Anda di halaman 1dari 19

SKOLIOSIS

Oleh: Ns. STEPHANIA OLDALIA 4812


LATAR BELAKANG
Adolescent (remaja) merupakan peralihan dari masa anakanak ke
masa dewasa pada tahap ini terjadi fase transisi pertumbuhan dan
perkembangan (Csikszentmihalyi, 2017). Pada fase pertumbuhan
dan perkembangan, remaja mengalami beberapa perubahan fisik
termasuk perubahan berupa bertambahnya ukuran postur dan
adaptasi psikososial (Sedrezs et al, 2015).

Menurut Konieczny et al (2013), skoliosis idiopatik paling banyak


terjadi pada adolescent. Menururt Kisner dan Colby (2012),
prevalensi skoliosis yang terjadi pada adolescent di dunia sebesar
0,47%-5,2%. Prevalensi skolisis idiopatik pada adolescent di negara
Asia sekitar 0,4%-7% (Zheng et al, 2016).
Anatomi & Fisiologi
◦ Tulang belakang terdiri dari ruas-ruas yang saling
berhubungan, rangkaian tulang belakang (kolumna
vertebralis) adalah sebuah struktur lembut yang
terbentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra
atau ruas belakang. Setiap dua ruas tulang belakang
panjang, rangkaian tulang rawan pada orang dewasa
dapat mencapai 57-67cm dan seluruhnya terdapat 33
ruas (Anwar, 2020).
◦ Tulang belakang berfungsi sebagai penyangga
kepala, bahu, dan tubuh manusia agar mampu berdiri
tegak, duduk, berjalan, dan bergerak dengan
fleksibel. Tak hanya itu, struktur tulang
belakang berperan besar dalam melindungi
sumsum tulang belakang dari cedera
DEFINISI SKOLIOSIS

◦ Scoliosis adalah adalah penyimpangan dari tulang


belakang dari garis tengah ke arah lateral (Rinanto
& Insani, 2014).
◦ Scoliosis bisa bersifat struktural maupun non
struktural. scoliosis struktural adalah kelengkungan
tulang belakang yang berhubungan dengan rotasi
vertebra. Sedangkan scoliosis nonstruktural terjadi
karena peyebab lain tulang belakang itu sendiri
seperti postur, perbedaan panjang kaki dan nyeri.
Skoliosisi non struktural dapat menjadi scoliosis
struktulal jika penyebab yang mendasari tidak
diobati. Scoliosis struktural yang tidak diketahui
penyebabnya disebut scoliosis idiopatik dan
menjadi penymbang masalah scoliosis sebanyak
65% (McCance & Huether, 2014).
◦ Derajat
pembengkokan biasanya diukur dengan cara &
cobb dan disebut sudut cobb Dari besarnya sudut
skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana dalam
Soejatningsih 2004)
◦ Skoliosis ringan : sudut & cobb kurang dari 20
derajat 
◦ Skoliosis sedang : sudut & cobb antara 21-40
derajat 
◦ Skoliosis berat : sudut & cobb lebih dari 41
derajat. Pada skoliosis derajat berat (lebih dari 14
derajat) hanya dapat diluruskan melalui operasi
TIPE SKOLIOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN
◦ PENGKAJIAN
◦ DIAGNOSA KEPERAWATAN
◦ INTERVENSI KEPERAWATAN
◦ IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
◦ EVALUASI KEPERAWATAN
Persiapan Pre Operasi
SKRINING PCR + PAKET OP BESAR + ALBUMIN+
VIT D
(HL, BT,CT,PT, APTT, GDS, Ur, Cr, Au, UL, Goldar+rhesus, agregasi Trombosit, Elk
lengkap, SGOT, SGPT, Fibrinogen)

PEMERIKSAAN
LAB
1. RO THORAX AP/PA
2. RO SCOLIOSIS PROGRAM (6 POSISI)
3. CT SPINE THORAC-LUMBAL (3D) non
PEMERIKSAAN kontras atau CT WHOLE SPINE (3D)
4. MRI THORACAL NON KONTRAS
RADIOLOGI

