Anda di halaman 1dari 17

State Centered Approach to Trade

Politics
BOEING VS AIR BUS
● Kemerosotan Penjualan Boeing diklaim AS karena Air Bus sebagai
Perusahaan bersama (Perancis, Inggris, Jerman, dan Spanyol)
memberikan Subsidi.

● AS melaporkannya ke WTO, 2004

● EU merespon bahwa itu hanya akal-akalan AS sebagai kambing


hitam atas kemerosotan Penjualannya lagipula Boeing dalam
beberapa tahun juga menerima Subsidi dari Pemerintah AS sendiri.
Bombardier VS Boeing

AS (berencana) menaikkan tarif impor 300% atas produk pesawat komersial


Bombardier Kanada. Ini dikarenakan, Delta Airlines (perusahaan penerbangan
di Georgia, AS) membeli 135 Pesawat Jet dari Bombardier. Boeing sebagai
pesaing dari Bombardier (sama-sama perusahaan yang memproduksi pesawat)
melaporkan keputusan Delta Lines ke Department of Commerce and the U.S.
International Trade Commission. Boeing menduga keras bahwa Bombardier
melakukan dumping atas produk pesawatnya, menjualnya dengan harga 1/3
dari biaya produksi. Boeing juga menduga bahwa Bombardier dapat menjual
harga yang murah tersebut karena disubsidi pemerintah Kanada. Bombardier
menerima sedikitnya 1.6 milliar dolar dalam berbagai bentuk, jumlah yang
sangat besar mengingat biaya produksi pesawat-pesawat Bombardier mencapai
6 milliar dolar. Pemerintah Kanada (sekaligus pemerintah Inggris yang menjadi
tuan rumah beberapa produksi Bombardier) mengancam/membalas dengan
tidak membeli jet tempur buatan Boeing.
Why these conflicts Occur??

2004 Air Bus vs Boeing

Bombardier vs Boeing 2017


Menekankan Intervensi
Negara/Pemerintah dalam
Persaingan antar Perusahaan
Global
-
State Centered Approach

01 02 03

Pemerintah mengintervensi Intervensi dilakukan untuk Intervensi dianggap mampu


ekonomi dengan berbagai tujuan nasional bukan karena meningkatkan jumlah
instrument seperti tarif impor, memenuhi desakan/tekanan kesejahteraan sosial
subsidi, kuota dkk dari kelompok kepentingan
domestik
Kasus: Proteksi Industri Bayi

1. Industri bayi adalah industri yang tidak efisien namun bisa menjadi efisien
jika diberikan waktu untuk dewasa/matang

2. Pemerintah dapat meningkatkan tarif impor sementara waktu untuk produk


impor sejenis agar industri bayi bisa berkembang, lebih efisien dan bisa
bersaing bahkan diekspor

3. Dengan adanya proteksi perdagangan, industri bayi yang tidak efisien dalam
jangka pendek namun bisa efisien dalam jangka Panjang,
Why State Protect Infant Industry?

Economy of Scale Economy of experience

Fenomena menurunnya biaya produksi Biaya produksi turun karena pekerja


per unit pada suatu perusahaan dan manajer memperoleh
dibarengi dengan meningkatnya keterampilan yang bagus dan
volume produksi (output). Semakin pemasok yang handal shg
besar perusahaan, semakin rendah menghasilkan barang yang bagus.
biaya produksi per unit produk yang
dihasilkan
Intinya
● Industri bayi agar matang/dewasa membutuhkan
intervensi pemerintah melalui peningkatan tarif
impor sehingga mampu bersaing dengan industri
maju dari negara lain.
Kritik Terhadap Proteksi Industri Bayi melalui
Kenaikan Tarif

● Daripada tarif, lebih bagus memberikan subsidi karena lebih efisien,


bisa membantu biaya produksi tersebut dengan jumlah yang besar
kurang lebih sama dengan biaya produksi industri yang sudah kuat.

● Selain itu, subsidi tidak mengurangi kesejahteraan konsumen karena


harganya tidak naik.
Industrial Policy

● Strategi proteksi industri sering kali diadopsi oleh late-industrializing


countries negara berkembangtarif merupakan salah satu instrumen
dalam “industrial Policy”

● Industrial Policy : Kebijakan Pemerintah untuk mempromosikan


pembangunan industri bayi melalui kebijakan tarif impor, subsidi,
proteksi tradisional, dkk—intinya pemerintah memiliki intervensi dalam
pembangunan industri

● Tujuan kebijakan ini dimaksudkan untuk tujuan pembangunan jangka


panjang dalam hal medorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
produktifitas dan meningkatkan daya saing bangsa.
STATE STRENGTH : FONDASI POLITIK INDUSTRIAL POLICY

 Kemampuan pemerintah untuk merancang secara efektif dan


mengimplementasikan industrial policy tergantung pada institusi politik
negara.

 State Strength : Derajat pengambil kebijakan (terpilih/ditunjuk) dapat


memisahkan diri dari tekanan kelompok kepentingan domestik.

Strong State Weak State


STRONG STATE WEAK STATE
 Pengambil kebijakan sangat bisa  Pengambil kebijakan secara penuh
memisahkan diri dari tekanan kelompok terekspos oleh tekanan kelompok
kepentingan. kepentinganmudah dipengaruhi

 Ditandai  otoritas/kewenangan banyak dibagi-bagi,


dengan derajat sentralisasi
otoritas tinggi, derajat koordinasi antar kurangnya koordinasi antar birokrasi,
birokrasi tinggi, terbatasnya akses aktor- banyak akses bagi kelompok kepentingan
aktor kepentingan untuk mempengaruhi untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi.
kebijakan.
 AS weak in trade and economic policy,
 Japan, Perancis pasca PD 2 but ANS and DF are prominent in the
world.
Industrial Policy In High Technology Industry

HTI menjadi kebanggaan negara-negara industri maju karena


1. Meningkatkan daya saing internasional sebuah bangsa,
2. Kontribusi besar untuk pendapatan negara,
3. Menciptakan rents:

Pemerintah dapat menggunakan industrial policy untuk menciptakan HTI


berdaya saing internasional
Ex EU dan Jepang
Strategic Trade Theory

1. STT menekankan pentingnya peran pemerintah untuk membantu perusahaan domestik


mendapatkan economic of scale dan economic of experience agar lebih efisien dan
kompetitif dalam pasar persaingan global.

2. Industrial policy dalam HTI sangat penting untuk era sekarang karena pasar internasional
HTI masih dikuasai oleh beberapa perusahaan saja (oligopoli)

3. Pembangunan Industri bayi untuk HTI harus didukung dengan industrial policy karena
era saat ini pasar masih oligopolistik, potensi keuntungan yang melimpah (ekses),
keuntungan lebih besar tak sebanding dengan resiko investasi daripada industri lainnya
spt pertanian
Konteks firms dalam HTI

1. Who will win the competition among HTIs if no government intervention?

2. The first mover firm karena mereka mendapatkan first mover advantages: mere
memperoleh economic of scale and experience duluan, selain itu Consumer loyal
branding, technology leadership dkk

3. Namun dengan adanya intervensi dari pemerintah, perusahaan latecomer berpotensi mamp
bersaing dengan first mover, atau early mover.

4. Pemerintah bisa menyediakan bantuan keuangan untuk biaya RnD, pemberian subsid
peningkatan tariff impor dan pembatasan kuota, mengutamakan pembelian produk domest
bagi belanja pemerintah dkk.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai