memiliki penyebab utama pada endometrial
Etiologi

Penghentian progesteron karena kematian korpus luteum tanpa adanya kehamilan.


Diikuti juga terjadinya hipoksia, inflamasi, hemostasis, dan angiogenesis
Patofisiologi

Gangguan sintesis prostaglandin serta plasminogen yang berlebihan menyebabkan


peluruhan dinding endometrium menjadi tidak terkontrol
Diagnosa

Diagnosis dilakukan dengan exklusi dari penyebab yang lain


Tatalaksana

Belum memiliki tatalaksana yang spesifik karena memiliki mekanisme patofisiologi yang
juga belum diketahui secara jelas
Ieratogenic
Definisi

Suatu kondisi dimana intervensi medis dapat menyebabkan perdarahan, termasuk


medicated atau insert intrauterine sistem dan agen farmakologis yang secara langsung
berdampak endometrium, mengganggu mekanisme pembekuan darah, atau
mempengaruhi kontrol sistemik ovulasi.
Etiologi
1. Perdarahan karena efek samping PKK :
- Perdarahan sela (breakthrough bleeding) dapat terjadi dalam 3 bulan pertama atau setelah 3 bulan
penggunaan PKK. Jika perdarahan sela terjadi dalam 3 bulan pertama maka penggunaan PKK
dilanjutkan dengan mencatat siklus haid
1. Perdarahan karena efek samping kontrasepsi progestin :
- Jika terdapat amenorea atau perdarahan bercak lakukan konseling bahwa kelainan ini merupakan
hal biasa. Jika efek samping berupa PUA-O dan jika usia pasien diatas 35 tahun dan memiliki risiko
tinggi keganasan endometrium, dilakukan biopsi endometrium
1. Perdarahan karena efek samping penggunaan AKDR :
- Jika pada pemeriksaan pelvik dijumpai rasa nyeri, diberikan doksisiklin 2x100 mg sehari selama 10
hari karena perdarahan pada pengguna AKDR dapat disebabkan oleh endometritis. Jika tidak ada
perbaikan, pertimbangkan untuk mengangkat AKDR. Jika tidak dijumpai rasa nyeri dan AKDR
digunakan dalam 4-6 bulan pertama, lanjutkan penggunaan AKDR, jika perlu dapat ditambahkan
AINS
Patofisiologi

Sangat mungkin bahwa banyak episode perdarahan tak terjadwal / BTB terkait dengan
berkurangnya tingkat steroid gonad yang bersirkulasi akibat masalah kepatuhan seperti
penggunaan yang salah, tertunda, atau penggunaan tidak teratur. Dengan berkurangnya supresi
produksi FSH dan perkembangan folikel yang menghasilkan estradiol endogen, stimulasi
tambahan dan tidak teratur dari endometrium dapat menyebabkan BTB. Dalam penelitian yang
dikumpulkan dari 7 percobaan, 35% wanita dengan folikel besar memiliki BTB. Penyebab
potensial lain dari penurunan kadar estrogen yang bersirkulasi dan progestin termasuk
penggunaan agen seperti antikonvulsan dan antibiotik (misalnya rifampisin dan griseofulvin) .
Diagnosa

1. Bagian yang prolaps boleh dilihat dari permukaan vagina


2. Dapat dirasai semasa melakukan pemeriksaan menerusi vagina
Tatalaksana

- LNG IUS atau asam traneksamat , NSAID diikuti dengan Pil KK atau progestin oral siklik
- Pengobatan medis atau operasi yang gagal atau kontraindikasi: agonis GnRH dengan terapi
add-back
- Ketika semua pilihan dan steroid tidak membantu: Centchroman
Non otherwise
classified
Definisi

Beberapa kelainan uterus mungkin berkontribusi menyebabkan PUA pada individu


tertentu. Namun, ini belum dibuktikan secara pasti. Kelainan seperti endometritis kronis,
malformasi arteriovenosa, dan hipertrofi myometrium. Selain itu, mungkin ada gangguan
lain, belum teridentifikasi. Secara kolektif, kelainan ini telah ditempatkan dalam kategori
yang disebut ”not yet classified”.
Malignancy &
Hyperplasia
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Definisi
Hiperplasia endometrium merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi ireguler pada kelenjar endometrium
dengan peningkatan rasio antara kelenjar dengan stroma.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun 2014, hiperplasia endometrium dapat dibagi menjadi dua
diagnosis, yaitu hiperplasia endometrium non atipik (hiperplasia jinak) dan atipik (Endometrial Intraepithelial
Neoplasia / EIN). Hiperplasia endometrium atipik memiliki risiko kanker endometrium yang lebih besar.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Etiologi
Hiperplasia endometrium adalah hasil dari paparan kronis terhadap estrogen bersama dengan defisiensi
relatif progesteron. Penyebab kelebihan estrogen bisa endogen atau eksogen. Faktor risiko yang terkait
dengan hiperplasia endometrium adalah sebagai berikut:

● Terapi penggantian hormon- terapi hanya


estrogen dapat menyebabkan hiperplasia
endometrium bahkan pada dosis minimal
● Usia dan dikontraindikasikan pada wanita dengan
● Nulliparitas rahim. Obat bebas/herbal mungkin memiliki
● Kegemukan jumlah estrogen yang tinggi.
● Genetik ● Imunosupresi (penerima cangkok ginjal) dan
● Diabetes mellitus infeksi mungkin juga terlibat dalam
● Siklus anovulasi - PCOS, perimenopause perkembangan hiperplasia endometrium.
● Kanker kolorektal nonpoliposis herediter
● Tumor ovarium - tumor sel granulosa atau sindrom Lynch – wanita dengan kondisi
ini memiliki risiko hiperplasia endometrium
yang sangat meningkat.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Patofisiologi
Hiperplasia endometrium hasil dari dominasi estrogen dan insufisiensi progesteron relatif. Penyebab
khas kelebihan estrogen endogen termasuk siklus anovulasi (perimenopause, sindrom ovarium polikistik
(PCOS)), obesitas, dan tumor ovarium yang mensekresi estrogen. Penyebab eksogen termasuk terapi
estrogen tanpa lawan, terapi penggantian hormon (HRT), dan tamoxifen (digunakan dalam pengobatan
kanker payudara)

Percobaan Intervensi Estrogen/Progestin Pascamenopause (PEPI) menunjukkan bahwa ketika pengobatan


estrogen tanpa lawan dengan 0,625 mg estrogen kuda terkonjugasi diberikan kepada wanita selama tiga
tahun, hal itu menyebabkan peningkatan insiden hiperplasia endometrium. Risiko hiperplasia kompleks
meningkat sebesar 22,7%, dan hiperplasia atipikal meningkat sebesar 11,8%. Namun, studi Women's
Health Initiative (WHI) menunjukkan bahwa penambahan 2,5 mg medroxyprogesterone acetate ke 0,625
mg estrogen kuda terkonjugasi tidak meningkatkan risiko kanker endometrium.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Klasifikasi
Klasifikasi hiperplasia endometrium menurut World Health Organization ditentukan berdasarkan dua
faktor :

1. Corak arsitektur kelenjar/stroma, bisa simple atau complex.


2. Ada atau tidaknya nuclear atypia.

Berdasarkan kedua hal tersebut diatas WHO membuat klasifikasi Hiperplasia Endometrium sebagai
berikut :

● Simple hyperplasia : peningkatan jumlah kelenjar dengan arsitektur yang regular.


● Complex hyperplasia : kelenjar iregular yang padat.
● Simple hyperplasia with atypia : hiperplasia simpel dengan adanya sitologi atipik.
● Complex hyperplasia with atypia: hiperplasia kompleks dengan sitologi atipik.

Sobczuk K, Sobczuk A. New classification system of endometrial hyperplasia WHO 2014 and its clinical implications. Prz Menopauzalny. 2017;16(3):107–11.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Faktor Resiko
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anda untuk mengalami hiperplasia endometrium yaitu:2

● Menopause: ketika anda mengalami menopause maka tubuh akan berhenti menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini

berfungsi untuk meluruhkan dinding rahim dalam siklus menstruasi. Akibat tidak dihasilkannya hormon ini maka rahim akan

menebal akibat dari pengaruh hormon estrogen

● Perimenopause: pada masa mendekati menopause maka akan terjadi gangguan keseimbangan hormon

● Mengonsumsi hormon estrogen

● Pasien dengan penyakit polycystic ovary syndrome (PCOS)

● Obesitas
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tanda dan Gejala


Gejala yang sering dikeluhkan pasien dengan hiperplasia endometrium antara lain ialah:

● Perdarahan menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya

● Siklus menstruasi lebih singkat yaitu kurang dari 21 hari (dalam satu bulan bisa lebih dari 1x menstruasi)

● Keluarnya darah menstruasi diantara dua periode menstruasi

● Perdarahan dari jalan lahir meskipun sudah menopause

Cleveland Clinic. Endometrial hyperplasia. Diunduh dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16569-atypical-endometrial-hyperplasia diakses tanggal 10 Juni 2022
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Diagnosis
Untuk dapat menegakkan diagnosis hiperplasia endometrium maka yang perlu ditanyakan adalah mengenai hal-hal terkait siklus menstruasi. Selain
itu menanyakan mengenai kebiasaan sehari-hari, riwayat penyakit dan obat-obatan yang rutin anda konsumsi.

Pemeriksaan lanjutan yang mungkin akan dilakukan adalah:

● Ultrasonografi transvagina: pemeriksaan USG dengan memasukkan alat melalui vagina untuk menentukan ketebalan dinding rahim serta
untuk mengetahui kondisi uterus dan ovarium
● Histeroskopi: dilakukan dengan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera melalui leher lahir untuk memeriksa kondisi
rahim anda
● Biopsi: mengambil contoh jaringan rahim yang menebal untuk dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop guna menentukan apakah
terdapat tanda-tanda kanker atau tidak

Armstrong AJ, Hurd WW, Elguero S, Barker NM, Zanotti KM. Diagnosis and Management of Endometrial Hyperplasia. J Minim Invasive Gynecol. 2012;19(5):562–71.
Montgomery BE, Daum GS, Dunton CJ. Endometrial Hyperplasia: A Review. Obstet Gynecol Surv. 2004;59(5):368–78.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Diagnosis Banding
Diagnosis banding potensial untuk hiperplasia endometrium adalah kondisi yang dapat menyebabkan penebalan
endometrium fokal atau menyeluruh:

● Kanker endometrium: Pemeriksaan histopatologi jaringan endometrium dapat menunjukkan penanda invasi pada
kanker endometrium.
● Polip endometrium: Hidrosonografi dapat membantu dalam mendiagnosis polip endometrium dengan
meningkatkan visualisasi. Histeroskopi diagnostik dapat mengkonfirmasi adanya polip.
● Endometritis: Endometrium yang tidak teratur dan ketebalan fokal adalah ciri khas endometritis.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Penatalaksanaan hiperplasia endometrium bergantung pada faktor klinis dan klasifikasi diagnosis. Penanganan awal
apabila terdapat gangguan status hemodinamik dapat diberikan terlebih dahulu sesuai indikasi. Hiperplasia endometrium
ditangani secara non invasif dengan obat-obatan maupun invasif dengan pembedahan.

Terapi Farmakologis

Terapi medikasi pasien hiperplasia endometrium umumnya lebih disarankan pada hiperplasia endometrium tipe non atipik
dan masih fertil. Terapi progestin merupakan terapi utama dalam penanganan hiperplasia endometrium non atipik.

Terapi Progestin

Terapi progestin memiliki efek dalam modifikasi efek proliferatif dari estrogen pada endometrium. Terdapat dua rute
progestin yang dapat diberikan, yaitu progestin oral dan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS).
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Progestin Oral:

Progestin oral umumnya disarankan pemakaiannya pada pasien hiperplasia endometrium non atipik. Progestin oral dapat
diberikan pada wanita dengan karakteristik sebagai berikut :

■ Wanita dengan kontraindikasi penggunaan LNG-IUS


■ Wanita dengan kondisi khusus pada uterus yang menyebabkan kesulitan dalam pemasangan atau retensi dari LNG-
IUS , seperti fibroid dan anomali kongenital
■ Wanita yang ingin segera hamil setelah terapi

Progestin oral dapat diberikan minimal 6 bulan dengan dosis berkelanjutan. Progestin oral dapat diberikan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan indikasinya. Berikut ini merupakan pilihan progestin oral yang dapat diberikan
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Megestrol Asetat:

Megestrol asetat dapat diberikan dengan dosis 40 – 160 mg / hari. Kontrasepsi oral ini merupakan tipe progestin yang kuat.
Dosis yang diberikan dapat disesuaikan dengan klasifikasi diagnosis histologi pasien. merupakan pilihan utama progestin
oral dalam terapi hiperplasia endometrium atipik.