NOTE:
Jika ada hasil lab dan radiologi eksternal konfirmasi tanggal
pemeriksaan dan tanyakan kepada dpjp apakah perlu di periksa ulang.
Masukan data ke SAP
Persiapan Pre Operasi
KONSULTASI PERSIAPAN OPERASI:
1. KOSUL DR. ANAK/IPD
2. KONSUL DR KARDIOVASKULER (ECHO, EKG)
3. KONSUL DR NEUROLO
4. KONSUL DR PULMO (Spirometri)
5. KONSUL DR ANASTESI
6. KONSUL DR REHAB MEDIK (Intensive Spirometri, Persiapan korset lombostab dorso sesuai
lingkar pinggang, Latihan fleksisbilitas thoracal dan lumbal, Latihan chest exspansi, Latihan
breathing control)
Persiapan Pre Operasi
PERSIAPAN DARAH:
1. Minimal PRC: 1000 CC
2. Minimal FFP: 500 CC
Konfirmasi ulang ke DPJP

PERSIAPAN ICU/PICU
Edukasi pasien akan di pasang CVC arterial line, kemungkinan post op akan di rawat di ICU/PICU.
Persiapan Pre Operasi
PERSIAPAN OBAT
1. Premedikasi H-1: Pregabalin 1mg/kgBB, maksimal 150 mg (PO) dan Celecoxib 100 mg -200 mg (once
only, SATU HARI SEBELUM TINDAKAN DI BERIKAN MALAM HARI SEBELUM TIDUR)
2. Profilaksis: Cefazolin 30 mg/kgBB, max 2-3gr ( 30-60 menit sebelum insisi )

PERSIAPAN PASIEN
1. Puasa 8 jam pre op, minum terakhir 6 jam pre op
2. Mandi viorex 2 jam sebelum operasi
3. Pemasangan infus
Perawatan Post Operasi
◦ Foto Kontrol post op (CT whole spine)
◦ Evaluasi Lab: Cek HR, albumin ulang (confirmasi ke DPJP)
◦ Tranfusi darah jika di perlukan
◦ Managemen Nyeri: Anjurkan Teknik relaksasi nyeri, modifikasi
lingkungan yang nyaman untuk pasien, Pemberian Obat (kolaborasi
dengan dr anastesi: fentanyl via PCA, dinastat, ketorolac dll)
◦ Fisioterapi (Bertahap 1x24 jam Latihan mobilisasi duduk dan berjalan)
◦ Perawatan CVC
◦ Persiapan Ganti Balutan setelah 3 hari operasi atau jika ada rembasan
Discharge Planning
◦ Menganjurkan dan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi untuk meminimalkan rasa nyeri.
◦ Ajarkan dan libatkan orang tua dalam perawatan luka post operasi.
◦ Edukasi cara menggunakan branch yang benar.
◦ Edukasi tentang aktifitas yang boleh dan tidak boleh di lakukan seperti:

Operasi Spine Secara Umum:


1. Hindari aktivitas/gerakan yg high impact terhadap tulang belakang. Contoh: bending (anterior posterior &
lateral), twisting, lifting, squat, duduk di sofa rendah.
2. Olahraga yang di izinkan hanya jalan kaki sampai control.
3. Luka jangan kena air sampai aff hecting (siapkan dan ajarkan pasien menggunakan opsite. Opsite di siapkan
untuk di bawa pulang)
4. Segera control jika ada nyeri hebat/ perdarahan aktif di luka operasi
5. Kontrol 10-14 hari pasca Tindakan
Operasi Spine Area Thoracolumbal:
1. Mobilisasi dengan korset, jika tidur boleh lepas korset.

Operasi Spine Area Cervical:


2. Mobilisasi boleh tanpa Collar neck, tetapi jika pasien dapat menjaga Gerakan leher (tidak boleh
menengok), leher di jaga posisi lurus ke depan.
3. Tidur dengan Collar neck
KASUS SKOLIOSIS

Anda mungkin juga menyukai