Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

HIDROKARBON: Sifat dan Reaksi Kimia

Disusun oleh:
Nama : Sabilatun Najah
NIM : 181910401029
Kelompok : 6
Asisten :-

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. JUDUL PERCOBAAN
Hidrokarbon: sifat dan reaksi kimia

II. TUJUAN PERCOBAAN


• Mengetahui perbedaan sifat-sifat senyawa hidrokarbon
• Mengetahui jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa hidrokarbon

III. DASAR TEORI


• Beberapa komponen organik hanya mengandung dua unsur, hidrogen dan karbon,dan
sekarang dikenal sebagai hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi
dua kelompok, alifatik dan aromatik (Morrison,1992).
• senyawa hidrokarbon alifatik merupakan senyawa yang dapat dirubah gugus fungsinya ,
senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa yang mengandung paling tidak satu
cincin benzena (Cahyono,2012).
• Hidrokarbon yang paing sederhana adalah alkana , yaitu hidrokarbon yng hanya
mengandung ikatan kovalen tunggal. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah
metana , metana berupa gas pada suhu tekanan baku , merupakan komponen utama gas
alam (Wilbraham,1992).
• Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang
dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan
rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden,1997).
• Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan
tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua
atom . Akibatnya senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin, yang berarti kurang
reaktif (wilbraham,1992).
• Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang
bercabang, diklasifikasikan sebagai alkana.
Alkana rantai lurus:

Alkana rantai cabang:

(Fessenden,1997).
• Alkana merupakan zat nonpolar, Hidrokarbon bersifat non polar dan lebih mudah larut di
media pelarut non polar juga CCl4 atau CH2Cl2. Selain alkana juga ada alkena yaitu
hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa ini
dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya
dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci,1987).
• Sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan batu bara, minyak bumi dan batu bara
adalah sumber molekul hidrokarbon yang digunakan di rumah tangga, industri dan
laboratorium. Hidrokarbon dalam minyak bumi mentah kebanyakan adalah alkana dan
sikloalkana, sedangkan dalam batu bara kebnyakan aromatik seperti benzena, naftalena,
antrasena dan lain-lain. (Wilbraham,1992).
• Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik berasal dari
batu bara. Semua hidrokarbon alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak
larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar diudara. (Wilbraham,1992).
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet,
gelas beker, stop watch, batang pengaduk, dan botol semprot. Bahan yang digunakan percobaan
ini yaitu aquades, n-heksana, sikloheksana, toluena, brom, kalium permanganat, asam sulfat,
etanol, fenol, sikloheksena, 2-naftol, dan asam nitrit.
V. CARA KERJA n-heksana atau sikloheksana (alkana),
• Uji kerapatan dan uji kelarutan sikloheksena (alkena lain), dan toluena
(aromatik), air

Diberi label 4 tabung reaksi sesuai dengan


senyawa yang akan diuji

Dimasukkan 5 tetes tiap senyawa ke dalam


masing-masing tabung reaksi
89,750 120,890 2,508 75,600
Ditambahkan 5 tetes air ke dalam tiap tabung
reaksi.

Digoyangkan tabung

Hasil pengamatan
n-heksana atau sikloheksana (alkana),
sikloheksena (alkena lain), dan toluena
(aromatik),

Diberi label 4 tabung reaksi sesuai dengan


senyawa yang akan diuji

Dimasukkan 5 tetes tiap senyawa ke dalam


masing-masing tabung reaksi

Ditambahkan 5 tetes n-heksana ke dalam tiap


tabung reaksi.

Digoyangkan tabung

Hasil pengamatan
• Brominasi n-heksana atau sikloheksana (alkana),
sikloheksena (alkena lain), dan toluena
(aromatik), brom

Diberi label 4 tabung reaksi sesuai dengan


senyawa yang akan diuji

Dimasukkan 5 tetes tiap senyawa ke dalam


masing-masing tabung reaksi
Beri label 4
Ditambahkan 7 tetes larutan brom 1% ke dalam tabung reaksi
tiap tabung reaksi. dengan A,B.C.
dan D yang
menandakan
Digoyangkan tabung. Catat waktu (s) ketika terjadi
senyawa tak
perubahan warna brom(jika ada)
dikenal

Hasil pengamatan
• Reaksi dengan KMnO4
n-heksana atau sikloheksana (alkana),
sikloheksena (alkena lain), dan toluena
(aromatik), KMnO4

Diberi label 4 tabung reaksi sesuai dengan


senyawa yang akan diuji

Dimasukkan 5 tetes tiap senyawa ke dalam


masing-masing tabung reaksi
Subtitle
Beri label 4
Ditambahkan 5 tetes larutan KMnO4 1% ke dalam tabung reaksi
tiap tabung reaksi dengan A,B.C.
dan D yang
Digoyangkan tabung. Catat waktu (s) ketika terjadi menandakan
perubahan warna brom(jika ada) senyawa tak
dikenal

Hasil pengamatan
• Sulfonasi n-heksana atau sikloheksana (alkana),
sikloheksena (alkena lain), dan toluena
(aromatik), H2SO4

Diberi label 4 tabung reaksi sesuai dengan


senyawa yang akan diuji
e
it tl ke dalam masing-masing
Dimasukkan 6 tetes tiap senyawa

Su
ub
tabung reaksi. Ditempatkan
S tabung ke penangas es .

bt
it
Usahakan es jangan masuk ke dalam tabung.

le
Beri label 4
Ditambahkan 3 tetes larutan KMnO4 1% ke dalam
tabung reaksi
tiap tabung reaksi
dengan A,B.C.
Su e dan D yang
bt l
Digoyangkan tabung. Diaduk dengantitbatang menandakan
itl
e ub
pengaduk saat tabung berada di penangas
S
es. senyawa tak
dikenal

Hasil pengamatan
• Nitrasi
HNO3, toluene, fenol, 2-naftol , Asam Nitrat

Disiapkan 3 tabung. Diisi tabung dengan :


Tabung(1) 1 ml Toluena dalam etanol
Tabung (2) 1 ml Fenol dalam etanol
Tabung (3) 1 ml 2-naftol dalam etanol

Ditambahkan 10 tetes (tetes demi tetes) HNO3 ke


dalam tiap tabung reaksi

Diamati dan dicatat perubahannya

Hasil pengamatan
VI. DATA PENGAMATAN
• Uji kerapatan dan kelarutan (Uji Fisik)
Sampel Perlakuan Hasil

n-Heksana Terbentuknya 2 fasa larutan


(perbedaan sifat polar nonpolar)
Sikloheksana Terbentuknya 2 fasa larutan
Penambahan pelarut air
(perbedaan sifat polar nonpolar)
(aquades) polar
Sikloheksena Terbentuknya 2 fasa larutan
(perbedaan sifat polar nonpolar)
Toluena Terbentuknya 2 fasa larutan
(perbedaan sifat polar nonpolar)
n-Heksana Terbentuk 1 fasa larutan

Sikloheksana Terbentuk 1 fasa larutan


Penambahan pelarut
n-Heksana (nonpolar)
Sikloheksena Terbentuk 1 fasa larutan

Toluena Terbentuk 1 fasa larutan


• Uji kimia Sampel Perlakuan Hasil
n-Heksana Tidak bereaksi
Sikloheksana Tidak bereaksi
Sikloheksena Bereaksi
Toluena Bereaksi
Brominasi
Senyawa A -
Senyawa B -
Senyawa C -
Senyawa D -
n-Heksana Tidak bereaksi (warna tetap ungu)
Sikloheksana Tidak bereaksi terbentuk endapan coklat
Sikloheksena Bereaksi (warna jadi coklat)
Toluena Bereaksi (warna jadi bening)
Redoks KMnO4
Senyawa A -
Senyawa B -
Senyawa C -
Senyawa D -
Sampel Perlakuan Hasil
n-Heksana Tidak terjadi perubahan suhu, warna dan tidak
homogen
Sikloheksana Tidak terjadi perubahan suhu, warna dan larutan
menjadi homogen
Sikloheksena Terjadi perubahan suhu, warna dan larutan tidak
homogen
Toluena Sulfonasi Tidak terjadi perubahan suhu, warna dan tidak
homogen (bereaksi lambat)
Senyawa A -
Senyawa B -
Senyawa C -
Senyawa D -
Toluena Bereaksi
Fenol Nitrasi Bereaksi
Naftol Bereaksi
VII. PENGOLAHAN DATA
Brominasi
• n- Heksana + Brom

(Tidak bereaksi)

• Sikloheksana + Brom

(Tidak bereaksi)
• Sikloheksena + Brom
• Toluena + Brom
Reaksi dengan KMnO4
• n-Heksana + KMnO4

• Sikloheksana + KMnO4
• Sikloheksena + KMnO4
• Toluena + KMnO4
Sulfonasi
• n-Heksana + H2SO4

