Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS METODE ANALISIS

DEVELOPMENT AND VALIDATION OF ABSORBANCE


CORRECTION METHOD FOR SIMULTANEOUS ESTIMATION
OF PARACETAMOL, IBUPROFEN, AND
DEXTROMETHORPHAN
HELLO
!!! KELOMPOK 3B
I Dewa Gede Wijaya Kusuma (2008611045)
A. A. Intan Kharisma Dewi (2008611046)
I Putu Mahayasa Kembara (2008611047)
Ni Putu Ayu Kristiara Dewi (2008611048)
Ni Made Adi Yuningsih (2008611049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020 2
“BAB I

3
BAB I
LATAR BELAKANG

Dikembangkan suatu formulasi Melalui pertimbangan terhadap


tablet yang mengandung Sehingga perlu diikembangkan kekurangan dan kelebihan suatu
Parasetamol, Ibuprofen, dan suatu metode analisis yang metode analisis, maka dipilihlah
Dekstrometorfan yang mampu mendeteksi senyawa Spektrofotometri UV-Simultan
diharapkan mampu berkhasiat multikomponen dalam suatu yang disertai dengan koreksi
analgesik, antipiretik, sediaan farmasi secara simultan absorbansi pada panjang
antiinflamasi, dan antitusivum gelombang yang digunakan

4
BAB I
DEFINISI MASALAH
Pada penetapan kadar
Penetapan Parasetamol dan Penetapan kadar Dekstrometorfan
Parasetamol (senyawa tunggal)
Ibuprofen (senyawa tunggal) (senyawa tunggal) menggunakan
dalam tablet dilakukan dengan
dalam tablet dilakukan dengan metode titrasi.
Spektrofotometri UV
KCKT. Namun penetapan senyawa
Namun pada penetapan kadar
Namun metode KCKT multikomponen tidak dapat
senyawa pada sediaan
memerlukan alat yang mahal, dilakukan dengan metode titrasi
multikomponen tidak bisa hanya
biaya perawatan tinggi, sebab tidak akan memenuhi
menggunakan metode
memerlukan pelarut dengan syarat-syarat penetapan
Spektrofotometri UV klasik,
spesifikasi pro HPLC dengan menggunakan metode titrasi,
sehingga harus ada penyesuaian
harga yang mahal, waktu analisis salah satunya yaitu syarat untuk
λmaks dan koreksi absorbansi
yang panjang apabila tidak adanya reaksi samping yang
apabila senyawa lainnya masih
dibandingkan dengan terjadi.
memberikan serapan.
Spektrofotometri UV-Simultan
yang akan digunakan

5
BAB I
DEFINISI MASALAH
Pada penelitian yang dilakukan oleh Parmar et al.
(2018) penetapan Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan dilakukan dengan
Spektrofotometri UV-Simultan. Penetapan
dilakukan dengan menggunakan panjang Sehingga perlu dilakukan koreksi absorbansi agar
gelombang 226 nm, 247 nm, dan 279 nm. pada penetapan Ibuprofen sudah dikoreksi
Parasetamol dideteksi pada panjang gelombang terhadap absorbansi Parasetamol dan
247 nm, Ibuprofen dideteksi pada panjang Dekstrometorfan, serta penetapan Dekstrometorfan
gelombang 226 nm, dan Dekstrometorfan dideteksi dapat dilakukan setelah dikoreksi terhadap
pada panjang gelombang 279 nm. Namun pada absorbansi Parasetamol
226 nm dan 279 nm Parasetamol masih
memberikan serapan, dan pada 226 nm
Dekstrometorfan juga masih memberikan serapan.

6
BAB I
DEFINISI MASALAH

Akurasi

Presisi

Spesifisitas
Pengujian Kategori I
Linieritas

Kisaran

Ruggedness

(Swartz dan Krull, 1997)


7
BAB I
DEFINISI MASALAH

Akurasi Presisi Spesifisitas


Parasetamol (98 % – 102 %), Pct & Ibu(< 2,8 % RSD Horwitz Spektrum senyawa dan λmaks
Ibuprofen (98 % – 102 %), dan < 1,8 % RSD AOAC) masing-masing senyawa uji sama
Dekstrometorfan (97 % – 103 %) Dex ((< 4 % RSD Horwitz dan < 2,7 atau mendekati yang spekrum dan
% RSD AOAC) λmaks pustaka

