Pendahuluan
Latar Belakang
Dysmenorrhea
Nyeri kram pada perut bagian bawah saat
menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas
Terapi Analgesik
Terapi dengan analgesik NASID (IBUPROFEN)
dengan kombinasi diuretik ringan (PAMABROM)
HPLC
Obat OTC
Perlu dilakukan Quality Control
METODE SEBELUMNYA
Metode penetapa kadar terhadap ibuprofen dan pamabrom belum ada dilaporkan selain metode
yang tertera pada jurnal ini.
Target Analisis
AKURASI
akurasi dengan nilai r2 ≥ 0,98
akurasi dengan nilai % recovery 98 – 102%
METODE
PRESISI
VALID
presisi dengan nilai RSD < 2%
Analisis mampu
dilakukan secara
SIMULTAN
AKURASI
Λmax ibuprofen = 214 nm;
Λmax pamabrom = 280 nm
KELEBIHAN HPLC
mampu memisahka molekul-molekul dari suatu campuran,
mudah dalam pengoperasian instrumennya,
kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi,
dapat dihindari terjadinya dekomposisi atau kerusakan bahan yang
dianalisis,
memiliki resolusi yang baik,
detektor yang digunakan dapat bermacam-macam,
kolom dapat digunakan kembali
mudah dilakukan sample recovery
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Ibuprofen
Ibuprofen merupakan NSAID yang memiliki aktivitas
analgesik, anti-inflamasi dan antipiretik. Ibuprofen
berkerja dengan menghambat sintesis prostaglandin.
• Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol, dalam
metanol, dalarn aseton dan dalarn kioroform; sukar
larut dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam air.
• λMax: 273 nm (A11 = 18.5a)
• Recovery: Tablet Ibuprofen mengandung Ibuprofen,
C13H1802, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari Gambar 1. Struktur Ibuprofen
110,0% dan jumlah yang tertera pada etiket.
Pamabrom
Pamabrom adalah obat diuretik ringan yang
dikombinasikan dengan analgesik untuk menangani
dysmenorrhea.
Kelarutan :larut dalam air.
pKa :5,58.
Recovery :Pamabrom dalam basis anhidrat
dipersyaratkan memiliki kandungan tidak kurang dari
72,2 – 76,6% untuk kandungan 8-bromotheofilin,
sedangkan tidak kurang dari 24,6 – 26,6% untuk Gambar 2. Struktur Pamabrom
kandungan 2-amino-2-methyl-1-propanol
Eksipien
o Laktosa larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol
o Laktosa kemungkinan dapat ikut terekstraksi dalam proses ekstraksi yang dilakukan.
o Laktosa belum dilaporkan ada dilaporkan analisisnya menggunakan UV, penetapan kadar
laktosa dan identifikasinya menggunakan detektor IR tidak akan menganggu pada analisis
ibuprofen dan pamabrom dalam tablet.
o Kalsium fosfat tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut asam.
o Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang bersifat asam, yaitu dengan pH 3
o Kalsium fosfat kemungkinan dapat ikut terlarut dalam proses ekstraksi
o Kalsium fosfat identifikasinya menggunakan IR tidak akan mengganggu proses analisis yang
dilakukan.
o Avicel memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam asam encer dan organik pelarut. Larut
sebagian dalam alkali encer dan air (fraksi natrium karboksimetilselulosa).
o Tidak larut dengan fase gerak yang digunakan untuk preparasi sampel
o Avicel tidak akan mengganggu analisis yang dilakukan.
