Anda di halaman 1dari 9

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. S 30 TAHUN G3P1A1


HAMIL 36-37 MINGGU DENGAN PLASENTA PREVIA

Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2019

Hari : Kamis

Tempat : R1 RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya

Nama Pengkaji : Aulia Rahmawati

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. C
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pendidikan : Buruh
Goldar :B Goldar :-
Alamat : Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya

2. Keluhan Utama
Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit sejak tanggal 8 Mei 2019 ,
periksa ke dr SpOG didapatkan hasil USG Plasenta berada di bawah
segmen uterus lalu dirujuk ke RSUD
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang ke 3 Pernah
mengalami Keguguran pada kehamilan ke 2 . Usia Kehamilan 36
Minggu. HPHT 24 Agustus 2018.
4. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Ana Hidup/M Jenis Tahu BB Jenis Keada Penyul
k ati Persalin n Kelam an it
Ke an in Bayi
1 Hidup Spontan 2008 2700 L Sehat Tidak
gr ada
2 Mati Curetag 2009 - - - -
e

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :Baik
b. Kesadaran :Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,1oC
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala : Tidak ada Kelainan, Tidak ada benjolan dan nyeri
tekan
b. Mata : Simetris. Konjungtiva Merah Muda, Sklera putih
c. Hidung : Bersih , Tidak ada polip
d. Telinga : Simetris,bersih ,Tidak ada cairan yang abnormal,
pendengaran baik
e. Mulut : Bersih ,tidak ada stomatitis
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe . kelenjar
tyroid dan vena jugularis
g. Payudara : Simetris ,bersih , Hipepegmentasi, puting susu
menonjol
h. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
TFU : 31 cm
LP : 91 cm
Leopold 1 : Teraba bulat lembek dan kurang melenting
Leopold 2 : Kiri teraba keras memanjang seperti ada tahanan,
dan kanan teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold 3 : Teraba bulat keras melenting , belum masuk PAP
DJJ : 170 x/menit
HIS :-
i. Ekstremitas :
Atas : simetris sama panjang, tidak ada oedema, tangan
kiri terpasang infus RL
Bawah : simetris sama panjang, tidak ada oedema dan
varises reflek patela +
j. Genetalia : Tidak ada kelainan , terdapat perdarahan sedikit
3. Pemeriksaan Penunjang
HB : 9.8 gr%
Gol Darah :B
USG : Plasenta menutupi sebagian jalan lahir

C. ANALISA
Ny.S Umur 30 tahun G3P1A1 36-37 minggu dengan Plasenta Previa
D. PENATALAKSANAAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. Melakukan Inform consent untuk auhan yang akan diberikan → Ibu
menyetujui setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai tanggal taksiran persalinan ,
Usia kehamilan, keadaan janin dan keadaan ibu dalam keadaan baik
→ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
4. Melakukan orientasi pasien baru , nutrisi dan personal hygen → ibu
dan keluarga mengerti
5. Menganjurkan ibu bedrest total untuk meluncurkan aliran darah
sehingga asupan oksigen dan nutrisi ke janin berlangsung cepat dan
optimal mengurangi tekanan pada janin sehingga meminimalkan
resiko perdarahan → ibu bersedia untuk bedrest dan kelurga
mendampingi untuk membantu aktivitas ibu
6. Melakukan pemanatauan HIS , BJF dan pendarahan yang keluar → ibu
bersedia mendapatkan pemantauan
7. KIE Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda
vital, ganti pembalut bila basah, pantau gerakan janin
8. Anjurkan ibu teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu
dan meminta keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada
ibu
9. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genitalia
10. Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk tindakan dan therapy
yang diberikan
a. Pemberian tokolitik dan antibiotika
b. Pemberian dexametason untuk pematangan paru
c. Memberikan tablet fe
d. Siapkan darah untuk tranfusi jika sewaktu wktu dibutuhkan
11. menjelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan
secara normal tetapi harus secara operasi (seksio sesarea) karena ada
plasenta yang menutupi jalan lahir.
12. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan
PEMBAHASAN

Berdasarkan dari kasus asuhan pada Ny. S umur 30 tahun G3P1A1 umur
khamilan 36 minggu janin tunggal hidup intra uterin letak memanjang punggung
kiri presentasi kepala , kepala belum masuk PAP dengan kehamilan plasenta
previa. Didapatkan bahwa tinjauan kasus keluhan perdarahan pervaginam sedikit
sedikit sejak 8 hari yang lalu dan menurut hasil USG rujukan dr. SPOG ditemukan
plasenta menutupi jalan lahir atau letak plasenta berada di segmen bawah uterus.
Setelah dilakukan asuhan kehamilan terdapat beberapa hal sebagai berikut:

1. Data Subjektif dan Objektif


a. Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal
dari manajemen kebidanan menurut Varney, dilaksanakan dengan
wawancara, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi
dokumentasi Menurut Prawirohardjo (2016) Plasenta Previa adalah
plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Pada kasus ini pengkajian data diperoleh pada ibu hamil Ny. S
seorang multigravida pada umur kehamilan 36 minggu (Trimester III)
dengan Plasenta Previa, yaitu ibu mengatakan keluar darah sedikit
sedikit sejak tgl 8 mei 2019, pada pemeriksaan USG ditemukan letak
plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah uterus sehingga
menutupi sebagian jalan lahir.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada di lahan praktek.
b. Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data bahawa ibu pernah
mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya dan mendapatkan
tindakan curetage , sehingga penulis menemukan adanya hubungan
riwayat curetage ibu dengan faktor resiko plasenta previa saat ini
berdasarkan teori yaitu
Endometrium yang cacat :
1) Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek.
2) Bekas operasi, bekas kuretage atau placenta manual.
3) Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip.
4) Pada keadaan malnutrisi .