Medroxyprogesterone Acetate (MPA):

Medroxyprogesterone acetate (MPA) merupakan lini pertama terapi oral progestin untuk pengobatan hiperplasia
endometrium non atipik. Dosis yang dapat diberikan adalah sebanyak 10-20 mg / hari.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Norethindrone Acetate (NETA):

Norethindrone acetate (NETA) telah dilaporkan pada beberapa studi memiliki efikasi yang hampir sama dengan MPA.
Dosis NETA yang dapat diberikan adalah 15 mg / hari.

Levonorgestrel-Releasing Intrauterine System (LNG-IUS)

Penggunaan Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS) merupakan lini pertama pada terapi hiperplasia
endometrium tanpa atipik. Penggunaan LNG-IUS sudah dilaporkan memiliki efek yang lebih baik dibandingkan dengan
progestin oral.

Kelebihan penggunaan LNG-IUS dibandingkan oral progestin adalah kecepatan regresi penyakit yang lebih baik,
perdarahan yang lebih sedikit, serta efek samping yang lebih sedikit. Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-
IUS) dapat digunakan dengan dosis 52 mg dengan kecepatan rilis 20 mcg/hari selama 5 hari (LNg52/5). Apabila pasien
menolak menggunakan LNG-IUS, maka penggunaan progestin oral baru disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Terapi Non Progestin

Terapi non-progestin lainnya dapat digunakan pada keadaan dimana tidak dapat menggunakan terapi progestin. Berikut ini
merupakan terapi non-progestin yang dapat digunakan.

Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) Agonis:

Beberapa studi sudah menemukan bahwa penggunaan GnRH agonis bersamaan dengan LNG-IUS berhasil dalam
menangani hiperplasia endometrium. Kecepatan rilis obat yang disarankan adalah 19,5 mcg/hari selama 5 tahun.

Aromatase Inhibitor:

Penggunaan aromatase inhibitor memiliki kegunaan dalam menghentikan produksi estrogen endogen pada pasien
hiperplasia endometrium. Letrozole dengan dosis 5 mg telah dibuktikan dapat menangani hiperplasia endometrium.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Metformin:

Metformin telah dilaporkan dapat menurunkan risiko kanker endometrium dengan efek anti proliferatif dan menurunkan
resistansi insulin. Beberapa studi telah melaporkan bahwa metformin memiliki respons yang baik dalam menangani
hiperplasia endometrium non atipik. Dosis yang dapat diberikan adalah 850 mg sekali sehari selama 4 minggu kemudian 2
kali sehari selama 8 minggu.

Danazol:

Penggunaan danazol telah dilaporkan memiliki efikasi yang baik pada pasien hiperplasia endometrium, namun karena efek
samping yang signifikan maka penggunaan obat ini tidak disarankan. Dosis yang dapat diberikan pada wanita post
menopause adalah 400 mg per hari selama 6 bulan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Prosedur Pembedahan

Tindakan bedah merupakan terapi hiperplasia endometrium yang paling disarankan pada pasien yang sudah tidak ingin
memiliki anak. Terapi bedah yang paling sering digunakan adalah histerektomi.

Histerektomi

Histerektomi merupakan terapi utama pada hiperplasia endometrium atipik dikarenakan memiliki resiko tinggi untuk
progesi terjadinya kanker. Selain itu, histerektomi juga diindikasikan pada pasien hiperplasia endometrium dengan / tanpa
atipik dengan kegagalan pengobatan awal. Pada wanita post menopause dengan hiperplasia endometrium dengan risiko
kanker endometrium, maka terapi histerektomi juga lebih disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Prosedur histerektomi yang disarankan adalah extrafascial hysterectomy / histerektomi tipe 1, yaitu mengeluarkan uterus
dan serviks dan meninggalkan parametrium. Tindakan limfadenektomi disarankan untuk menentukan stadium
endometrium karsinoma.

