R DENGAN
DIAGNOSA BATU STAGHORN (D)
DILAKUKAN TINDAKAN OPEN BIVALVE NEFROLITHOTOMY
DENGAN TEKNIK ANESTESI GENERAL ANESTESI (ETT)
DI RUANG IBS RSU BANGLI
PADA TANGGAL 5 JUNI 2023
Gelombang 1 RSU BANGLI
Nama Kelompok :
03 04
PEMBAHAS PENUTUP
AN
01
KONSEP
TEORI
DEFINISI BATU
STAGHORN
Batu staghorn adalah batu ginjal yang bercabang yang menempati lebih dari
satu collecting system, yaitu batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih kaliks.
Istilah batu cetak/ staghorn parsial digunakan jika batu menempati sebagian cabang
collecting system, sedangkan istilah batu cetak/staghorn komplit digunakan batu jika
istilah tersebut tidak memiliki kriteria volume yang spesifik dan informasi tentang
komposisi batu. Sebelumnya, diterima secara luas bahwa batu staghorn membentuk
10-20% dari keseluruhan batu kemih; Namun, angka ini saat ini berkurang menjadi
4% di negara maju karena manajemen batu ginjal yang dini dan efektif (Rieu, 2005)
PENATALAKSANAA
N MEDIS
• Medikamentosa
• Pengobatan medik selektif dengan
pemberian obat-obatan
• ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
• Endourologi
• Tindakan operasi
Tindakan operasi
Penanganan batu saluran kencing biasanya terlebih
dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu secara
spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan
bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap
bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis
tindakan pembedahan, namun dari tindakan
pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana
batu berada, seperti nefrolitotomi, ureterolitotomi,
vesikolitomi dll.
02
TINJAUAN
KASUS
IdentitasPasien
Nama : Ny. R
Tanggal lahir (umur) : 1 Juli 1965 ( 57 Tahun )
No.CM : 32.78.01
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
SukuBangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Kawin
Alamat : Jl.Kayupadi songan no 77
Tanggal MRS : 03 Juni 2023
Tanggal pengkajian : 05 Juni 2023
Jam Pengkajian : 11.05 WITA
Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang kanan
Keluhan lainnya
Pasien mengatakan pada saat BAK terasa
nyeri dan terdapat darah pada urine
Data Fokus Anestesi (AMPLE)
1. Allergies :
Riwayat alergi makanan : Tidak Ada
Riwayat obat-obatan Tidak Ada
Lainnya : Tidak Ada
2. Medications:
Pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat
antihipeartensi, diuretik, digitalis, antidiabetik dan antikoagulan yang dapat
menimbulkan interaksi dengan agen anestetik
3. Past Illness:
Riwayat penyakit sistemik sebelumnya : pasien tidak mempunyai Riwayat
penyakit DM, penyakit paru (-), penyakit jantung (-), penyakit hepar (-) , tidak ada
gangguan perdarahan , Hipertensi terkontol
Riwayat penyakit keluarga : Tidak Ada
Riwayat operasi sebelumnya : Tidak Ada
Riwayat anestesi sebelumnya :Tidak Ada
❏GCS: Verbal: 5.Motorik: 6 .Mata : 4 Total: 15 Breathing: Vesikuler (+), Whezzing (-),
❏Kesadaran : compos mentis Rhonki (-)
❏Tanda-tanda Vital : Blood: S1 S2 tunggal regular, Perdarahan
Nadi = 80 x/menit, (-), CRT < 2 detik,
Suhu : 36,20 C, Brain: Kesadaran Composmetis, Kejang (-),
TD = 130/70 mmHg, Kaku kuduk (-)
MAP: 90 mmHg Blader: Nyeri saat BAK (+), Urine disertai
RR = 18 x/menit, darah (+), BAK: spontan
Skala Nyeri: 4 (1-10) Bowel: Bising usus: 15x/menit, Mual (-),
BB: 50 Kg, Muntah (-),
TB:158 Cm, Bone: Seluruh ekstremitas dapat digerakan,
BMI: 20 terpasang infus RL ditangan kiri dengan
❏Lainnya:- ukuran abocath 20G
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 13.49 10 °3/uL 3.5-9.5
NEU % 78.1 % 40-75
NEU # 10.54 10 °3/uL 1.8-6.3
LYM % 16 % 20-50
LYM # 2.16 10 °3/uL 1.1-3.2
MON % 5.3 % 3-10
MON # 0.71 10 °3/uL 0.1-0.6
EOS % 0.5 % 0.4-8
EOS # 0.07 10 °3/uL 0.02-0.52