Linieritas
Linieritas dilakukan pada minimal 6 Kisaran Ruggedness
konsentrasi dan menghasilkan Penentuan komponen obat dalam Mampu memberikan
koefisien korelasi (r2 ≥ 0,997 sediaan farmasi yaitu 80 % – 120 % reprodusibilitas dalam berbagai
kondisi percobaan

(Gandjar dan Rohman, 2012; Gonzales et al., 2010; Herrador dan Gonzales, 2007; ICH, 2005)
8
"Tujuan
Pengembangan
Metode Analisis
Menghasilkan suatu metode
analisis yang simpel, akurat,
presisi, cepat, ekonomis-
efektif, reprodusibel, dan
terpercaya untuk digunakan
dalam analisis rutin terhadap
tablet multikomponen
(Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan) yang akan
dikembangkan.

9
BAB I
PEMILIHAN METODE
ANALISIS
Adapun metode analisis yang dikembangkan yaitu dengan
menggunakan Spektrofotometri UV-Simultan yang disertai Keterangan :
dengan koreksi absorbansi. Perhitungan konsentrasi A1 = Absorbansi sampel pada 226 nm
dilakukan dengan Hukum Lambert-Beer : A2 = Absorbansi sampel pada 247 nm
Atx = (Ɛ1C1)x + (Ɛ2C2)x A3 = Absorbansi sampel pada 279 nm
Aty = (Ɛ1C1)y + (Ɛ2C2)y ax1 = Koef. absortivitas Pct pada 226 nm
Atz = (Ɛ1C1)z + (Ɛ2C2)z ax2 = Koef. absortivitas Pct pada 247 nm
Berdasarkan rumus tersebut, pada penelitian yang ax3 = Koef. absortivitas Pct pada 279nm
dilakukan oleh Parmar et al. (2018) dikembangkanlah ay1 = Koef. absortivitas Dex pada 226 nm
rumus : ay3 = Koef. absortivitas Dex pada 279 nm
Cpct (g/100 mL) = A2/ax2 az1 = Koef. absortivitas Ibu pada 226 nm
Cdex (g/100 mL) = [(A3-ax3)Cpct]/ay3 Cpct = Kosentrasi Parasetamol (g/100 mL)
Cibu (g/100 mL) = [A1-((ax1.Cpct)+(ay1.Cdex))]/az1 Cibu = Kosentrasi Ibuprofen (g/100 mL)
Cdex = Kosentrasi Dextrometorfan (g/100 mL)

(Parmar et al., 2018) 10


“BAB II

11
BAB II
PARASETAMOL
Sinonim
Acetaminofen, N-acetyl-p-aminophenol

Pemerian
Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Parasetamol
Kelarutan
Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol

Kegunaan
Analgesik dan Antipiretik.

Pada sediaan tablet mengandung Parasetamol tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih
dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket

(Kemenkes RI, 2014; Tjay dan Rahardja, 2015)


12
BAB II
PARASETAMOL

Parasetamol

Pada larutan asam akan memberikan serapan pada panjang gelombang 245 nm dan pada
larutan basa akan memberikan serapan pada panjang gelombang 257 nm

(Moffat et al., 2011)


13
BAB II
IBUPROFEN
Sinonim
Ibuprofenum

Pemerian
Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah
Ibuprofen
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton, kloroform; sukar larut dalam etil asetat;
praktis tidak larut dalam air

Kegunaan
Analgetik, antipiretik, antiradang

Pada sediaan tablet mengandung Ibuprofen tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari
110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket

(Kemenkes RI, 2014; Tjay dan Rahardja, 2015)


14
BAB II
IBUPROFEN

Ibuprofen

Pada larutan basa akan memberikan serapan pada panjang gelombang 265 nm

(Moffat et al., 2011)


15
BAB II
DEKSTROMETORFA
N
Sinonim
Deoxydihydrothebacodine, Methorphan

Pemerian
Serbuk hablur; hampir putih sampai agak kuning; tidak berbau
Dekstrometorfan
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam kloroform

Kegunaan
Antitusivum

Dekstrometorfan mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101 %
dihitung terhadap zat anhidrat

(Depkes RI, 1979; Kemenkes RI, 2014)


16
BAB II
DEKSTROMETORFA
N

Dekstrometorfan

Pada larutan asam akan memberikan serapan pada panjang gelombang 278 nm dan tidak
terjadi pergeseran pada larutan basa

(Moffat et al., 2011)


17
Laktosa
Talc
Laktosa umum digunakan sebagai pengisi kapsul
Talc pada konsentrasi 1,0 % - 10,0 % digunakan
dan tablet.
sebagai glidan dan tablet lubrikan.
Laktosa dinyatakan memiliki absorbansi pada 210
Talc tidak memberikan serapan pada daerah panjang
nm – 220 nm sebesar ≤ 0,25, pada 270 nm – 300 nm
gelombang UV.
sebesar ≤ 0,07, dan pada 400 nm sebesar ≤ 0,04.