High-performance liquid Suhu operasi kolom yang digunakan adalah
chromatography (HPLC) 400C. Suhu kolom yang digunakan dapat
mencapai 200oC
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
• Instrtumen HPLC dengan • Standar Ibuprofen
kolom C18 ukuran 250 mm x • Standar Pamabrom
4,6 mm, ukuran partikel 5 µm • Matriks tablet (laktosa,
• Kertas filter ukuran pori 0,45 kalsium fosfat, avicel)
µm • Akuadest
• Beaker glass • Asam Kloroasetat
• Erlenmeyer • Amonium hidroksida
• Labu ukur • Asetonitril
• Pipet ukur • Internal standar (Valerofenon)
• Sonikator
• Corong kaca
• Batang pengaduk
• pH meter
• Timbangan analitik
Kondisi Kromatografi
Disiapkan instrumen HPLC dengan kolom fase diam C18 ukuran 250 mm x 4,6 mm dengan ukuran partikel 5
µm
Dibuat fase gerak dengan mencampurkan 4 gram asam kloroasetat dalam akuadest kemudian di-adjust
pHnya menjadi 3, dibuat larutan campuran dengan asetonitril hingga diperoleh perbandingan 4 : 6
Disaring fase gerak menggunakan filter membran ukuran 0,45 µm dan kemudian dilakukan degassing
dengan ultrasonikasi
Panjang gelombang pada detektor diatur menjadi 254 nm dan diinjeksikan volume sampel sebanyak 10 µm
Dibuat standar ibuprofen dengan melarutkan 12,5; 25; 50 mg standar dalam 100, 50 dan 25 mL larutan
standar internal
Dibuat larutan standar pamabrom dengan melarutkan 6,3; 12,5; 25 mg standar dalam 100; 50 dan 25 mL
larutan standar internal
Setiap larutan divortex 1 menit, disonikasi 30 menit, kemudian disaring dengan membran filter 0,25 µm
Kesesuaian Sistem dan Linieritas
Dilakukan analisis terhadap standar ibuprofen dan pamabrom dengan menggunakan RP-HPLC
Dilihat waktu retensi dan kromatogram yang dihasilkan untuk melihat adanya gangguan matriks
pada penetapan ibuprofen dan pamabrom
Dibuat larutan standar dengan varian konsentrasi dengan rentang 0,125 – 2 mg/mL untuk ibuprofen dan
0,05 – 1 mg/mL untuk pamabrom
Dianalisis larutan dengan menggunakan metode HPLC sehingga diperoleh nilai AUC dari masing-masing
varian konsentrasi
Dihitung regresi liniernya berdasarkan hubungan antara konsentrasi dengan AUC, ditentukan nilai r2
Konsentrasi standar dihitung berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari penetapan linieritas
Nilai akurasi dintentukan dari %recovery yang diperoleh, yang mana akurasi dinyatakan valid
apabila %recovery yang diperoleh adalah 98 – 102%
Presisi
Presisi ditentukan dari pengulangan sebanyak 3 kali terhadap analisis standar yang digunakan untuk
menentukan akurasi
Dilakukan penetapan kadar terhadap sampel yang dianalisis dengan menggunakan metode RP-HPLC
Ditetapkan nilai %recovery, dipersyaratkan untuk ibuprofen sesuai dengan monografi yaitu 90 –
100%, untuk pamabrom sesuai dengan persyaratan akurasi 98-102%
LOD
LOQ
• Nilai LOD dari ibuprofen yang diperoleh adalah • Nilai LOQ dari ibuprofen yang diperoleh adalah
0,009 mg/mL 0,027 mg/mL
• Nilai LOD dari pamabrom yang dihasilkan • Nilai LOQ dari pamabrom yang dihasilkan adalah
adalah 0,002 mg/mL 0,006 mg/mL.
Analisis yang dilakukan telah valid, dikarenakan nilai terendah yang digunakan sebagai standar adalah
0,125 mg/mL untuk ibuprofen dan 0,05 mg/mL untuk pamabrom, yang mana kedua nilai tersebut
berada diatas nilai LOD dan LOQ untuk senyawa ibuprofen dan pamabrom.
3. Validasi Metode: Presisi
Tabel. Hasil Presisi Intraday dan Interday dari Pamabrom dan Ibuprofen
dengan Metode RP-HPLC
Data pada tabel menunjukkan bahwa nilai rata-rata r² ibuprofen dan pamabron secara
berturut-turut adalah 0,99953 dan 0,9994. Pada keadaan normal, linieritas diperoleh
ketika nilai r² ≥ 0,997 (Gandjar dan Rahman, 2012). Jadi linieritas metode HPLC untuk
ibuprofen dan pamabrom dinyatakan valid.
