Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN SEMINAR ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI NY.

R DENGAN
DIAGNOSA BATU STAGHORN (D)
DILAKUKAN TINDAKAN OPEN BIVALVE NEFROLITHOTOMY
DENGAN TEKNIK ANESTESI GENERAL ANESTESI (ETT)
DI RUANG IBS RSU BANGLI
PADA TANGGAL 5 JUNI 2023
Gelombang 1 RSU BANGLI

Nama Kelompok :

AYU ANNISA SALSABILA


2014301056
I MADE SURYA ATMAJA
2014301066
OCHI ARMELIDYA
2014301091
SAYYID MIFTAHUL HUDA
2014301097
ISI
PEMBAHAS
AN
01 02
KONSEP TINJAUAN
TEORI KASUS

03 04
PEMBAHAS PENUTUP
AN
01
KONSEP
TEORI
DEFINISI BATU
STAGHORN

Batu staghorn adalah batu ginjal yang bercabang yang menempati lebih dari

satu collecting system, yaitu batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih kaliks.

Istilah batu cetak/ staghorn parsial digunakan jika batu menempati sebagian cabang

collecting system, sedangkan istilah batu cetak/staghorn komplit digunakan batu jika

menempati seluruh collecting system (Fabiansyah, et al.2012).

Meskipun istilah 'staghorn' memberikan gambaran tentang konfigurasi batu,

istilah tersebut tidak memiliki kriteria volume yang spesifik dan informasi tentang

komposisi batu. Sebelumnya, diterima secara luas bahwa batu staghorn membentuk

10-20% dari keseluruhan batu kemih; Namun, angka ini saat ini berkurang menjadi

4% di negara maju karena manajemen batu ginjal yang dini dan efektif (Rieu, 2005)
PENATALAKSANAA
N MEDIS
• Medikamentosa
• Pengobatan medik selektif dengan
pemberian obat-obatan
• ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
• Endourologi
• Tindakan operasi
Tindakan operasi
Penanganan batu saluran kencing biasanya terlebih
dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara
spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan
bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap
bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis
tindakan pembedahan, namun dari tindakan
pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana
batu berada, seperti nefrolitotomi, ureterolitotomi,
vesikolitomi dll.
02
TINJAUAN
KASUS
IdentitasPasien
Nama : Ny. R
Tanggal lahir (umur) : 1 Juli 1965 ( 57 Tahun )
No.CM : 32.78.01
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
SukuBangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Kawin
Alamat : Jl.Kayupadi songan no 77
Tanggal MRS : 03 Juni 2023
Tanggal pengkajian : 05 Juni 2023
Jam Pengkajian : 11.05 WITA
Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang kanan

Keluhan lainnya
Pasien mengatakan pada saat BAK terasa
nyeri dan terdapat darah pada urine
Data Fokus Anestesi (AMPLE)

1. Allergies :
Riwayat alergi makanan : Tidak Ada
Riwayat obat-obatan Tidak Ada
Lainnya : Tidak Ada

2. Medications:
Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat
antihipeartensi, diuretik, digitalis, antidiabetik dan antikoagulan yang dapat
menimbulkan interaksi dengan agen anestetik

3. Past Illness:
Riwayat penyakit sistemik sebelumnya : pasien tidak mempunyai Riwayat
penyakit DM, penyakit paru (-), penyakit jantung (-), penyakit hepar (-) , tidak ada
gangguan perdarahan , Hipertensi terkontol
Riwayat penyakit keluarga : Tidak Ada
Riwayat operasi sebelumnya : Tidak Ada
Riwayat anestesi sebelumnya :Tidak Ada

4. Last Meal: Jam 03.00 WITA tanggal 05 Juni 2023

5 Environments: tidak memliki riwayat merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol


PEMERIKSAA
N FISIK
Keadaan Umum Pemeriksaan 6B

❏GCS: Verbal: 5.Motorik: 6 .Mata : 4 Total: 15 Breathing: Vesikuler (+), Whezzing (-),
❏Kesadaran : compos mentis Rhonki (-)
❏Tanda-tanda Vital : Blood: S1 S2 tunggal regular, Perdarahan
Nadi = 80 x/menit, (-), CRT < 2 detik,
Suhu : 36,20 C, Brain: Kesadaran Composmetis, Kejang (-),
TD = 130/70 mmHg, Kaku kuduk (-)
MAP: 90 mmHg Blader: Nyeri saat BAK (+), Urine disertai
RR = 18 x/menit, darah (+), BAK: spontan
Skala Nyeri: 4 (1-10) Bowel: Bising usus: 15x/menit, Mual (-),
BB: 50 Kg, Muntah (-),
TB:158 Cm, Bone: Seluruh ekstremitas dapat digerakan,
BMI: 20 terpasang infus RL ditangan kiri dengan
❏Lainnya:- ukuran abocath 20G
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 13.49 10 °3/uL 3.5-9.5
NEU % 78.1 % 40-75
NEU # 10.54 10 °3/uL 1.8-6.3
LYM % 16 % 20-50
LYM # 2.16 10 °3/uL 1.1-3.2
MON % 5.3 % 3-10
MON # 0.71 10 °3/uL 0.1-0.6
EOS % 0.5 % 0.4-8
EOS # 0.07 10 °3/uL 0.02-0.52
BAS % 0.1 % 0-1
BAS # 0.01 10 °3/uL 0-0.06
RBC 3.97 10 °6/uL 3.8-5.1
RDW-CV 12 % 11-16
RDW-SD 41.6 fL 35-56
HGB 13 g/dL 11.5-15
HCT 37 % 35-45
Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