BAS % 0.1 % 0-1
BAS # 0.01 10 °3/uL 0-0.06
RBC 3.97 10 °6/uL 3.8-5.1
RDW-CV 12 % 11-16
RDW-SD 41.6 fL 35-56
HGB 13 g/dL 11.5-15
HCT 37 % 35-45
Pemeriksaan Laboratorium
Kesimpulan :
Didapatkan Hemoglobin pasien dalam keadaan normal yaitu
13, dan hemotokrit pasien jg dalam keadaan normal yaitu 37
Pemeriksaan Radiologi :
Hasil Pemeriksaan radiologi
Evaluasi dari hasil pemeriksaan Thoraks
didapatkan hasil bahwa terdapat Batu staghorn
(D)
1) PRA ANESTESI
- Nyeri Akut
- Risiko Cedera Agen Anestesi
1) INTRA ANESTESI
- Risiko Trauma Pembedahan
- RK Gangguan fungsi Kardiovaskuler
- RK Gangguan fungsiRespirasi
1) PASCA ANESTESI
- Resiko Jatuh
PRA ANESTESI
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
1 Nyeri Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
selama fase pra anestesi diharapkan nyeri hilang termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
atau berkurang dengan kriteria hasil: dan faktor presipitasi
1. Skala nyeri menurun 2. Observasi TTV (TD, Nadi, RR, Saturasi, Suhu) Pasien
2. Tekanan darah dalam batas normal (sistole: 90– 3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
120/ diastole: 60-80 mmHg), tekanan nadi kuat, pasien
4. Ekspresi wajah rileks 6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (relaksasi napas
dalam, distraksi)
5. Tidak terjadi diaforesis
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Ukuran pupil dalam batas normal (3-5 mm)
8. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi
7. Tidak gelisah (Acetaminophen, NSAID, Opioid) bersama dr. Sp.An
2 Risiko Cedera akibat Setelah dilakukan Asuhan Kepenataan Anestesi 1. Observasi tanda-tanda vital
agen anestesi selama fase pra anestesi diharapkan agar
2. Kaji kesiapan pasien sebelum operasi (puasa, ganti
terdeteksinya cedera akibat agen anestesi dapat
baju operasi, latihan pra anestesi (napas dalam, batuk
dipantau atau dicegah dengan kriteria hasil:
efektif, latihan gerak sendi, latihan berbalik posisi),
1. Pasien siap untuk dilakukan tindakan anestesi pastikan aliran IV line lancar)
Kekuatan otot :
Resiko Cedera O : Tidak ada sumbatan jalan napas
Agen Anestesi
N: pergerakan leher normal (fleksi
ekstensi dan rotasi )
09.38 WITA Ayu
6. Meakukan pengosongan kandung
kemih dengan menganjurkan pasien
untuk BAK
Ayu
09.40 WITA 7. Mengidentifikasi hasil laboratorium
e. Pengakhiran anestesi
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
2 RK gangguan fungsi Setelah dilakukan asuhan kepenataan anestesi selama 1. Monitor tanda dan gejala
kardiovaskular intra anestesi diharapkan tidak terjadinya gangguan penurunan curah jantung seperti
fungsi kardiovaskular dengan kriteria hasil: dyspnea, kelelahan, edema,
ortopnea, distensi vena jugularis,
1. Tanda – tanda vital pasien dalam batas normal
palpitasi, kulit pucat
TD : 100-120/80-90 mmHg
2. Observasi tekanan darah dan MAP,
MAP : 60-120
Nadi, respirasi dan SpO2
Nadi : 60- 100x/menit
3. Monitor gambaran EKG
SpO2 : 95-100%
4. Monitor tanda dan gejala syok:
2. EKG irama sinus rytme
peningkatan denyut jantung disertai
3. Tidak ada tanda dan gejala disritmia dengan tekanan darah yang normal
4. Tidak terjadi distensi vena jugularis atau sedikit turun, denyut nadi
5. CRT < 2 detik lemah, peningkatan frekuensi
6. Kebutuhan cairan pasien saat operasi terpenuhi napas, akral dingin, pucat
5. Observasi irama dan frekuensi
jantung
6. Periksa tingkat perfusi jaringan
perifer melalui CRT<2 detik
No Problem (Masalah) Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi
7. Pastikan aliran IV berfungsi dengan
Baik
05-06-2023 Risiko Trauma 1. Mengobservasi kedalaman anestesi sesuai dengan S:- Surya
Pembedahan
plana 1-4 ( refleks bulu mata, pernapasan, refleks O:
11.00 WITA pupil, refleks laring, refleks peritonium, relaksasi otot 1.
Tercapai trias
lurik, lakrimasi) anestesi
meliputi Surya
11.05 WITA 2. Mengobservasi trias anestesi meliputi: hipnotik,
relakasi dan
a. Tingkat relaksasi otot (tidak ada tonus otot/ pasien analgesia
2. TTV pasien
mengalami relaksasi otot rangka)
TD : 137/78
b. Tanda-tanda nyeri ( tidak ada peningkatan mmHg
Nadi :
tekanan darah dan nadi / bebas nyei) 82x/menit
c. Tanda-tanda hipnosis (tidak berespons terhadap RR :
18x/menit
stimulus) SpO2 : 99% Surya
Suhu : 36,2 oC
11.10 WITA 3. Melakukan pemberian oksigen 100% (pre 3. Posisi pasien Surya
oksigenasi) yaitu Lateral kiri
• Pendarahan 300 cc
diganti dengan cairan
kristaloid RL (2-4x
jumlah darah yang
hilang) 3 x 300 = 900
cc
• Total cairan yang
diberikan 3250 + 900
= 4150 cc
- 50 % diberikan pada 1 jam
pertama 2075 cc
- 25% diberikan pada 2 jam
berikutnya 1037,5 cc
- 25% diberikan pada 3 jam
berikutnya 1037,5 cc
05-06-2023 RK gangguan fungsi 1. Memonitor status respirasi dan S : -
Respirasi
oksigenasi melalu frekuensi,
O:
11.05 WITA penggunaan otot bantu napas, 1. Airway pasien bersih Ochi
bunyi napas tambahan, saturasi
2. Ekspansi dada pasien
oksigen
11.06 WITA normaL dengan tidal volume Ochi
2. Memonitor pola napas
11.07 WITA 350ml Ochi
3. Memonitor kadar EtCO2
3. Saturasi oksigen pasien 99%
11.08 WITA 4. Melakukan Palpasi kesimetrisan Ochi
4. Frekuensi napas pasien
ekspansi paru
dalam batas normal 18x/menit
5. Memonitor tanda hipoksia 5. TTV Pasien : Ochi
11.09 WITA
6. Mengatur gas/rumatan anestesi
11.10 WITA TD : 137/78 mmhg Ochi
sesuai kebutuhan kondisi pasien
Nadi : 82x/menit
7. Mengatur posisi pasien lateral Suhu : 36,2°C
11.13 WITA Ochi
8. Melakukan pemeliharaan jalan 6. Posisi pasien lateral kiri
11.20 WITA Ochi
napas dengan bantuan ETT 7. Tidak adanya tanda hipoksia
8. Kadar EtCO2 35 mmHg
9. Melakukan kolaborasi dalam Ochi
11.25 WITA
pemberian bantuan ventilasi
sesuai tidal volume
PASCA ANESTESI
No Problem (Masalah) Rencana Intervensi
Tujuan Intervensi
1 Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Asuhan Kepenataan 1. Monitoring TTV
Anestesi 60 menit pasca anestesi diharapkan pasien 2. Lakukan penilaian adrete score
aman dan terhindar dari resiko jatuh dengan Kriteria 3. Berikan pengaman pada
Hasil: tempat tidur pasien
4. Berikan gelang resiko jatuh
1. Pasien dalam keadaan sadar penuh
5. Anjurkan posisi yang nyaman
2. Lingkungan pasien aman
pada pasien
3. Pasien terpasang pengaman bed
6. Anjurkan pasien untuk
4. Pasien tidak jatuh
membatasi pergerakannya
5. Nilai adrete score >8
7. Latihan gerakkan ekstremitas
6. TTV dalam batas normal :
8. Konsultasi dengan dr. SpAn
a. TD : 100-120/80- 90 mmHg
apabila kondisi memburuk
b. MAP : 60 – 120
c. N : 60 – 100 x/menit
d. SpO2 : 95 - 100%
e. RR : 16 – 22 x/menit
IMPLEMENTASI
PASCA ANESTESI
Tanggal/Jam Masalah Implementasi Respons Nama & Paraf
Kesehatan
Anestesi
05-06-2023 Risiko Jatuh 1. Memonitoring TTV (TD, N, RR, S : pasien mengatakan sudah Ochi
15.30 WITA merasa aman dan nyaman
Suhu, SaO2)
O:
15.30 WITA 2. Memberikan pengaman pada Ochi
1. TTV pasien
tempat tidur pasien
15.30 WITA - TD : 128/78 mmHg Ochi
3. Menganjurkan pasien untuk
- MAP : 87
membatasi geraknya
- N : 80 x/menit
15.30 WITA 4. Menganjurkan dan memberikn Ochi
- RR : 18 x/menit
posisi yang nyaman pada pasien
- SpO2 : 100%
(semi fowler dengan sudut 30°)
2. Adrete Score 9
15.30 WITA 5. Melakukan penilaian adrete Ochi
3. Pasien terpasang pengaman
score bed
15.30 WITA Ochi
6. Melatih gerakkan ekstremitas 4. Posisi pasien semi fowler
dengan sudut 30°
CATATAN
PERKEMBANGAN
ANESTESI
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi
SaO2 : 99 %
Suhu : 36,2°C
4. Tidak terjadi diaforesis
5. Ukuran pupil dalam batas normal ( 3 cm)
6. Premedikasi (analgetik) yaitu Peinloss 400 mg sudah diberikan melalui drip
infus
TD : 120/80 mmHg
N : 78x/m A : Risiko cidera agen anestesi tidak
RR : 18 x/m terjadi
SaO2 : 99 %
Suhu : 36,2°C P : Pertahankan intervensi
Tanggal dan Masalah Evaluasi Paraf
jam Kesehatan
Anestesi
1. TTV Pasien
TD : 128/82 mmHg
N : 82x/m
RR : 18 x/m
SaO2 : 99 %
Suhu : 36,2°C
2. Tercapai trias anestesi meliputi hipnotik, relakasi dan analgesia
A : Masalah trauma fisik pembedahaan tidak terjadi
05-06-2023 Risiko Jatuh S : Pasien mengatakan sudah merasa aman dan nyaman Ochi
15.45 WITA O:
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 18 x/menit
- SpO2 : 99%
- S : 36,7oC
- Adrete Score 9
S Pasien
(Situation) B Pasien dengan diagnose medis :
Nama : Ny. R (Backgr
ound) - Pra Bedah : Batu Staghorn (D)
Umur : 57 Tahun - Pasca bedah : Post Open Bivalve Nefrolithotomy
No CM :00-00-22-xx
Untuk masalah kesehatan anestesi ditemukan selama
Kondisi pasien saat ini cukup stabil proses perianestesi
dengan vital sign - Pre anestesi : Nyeri
- TD : 128/80 mmHg - Intra anestesi : -
- Pasca anestesi : Risiko Jatuh
- N : 80 x/menit Selama proses anestesi sudah dilakukan pemberian obat
- RR : 18 x/menit
1. Ondan 4 mg
- SpO2 : 99% 6. Atracurium 50 mg, ditambah
- S : 36,7 °C 2. Dexa 10 mg dosis pemeliharaan 25 mg
setiap 45 menit selama operasi
- Adrete score 9 3. Peinloss 400 mg
7. Tramadol 100 mg
4. Fentanyl 100 mcg
8. Asam Tranexamat 1 g
5. Propofol 150 mg
9 Vit K 1 g
10. Morfin 5 mg
Hand Over OK Ke ICU
Pada bagian intervensi pra anestesi masalah yang diperhatikan adalah nyeri pada pasien, dimana penulis
merencanakan untuk mengobservasi TTV pasien dan mengkaji nyeri pasien dengan PQRST, lalu melakukan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengkaji pengalaman nyeri pasien, kemudian berikan pasien posisi nyaman serta diskusikan
kepada pasien terkait penggunaan teknik relaksasi napas dalam untuk meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien, dan
kolaborasikan dengan dokter Sp.An terkait pemberian terapi farmakologi untuk mengatasi nyeri pasien bila perlu. Selain
itu kelompok juga memperhatikan dan meramalkan resiko kemungkinan cidera agen anestesi dengan melakukan
pemeriksaan 6B, AMPLE, LEMON untuk mendeteksi apakah ada penyulit anestesi untuk menghidari dan meminimalkan
Pada bagian intra anestesi masalah yang kemungkinan dapat terjadi adalah resiko cedera trauma pembedahan, oleh
karenanya pastikan posisi pasien sesuai dengan posisi operasi yang akan ia jalani yaitu lateral kiri agar memudahkan
operator bekerja sehingga tidak terjadi cidera trauma pembedahan pada pasien. Kedua, masalah yang muncul bisa berupa
RK Gangguan fungsi kardiovaskular. Oleh karena itu penulis melakukan monitoring tanda –tanda vital pasien secara sigap
dan terus menerus untuk mengantisipasi perubahan tanda –tanda vital yang terjadi tiba- tiba dan berkolaborasi dengan
dr.Sp.An dalam pemberian intervensi farmakologi terkait keadaan pasien. Ketiga, masalah yang kemungkinan muncul yaitu
RK Gangguan fungsi respirasi, dimana penulis memperhatikan kebersihan jalan napas serta pemberian ventilasi yang
sesuai dengan kebutuhan pasien dan mempertahankan pernapasan pasien agar adekuat selama operasi berlangsung.
Pada bagian pasca anestesi, masalah yang kemungkinan terjadi adalah resiko jatuh, karena mengingat
pasien yang dilakukan tindakan anestesi dengan teknik GA. Oleh karenanya, kaji aldrete score pasien secara
tepat, serta pasang bed side pada brankar pasien untuk mengatasi resiko jatuh pasien
Pada bagian implementasi dimana penulis melakukan tindakan berdasarkan apa yang benar terjadi dikamar operasi
selama pasien dilakukan tindakan pembedahan. Sebelum pasien dilakukan tindakan operasi, penulis sudah melakukan
pengkajian terlebih dahulu dengan melakukan pengkajian 6B, AMPLE, LEMON, Mengecek hasil laboratorium pasien
dan laporan penunjang lainnya untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan pada saat dilakukan asuhan
kepenataan anestesi. Penulis juga melakukan persiapa alat-alat anestesi yang dibutuhkan saat akan dilakukan asuhan
kepada pasien, seperti menyiapkan mesin anestesi dan obat-obatan yang akan dapat membantu pasien selama proses
pembedahan langsung.
Selama proses operasi berlangsung tidak terjadi kendala seperti resiko cidera trauma pembedahan, RK Disfungsi
kardiovaskular serta RK Disfungsi respirasi yang dapat dilihat dari keadaan umum pasien, tanda-tanda vital pasien serta
tidak adanya tanda –tanda yang memperburuk kondisi pasien selama intra anestesi. Untuk Pasca anestesi sendiri,
mengingat pasien masih dalam keadaan pengaruh anestesi yang ada kemungkinan dapat terjadi adalah masalah resiko
jatuh, Maka penulis melakukan pengkajian aldrete score dengan benar serta memasangkan bed side pada brankar pasien
dengan benar agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan.
Dimana hasil evaluasi kondisi pasien yaitu, TD: 128/78 mmhg , Nadi 80x/menit, RR 18x/menit, dengan kesadaran
pasien sadar ketika dipanngil, dengan skor nyeri pasien 2 (1-10), dan tidak tampak meringis lagi, pasien juga terpasang
nasal kanul 3 Lpm, terpasang bed side pada brankar. Masalah anestesi dapat teratasi dan pentahankan kondisi pasien. Dan
berdasarkan hasil diskusi Bersama dr. Sp. U dan Sp. An pasien akan dipindahkan terlebih dahulu di ruangan ICU untuk
monitor lebih lanjut dikarenakan pasien telah dilakukan operasi yang tergolong besar, maka dari itu kelompok juga
melakukan pemantauan di ruangan ICU
Terimakasih…
Any Question ??