Magnesium Stearat
Magnesium Stearat pada konsentrasi 0,25 % - 5,0 % PVP
digunakan secara luas sebagai lubrikan tablet dan PVP pada konsentrasi 0,5 % - 5 % digunakan
kapsul. sebagai pengikat tablet.
Magnesium Stearat tidak memberikan serapan pada PVP tidak memberikan serapan pada daerah panjang
daerah panjang gelombang UV. gelombang UV

(Rowe et al., 2009)


18
BAB II
SPEKTROFOTOMETRI UV

Spektrofotometri UV merupakan metode analisis


Hipsokromik
berdasarkan interaksi antara sampel dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada rentang panjang
gelombang UV (185 nm – 400 nm).
Batokromik
Spektrofotometer UV mengumpulkan data pada kisaran
yang diinginkan dan akan menghasilkan spektrum senyawa
yang dianalisis sebagai suatu grafik yang menggambarkan
Hiperkromik
transmittan dan absorban pada sumbu y dan fungsi
panjang gelombang pada sumbu x.
Hipokromik

(Gandjar dan Rohman, 2012; Rouessac dan Rouessac, 1994) 19


BAB II
SPEKTROFOTOMETRI UV

Kromofor
pH

Faktor-faktor yang
mempengaruhi absorbansi
suatu senyawa

Ion-ion anorganik Pelarut

Suhu
(Gandjar dan Rohman, 2012) 20
BAB II
SPEKTROFOTOMETRI UV

Single Beam Double Beam

(Rouessac dan Rouessac, 1994) 21


“BAB III

22

BAB III
RANCANGAN METODE
Penetapan kadar Parasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan dalam tablet dilakukan
dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Simultan dan dilakukan juga koreksi
absorbansi apabila dalam panjang gelombang maksimum suatu senyawa terdapat senyawa
lainnya yang masih memberikan absorbansi yang signifikan.

23
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan

Spektrofotometer UV-Double
Beam
Parasetamol
Ultrasonicator
Ibuprofen
Neraca analitik
Dekstrometorfan
Gelas beker
Laktosa
Labu ukur
Talc
Pipet ukur
Magnesium Stearat
Corong gelas
PVP
Batang pengaduk
Metanol
Mortir dan stemper
Kertas whatman no. 41

(Parmar et al., 2018)


24
BAB III Penyiapan Larutan Seri
Dipipet larutan standar Pct sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1; 1,5;
SKEMA KERJA 2; 2,5; 3; 3,5; dan 4 mL dimasukkan dalam labu 10 mL
Business
Penyiapan Larutan Standar
Dipipet larutan standar Ibu sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1; 1,5;
Ditimbang 10 mg serbuk baku Pct, Ibu, dan Dex
2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5 dan 5 mL dimasukkan dalam labu 10 mL
Rise Risk
Dimasukkan ke dalam 3 buah laku ukur 100 mL berbeda
Dipipet larutan standar Dex sebanyak 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5;
Leader Economy
0,6; 0,7; 0,8; 0,9; dan 1 dimasukkan dalam labu 10 mL
Ditambahkan metanol masing-masing hingga tanda batas
labu ukur, digojog Profit
Masing-masing ditambahkan dengan metanol hingga tanda
Diperoleh larutan standar dengan konsentrasi 100 µg/mL batas labu ukur 10 mL, digojog

Finance
Diperoleh larutan seri Pct dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10,
15, 20, 25, 30, 35, dan 40 µg/mL. Larutan Ibu dengan
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50
µg/mL. Larutan Dex dengan konsentrasi 1 – 10 µg/mL

(Parmar et al., 2018) 25


BAB III
SKEMA KERJA
Business
Penyiapan Larutan Uji Campuran Pembuatan Campuran Sintetis Tablet
Dipipet larutan standar Parasetamol sebanyak 3 mL, larutan Ditimbang dengan tepat 32,5 mg Dekstrometorfan, 400 mg
standar Ibuprofen sebanyak 3,7 mL, dan larutan standar Ibuprofen, 325 mgRise
Parasetamol, 157,5
Risk mg Laktosa, 10 mg
Dekstrometorfan sebanyak 0,3 mL, kemudian dimasukkan ke Talc, 40 mg Magnesium Stearat, 10 mg PVP
dalam labu ukur 10 mL
Leader Economy
Campuran dihomogenkan
Ditambahkan metanol masing-masing hingga tanda batas
Profit
labu ukur, digojog Diperoleh total serbuk 975 mg

Diperoleh larutan uji campuran yang mengandung Pct


sebesar 30 µg/mL, Ibuprofen 37 µg/mL, dan Finance
Dekstrometorfan 3 µg/mL

(Parmar et al., 2018) 26


BAB III
SKEMA KERJA
Business
Penyiapan Larutan Uji Campuran 80 %, 100 Penyiapan Larutan Sampel
%, 120 % terhadap Klaim Tablet Ditimbang 30 mg campuran sintetis yang setara dengan 1 mg
Ditimbang sejumlah serbuk campuran sintetis setara dengan Deks,Rise
10 mg Pct, danRisk
12,3 mg Ibu
80 %, 100 %, dan 120 % Pct, Ibu, dan Dex
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan
Leader metanol, digojog Economy
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan
metanol, digojog Disonikasi 20 menit, disaring dengan kertas whatman no 41
Profit

Disonikasi 20 menit, disaring dengan kertas whatman no 41


Dipipet masing-masing 3 mL larutan kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 mL
Finance
Dipipet masing-masing 3 mL larutan kemudian dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 mL Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, ditambahkan
metanol, digojog
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, ditambahkan
metanol, digojog

(Parmar et al., 2018) 27


BAB III
SKEMA KERJA
Business
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Rise Risk
Dipindai larutan standar Pct, Ibu, Dex menggunakan overlay
spectrum
Leader Economy
Dipindai larutan campuran Pct, Ibu, Dex

Dilihat spektrum yang dihasilkan dan ditetapkan panjang Profit


gelombang maksimum masing-masing senyawa

Ditentukan absorptivitas ketiga senyawa yang digunakan agar Finance


dapat digunakan untuk penetapan koreksi absorbansi

(Parmar et al., 2018) 28


BAB III
SKEMA KERJA VALIDASI
Business
Linieritas dan Rentang Akurasi terhadap Larutan Uji Campuran
Diukur absorbansi larutan seri Pct pada panjang gelombang
226 nm, 247 nm, 279 nm Rise Risk
Diukur absorbansi larutan uji campuran pada panjang
gelombang 226 nm, 247 nm, dan 279 nm
Diukur absorbansi larutan seri Ibu pada panjang gelombang
226 nm LeaderParasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan
Economy
Konsentrasi
dihitung dengan persamaan koreksi absorbansi
Diukur absorbansi Dex pada panjang gelombang 226 nm dan
279 nm Profit

Akurasi memuhi apabila perolehan kembali untuk


Masing-masing absorbansi diplotkan terhadap konsentrasi
Paraasetamol dan Ibuprofen berada pada rentang 98 % - 102
larutan seri yang digunakan
% dan Dekstrometrofan berada pada 97 % - 103 %
Finance
Ditentukan koefisien korelasi (r2), dimana memenuhi apabila
≤ 0,997

(Parmar et al., 2018) 29


BAB II
SKEMA KERJA VALIDASI
Business
Akurasi terhadap Larutan Campuran Akurasi terhadap Larutan Sampel
Serbuk Sintetis 80 %, 100 %, 120 %
Diukur absorbansi larutan sampel pada panjang gelombang
Diukur absorbansi larutan uji campuran serbuk sintetis 80 %, Rise 247 nm, danRisk
226 nm, 279 nm
100 %, 120 % pada panjang gelombang 226 nm, 247 nm, dan
279 nm Konsentrasi Parasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan
Leader Economy
dihitung dengan persamaan koreksi absorbansi
Konsentrasi Parasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan
dihitung dengan persamaan koreksi absorbansi
Profit kembali untuk
Akurasi memuhi apabila perolehan
Paraasetamol dan Ibuprofen berada pada rentang 98 % - 102
Akurasi memuhi apabila perolehan kembali untuk % dan Dekstrometrofan berada pada 97 % - 103 %
Paraasetamol dan Ibuprofen berada pada rentang 98 % - 102 Finance
% dan Dekstrometrofan berada pada 97 % - 103 %