Oleh karena itu tidak ada kesenjangan antara hasil pemeriksaan dengan
teori yang ada.

c. Perdarahan yang terjadi pada pasien dengan plasenta previa umumnya


terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bahwa uterus dan permukaan
servik menyebabkan sinus robek karena lepasnya plasenta dari dinding
uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan
tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal.
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak
terbangun, baru pada saat pasien bangun pasien merasa bahwa kainnya
basah. Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah
bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh :
Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
tidak berbeda dari abortus.
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim. Ini disebabkan karena setelah bulan ke
empat terjadi regangan pada dinding rahim lebih cepat tumbuhnya dari
Rahim sendiri, akibatnya istmus uteri tertarik menjadi bagian dinding
korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
Pada plasenta previa tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan
insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi pada
kehamilan tidak perlu ada his untuk menimbulkan perdarahan, tetapi
sudah jelas dalam persalinan his pembukaan menyebabkan perdarahan
karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan terlepas dari
dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya plasenta
dari dasarnya. Perdarahan pada plasenta previa terjadi berulang-ulang
karena setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim.
Oleh karena itu regangan dinding rahim dan tarikan pada serviks
berkurang tetapi dengan majunya kehamilan regangan betambah lagi
dan menimbulkan perdarahan baru
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada kasus ini ibu mengalami
perdarahan di trimester 3 kehamilan dan perdarahan terjadi berulang
ulang , sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil
pmeriksaan.
2. Analisis
Ny.S Umur 30 tahun G3P1A1 36-37 minggu dengan Plasenta Previa
Jika pemeriksaan USG yang terpercaya dapat dilakukan, cari lokasi
plasenta. Jika diagnosis plasenta previa ditegakkan dan janin matur ,
rencanakan pelahiran. (WHO 2017)
Berdasarkan hasil pemeriksaan USG diagnosis ditegakan plasenta previa
oleh dr.SPOG karena janin prematur maka dilakukan perawatan terlebih
dahulu untuk memperbaiki kondisi ibu dan menghentikan perdarahan.
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Peringatan : jangan lakukan periksa dalam kecuali bila seksio sesarea
segera telah dipersiapkan.
a) Pemeriksaan dengan speculum secara hati-hati dapat dilakukan dengan
menyingkirkan penyebab perdarahan yuang lain seperti servisitis, trauma
,polip serviks, atau keganasan ( kanker ) serviks. Namun , keberadaan
penyebab perdarahan tersebut tidak menyingkirkan adanya plasenta
previa.
b) Kembalikan volume darah dengan infus cairan IV ( salin normal / RL)
c.) Kaji banyaknya perdarahan
1) Jika perdarahan berat dan berlanjut, atur pelahiran seksio sesarea
tanpa memperhatikan maturitas janin
2) Jika perdarahan ringan atau berhenti dan janin masih hidup
tetapi premature, pertimbangkan penatalaksanaan ibu hamil sampai terjadi
kelahiran / perdarahan berat
3) Atasi anemia dengan besi sulfat atau besi fumarate 60 mg perral
setiap hari selama 6 bulan
4) Pastikan tersedia darah untuk transfuse jika sewaktu – waktu
dibutuhkan
5) Jika perdarahan kembali terjadi ambil keputusan tentang
penatalaksanaan ibu hamil atau pelahiran setelah mempertimbangkan
keuntungan dan resiko bagi ibu dan janin. (WHO,2017)
Pada kasus ini penatalaksaan dilakukan dengan 5. Menganjurkan
ibu bedrest total untuk meluncurkan aliran darah sehingga asupan oksigen
dan nutrisi ke janin berlangsung cepat dan optimal mengurangi tekanan
pada janin sehingga meminimalkan resiko perdarahan melakukan
pemanatauan HIS , BJF dan pendarahan yang keluar, KIE Observasi
banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital, ganti pembalut
bila basah, pantau gerakan janin anjurkan ibu teknik relaksasi untuk
memberikan rasa nyaman pada ibu dan meminta keluarga untuk
memberikan dukungan psikologis pada ibu menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan genitalia, melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG
untuk tindakan dan therapy yang diberikan
a. Pemberian tokolitik dan antibiotika
b. Pemberian dexametason untuk pematangan paru
c. Memberikan tablet fe
d. Siapkan darah untuk tranfusi jika sewaktu wktu dibutuhkan
berdasarkan hasil asuhan yang diberikan dan teori tidak ditemukan adanya
kesenjangan .

Anda mungkin juga menyukai