Kuliah 6
FEMINISME
DAN
ISU KESENJANGAN GENDER
Sub pokok bahasan Tradition of Excellence
2
Pembedaan Gender mengakibatkan Tradition of Excellence
3
ISU KESENJANGAN GENDER DALAM REALITAS SOSIAL
Tradition of Excellence
5
1. Stereotipe
Tradition of Excellence
Stereotype : typecast, label, pigeonhole, categorize, cast, fix
Stereotipe = pelabelan /penandaan terhadap suatu kelompok tertentu
Banyak peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur dan kebiasaan masyarakat dikembangkan
atas dasar stereotipe tsb
Contoh :
1. laki-laki = pencari nafkah
pekerjaan perempuan = ‘tambahan’ ; mengisi ‘waktu luang’ boleh saja dibayar lebih rendah
2. asumsi perempuan bersolek untuk memancing perhatian lawan jenis masyarakat cenderung
menyalahkan korban (kasus kekerasan, pelecehan seksual atau perkosaan)
3. anggapan perempuan bersifat patuh, memiliki jemari yang trampil dan lebih tahan melakukan
pekerjaan yang monoton dan repetitif sesuai untuk bekerja di pabrik sepatu, tekstil, elektronik, dan
garmen
Tradition of Excellence
Contoh Stereotipe (Noerdin (ed), WRI, 2011)
“Di daerah pedesaan di Lombok Tengah, perempuan harus membantu suami mereka
sebagai buruh tani selama musim menanam dan panen. Perempuan menerima upah
antara Rp. 10.000 sampai Rp. 15.000 per hari, sementara laki-laki menerima antara Rp.
15.000 sampai Rp. 25.000 untuk setengah hari kerja”
“Tugas domestik menekankan bahwa tempat perempuan adalah di dalam rumah, di sisi
lain harus memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melangkah keluar rumah. Sering
kali jenis pekerjaan yang diambil oleh perempuan di luar rumah serupa dengan tugas
dan peran mereka di dalam rumah tangga (misalnya sebagai PRT dan pengasuh
anak/orang lanjut usia) Penghasilan perempuan dianggap sebagai tambahan dari nafkah
suaminya, suatu persepsi sosial yang sering kali tidak sesuai dengan kenyataan”
7
2. Beban kerja Tradition of Excellence
• Contoh Feminiisasi Kemiskinan: Untuk konteks Indonesia tahun 2010, bahwa 64,23 persen
dari 31,02 juta penduduk miskin, hidup di daerah pedesaan dan dengan 80 persen penduduk
bekerja di sektor pertanian, dan 70-80 persen pekerja di sektor pertanian adalah perempuan
(BPS, 2011)
• Data PBB memperlihatkan sepertiga dari penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan
70 persen adalah perempuan.
• Di Indonesia, ada berbagai dimensi kemiskinan yang menimpa perempuan: akibat posisi tawar
yang lemah di dalam masyarakat, kultur yang represif, miskin akibat bencana dan konflik,
diskriminasi di ruang publik dan domestik, serta ketidakpedulian negara dalam mengeluarkan
kebijakan yang bermanfaat guna mengentaskan perempuan dari kemiskinan (YJP,2005).
Feminisasi kemiskinan: kemiskinan memiliki wajah perempuan/poverty has a women face
(UNDP,1995)
Marjinalisasi (Lanjt…)
Tradition of Excellence
• Kemiskinan perempuan disebabkan banyak faktor, dapat ditelaah melalui dua hal
(Cahyono,2005).
• Pertama, dari perspektif ekonomi. Perempuan miskin senantiasa kesulitan untuk
mendapatkan akses sumber daya ekonomi. Untuk bekerja, mereka tidak diakui dan dan
tidak dihargai dan jika menerima upah biasanya lebih kecil dari upah laki-laki untuk jenis
dan beban kerja yang sama.
• Kedua, dari perspektif politik. Perempuan tidak terwakili secara proporsional di antara
kelompok miskin dan tak punya kekuasaan. Kemiskinan perempuan ini antara lain:
kerentanan hidup (vulnerability), kesempatan dan suara (voicelessness and powerlessness),
serta didukung pemerintah yang bias gender (male- biased governance systems).
4.Subordinasi
Tradition of Excellence
Tradition of Excellence
Contoh
1. perempuan irasional dan emosional
tidak bisa tampil memimpin
penempatan pd posisi yg tidak penting
2. perempuan tak perlu sekolah tinggi toh akan ke dapur
3. peraturan pemerintah : istri tugas belajar ke luar negeri harus seijin suami, suami
keputusan sendiri
4. dengan alasan doktrin agama, perempuan tidak boleh memimpin apapun, tidak dipercaya
memberi kesaksian, tidak memperoleh warisan penafsiran agama yang mensubordinasi
dan memarjinalisasi perempuan.
5. Perempuan yang memasuki kehidupan publik setelah mengurus keluarga cenderung
dianggap tidak cocok memegang jabatan tinggi di bidang politik karena kurangnya
pelatihan dan pengetahuan yang relevan.
Subordinasi (Lanjt…)
Tradition of Excellence
“Meskipun perempuan menjalankan peran ganda sebagai tenaga domestik dan pencari
nafkah berarti bahwa mereka juga aktif di lingkungan publik seperti laki-laki. Tradisi
patriarki dan nilai-nilai sosial menghambat mereka untuk mendapatkan wewenang atas tubuh
mereka sendiri dan kehidupan reproduksi mereka. Jadi, laki-laki tetap menjadi pengambil
keputusan tentang siapa yang diminta untuk membantu persalinan”.
“ Seorang ibu melahirkan di rumah ditolong bidan, kmd pendarahan hebat, disarankan untuk
ke rumah sakit. Lalu suami si Ibu tersebut mengatakan: Saya tidak bisa memutuskan begitu
saja karena harus meminta pendapat orang tua dan mertuanya terlebih dahulu. Kmd
mengatakan kepada Bidan “setelah berembuk akhirnya keluarga kami memutuskan bahwa
nyawa di tangan Tuhan, kalau istri saya tetap harus meninggal biarlah dia meninggal di rumah
saja.
Subordinasi (Lanjt…)
Tradition of Excellence
“ Men dominate the political arena; men formulate the rules of the political game; and
men define the standards for evaluation. The existence of this male- dominated model
results in women either rejecting politics altogether or rejecting male-style politics”
(Shvedova, 2005)
Kekerasan (violence) adalah serangan thdp fisik maupun integritas mental psikologis seseorang (Fakih
1996:17).
• Bagi masyarakat adat, tanah adalah landasan materi dan spiritual yang menyediakan
keamanan pangan dan kesehatan dan kelangsungan budaya.
• Dalam komunitas adat, perempuan adalah penghasil pangan utama, pemegang
pengetahuan, penyembuh serta penjaga dan penerus budaya.
• Ketika tanah dan akses ke sumber daya yang selama ini dimanfaatkan secara adat hilang
(pemindahan paksa oleh swasta/ pihak luar), perempuan adat bisa kehilangan peran
tradisional mereka sebagai pendidik dan kehilangan kemampuan mereka untuk
memanfaatkan dan menjaga pengetahuan tradisional.
• Saat pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan sumber daya lokal lemah atau
dilemahkan, melemah pula kemampuan suatu komunitas untuk menghadapi perubahan
yang ditimbulkan oleh iklim di lingkungan mereka.
Bahan Rujukan Tradition of Excellence