Terapi Pembedahan Alternatif

Terapi pembedahan alternatif sudah dilaporkan adalah reseksi dan ablasi endometrium dan terapi bariatrik.

Reseksi dan Ablasi Endometrium:

Reseksi dan ablasi endometrium telah dilaporkan dapat mencegah progresi hiperplasia endometrium menuju kanker
endometrium. Akan tetapi, metode ini akan merusak seluruh bagian endometrium sehingga kurang disarankan.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Tatalaksana
Terapi Bariatrik:

Terapi bariatrik merupakan terapi yang bertujuan untuk menurunkan obesitas dengan melakukan bypass gaster. Tindakan
ini telah ditemukan dapat menurunkan resiko kanker endometrium pada pasien obesitas.

Sanderson PA, Critchley HOD, Williams ARW, Arends MJ, Saunders PTK. New concepts for an old problem: The diagnosis of endometrial hyperplasia. Hum Reprod Update.
2017;23(2):232–54.
Armstrong AJ, Hurd WW, Elguero S, Barker NM, Zanotti KM. Diagnosis and Management of Endometrial Hyperplasia. J Minim Invasive Gynecol. 2012;19(5):562–71.
Sun Y, Wang Y, Mao L, Wen J, Bai W. Prevalence of abnormal uterine bleeding according to new International Federation of Gynecology and Obstetrics classification in Chinese
women of reproductive age: A cross-sectional study. Med (United States). 2018;97(31):1–7.
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Komplikasi
Signifikansi klinis hiperplasia endometrium adalah dapat menjadi prekursor adenokarsinoma endometrium. Adanya
atypia/EIN memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi keganasan invasif setinggi 27,5% jika tidak diobati.
Juga, entitas ini memiliki kemungkinan keganasan endometrium yang hidup berdampingan pada 43% kasus.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Figa Altuno Firdausi - 201910330311027

Prognosis
Progestogen menginduksi perubahan sekretori pada endometrium dan mengimbangi efek stimulasi estrogen. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa terapi progestogen menyebabkan tingkat regresi yang tinggi pada hiperplasia tanpa
atypia (89% hingga 96%). (RCOG. Penatalaksanaan Hiperplasia Endometrium (Pedoman Green-top No. 67)) Namun,
dengan adanya neoplasia intraepitel endometrium, ada penurunan tingkat keberhasilan terapi.

Singh G, Puckett Y. Endometrial Hyperplasia. [Updated 2022 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560693/
Anovulatory
Bleeding
Definisi
Perdarahan Uterus Abnormal yang berhubungan dengan
disfungsi ovulasi atau perdarahan anovulasi, adalah perdarahan
uterus non-siklik yang ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur,
berkepanjangan, dan seringkali berat. Penyakit ini biasa digunakan
sebagai diagnosa eksklusi.

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Etiologi
Dikarenakan beberapa hal :

1. Hyperandrogenism (e.g., PCOS, congenital adrenal hyperplasia,


androgen-producing tumors)
2. Hyperprolactinemia
3. Anorexia
4. Medication
5. Stress
6. Thyroid dysfunction
7. Primary pituitary dysfunction
Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Manifestasi klinik
Hanya ada 1 yaitu :
1. Pendarahan Pervaginam
2. Tanda syok hipovolemik
3. Bisa disertai demam

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Diagnosis
Karena ini diagnosis eksklusi maka seluruh pemeriksaan yang
berkaitan dengan AUB dengan penyebab harus dilakukan seperti :

● Kelainan tiroid : Serum thyroid-stimulating hormone (TSH)


● Hyperprolactinemia: Serum prolaktin
● PCOS : 17-OH-progesterone, total and free testosterone, follicle-stimulating
hormone (FSH), luteinizing hormone (LH)
● Gangguan koagulopati : CBC, prothrombin time (PT), partial thromboplastin time
(PTT), von Willebrand factor (vWF) antigen test, factor VIII level,
● USG

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Diagnosis Banding
● P: Polip
● A. Adenomiosis ● E: Endometrium
● L: Leiomioma ● I: Iatrogenik
● M: Keganasan ● N: Belum diklasifikasikan
● C: Koagulopati
● O: Disfungsi ovulasi

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
tatalaksana
Penentuan pengobatan untuk AUB-O adalah melalui etiologi
anovulasi dan tujuan terapeutik pasien. Kelainan endokrin yang
mendasari harus dikoreksi.

