Anda di halaman 1dari 41

MONITORING TEKANAN

VENA SENTRAL
PENGERTIAN
 Central venous pressure (CVP) merupakan tekanan
darah pada atrium kanan atau vena kava dimana
darah kembali ke jantung dari sistem vena.

 Hal ini terjadi pada saat katup trikuspid terbuka


diantara atrium kanan dan ventrikel selama diastolik
(pengisian ventrikel)

 Tekanan atrium kanan atau CVP juga menampilkan


tekanan diastolik akhir di ventrikel kanan dan
merupakan pencerminan dari preload untuk ventrikel
kanan.
INDIKASI PEMANTAUAN TEKANAN
VENA SENTRAL & PENGGUNAAN

1. Menentukan & mengukur status volume


intravaskuler
2. Memberikan cairan, obat – obatan & nutrisi
parenteral. CVP dapat digunakan untuk memberikan
obat vaso aktif maupun cairan elektrolit
berkosentrasi tinggi. Seperti KCL >40 mh/l. karena
pemberian melalui vena perifer dapat menyebabkan:
iritasi vena, nyeri & plebitis.
3. Kateter CVP dapat digunakan sebagai rute
emergenci insersi pace maker sementara
4. Menambahkan akses vena pada pasien dengan
vene perifer yang jelek
CVP NORMAL DAN TANDA – TANDA KLINIS
PERUBAHAN CVP
 Tekanan vena sentral diatur oleh keseimbangan antara
kemampuan jantung untuk memompa ke atrium kanan dan jumlah
darah dikembalikan oleh sistem vena (vena balik).

 Ada bebrapa faktor perifer yang dapat menurunkan jumlah darah


yang kembali ke jantung yang akan menurunkan CVP.

 Beberapa faktor yang dapat meningkatkan veneous return yang


akan meningkatkan CVP.

 Sebaliknya penurunan kemampuan pompa jantung atau


meningkatnya tahanan vaskuler pulmoner mengakibatkan
peningkatan CVP.

 Kadang – kadang setinggi 20 – 30 mmHg

 Normal CVP adalah lebih dari 6 mmHg atau kurang dari 12


cmH2O
PENINGKATAN CVP TERJADI AKIBAT
KONDISI DI BAWAH INI

1. Overload volume atau cairan diberikan lebih


cepat dibanding kemampuan toleransi
jantung
2. Peningkatan tekanan intra thorax (CVP
meningkat dengan tekanan pernafasan
positif atau pneumothorax)
3. Penekanan disekitar jantung ; perkarditis
konstiktif jantung
4. Hipertensi pulmoner
5. Gagal jantung kanan (myocardial infark,
kardimyopathy)
6. Gagal jantung kiri
7. Stenosis katup pulmoner
8. Stenosis katup trikuspid atau regusgitasi
9. Emboli pulmoner
10. Meningkatnya tonus pembuluh darah seluruh tubuh
sehingga mengakibatkan venokonstriksi
11. Vasodilatasi arteriola yang dapatmeningkatkan suply
darah ke sistem vena
12. Infus cairan ke dalam selang CVP (khususnya oleh
pompa infus)
PENYEBAB PENURUNAN CVP MELIPUTI :

1. Vasodilatasi (oleh obat – obatan atau


meningkatnya suhu tubuh)

2. Tidak cukupnya volume sirkulasi darah


(hypovolemia) disebabkan oleh :
 Dehidrasi
 Kehilangan darah
 Sejumlah besar kehilangan lewat gastrointestinal
 Drainase luka
 Keringat
 Urin output (diuresis)
 Insensible loss (temperature tinggi, rendah kelembaban)
3. Kehilangan cairan yang masuk ke rongga
interstitial (edema)
 Inspirasi spontan
 Meletakan level 0 air manometer diatas tingkat atrium
kanan pasien
 Adanya atau kebocoran dalam tekanan selang

Ketika pasien mengalami hipovolemi tetapi memiliki


hipertensi pulmoner mengakibatkan penurunan dalam
fungsi ventrikel kanan, CVP dan tidak jatuh ke level
yang akan diperkirakan hipovolemi.
KATETER CVP DAN TEMPAT
PENUSUKAN
 Kateter CVP diposisikan sehingga ujung dari kateter terletak
pada vena kava atau di atrium kanan.

 Tempat yang paling umum digunakan untuk penusukan kateter


adalah :
- di vena jugularis internal dan eksternal
- vena subclavia
- vena antecubital
- dan yang jarang adalah dari vena femoralis.

 Vena jugularis menjadi tempat yang paling sering digunakan


karena mudah untuk dimasukan letaknya dekat dengan atrium
kanan.
 Setelah pemasangan harus diiukuti dengan
pemeriksaan sinar X untuk memastikan posisi
ujung kateter dan menghindari pneumothorax

 Kateter CVP juga dapat digunakan untuk


pemberian cairan, darah dan obat meliputi
obat vasoaktif dan cairan hipertonik yang tidak
dapat diberikan melalui vene perifer.
CVP DENGAN MENGGUNAKAN
MANOMETER AIR

 Tekanan vena sentral bisa didapat dengan


menggunakan sistem tranduser atau
manometer air.
 Keuntungan dari manometer air adalah :
- murah
- cepat dibaca
- relatif mudah digunakan.
 Manometer tersebut terisi dengan cairan intra.
CARA PENGUKURAN
 Pasien diposisikan terlentang
 Titik nol manometer diletakan sejajar dengan atrium
kanan pasien
 Keran stopcock diputar supaya manometer
berhubungan langsung dengan pasien.
 Level cairan didalam stopcock diputar supaya
manometer dapat jatuh dengan cepat sampai level
CVP pola didapatkan.
 Air tersebut seharusnya naik turun sesuai dengan
respirasi
 CVP idealnya dibaca pada akhir expirasi, dimana pada
saat inspirasi spontan menyebabkan tekanan jatuh
dan ventilasi mekanik menyebabkan tekanan naik.
 Tekanan didapatkan dalam bentuk cm air dan
harus dikonversikan ke dalam mmHg.
 Ini dicapai dengan cara membagi cm air oleh
1,36 dimana cmH2O sama dengan 1 mmHg