MCV 83 fL 82-100
MCHC 33.7 g/dL 31.6-35.4
PLT 469 10 °3/uL 150-350
P-LCR 13.1 % 11-45
P-LCC 62 10 °9/L 30-90
MPV 6.9 fL 6.5-12
PDW 7.6 fL 9-17
PCT 0.322 % 0.1-0.28

Kesimpulan :
Didapatkan Hemoglobin pasien dalam keadaan normal yaitu
13, dan hemotokrit pasien jg dalam keadaan normal yaitu 37
Pemeriksaan Radiologi :
Hasil Pemeriksaan radiologi
Evaluasi dari hasil pemeriksaan Thoraks
didapatkan hasil bahwa terdapat Batu staghorn
(D)

Terapi Saat ini :


RL IV 500 ml 20 tpm

Kesimpulan status fisik (ASA):


ASA II dikarenakan pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi yang terkontrol.
Pertimbangan Anestesi

a) Faktor penyulit: Tidak Ada


b) Jenis Anestesi dan teknik anestesi : General Anestesi (ETT)
Penjelasan tentang indikasi medis pembedahan dengan
jenis dan teknik anestesi

Pada kasus batu staghorn, anestesi yang digunakan


adalah anestesi umum, yaitu meniadakan nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
reversible. Dalam memberikan obat-obatan anestesi
pada penderita yang akan menjalani operasi maka
perlu diperhatikan tujuannya yaitu sebagai
premedikasi, induksi, maintenance, dan lain-lain, dan
mengingat durasi operasi yang relative lama. Jadi
teknik anestesi yang digunakan yaitu endotrakeal tube
untuk menjaga jalan napas pasien selama operasi
berlangsung.
Analisa Data

1) PRA ANESTESI
- Nyeri Akut
- Risiko Cedera Agen Anestesi
1) INTRA ANESTESI
- Risiko Trauma Pembedahan
- RK Gangguan fungsi Kardiovaskuler
- RK Gangguan fungsiRespirasi
1) PASCA ANESTESI
- Resiko Jatuh
PRA ANESTESI
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
1 Nyeri Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
selama fase pra anestesi diharapkan nyeri hilang termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
atau berkurang dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi

1. Skala nyeri menurun 2. Observasi TTV (TD, Nadi, RR, Saturasi, Suhu) Pasien

2. Tekanan darah dalam batas normal (sistole: 90– 3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
120/ diastole: 60-80 mmHg), tekanan nadi kuat, pasien

frekuensi nadi 60 – 100x/menit 4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui


pengalaman nyeri pasien
3. Frekuensi napas dalam batas normal
(12-16x/menit) 5. Beri pasien posisi nyaman

4. Ekspresi wajah rileks 6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi napas
dalam, distraksi)
5. Tidak terjadi diaforesis
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Ukuran pupil dalam batas normal (3-5 mm)
8. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
7. Tidak gelisah (Acetaminophen, NSAID, Opioid) bersama dr. Sp.An
2 Risiko Cedera akibat Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi 1. Observasi tanda-tanda vital
agen anestesi selama fase pra anestesi diharapkan agar
2. Kaji kesiapan pasien sebelum operasi (puasa, ganti
terdeteksinya cedera akibat agen anestesi dapat
baju operasi, latihan pra anestesi (napas dalam, batuk
dipantau atau dicegah dengan kriteria hasil:
efektif, latihan gerak sendi, latihan berbalik posisi),
1. Pasien siap untuk dilakukan tindakan anestesi pastikan aliran IV line lancar)

2. Pemilihan jenis dan teknik anesesi sesuai 3. Lakukan Pengkajian AMPLE

dengan kondisi pasien dan tindakan 4. Lakukan Pengkajian B6


pembedahan.
5. Lakukan Pengkajian LEMON
3. TTV dalam batas normal: 6. Lakukan pengosongan kandung kemih
 TD: 90-120/ 60-90 mmHg 7. Identifikasi hasil laboratorium
 Nadi: 60-100 x/menit
8. Koreksi risiko sebelum tindakan anestesi (misal:
 RR: 16-20 x/menit
masalah hemodinamik)
 Suhu: 36,5 °C -37,5 °C
 SpO2: 96-100 % 9. Siapkan peralatan anestesi sesuai jenis anestesi
(STATICS)
4. Terdeteksinya kelainan pada pengkajian AMPLE
(Alergi, Medikasi, Past Illness/ Penyakit Penyerta,
Last Meal/ Puasa, dan Event/ lingkungan)
5. Terdeteksinya kelainan pada pemeriksaan B6 10.Siapkan mesin anestesi (sumber gas, tekanan gas
(Breath, Blood, Brain, Bladder, Bowel, Bone) kesehatan, kebocoran sirkuit pernapasan, kesediaan
gas anestesi).
6. Terdeteksinya penyulit intubasi
11. Siapkan alat, obat-obatan dan cairan sesuai jenis
anestesi ( General anestesi ETT non kingking uk.7.0
( siapkan ukuran 6,5 dan 7.5 ), sungkup muka, spuit
20cc, plester, kassa, gel. Obat General anestesi
propofol 200 mg, fentanyl 75mcg, sevoflurane 2%)

12.Periksa kelengkapan administrasi pasien (misal:


informed consent)

13.Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang


prosedur anestesi

14.Edukasi tentang persiapan tindakan anestesi


(hentikan merokok, minuman keras, obat-obatan
terlarang narkoba, tidak memakai aksesoris, tidak
menggunakan cat kuku dan riasan wajah serta
melepaskan gigi palsu)
15.Berikan kesempatan bertanya

16.Berikan kesempatan pasien untuk berdoa

17. Kolaborasi pemberian obat premedikasi


IMPLEMENTASI
PRA ANESTESI
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

05-06-2023 Nyeri 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S: Ayu


09.00 WITA komprehensif termasuk lokasi, 1. Pasien mengatakan nyeri pada
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas pinggang kanan
dan faktor presipitasi P : Nyeri pinggang
09.02 WITA 2. Mengobservasi TTV (TD, Nadi, RR, Q : Tertusuk-tusuk Ayu

Saturasi, Suhu) Pasien R : Pinggang kanan


S : 4 (1-10)
3. Mengobservasi reaksi nonverbal
T : Hilang Timbul Ayu
09.03 WITA (gelisah, tidak tenang) dari
ketidaknyamanan pasien
O:
4. Menggunakan teknik komunikasi 1. Pasien tampak gelisah Ayu
09.05 WITA terapeutik untuk mengetahui 2. Ekspresi wajah tidak tenang
pengalaman nyeri pasien

5. Memberikan pasien posisi nyaman Ayu


09.10 WITA (supinasi)
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

09.11 WITA 6. Mengajarkan tentang teknik non 3. TTV Pasien Ayu


farmakologi dengan relaksasi napas  TD : 130/70 mmHg
dalam  N : 80x/m
09.15 WITA 7. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri  RR : 18 x/m
 SaO2 : 99 % Ayu
8. Melakukan kolaborasi pemberian obat
 Suhu : 36,2
analgetik yaitu peinloss 400mg Ayu
4. Tidak terjadi diaforesis
09.20 WITA bersama dokter Sp.An
5. Ukuran pupil dalam batas
normal ( 3cm)
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

09.02 WITA Resiko Cedera 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S:


Ayu
Agen Anestesi 1. Pasien mengatakan siap untuk
2. Mengkaji kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan anestesi
09.16 WITA operasi (puasa, ganti baju operasi, Ayu
O:
latihan pra anestesi (melakukan napas
1. TTV dalam batas normal:
dalam, batuk efektif, latihan gerak
 TD: 90-120/ 60-90 mmHg
sendi, latihan berbalik posisi),  Nadi: 60-100 x/menit
memastikan aliran IV line lancar)  RR: 16-20 x/menit
 Suhu: 36,5 °C -37,5 °C
3. Melakukan pengkajian AMPLE  SpO2: 96-100 % Ayu
09.21 WITA
2. Pasien akan dilakukan tindakan
A : tidak memiliki Riwayat General Anestesi dengan teknik
alergi General Anestesi
M : pasien sedang tidak 3. Tidak terdeteksinya penyulit intubasi
mengkonsumsi obat- 4. Hasil Penkajian B6 :
obatan
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

Resiko Cedera P : pasien mengatakan memiliki  B1 (breathing) : RR : 18


Agen Anestesi riwayat hipertensi terkontrol x/menit, SpO2 : 99%, suara

L : Asupan makan terakhir paru vesikuler (+/+), wheezing

jam 03.00 WITA (-/-), ronchi (-/-)

E : tidak ada  B2 (blood) : Irama jantung


regular, suara jantung normal,
09.25 WITA 4. Melakukan pengkajian B6 Ayu
CRT < 2, S1 S2 tunggal
(Breathing, Blood, Brain, Bowel,
regular
Bladder, dan Bone)
 B3 (brain) :GCS E4M5M6,
Ayu
09.30 WITA 5. Melakukan pengkajian LEMON : composmentis
 B4 (bladder): BAK spontan,
L: tidak ada jejas pada daerah
Nyeri saat BAK
kepala, bentuk kepala agak
 B5 (bowel) :Puasa pukul 03.00
lonjong
WITA. BU (+/N)
E: pasien dapat membuka mulut 3 jari
 B6 (bone) : akral hangat,
M: mallampati score 1
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

Kekuatan otot :
Resiko Cedera O : Tidak ada sumbatan jalan napas
Agen Anestesi
N: pergerakan leher normal (fleksi
ekstensi dan rotasi )
09.38 WITA Ayu
6. Meakukan pengosongan kandung
kemih dengan menganjurkan pasien
untuk BAK
Ayu
09.40 WITA 7. Mengidentifikasi hasil laboratorium

8. Melakukan koreksi risiko sebelum Ayu


09.45 WITA tindakan anestesi ( seperti melihat
hemodinamik pasien)

9. Meyiapkan peralatan anestesi sesuai Ayu


09.55 WITA jenis anestesi (STATICS)
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

Resiko Cedera 10.Menyiapkan mesin anestesi (sumber Ayu


10.05 WITA Agen Anestesi gas, tekanan gas kesehatan, kebocoran
sirkuit pernapasan, kesediaan gas
anestesi). Ayu
10.09 WITA 11. Meyiapkan alat, obat-obatan dan
cairan sesuai jenis anestesi ( General
anestesi ETT non kingking uk.7.0
( siapkan ukuran 6,5 dan 7.5 ),
sungkup muka, spuit 20cc, plester,
kassa, gel. Obat General anestesi
propofol 200 mg, fentanyl 75mcg, Ayu
10.13 WITA sevoflurane 2%)

12.Memeriksa kelengkapan administrasi


10.17 WITA pasien (misal: informed consent) Ayu

13. Mengedukasi kepada pasien dan


keluarga tentang prosedur anestesi
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama dan
Anestesi Paraf

Resiko Cedera 14.Mengedukasi tentang persiapan Ayu


10.19 WITA Agen Anestesi tindakan anestesi ( memastikan pasien
sudah menghentikan merokok,
minuman keras, obat-obatan terlarang
narkoba, tidak memakai aksesoris,
tidak menggunakan cat kuku dan
riasan wajah serta melepaskan gigi
palsu jika ada)
Ayu
15.Memberikan kesempatan bertanya Ayu
10.22 WITA
16.Memberikan kesempatan pasien untuk
10.25 WITA
berdoa Ayu

17. Melakukan Kolaborasi pemberian


10.30 WITA
obat premedikasi ( ondan 4 mg, dexa
10 mg, peinloss 400mg)
ASSESMEN PRA INDUKSI/ RE- ASSESMEN
Tanggal : 05 Juni 2023
Kesadaran : Compos mentis Kesiapan obat-obatan:
Tekanan darah : 143/70 mmHg, Nadi : 80x/mnt.  Morfin
RR : 18x/mnt Suhu : 36,20C
Saturasi O2 : 99%  Tramadol
Gambaran EKG : Sinus Rhytme
 Ketorolac
Pemasangan IV line :  1 buah□ 2 buah □……….
Kesiapan cairan infus dan darah Siap/tidak  Asam Tranexamat
jenis : Kristaloid (RL dan Nacl), dan koloid (Dextrose)
Kesiapan mesin anestesi :Siap/tidak  Morfin
Kesiapan peralatan anestesi :
 Vit. K
General anestesi Siap/tidak
Regional anestesi  Siap/tidak  lidokain
Sumber gas medik :  Siap/tidak □ ………
□ ………

1. Obat anestesi  Siap/tidak  Ondansenteron 4mg


 Dexametashone
 Peinloss 400 mg
 midazolam 5mg
 fentanyl 100mcg
 Propofol 200 mg
 Atracurium 75 mg
Obat emergensi  Siap/tidak
ephedrine  epinephrine  Sulfas Atropin
Penyakit yang diderita :□Tidak ada Ada, Hipertensi
Gigi palsu :  Tidak ada □ Ada , permanen □ Ada,sudah dilepas
Alergi :  Tidak ada □ Ada, sebutkan…………
Kontak lensa :  Tidak ada □ Ada , sudah dilepas.
Penggunaan obat sebelumnya:  Tidak ada □ Ada
CATATAN LAINNYA:
INTRA ANESTESI
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
1 Risiko Cedera Trauma Fisik Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1. Observasi kedalaman anestesi
intra anestesi diharapkan tidak terjadinya trauma fisik sesuai dengan plana 1-4 ( refleks
pembedahan dengan kriteria hasil: bulu mata, pernapasan, refleks pupil,
refleks laring, refleks peritonium,
1. Tercapai trias anestesi meliputi hipnotik,
relaksasi otot lurik, lakrimasi)
relaksasi dan analgesia
2. Observasi trias anestesi meliputi:
2. Tanda–tanda vital dalam batas normal
a. Tingkat relaksasi otot (misal: tidak
 TD: 110–120/70–80 mmhg ada tonus otot)

 Nadi: 60–100 x/menit b. Tanda-tanda nyeri ( misal: tekanan


darah dan nadi tidak meningkat)
 Suhu: 36-37°C
c. Tanda-tanda hipnosis (tidak
 RR: 16–20 x/menit
berespons terhadap stimulus)
 Saturasi oksigen > 95% 3. Lakukan pemberian oksigen 100%
(pre oksigenasi)
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
4. Lakukan pengaturan posisi lateral kiri
untuk memudahkan operator dalam
pembedahan

5. Kolaborasi dalam asuhan tindakan


anestesi umum:

a. Induksi ( kolaborasi dalam


pemberian fentanyl 100 mcg,
kemudian induksi propofol 150 mg)
dan atracurium 25 mg

b. Teknik anestesi dengan GA ETT

c. Kepatenan jalan napas (ETT)

d. Rumatan anestesi berupa


N2O:O2= 50:50 dan Sevofluran 2
%

e. Pengakhiran anestesi
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
2 RK gangguan fungsi Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1. Monitor tanda dan gejala
kardiovaskular intra anestesi diharapkan tidak terjadinya gangguan penurunan curah jantung seperti
fungsi kardiovaskular dengan kriteria hasil: dyspnea, kelelahan, edema,
ortopnea, distensi vena jugularis,
1. Tanda – tanda vital pasien dalam batas normal
palpitasi, kulit pucat
 TD : 100-120/80-90 mmHg
2. Observasi tekanan darah dan MAP,
 MAP : 60-120
Nadi, respirasi dan SpO2
 Nadi : 60- 100x/menit
3. Monitor gambaran EKG
 SpO2 : 95-100%
4. Monitor tanda dan gejala syok:
2. EKG irama sinus rytme
peningkatan denyut jantung disertai
3. Tidak ada tanda dan gejala disritmia dengan tekanan darah yang normal
4. Tidak terjadi distensi vena jugularis atau sedikit turun, denyut nadi
5. CRT < 2 detik lemah, peningkatan frekuensi
6. Kebutuhan cairan pasien saat operasi terpenuhi napas, akral dingin, pucat
5. Observasi irama dan frekuensi
jantung
6. Periksa tingkat perfusi jaringan
perifer melalui CRT<2 detik
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
7. Pastikan aliran IV berfungsi dengan