Farmakoterapi

1. Progrestin + Kontrasepsi
2. Progestin

Operasi (apabila farmakoterapi gagal)

3. Laparoskopi ovarium (tidak di rekomendasi kan)

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
Prognosis
Prognosis keseluruhan untuk pasien dengan AUB-O adalah baik. Gejala
umumnya dapat dikelola secara medis dengan peningkatan kualitas hidup
pasien yang signifikan. Identifikasi dan pengelolaan AUB-O dapat
menimbulkan komplikasi seperti hiperplasia atau keganasan. Bahkan dalam
skenario terburuk, prognosis kanker endometrium relatif baik dibandingkan
dengan keganasan ginekologi lainnya. Induksi ovulasi juga bisa sangat
berhasil pada pasien yang menginginkan kesuburan.

Jones K, Sung S. Anovulatory Bleeding. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549773/
LO 3
Mengetahui dan memahami tentang cairan normal dan
abnormal yg keluar dari vagina menurut islam dan
hukumnya
Macam-macam cairan yang keluar dari farji (kemaluan)
wanita
Darah
1. Darah Haid

Haid yaitu darah yang ke luar dari farji perempuan ketika seseorang wanita dalam keadaan sehat.
Secara biologis, haid atau menstruasi merupakan siklus reproduksi yang menandai sehat dan
berfungsinya organ-organ reproduksi perempuan. Menstruasi menandakan kematangan seksual

QS. Al-baqarah ayat 222


Artinya :
Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang
kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu.

Menurut hukum Islam, haid adalah darah kotor yang keluar dari rahim seorang wanita sehat tanpa ada
sebab dan terlaranglah baginya menjalankan ibadah

Allah Swt sangat memuliakan seorang wanita. Ketika seorang wanita haid, kondisi fisik yang pada
umumnya mengalami kelemahan, maka Allah Swt melepaskan kewajiban kepadanya untuk mengerjakan ibadah
di antaranya:
1. Wanita haid dilarang mengerjakan shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunah.
2. Wanita haid dilarang mengerjakan puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunah. Namun, jika shalat
yang ditinggalkan tidak wajib diganti pada saat wanita tersebut telah bersih dari haid, maka puasa wajib
seperti (puasa ramadhan atau nazar) tetap harus diganti pada saat wanita tersebut suci dari haid;
3. Wanita haid dilarang mengerjakan thawaf.
4. Wanita haid dilarang ditalak.
5. Wanita haid dilarang menyentuh dan membawa AlQuran. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat al-
Waqi'ah ayat 79 "Siapa saja yang sedang junub atau berhadas besar tidak diperbolehkan untuk
menyentuh dan membawa Al-Quran"
2. Darah istihadoh

Darah istihadhah ke luar karena suatu penyakit atau kondisi tubuh yang sedang tidak
baik (tidak normal). Darah istihadhah ke luar ketika masa haid atau nifas telah melewati
batas maksimal.

Status perempuan yang mengalami istihadhah masih dikategorikan sebagai perempuan


yang suci

Waktu haid yang lebih dari 15 hari masih bisa dikategorikan sebagai haid, kecuali
terjadi pendarahan plasenta previa, dan infeksi kontrasepsi. Hal tersebut bukan termasuk
haid, melainkan istihadhah.