8 cmH2O = 8 cmH2O = 5,9 mmHg


1,36
KRITERIA UNTUK INTERPRETASI CVP OLEH
MANOMETER AIR SEPERTI DIBAWAH INI :
1. Sinar X akan memastikan ujung dari kateter dalam
vena sentral
2. Cairan intravena bebas mengalir
3. Mampu dengan mudah mengambil sampel darah
dari kateter CVP
4. Air turun secara cepat ketika sedang memeriksa
tekanan
5. Sedikit pergerakan air menunjukan perubahan
dalam CVP pada seluruh siklus jantung
6. Pergerakan air yang lebih besar terjadi pada waktu
respirasi.
GELOMBANG CVP
 Bentuk gelombang tekanan vena sentral mempunyai
tiga bentuk gelombang untuk masing – masing siklus
jantung : a,c,v.
 Gelombang a dihasilkan dari kontraksi atrium dan
terjadi selama diastole ventrikular.
 Ketika tidak adanya kontraksi atrium (atrial fibrilasi),
maka tidak ada gelombang.
 Sebaliknya ketika atrium berkontraksi terhadap
menutupnya katup seperti terjadi selama pemisahan
atrioventrikulr dikenal sebagai gelombang cannon.
 Penurunan gelombang tersebut dikenal sebagai x
menurun, akibatnya dari pengurangan tekanan atrium
selama darah mengisi ventrikel dan penutupan katup
AV (trikuspid pada bagian kanan dan mitral pada
bagian kiri.
 Gelombang c terjadi ketika ventrikel mulai untuk kontraksi
menyebabkan katup AV menonjol kebelakang menuju atrium
karena meningkatnya tekanan ventrikel

 Gelombang v merupakan gelombang yang secara bertahap


meningkat akibat dari pengisian atrium kanan ketika katup
trikuspid tertutup selama kontraksi ventrikel.

 Penurunan gelombang v dikenal sebagai y menurun, terjadi


ketika katup trikuspid dan mitral terbuka dan ventrikel mulai
pengisian dengan darah.

 Ketika katup AV tidak menutup seluruh jalan (tidak kompeten


atau bocor), sejumlah darah di pompa kebelakang masuk ke
dalam atrium selama sistolik (regurgitasi trikuspid) menghasilkan
kelebihan gelombang v dan peningkatan CVP
KOMPLIKASI TEKANAN VENA
CENTRAL

1. Perdarahan
2. Erosi (pengikisan) vaskuler
cirinya terjadi 1 – 7 hr setelah inersi kateter.
cairan IV atau darah terakumulasi di
medicostinum atau rongga pleura.
3. Aritmia ventrikel atau supraventrikel
4. Infeksi lokal atau sistemik
5. Overload cairan
6. Pneumothorax
PERSIAPAN ALAT

1. Skala Manometer (Skala Medifix)


2. 1 Buah Infus Set Medifik Set
3. 1 Set Cateter CVP (Double Lumen, Triple
Lumen, Drum Cateter ) Sesuai Permintaan
2. ALAT LAIN
 Doek bolong dan pengalas
 Desinfektan : alkohol 70% dan betadine dalam tempatnya
 1 pasang sarung tangan steril ukuran sesuai kebutuhan
 1 – 2 amp lidokain 2%
 1 flc NaCl 0,9% (25 cc) 1 kolf NaCl 0,9% 500 cc
 Gaas steril secukupnya
 1 fial heparin
 1 buah spuit 2,5 cc dan 1 buah spuit 10 cc
 Bengkok
 Bantal pasir
 Tiang infus
 Alat cukur bila dibutuhkan
 Plester
 Prolen 3,0
 1 buah nald fowder
ALAT LAIN

1. Doek bolong dan pengalas


2. Desinfektan : alkohol 70% dan betadine dalam tempatnya
3. 1 pasang sarung tangan steril ukuran sesuai kebutuhan
4. 1 – 2 amp lidokain 2%
5. 1 flc NaCl 0,9% (25 cc) 1 kolf NaCl 0,9% 500 cc
6. Gaas steril secukupnya
7. 1 fial heparin
8. 1 buah spuit 2,5 cc dan 1 buah spuit 10 cc
9. Bengkok
10. Bantal pasir
11. Tiang infus
12. Alat cukur bila dibutuhkan
13. Plester
14. Prolen 3,0
15. 1 buah nald fowder
GENERAL INTENSIVE CARE UNIT
RSUAM BANDAR LAMPUNG

CHALLENGE TEST NILAI CVP

 1 cm H2O = 0,7 mmHg


1 mmHg = 1,3 cmH2O
6 mmHg = 7,8 cmH2O
 10 mmHg = 13,6 cm H2O
BILA NILAI CVP
 < 7,8 cmH2O ----------------  Loading cairan 200 cc
 7,8 cmH2O - 13,6 cmH2  Loading cairan 100 cc
 >13,6 cmH2O ----------------  Loading cairan 50 cc

 SETELAH 10 MENIT LIHAT RESPONNYA BILA


KENAIKAN CVP :
 <2 ----------------  Hypovolemik
 2-5 ----------------  Normovolemik
 >5 ----------------  Hypervolemik

Anda mungkin juga menyukai