3
BAB I
LATAR BELAKANG
4
BAB I
DEFINISI MASALAH
Pada penetapan kadar
Penetapan Parasetamol dan Penetapan kadar Dekstrometorfan
Parasetamol (senyawa tunggal)
Ibuprofen (senyawa tunggal) (senyawa tunggal) menggunakan
dalam tablet dilakukan dengan
dalam tablet dilakukan dengan metode titrasi.
Spektrofotometri UV
KCKT. Namun penetapan senyawa
Namun pada penetapan kadar
Namun metode KCKT multikomponen tidak dapat
senyawa pada sediaan
memerlukan alat yang mahal, dilakukan dengan metode titrasi
multikomponen tidak bisa hanya
biaya perawatan tinggi, sebab tidak akan memenuhi
menggunakan metode
memerlukan pelarut dengan syarat-syarat penetapan
Spektrofotometri UV klasik,
spesifikasi pro HPLC dengan menggunakan metode titrasi,
sehingga harus ada penyesuaian
harga yang mahal, waktu analisis salah satunya yaitu syarat untuk
λmaks dan koreksi absorbansi
yang panjang apabila tidak adanya reaksi samping yang
apabila senyawa lainnya masih
dibandingkan dengan terjadi.
memberikan serapan.
Spektrofotometri UV-Simultan
yang akan digunakan
5
BAB I
DEFINISI MASALAH
Pada penelitian yang dilakukan oleh Parmar et al.
(2018) penetapan Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan dilakukan dengan
Spektrofotometri UV-Simultan. Penetapan
dilakukan dengan menggunakan panjang Sehingga perlu dilakukan koreksi absorbansi agar
gelombang 226 nm, 247 nm, dan 279 nm. pada penetapan Ibuprofen sudah dikoreksi
Parasetamol dideteksi pada panjang gelombang terhadap absorbansi Parasetamol dan
247 nm, Ibuprofen dideteksi pada panjang Dekstrometorfan, serta penetapan Dekstrometorfan
gelombang 226 nm, dan Dekstrometorfan dideteksi dapat dilakukan setelah dikoreksi terhadap
pada panjang gelombang 279 nm. Namun pada absorbansi Parasetamol
226 nm dan 279 nm Parasetamol masih
memberikan serapan, dan pada 226 nm
Dekstrometorfan juga masih memberikan serapan.
6
BAB I
DEFINISI MASALAH
Akurasi
Presisi
Spesifisitas
Pengujian Kategori I
Linieritas
Kisaran
Ruggedness
Linieritas
Linieritas dilakukan pada minimal 6 Kisaran Ruggedness
konsentrasi dan menghasilkan Penentuan komponen obat dalam Mampu memberikan
koefisien korelasi (r2 ≥ 0,997 sediaan farmasi yaitu 80 % – 120 % reprodusibilitas dalam berbagai
kondisi percobaan
(Gandjar dan Rohman, 2012; Gonzales et al., 2010; Herrador dan Gonzales, 2007; ICH, 2005)
8
"Tujuan
Pengembangan
Metode Analisis
Menghasilkan suatu metode
analisis yang simpel, akurat,
presisi, cepat, ekonomis-
efektif, reprodusibel, dan
terpercaya untuk digunakan
dalam analisis rutin terhadap
tablet multikomponen
(Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan) yang akan
dikembangkan.
9
BAB I
PEMILIHAN METODE
ANALISIS
Adapun metode analisis yang dikembangkan yaitu dengan
menggunakan Spektrofotometri UV-Simultan yang disertai Keterangan :
dengan koreksi absorbansi. Perhitungan konsentrasi A1 = Absorbansi sampel pada 226 nm
dilakukan dengan Hukum Lambert-Beer : A2 = Absorbansi sampel pada 247 nm
Atx = (Ɛ1C1)x + (Ɛ2C2)x A3 = Absorbansi sampel pada 279 nm
Aty = (Ɛ1C1)y + (Ɛ2C2)y ax1 = Koef. absortivitas Pct pada 226 nm
Atz = (Ɛ1C1)z + (Ɛ2C2)z ax2 = Koef. absortivitas Pct pada 247 nm
Berdasarkan rumus tersebut, pada penelitian yang ax3 = Koef. absortivitas Pct pada 279nm
dilakukan oleh Parmar et al. (2018) dikembangkanlah ay1 = Koef. absortivitas Dex pada 226 nm
rumus : ay3 = Koef. absortivitas Dex pada 279 nm
Cpct (g/100 mL) = A2/ax2 az1 = Koef. absortivitas Ibu pada 226 nm
Cdex (g/100 mL) = [(A3-ax3)Cpct]/ay3 Cpct = Kosentrasi Parasetamol (g/100 mL)
Cibu (g/100 mL) = [A1-((ax1.Cpct)+(ay1.Cdex))]/az1 Cibu = Kosentrasi Ibuprofen (g/100 mL)
Cdex = Kosentrasi Dextrometorfan (g/100 mL)
11
BAB II
PARASETAMOL
Sinonim
Acetaminofen, N-acetyl-p-aminophenol
Pemerian
Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Parasetamol
Kelarutan
Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol
Kegunaan
Analgesik dan Antipiretik.