(Parmar et al., 2018) 30


BAB III
SKEMA KERJA VALIDASI
Business
Presisi LOD dan LOQ
Diukur absorbansi larutan sampel pada panjang gelombang Kurva kalibrasi dibuat dengan enam kali replikasi
226 nm, 247 nm, dan 279 nm Rise Risk
Standar Deviasi terhadap intersep dihitung dengan
Konsentrasi Parasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan menggunakan rumus LOD dan LOQ
dihitung dengan persamaan koreksi absorbansi Leader Economy
Diperoleh nilai LOD dan LOQ masing-masing panjang
gelombang.
Profit
Presisi memenuhi apabila :
Pct & Ibu(< 2,8 % RSD Horwitz dan < 1,8 % RSD AOAC)
Dex ((< 4 % RSD Horwitz dan < 2,7 % RSD AOAC)

(Parmar et al., 2018) 31


“BAB IV

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Zat aktif

Komposisi
Bahan pengisi
Tablet
Glidan dan lubrikan
Lubrikan
Pengikat

(Parmar et al., 2018; Rowe et al., 2009) 33


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Parasetamol Ibuprofen Dekstrometorfan

34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan overlay spectrum ketiga senyawa maka


dapat ditentukan panjang gelombang maksimum
untuk Parasetamol adalah 247 nm, Ibuprofen 226
nm, dan Dekstrometorfan 279 nm.

35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada 226 nm, Dekstrometorfan dan Ibuprofen
memberikan serapan sehingga penetapan
konsentrasi Ibuprofen dilakukan setelah
mengkoreksi absorbansi Parasetamol dan
Dekstrometorfan.
Pada 279 nm, Parasetamol masih memberikan
serapan sehingga penetapan konsentrasi
Dekstrometorfan dilakukan setelah mengkoreksi
absorbansi Parasetamol.
Digunakan rumus :
Cpct (g/100 mL) = A2/ax2
Cdex (g/100 mL) = [(A3-ax3)Cpct]/ay3
Cibu (g/100 mL) =
[A1-((ax1.Cpct)+(ay1.Cdex))]/az1

36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Absorptivitas masing-masing senyawa pada


panjang gelombang yang digunakan

(Parmar et al., 2018) 37


BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang

Rise Risk

Leader Economy

Berdasarkan pengujian linieritas Parasetamol, pada


Profit
panjang gelombang 247 nm dan 279 nm telah
memenuhi persyaratan koefisien korelasi ≥ 0,997.
Sedangkan pada panjang gelombang 226 nm kurang
memenuhi sebab memiliki koefisien korelasi sebesar
0,996.

38
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang

Rise Risk

Leader Economy

Profit

Berdasarkan pengujian linieritas Ibuprofen, nilai


koefisien korelasi telah memenuhi standar yang
diipersyaratkan yaitu ≥ 0,997

39
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang

Rise Risk

Leader Economy

Profit

Berdasarkan pengujian linieritas Dekstrometorfan


pada panjang gelombang 226 nm telah memenuhi
standar linieritas dimana koefisien kolerasinya ≥
0,997. Namun pada 279 nm kurang memenuhi sebab
hanya diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,989

40

BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang
Kisaran (range) yang umum digunakan dalam penetapan kadar senyawa obat
dalam sediaan farmasi digunaka rentang seri berkisar antara 80 % - 120 %.
Pada percobaan, seri yang digunakan adalah 6,67 % - 133,33 % untuk
Parasetamol, 5,404 % - 135,135 % untuk Ibuprofen, 33,33 % - 333,33 %
untuk Dekstrometorfan. Rentang ini tidak sesuai dengan rentang 80 % - 120
%, namun secara garis besar rentang ini telah mencakup dari kisaran
konsentrasi senyawa dalam sampel yang digunakan.

41
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
LOD dan LOQ
Berdasarkan nilai LOD dan LOQ yang dihasilkan
Rise Risk
maka larutan sampel yang digunakan (Parasetamol 30
µg/mL, Ibuprofen 37 µg/mL, dan Dekstrometorfan 3
µg/mL) telah berada diatas nilai LOD
Leader dan LOQ
Economy
sehingga mampu memberikan respon yang signifikan
dibanding blanko serta dapat dikuantifikasi untuk
Profit
ditetapkan akurasi dan presisinya.