Baik

8. Menghitung Kebutuhan Cairan


Pasien Selama Operasi

9. Kolaborasi dalam pemberian obat-


obatan selama operasi berlangsung,
misalnya obat emergency bila perlu

10. Kolaborasi terapi cairan

11. Kolaborasi pemberian Vasopresor


bila terjadi penurunan tekanan darah
3 RK gangguan Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi 1. Monitor status respirasi dan oksigenasi melalu
fungsi Respirasi selama intra anestesi diharapkan tidak terjadinya frekuensi, penggunaan otot bantu napas, bunyi napas
gangguan fungsi respirasi dengan kriteria hasil: tambahan, saturasi oksigen
1. TTV pasien dalam batas normal 2. Monitor pola napas
TD : 100-120/80- 3. Monitor kadar EtCO2
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
90 mmHg
5. Monitor tanda hipoksia
MAP : 60-120 6. Atur gas/rumatan anestesi sesuai kebutuhan kondisi

Nadi : 60- 100x/menit Akral hangat pasien

2. Airway pasien bersih 7. Atur posisi pasien lateral


3. Ekspansi dada pasien dg tidal volume normal
8. Lakukan pemeliharaan jalan napas dengan bantuan
(6- 8 ml/kg)
ETT
4. Tidak ada tanda – tanda sianosis
9. Kolaborasi dalam pemberian bantuan ventilasi
5. Saturasi oksigen pasien 95-100%
sesuai tidal volume
6. Frekuensi napas pasien dalam batas normal
12x/menit
IMPLEMENTASI
INTRA ANESTESI
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Anestesi Implementasi Respons Nama &
Paraf

05-06-2023 Risiko Trauma 1. Mengobservasi kedalaman anestesi sesuai dengan S:- Surya
Pembedahan
plana 1-4 ( refleks bulu mata, pernapasan, refleks O:
11.00 WITA pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot 1.
Tercapai trias
lurik, lakrimasi) anestesi
meliputi Surya
11.05 WITA 2. Mengobservasi trias anestesi meliputi: hipnotik,
relakasi dan
a. Tingkat relaksasi otot (tidak ada tonus otot/ pasien analgesia
2. TTV pasien
mengalami relaksasi otot rangka)
TD : 137/78
b. Tanda-tanda nyeri ( tidak ada peningkatan mmHg
Nadi :
tekanan darah dan nadi / bebas nyei) 82x/menit
c. Tanda-tanda hipnosis (tidak berespons terhadap RR :
18x/menit
stimulus) SpO2 : 99% Surya
Suhu : 36,2 oC
11.10 WITA 3. Melakukan pemberian oksigen 100% (pre 3. Posisi pasien Surya
oksigenasi) yaitu Lateral kiri

11.15 WITA 4. Melakukan pengaturan posisi lateral kiri untuk


memudahkan operator dalam pembedahan
Surya
Tanggal/Jam Masalah Kesehatan Implementasi Respons Nama &
Anestesi Paraf

11.17 WITA 4. Pasien Surya


5. Melakukan kolaborasi dalam asuhan tindakan
terpasang ETT
anestesi umum: non king-king uk
7.0
a. Induksi ( kolaborasi dalam pemberian fentanyl 5. Pasien dalam
100 mcg, kemudian induksi propofol 150 mg) dan keaadaan ter-
anestesi
atracurium 50 mg

b. Teknik anestesi dengan GA ETT dan Inhalasi


Sevofluran

c. Kepatenan jalan napas (ETT)

d. Mengatur rumatan anestesi berupa N2O:O2=


50:50 dan Sevofluran 2 %

13.00 WITA e. Melakukan pengakhiran anestesi


05-06-2023 RK gangguan fungsi 1. Memonitor tanda dan gejala S:- Sayyid
kardiovaskular
11.01 WITA penurunan curah jantung O:
11.02 WITA 2. Mengobservasi tekanan darah Sayyid
1. Tidak terdapat tanda dan
dan MAP, Nadi, respirasi dan
gejala penurunan jantung
SpO2
11.03 WITA seperti dyspnea, kelelahan,
3. Memonitor gambaran EKG
11.04 WITA edema, ortopnea, distensi Sayyid
4. Memonitor tanda dan gejala syok
vena jugularis, palpitasi, kulit
11.05 WITA 5. Observasi irama dan frekuensi Sayyid
pucat
jantung
2. TTV pasien
11.06 WITA 6. Memeriksa tingkat perfusi TD : 137/78 mmHg, Sayyid
jaringan perifer melalui CRT<2 MAP : 98 mmHg
Nadi : 82x/menit
detik
RR : 18x/menit Sayyid
7. Memastikan aliran IV berfungsi SpO2 : 99%
11.07 WITA Suhu : 36,2 oC
dengan baik
3. CRT <2 detik Sayyid
4. Aliran IV berfungsi Total
dengan baik
5. Kebutuhan cairan pasien
8. Melakuka Perhitungan
selama operasi terpenuhi
11.08 WITA Kebutuhan Cairan Pasien 6. Hasil Perhitungan Kebutuhan Sayyid
Selama Operasi cairan selama operasi :