Setiap akan melaksanakan shalat tidak diwajibkan mandi. Mandi hanya sekali saja
yaitu pada saat darah benar-benar berhenti. Tetapi dalam persoalan wudhu terdapat dua
pendapat yaitu diwajibkan untuk wudhu ketika akan shalat dan wudhu hukumnya sunnah
bagi perempuan yang sedang istihadhah ketika akan melaksanakan shalat.
Hukum untuk perempuan yang istihadhah, yaitu

1. Ketika akan melaksanakan segala bentuk ibadah baik shalat atau pun yang lain. Maka tidak
diwajibkan untuk mandi.
2. Sebelum melaksanakan shalat wajib wudhu, seperti biasanya. Hal ini mengacu pada hadis
riwayat Al-Bukhari: "kemudian berwudhu lah setiap ingin melaksanakan shalat". Namun dalam
hal lain, Imam Malik berpendapat bahwa wudhu setiap hendak melaksanakan shalat bagi
perempuan yang mengalami istihadhah hukumnya hanya Sunnah dan tidak diwajibkan
3. Sebelum wudhu sebaiknya membasuh kemaluan dan membalutnya dengan kain atau pun
kapas agar najisnya tidak terlalu banyak kalo bisa pun sampai najis tersebut hilang.
4. Mayoritas ulama berpendapat bahwasanya, janganlah wudhu sebelum waktu shalat tiba,
karena kondisi suci itu darurat. Jadi, jika waktu shalat belum tiba maka janganlah wudhu dan
berwudhulah pada saat waktu shalat tiba dan kemudian segeralah melaksanakan shalat
5. Berdasarkan pandangan mayoritas ulama, suami boleh berhubungan atau jima' dengan
istrinya bukan pada masa haid, walaupun ada darah yang ke luar dari kemaluannya yang
terpenting darah tersebut bukan darah haid
6. Seorang perempuan yang sedang mengalami istihadhah, karena status dari perempuan
istihadhah adalah suci, maka mereka yang istihadhah wajib yang namanya menjalankan ibadah
wajib dan boleh menjalankan segala ibadah dalam Islam
3. Darah Nifas

Nifas adalah keluarnya darah dari kemaluan perempuan karena suatu sebab melahirkan
atau persalinan, walaupun anak yang dilahirkan mengalami keguguran. Adapun masa
selesai maksimal nifas yaitu 40 hari. Lebih dari 40 hari disebut nifas jika perempuan
tersebut mempunyai kebiasaan seperti itu. Batas maksimal dalam hal hari yaitu 60 hari.
Jika sudah melebihi 60 hari maka tidak dikatakan sebagai nifas tetapi istihadhah.
Keputihan
Secara medis keputihan disebut dengan “flour Albus” yaitu semacam cairan yang keluar dari
vagina. Keputihan ini ada dua jenis [1] normal (fisiologis) yaitu keluar sebelum menstruasi atau
sebelum menstruasi ataupun masa subur, [2] keputihan penyakit (patologis) yang disebabkan
oleh infeksi (bakteri, virus atau jamur) disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina.

Ulama terlebih dahulu membahas istilah “ruthubah” yaitu lendir yang keluar dari wanita dan
sekarang dikenal istilah “ifrazat” yaitu keputihan. Para ulama menjelaskan hukum
ifrazat/keputihan menjadi beberapa pendapat.

1. keputihan tidak najis, Al-Mawardi menjelaskan “Pendapat mengenai keputihan/lendir dari


video wanita ada dua pendapat salah satunya adalah suci dan inilah yang shahih dalam
mazhab kami secara mutlak.”
2. keputihan membatalkan wudhu atau tidak, pendapat terkuat adalah tidak membatalkan
wudhu. Keputihan yang keluar adalah tidak membatalkan wudhu dengan beberapa alasan,
sebagaimana dalam kitab “hukmu ArRuthubah”,Tidak ada dalil satupun baik shahih, hasan
bahkan dhaif mengharuskan berwudhu jika keluar keputihan.
Sumber
Sa’adah, Nailatus dan As Shif Az zhafi. Vol. 4 No. 1 Juli 2020, pp. 155-174. HUKUM SEPUTAR DARAH
PEREMPUAN DALAM ISLAM. : Jurnal Perempuan dan Anak

Zuadah AS. 2021. Hadis tentang Haid dan Pengaruh Alat Kontrasepsi Pencegah Kehamilan terhadap Siklus
Haid. Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 1 (April 2021): 15-28
POMR
https://docs.google.com/document/d/1F-OZzo6QEMXDNsFH_N6LZ9rz_r6G
E59eSPzD9QPyO2Y/edit

Ananda Arif R-201910330311005

Anda mungkin juga menyukai