Pada sediaan tablet mengandung Parasetamol tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih
dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket
Parasetamol
Pada larutan asam akan memberikan serapan pada panjang gelombang 245 nm dan pada
larutan basa akan memberikan serapan pada panjang gelombang 257 nm
Pemerian
Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah
Ibuprofen
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton, kloroform; sukar larut dalam etil asetat;
praktis tidak larut dalam air
Kegunaan
Analgetik, antipiretik, antiradang
Pada sediaan tablet mengandung Ibuprofen tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari
110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket
Ibuprofen
Pada larutan basa akan memberikan serapan pada panjang gelombang 265 nm
Pemerian
Serbuk hablur; hampir putih sampai agak kuning; tidak berbau
Dekstrometorfan
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam kloroform
Kegunaan
Antitusivum
Dekstrometorfan mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101 %
dihitung terhadap zat anhidrat
Dekstrometorfan
Pada larutan asam akan memberikan serapan pada panjang gelombang 278 nm dan tidak
terjadi pergeseran pada larutan basa
Magnesium Stearat
Magnesium Stearat pada konsentrasi 0,25 % - 5,0 % PVP
digunakan secara luas sebagai lubrikan tablet dan PVP pada konsentrasi 0,5 % - 5 % digunakan
kapsul. sebagai pengikat tablet.
Magnesium Stearat tidak memberikan serapan pada PVP tidak memberikan serapan pada daerah panjang
daerah panjang gelombang UV. gelombang UV
Kromofor
pH
Faktor-faktor yang
mempengaruhi absorbansi
suatu senyawa
Suhu
(Gandjar dan Rohman, 2012) 20
BAB II
SPEKTROFOTOMETRI UV
22
“
BAB III
RANCANGAN METODE
Penetapan kadar Parasetamol, Ibuprofen, dan Dekstrometorfan dalam tablet dilakukan
dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Simultan dan dilakukan juga koreksi
absorbansi apabila dalam panjang gelombang maksimum suatu senyawa terdapat senyawa
lainnya yang masih memberikan absorbansi yang signifikan.
23
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Spektrofotometer UV-Double
Beam
Parasetamol
Ultrasonicator
Ibuprofen
Neraca analitik
Dekstrometorfan
Gelas beker
Laktosa
Labu ukur
Talc
Pipet ukur
Magnesium Stearat
Corong gelas
PVP
Batang pengaduk
Metanol
Mortir dan stemper
Kertas whatman no. 41
Finance
Diperoleh larutan seri Pct dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10,
15, 20, 25, 30, 35, dan 40 µg/mL. Larutan Ibu dengan
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50
µg/mL. Larutan Dex dengan konsentrasi 1 – 10 µg/mL
Rise Risk
Dipindai larutan standar Pct, Ibu, Dex menggunakan overlay
spectrum
Leader Economy
Dipindai larutan campuran Pct, Ibu, Dex
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Zat aktif
Komposisi
Bahan pengisi
Tablet
Glidan dan lubrikan
Lubrikan
Pengikat
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada 226 nm, Dekstrometorfan dan Ibuprofen
memberikan serapan sehingga penetapan
konsentrasi Ibuprofen dilakukan setelah
mengkoreksi absorbansi Parasetamol dan
Dekstrometorfan.
Pada 279 nm, Parasetamol masih memberikan
serapan sehingga penetapan konsentrasi
Dekstrometorfan dilakukan setelah mengkoreksi
absorbansi Parasetamol.
Digunakan rumus :
Cpct (g/100 mL) = A2/ax2
Cdex (g/100 mL) = [(A3-ax3)Cpct]/ay3
Cibu (g/100 mL) =
[A1-((ax1.Cpct)+(ay1.Cdex))]/az1
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rise Risk
Leader Economy
38
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang
Rise Risk
Leader Economy
Profit
39
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang
Rise Risk
Leader Economy
Profit
40
“
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Linieritas dan Rentang
Kisaran (range) yang umum digunakan dalam penetapan kadar senyawa obat
dalam sediaan farmasi digunaka rentang seri berkisar antara 80 % - 120 %.