11.10 WITA 9. Melakukan kolaborasi terapi • Maintenance : 2 x Sayyid


cairan RL 500 ml 50kg x 2 jam = 200
10. Melakukan kolaborasi dalam cc/jam
11.20 WITA Sayyid
pemberian obat selama operasi • Pengganti puasa : 8
yaitu : jam (lama puasa) x
• Tramadol 100 mg 200cc = 1600cc
• Asam Tranexamat 1 g • IWL (Insesible Water
• Vit K 1 mg Lose)
• Morfin 5mg • Stress operasi = 6
• Atracurium 25 mg setiap 45 menit (operasi besar) x 50kg
sebagai dosis pemeliharaan = 300
• Total = 200 + 1600+
300 = 2100 cc
• EBV ( Estimated Blood
Volume)
Perempuan (65) x bb (50 )
= 3250

• EBL (Estimated Blood


Lose)

10 % (ringan) x 3250 = 325


(termasuk ringan karena
perdarahan yang terjadi
selama op yaitu 300 cc)

• Pendarahan 300 cc
diganti dengan cairan
kristaloid RL (2-4x
jumlah darah yang
hilang) 3 x 300 = 900
cc
• Total cairan yang
diberikan 3250 + 900
= 4150 cc
- 50 % diberikan pada 1 jam
pertama 2075 cc
- 25% diberikan pada 2 jam
berikutnya 1037,5 cc
- 25% diberikan pada 3 jam
berikutnya 1037,5 cc
05-06-2023 RK gangguan fungsi 1. Memonitor status respirasi dan S : -
Respirasi
oksigenasi melalu frekuensi,
O:
11.05 WITA penggunaan otot bantu napas, 1. Airway pasien bersih Ochi
bunyi napas tambahan, saturasi
2. Ekspansi dada pasien
oksigen
11.06 WITA normaL dengan tidal volume Ochi
2. Memonitor pola napas
11.07 WITA 350ml Ochi
3. Memonitor kadar EtCO2
3. Saturasi oksigen pasien 99%
11.08 WITA 4. Melakukan Palpasi kesimetrisan Ochi
4. Frekuensi napas pasien
ekspansi paru
dalam batas normal 18x/menit
5. Memonitor tanda hipoksia 5. TTV Pasien : Ochi
11.09 WITA
6. Mengatur gas/rumatan anestesi
11.10 WITA TD : 137/78 mmhg Ochi
sesuai kebutuhan kondisi pasien
Nadi : 82x/menit
7. Mengatur posisi pasien lateral Suhu : 36,2°C
11.13 WITA Ochi
8. Melakukan pemeliharaan jalan 6. Posisi pasien lateral kiri
11.20 WITA Ochi
napas dengan bantuan ETT 7. Tidak adanya tanda hipoksia
8. Kadar EtCO2 35 mmHg
9. Melakukan kolaborasi dalam Ochi
11.25 WITA
pemberian bantuan ventilasi
sesuai tidal volume
PASCA ANESTESI
No Problem (Masalah) Rencana Intervensi
Tujuan Intervensi
1 Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Asuhan Kepenataan 1. Monitoring TTV
Anestesi 60 menit pasca anestesi diharapkan pasien 2. Lakukan penilaian adrete score
aman dan terhindar dari resiko jatuh dengan Kriteria 3. Berikan pengaman pada
Hasil: tempat tidur pasien
4. Berikan gelang resiko jatuh
1. Pasien dalam keadaan sadar penuh
5. Anjurkan posisi yang nyaman
2. Lingkungan pasien aman
pada pasien
3. Pasien terpasang pengaman bed
6. Anjurkan pasien untuk
4. Pasien tidak jatuh
membatasi pergerakannya
5. Nilai adrete score >8
7. Latihan gerakkan ekstremitas
6. TTV dalam batas normal :
8. Konsultasi dengan dr. SpAn
a. TD : 100-120/80- 90 mmHg
apabila kondisi memburuk
b. MAP : 60 – 120
c. N : 60 – 100 x/menit
d. SpO2 : 95 - 100%
e. RR : 16 – 22 x/menit
IMPLEMENTASI
PASCA ANESTESI
Tanggal/Jam Masalah Implementasi Respons Nama & Paraf
Kesehatan
Anestesi
05-06-2023 Risiko Jatuh 1. Memonitoring TTV (TD, N, RR, S : pasien mengatakan sudah Ochi
15.30 WITA merasa aman dan nyaman
Suhu, SaO2)
O:
15.30 WITA 2. Memberikan pengaman pada Ochi
1. TTV pasien
tempat tidur pasien
15.30 WITA - TD : 128/78 mmHg Ochi
3. Menganjurkan pasien untuk
- MAP : 87
membatasi geraknya
- N : 80 x/menit
15.30 WITA 4. Menganjurkan dan memberikn Ochi
- RR : 18 x/menit
posisi yang nyaman pada pasien
- SpO2 : 100%
(semi fowler dengan sudut 30°)
2. Adrete Score 9
15.30 WITA 5. Melakukan penilaian adrete Ochi
3. Pasien terpasang pengaman
score bed
15.30 WITA Ochi
6. Melatih gerakkan ekstremitas 4. Posisi pasien semi fowler
dengan sudut 30°
CATATAN
PERKEMBANGAN
ANESTESI
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 Nyeri S: Ayu