5. Validasi Metode: Akurasi
Konsentrasi Intraday Interday Akurasi merupakan kedekatan antara nilai
(mg/mL)
Perolehan Akurasi (%) Perolehan Akurasi (%)
terukur dengan nilai yang diterima sebagai nilai
sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
(mg/mL)
perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan. Akurasi yang dipersyaratkan untuk
Ibuprofen
analisis senyawa adalah sebesar 98%-102% dan
0,125 0,124 99,2 0,126 100,8 RSD tidak lebih dari 2% .
0,5 0,51 102 0,49 98 Data pada tabel menunjukkan bahwa nilai
2 1,98 99 2,05 102,5 akurasi ibuprofen dan pamabrom berada pada
rentang 98-102% dan nilai RSD kurang dari 2%.
Pamabrom Sehingga dapat dinyatakan bahwa metode HPLC
0,063 0,062 98,41 0,061 101,7
yang digunakan untuk menganalisis kedua
senyawa tersebut telah akurat dan valid karena
0,25 0,247 98,8 0,249 99,6 dapat menghasilkan nilai pengukuran kadar
analit yang dekat dengan nilai sebenarnya.
1 0,998 99,8 1,02 102
6. Validasi Kadar Sampel
Kadar sampel ditetapkan dari nilai %recovery, dipersyaratkan untuk ibuprofen sesuai
dengan monografi yaitu 90% – 110% dan pamabrom sesuai dengan persyaratan
akurasi, yaitu 98%-102% serta nilai presisi, dengan persyaratan RSD < 2%
Nilai %recorvery ibuprofen berada pada rentang 90%-110% dan pamabrom berada
pada rentang 98%-102%. RSD kedua sampel tersebut kurang dari 2%., sehingga
dapat dinyatakan bahwa metode HPLC yang digunakan untuk menganalisis kedua
sampel tersebut telah mampu menghasilkan nilai pengukuran kadar analit yang dekat
dengan nilai sebenarnya.
Kesimpulan
• Dari hasil penetapan kadar tablet kombinasi pamabrom dan ibuprofen
menggunakan metode RP-HPLC dengan kondisi yang dikembangkan pada
penelitian ini dapat dikatakan metode ini valid, karena telah memenuhi
persyaratan untuk kesesuaian sistem, linieritas, LOD, LOQ, akurasi dan presisi,
dengan nilai yang berada dalam rentang parameter yang sesuai untuk setiap
validasi.
• Penetapan kadar terhadap sampel tablet dilakukan dengan tujuan untuk analisis
ini, sehingga dapat diketahui bahwa metode yang digunakan adalah spiked
placebo. Hasil penetapan kadar sampel tablet memberikan hasil yang sesuai
untuk parmeter akurasi dan parameter presisi. Parameter akurasi yang
digunakan untuk sampel ibuprofen sesuai dengan monografinya (90 -110%),
namun untuk pamabrom digunakan sesuai dengan persyaratan akurasi untuk
sediaan farmasi, yaitu 98 -102%.
Saran
Pengembangan pada metode ini diharapkan dapat
dilakukan dari berbagai sampel tablet yang berbeda,
karena masing-masing formulasi memiliki komposisi
matriks yang berbeda, sehingga dapat diketahui
pengaruh dari berbagai matriks terhadap metode analisis
yang dikembangkan.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Moffat, A. C., M. D. Osselton and B. Widdop. 2011. Clarke’s Analysis of Drugs and
Poisons. Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press.
Rowe, C. R., P. J. Sheskey, M. E. Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
London: Pharmaceutical Press.
USP. 2007. United Stated Pharmacophea 30-National Formultion 25. USA: United
Stated Pharmachopea.
Terima Kasih