Pada percobaan, seri yang digunakan adalah 6,67 % - 133,33 % untuk
Parasetamol, 5,404 % - 135,135 % untuk Ibuprofen, 33,33 % - 333,33 %
untuk Dekstrometorfan. Rentang ini tidak sesuai dengan rentang 80 % - 120
%, namun secara garis besar rentang ini telah mencakup dari kisaran
konsentrasi senyawa dalam sampel yang digunakan.
41
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
LOD dan LOQ
Berdasarkan nilai LOD dan LOQ yang dihasilkan
Rise Risk
maka larutan sampel yang digunakan (Parasetamol 30
µg/mL, Ibuprofen 37 µg/mL, dan Dekstrometorfan 3
µg/mL) telah berada diatas nilai LOD
Leader dan LOQ
Economy
sehingga mampu memberikan respon yang signifikan
dibanding blanko serta dapat dikuantifikasi untuk
Profit
ditetapkan akurasi dan presisinya.
42
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Uji Campuran
Rise Risk
Leader Economy
Profit
43
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Uji Campuran Sintetis 80
%, 100 %, dan 120 %
Rise Risk
Leader Economy
Berdasarkan hasil uji akurasi telah memenuhi
persyaratan dimana untuk Parasetamol
Profit
dan Ibuprofen
berada pada rentang 98 % - 102 % dan
Dekstrometorfan berada pada rentang 97 % - 103 %
44
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Akurasi Larutan Sampel
Rise Risk
Leader Economy
Profit
45
BAB IV
HASIL DAN
Business
PEMBAHASAN
Presisi
Rise Risk
Berdasarkan hasil pengujian presisi pada Parasetamol
dan Ibuprofen telah memenuhi % RSD Horwitz ≤ 2,8
Leader Economy
% dan % RSD AOAC ≤ 1,8 %. Begitu pula pada
Dekstrometorfan telah memenuhi % RSD Horwitz ≤ 4
% dan % RSD AOAC ≤ 2,7 %.
Profit
46
“BAB V
47
BAB V
KESIMPULAN
Spektrofotometri UV-Simultan dapat
digunakan sebagai penetapan kadar secara
simultan terhadap Parasetamol, Ibuprofen, dan
Dekstrometorfan dalam tablet karena
memberikan validasi sesuai dengan batas yang
dipersyaratkan, sehingga cukup layak
digunakan sebagai metode analisis rutin
terhadap produk tablet yang akan
dikembangkan.
48
“DAFTAR
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik
PUSTAKA
Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Gandjar, I. B. A. Rohman. 2012. Analisis Obat Secara Spektroskopi dan Kromatografi.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Gonsalez, A. G., M. A. Herrador. 2007. A Practical Guide to Analytical Method Validation,
Including Measurement Uncertainty and Accuracy Profiles. Trends in Analytical Chemistry
26:227-238.
Gonsalez, A. G., M. A. Herrador, A. G. Asuero. 2010. Intra-laboratory Assessment of Method
Accuracy (Trueness and Precision) by Using Validation Standards. Talanta 82:1995-1998.
ICH. 2005. Validation of Analytical Procedures : Text and Methodology Q2(R1). International
Conference on Harmonization of Technical Requirements for Registration of Pharmaceutical
for Human Use.
49
“DAFTAR
Kealey, D., P. J. Haines. 2002. Instant Notes : Analytical Chemistry. New York:BIOS Scientifict
PUSTAKA
Publishers Limited.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Khoshayand, M. R., H. Abdollahi, M. Shariatpanahi, A. Saadatfard, A. Mohammadi. 2008.
Simultaneous Spectrophotometric Determination of Paracetamol, Ibuprofen, and Caffeine in
Pharmaceuticals by Chemomeric Methods. Spectromica Acta Part A70:491-499.
Moffat, A. C., M. D. Osselton, B. Widdop. 2011. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons in
Pharmaceutical, Body Fluids and Postmortem Material. Fourth Edition. USA:Pharmaceutical
Press.
Parmar, R. D., P. Kapupara, K. Shah. 2018. Dvelopment and Validation of Absorbance Correction
Method for Simultaneous Estimation of Paracetamol, Ibuprofen, and Dextromethorphan.
Journal of Chemical and Pharmaceutical Research 10(6):87-96.
50
“DAFTAR
Rouessac, F., A. Rouessac. 1994. Chemical Analysis : Modern Instrumentation Methods and
PUSTAKA
Techniques. Second Edition. England:John Willey & Sons Ltd.
Rowe, R. C., P. J. Sheskey, M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
USA:Pharmaceutical Press.
Setiawan, A. A. 2010. Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet Merk
“X” secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda.
Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Swartz, M. E., I. S. Krull. 1997. Analytical Method Development and Validation. USA:Marcell
Dekker.
Tjay, T. H., K. Rahardja. 2015. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta:Gramedia.
51
“TERIMA KASIH
52