10.45 WITA
1. Pasien mengatakan nyeri pada pinggang kanan
P : Nyeri pinggang
Q : Tertusuk-tusuk
R : Pinggang kanan
S : 2 (1-10)
T : Hilang Timbul
O:
1. Pasien tampak lebih tenang
2. Skala nyeri pasien berkurang dari 4 menjadi 2
3. TTV Pasien
 TD : 120/80 mmHg
 N : 78x/m
 RR : 18 x/m
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

 SaO2 : 99 %
 Suhu : 36,2°C
4. Tidak terjadi diaforesis
5. Ukuran pupil dalam batas normal ( 3 cm)
6. Premedikasi (analgetik) yaitu Peinloss 400 mg sudah diberikan melalui drip
infus

A : Masalah Nyeri teratasi


P : Pertahankan kondisi pasien
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 Risiko cidera S: Ayu


10.50 WITA Agen Anestesi Pasien siap dilakukan anestesi
O:
1. Tidak terdeteksinya kelainan pada pemeriksaan LEMON, AMPLE, dan pada
pemeriksaan B6 bagian bladder pasien mengeluh nyeri pada saat BAK
2. Tidak terdeteksinya penyulit intubasi
3. Tidak terjadi komplikasi selama intra anestesi
4. Pasien teranestesi dengan baik
5. TTV Pasien

 TD : 120/80 mmHg
 N : 78x/m A : Risiko cidera agen anestesi tidak
 RR : 18 x/m terjadi
 SaO2 : 99 %
 Suhu : 36,2°C P : Pertahankan intervensi
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 RK Trauma S : Surya


12.20 WITA Fisik O:
Pembedahan

1. TTV Pasien
 TD : 128/82 mmHg
 N : 82x/m
 RR : 18 x/m
 SaO2 : 99 %
 Suhu : 36,2°C
2. Tercapai trias anestesi meliputi hipnotik, relakasi dan analgesia
A : Masalah trauma fisik pembedahaan tidak terjadi

P : Pertahankan kondisi pasien


Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 RK ganggguan S : Sayyid


12.25 WITA fungsi O:
Kardiovaskuler - TD : 130/80 mmHg
- MAP : 96
- N : 80 x/menit
- RR : 18 x/menit
- SpO2 : 99%
- S : 36,7oC
- Akral pasien teraba hangat
- CRT<2 detik
- Pasien tidak pucat

A : Masalah risiko komplikasi gangguan fungsi kardiovaskuler tidak terjadi

P : Pertahankan kondisi pasien


Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 RK gangguan S : Ochi


12.30 WITA fungsi Respirasi O :
1. Airway pasien bersih
2. Saturasi oksigen pasien 99%
3. Frekuensi napas pasien dalam batas normal 18x/menit
4. TTV Pasien
5. TD : 128/82 mmHg
6. N : 82x/m
7. RR : 18 x/m
8. SaO2 : 99 %
9. Suhu : 36,2°C

A : Masalah RK gangguan fungsi respirasi tidak terjadi

P : Pertahankan kondisi pasien


Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi

05-06-2023 Risiko Jatuh S : Pasien mengatakan sudah merasa aman dan nyaman Ochi
15.45 WITA O:
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 18 x/menit
- SpO2 : 99%
- S : 36,7oC
- Adrete Score 9

A : Masalah risiko jatuh tidak terjadi

P : pertahankan kondisi pasien


Hand Over OK Ke ICU

S Pasien
(Situation) B Pasien dengan diagnose medis :
Nama : Ny. R (Backgr
ound) - Pra Bedah : Batu Staghorn (D)
Umur : 57 Tahun - Pasca bedah : Post Open Bivalve Nefrolithotomy
No CM :00-00-22-xx
Untuk masalah kesehatan anestesi ditemukan selama
Kondisi pasien saat ini cukup stabil proses perianestesi
dengan vital sign - Pre anestesi : Nyeri
- TD : 128/80 mmHg - Intra anestesi : -
- Pasca anestesi : Risiko Jatuh
- N : 80 x/menit Selama proses anestesi sudah dilakukan pemberian obat
- RR : 18 x/menit
1. Ondan 4 mg
- SpO2 : 99% 6. Atracurium 50 mg, ditambah
- S : 36,7 °C 2. Dexa 10 mg dosis pemeliharaan 25 mg
setiap 45 menit selama operasi
- Adrete score 9 3. Peinloss 400 mg
7. Tramadol 100 mg
4. Fentanyl 100 mcg
8. Asam Tranexamat 1 g
5. Propofol 150 mg
9 Vit K 1 g

10. Morfin 5 mg
Hand Over OK Ke ICU

A Risiko jatuh dapat terjadi


(Assestment/Analis
a)

R Ketika terjadi kegawatan segera laporkan pada dokter operator dan


(Recommendation) dokter anestesi
03
KESIMPUL
AN
Pasien Ny.R yang akan dilakukan tindakan operasi post open bivalve nefrolitothomy dengan tindakan anestesi
General Anestesi (ETT). Kelompok mengawali tindakan dengan melakukan anamnesis kepada pasien secara menyeluruh
untuk menggali informasi terkait penyakit yang diderita pasien. Pertama Kelompok melakukan pengkajian pada saat
pasien masih berada pada ruangan pre op dengan melakukan pengkajian TTV pasien, memastikan aliran IV line lancar,
6B, AMPLE, LEMON, melakukan pengosongan kandung kemih dan mengidentifikasi hasil lab pasien. Setelah dilakukan
pengkajian, kelompok dapat menenentukan apa saja faktor penyulit yang mungkin saja dapat terjadi pada saat pasien
dilakukan anestesi nantinya. Oleh karenanya, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan juga asuhan kepenataan anestesi
yang diberikan kepada kasus Ny.R tersebut.