42
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Uji Campuran

Rise Risk

Leader Economy

Profit

Berdasarkan hasil uji akurasi telah memenuhi


persyaratan dimana untuk Parasetamol dan Ibuprofen
berada pada rentang 98 % - 102 % dan
Dekstrometorfan berada pada rentang 97 % - 103 %

43
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Uji Campuran Sintetis 80
%, 100 %, dan 120 %
Rise Risk

Leader Economy
Berdasarkan hasil uji akurasi telah memenuhi
persyaratan dimana untuk Parasetamol
Profit
dan Ibuprofen
berada pada rentang 98 % - 102 % dan
Dekstrometorfan berada pada rentang 97 % - 103 %

44
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Sampel

Rise Risk

Leader Economy

Profit

Berdasarkan hasil uji akurasi telah memenuhi


persyaratan dimana untuk Parasetamol dan Ibuprofen
berada pada rentang 98 % - 102 % dan
Dekstrometorfan berada pada rentang 97 % - 103 %

45
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Presisi

Rise Risk
Berdasarkan hasil pengujian presisi pada Parasetamol
dan Ibuprofen telah memenuhi % RSD Horwitz ≤ 2,8
Leader Economy
% dan % RSD AOAC ≤ 1,8 %. Begitu pula pada
Dekstrometorfan telah memenuhi % RSD Horwitz ≤ 4
% dan % RSD AOAC ≤ 2,7 %.
Profit

46
“BAB V

47
BAB V
KESIMPULAN
Spektrofotometri UV-Simultan dapat
digunakan sebagai penetapan kadar secara
simultan terhadap Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan dalam tablet karena
memberikan validasi sesuai dengan batas yang
dipersyaratkan, sehingga cukup layak
digunakan sebagai metode analisis rutin
terhadap produk tablet yang akan
dikembangkan.

48
“DAFTAR
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik

PUSTAKA
Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Gandjar, I. B. A. Rohman. 2012. Analisis Obat Secara Spektroskopi dan Kromatografi.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Gonsalez, A. G., M. A. Herrador. 2007. A Practical Guide to Analytical Method Validation,
Including Measurement Uncertainty and Accuracy Profiles. Trends in Analytical Chemistry
26:227-238.
Gonsalez, A. G., M. A. Herrador, A. G. Asuero. 2010. Intra-laboratory Assessment of Method
Accuracy (Trueness and Precision) by Using Validation Standards. Talanta 82:1995-1998.
ICH. 2005. Validation of Analytical Procedures : Text and Methodology Q2(R1). International
Conference on Harmonization of Technical Requirements for Registration of Pharmaceutical
for Human Use.
49
“DAFTAR
Kealey, D., P. J. Haines. 2002. Instant Notes : Analytical Chemistry. New York:BIOS Scientifict

PUSTAKA
Publishers Limited.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Khoshayand, M. R., H. Abdollahi, M. Shariatpanahi, A. Saadatfard, A. Mohammadi. 2008.
Simultaneous Spectrophotometric Determination of Paracetamol, Ibuprofen, and Caffeine in
Pharmaceuticals by Chemomeric Methods. Spectromica Acta Part A70:491-499.
Moffat, A. C., M. D. Osselton, B. Widdop. 2011. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons in
Pharmaceutical, Body Fluids and Postmortem Material. Fourth Edition. USA:Pharmaceutical
Press.
Parmar, R. D., P. Kapupara, K. Shah. 2018. Dvelopment and Validation of Absorbance Correction
Method for Simultaneous Estimation of Paracetamol, Ibuprofen, and Dextromethorphan.
Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 10(6):87-96.

50
“DAFTAR
Rouessac, F., A. Rouessac. 1994. Chemical Analysis : Modern Instrumentation Methods and

PUSTAKA
Techniques. Second Edition. England:John Willey & Sons Ltd.
Rowe, R. C., P. J. Sheskey, M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
USA:Pharmaceutical Press.
Setiawan, A. A. 2010. Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet Merk
“X” secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda.
Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Swartz, M. E., I. S. Krull. 1997. Analytical Method Development and Validation. USA:Marcell
Dekker.
Tjay, T. H., K. Rahardja. 2015. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta:Gramedia.

51
“TERIMA KASIH

52

Anda mungkin juga menyukai