Pada bagian intervensi pra anestesi masalah yang diperhatikan adalah nyeri pada pasien, dimana penulis
merencanakan untuk mengobservasi TTV pasien dan mengkaji nyeri pasien dengan PQRST, lalu melakukan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengkaji pengalaman nyeri pasien, kemudian berikan pasien posisi nyaman serta diskusikan
kepada pasien terkait penggunaan teknik relaksasi napas dalam untuk meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien, dan
kolaborasikan dengan dokter Sp.An terkait pemberian terapi farmakologi untuk mengatasi nyeri pasien bila perlu. Selain
itu kelompok juga memperhatikan dan meramalkan resiko kemungkinan cidera agen anestesi dengan melakukan
pemeriksaan 6B, AMPLE, LEMON untuk mendeteksi apakah ada penyulit anestesi untuk menghidari dan meminimalkan
Pada bagian intra anestesi masalah yang kemungkinan dapat terjadi adalah resiko cedera trauma pembedahan, oleh
karenanya pastikan posisi pasien sesuai dengan posisi operasi yang akan ia jalani yaitu lateral kiri agar memudahkan
operator bekerja sehingga tidak terjadi cidera trauma pembedahan pada pasien. Kedua, masalah yang muncul bisa berupa
RK Gangguan fungsi kardiovaskular. Oleh karena itu penulis melakukan monitoring tanda –tanda vital pasien secara sigap
dan terus menerus untuk mengantisipasi perubahan tanda –tanda vital yang terjadi tiba- tiba dan berkolaborasi dengan
dr.Sp.An dalam pemberian intervensi farmakologi terkait keadaan pasien. Ketiga, masalah yang kemungkinan muncul yaitu
RK Gangguan fungsi respirasi, dimana penulis memperhatikan kebersihan jalan napas serta pemberian ventilasi yang
sesuai dengan kebutuhan pasien dan mempertahankan pernapasan pasien agar adekuat selama operasi berlangsung.

Pada bagian pasca anestesi, masalah yang kemungkinan terjadi adalah resiko jatuh, karena mengingat
pasien yang dilakukan tindakan anestesi dengan teknik GA. Oleh karenanya, kaji aldrete score pasien secara
tepat, serta pasang bed side pada brankar pasien untuk mengatasi resiko jatuh pasien
Pada bagian implementasi dimana penulis melakukan tindakan berdasarkan apa yang benar terjadi dikamar operasi
selama pasien dilakukan tindakan pembedahan. Sebelum pasien dilakukan tindakan operasi, penulis sudah melakukan
pengkajian terlebih dahulu dengan melakukan pengkajian 6B, AMPLE, LEMON, Mengecek hasil laboratorium pasien
dan laporan penunjang lainnya untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan pada saat dilakukan asuhan
kepenataan anestesi. Penulis juga melakukan persiapa alat-alat anestesi yang dibutuhkan saat akan dilakukan asuhan
kepada pasien, seperti menyiapkan mesin anestesi dan obat-obatan yang akan dapat membantu pasien selama proses
pembedahan langsung.

Selama proses operasi berlangsung tidak terjadi kendala seperti resiko cidera trauma pembedahan, RK Disfungsi
kardiovaskular serta RK Disfungsi respirasi yang dapat dilihat dari keadaan umum pasien, tanda-tanda vital pasien serta
tidak adanya tanda –tanda yang memperburuk kondisi pasien selama intra anestesi. Untuk Pasca anestesi sendiri,
mengingat pasien masih dalam keadaan pengaruh anestesi yang ada kemungkinan dapat terjadi adalah masalah resiko
jatuh, Maka penulis melakukan pengkajian aldrete score dengan benar serta memasangkan bed side pada brankar pasien
dengan benar agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan.
Dimana hasil evaluasi kondisi pasien yaitu, TD: 128/78 mmhg , Nadi 80x/menit, RR 18x/menit, dengan kesadaran
pasien sadar ketika dipanngil, dengan skor nyeri pasien 2 (1-10), dan tidak tampak meringis lagi, pasien juga terpasang
nasal kanul 3 Lpm, terpasang bed side pada brankar. Masalah anestesi dapat teratasi dan pentahankan kondisi pasien. Dan
berdasarkan hasil diskusi Bersama dr. Sp. U dan Sp. An pasien akan dipindahkan terlebih dahulu di ruangan ICU untuk
monitor lebih lanjut dikarenakan pasien telah dilakukan operasi yang tergolong besar, maka dari itu kelompok juga
melakukan pemantauan di ruangan ICU
Terimakasih…

Any Question ??

RSU BANGLI 2023 RUANGAN IBS

Anda mungkin juga menyukai