• Sikloheksana + H2SO4
• Sikloheksena
• Toluena
Nitrasi
• n-Heksana

• Sikloheksana
• Sikloheksena
• Toluena
• Fenol
• Naftol
VIII. PEMBAHASAN
Hidrokarbon merupakan komponen organik yang hanya memiliki dua unsur yaitu hidrogen dan
karbon. Hidrokarbon diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang
dikandungnya.Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat-sifat senyawa
hidrokarbon dan mengetahui jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa hidrokarbon.
Percobaan kali ini dilakukan dua kali percobaan, yaitu percobaan sifat fisik dan sifat kimia. Sampel
yang digunakan sebanyak 8 dengan 4 sampel yang sudah diketahui berisi senyawa n-heksana,
sikloheksana, sikloheksena, dan toluena, sedangkan 4 sampel lainya tidak diketahui.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu percobaan sifat fisik hidrokarbon yaitu uji kelarutan
dan kerapatan menggunakan dua pelarut yakni air dan n-heksana. Pelarut air (aquades) bersifat
polar dan pelarut n-heksana bersifat nonpolar, senyawa yang memiliki sifat polar akan terlarut
kedalam air dan membentuk satu fasa larutan sedangkan senyawa yang memiliki sifat nonpolar
tidak terlarut dalam air dan membentuk dua fasa. Senyawa n-heksana, sikloheksana,
sikloheksena, dan toluena termasuk senyawa nonpolar, maka dari itu jika ditambahkan pelarut air
akan membentuk dua fasa dan tidak terlarut, fasa atas berupa senyawa n-heksana, sikloheksana,
sikloheksena, dan toluena sedangkan fasa bawah yaitu air dikarenakan perbedaan massa jenis air
lebih berat. Senyawa n-heksana, sikloheksana, sikloheksena, dan toluena akan terlarut dalam
pelarut n-heksana dan membentuk satu fasa karena memiliki sifat yang sama yaitu nonpolar, di
setiap penambahan pelarut jangan lupa untuk menggoyang tabung reaksi agar tercampur dengan
sempurna.
Percobaan selanjutnya adalah uji sifat kimia senyawa hidrokarbon, senyawa hidrokarbon akan
direaksikan dengan brom, kalium permanganat, dan asam sulfat, dan juga terdapat reaksi nitrasi
terhadap senyawa aromatik. Percobaan yang pertama ditambahkan brom atau disebut juga reaksi
brominasi, reaksi brominasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat
reaksi senyawa hidrokarbon, senyawa brom ditambahkan 7 tetes kedalam masing-masing 8
sampel. n-heksana dan sikloheksana tidak dapat bereaksi dengan brom, sedangkan sikloheksena
dan toluena dapat bereaksi. Pengujian selanjutnya yaitu penambahan kalium permanganat
(KMnO4), 8 sample senyawa masing-masing kemudian ditambahkan 5 tetes KMnO4. Penambahan
KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi, reaksi oksidasi terjadi apabila warna
ungu dalam kalium permanganat berubah dalam campuran senyawa tersebut. Senyawa n-heksana
tidak bereaksi karena warna campuran tetap berwarna ungu, sikloheksana tidak bereaksi dengan
kalium permanganat karena terjadi endapan coklat dan senyawa tidak tercampur sempurna,
selanjutnya senyawa sikloheksena bereaksi dengan kalium permanganat dan warna menjadi
coklat, dan yang terakhir toluena bereaksi dengan kalium permanganat dan warna menjadi bening.
Hilangnya warna ungu ion MnO4 disebabkan adanya reaksi dengan alkana atau alkuna
membentuk glikol dan endapan coklat dari MnO2. Perubahan warna menunjukkan terjadinya
oksidasi dimana ikatan rangkap diputus menjadi ikatan tunggal.
Percobaan selanjutnya yaitu penambahan asam sulfat pekat atau bisa disebut dengan reaksi
sulfonasi, reaksi sulfonasi bertujuan untuk mengetahui sifat jenuh tak jenuh suatu senyawa, dalam
reaksi sulfonasi terdapat reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Percobaan kali ini tabung reaksi dicelupkan kedalam wadah berisi es karena reaksi dengan asam
sulfat pekat menghasilkan perubahan suhu yang meningkat dan dapat memecahkan tabung reaksi,
n-heksana dan sikloheksana saat ditambahkan asam sulfat pekat tidak terjadi perubahan suhu,
warna dan larutan tidak homogen, ini menandakan bahwa n-heksana tidak bereaksi dengan asam
sulfat pekat dan n-heksana dan sikloheksana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh. Senyawa
sikloheksena bereaksi dengan asam sulfat pekat karena terjadinya perubahan suhu, warna tetapi
larutan tidak homogen, senyawa toluena bereaksi dengan asam sulfat tetapi reaksi yang terjadi
sangat lambat, perubahan suhu tidak terlalu signifikan, sehingga menandakan bahwa senyawa
sikloheksena dan toluena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh.
Percobaan yang terakhir adalah penambahan asam nitrat atau reaksi nitrasi yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh senyawa aromatik terhadap asam nitrat, percobaan ini menggunakan
3 sampel, yang pertama toluena bereaksi dengan HNO3 membentuk trinitrotoluena dengan adanya
perubahan warna menjadi oranye terang dan sedikit endapan, kedua yaitu sampel fenol bereaksi
dengan HNO3 membentuk dinitrofenol dengan adanya perubahan warna menjadi kuning, dan yang
terakhir sampel n-naftol bereaksi dengan HNO3 membentu martius yellow ditandai dengan adanya
perbahan warna menjadi kuning.
IX. KESIMPULAN
Percobaan kali ini adalah hidrokarbon untuk mengetahui sifat senyawa hidrokarbon, dapat
disimpulkan bahwa senyawa hidrokarbon tidak larut dalam air yang bersifat polar, sedangkan larut
dalam larutan n-heksana yang nonpolar. Senyawa n-heksana dan sikloheksana termasuk senyawa
hidrokarbon jenuh serta tidak dapat bereaksi dengan Br,KMnO4, dan H2SO4, sedangkan senyawa
sikloheksena dan toluena merupakan senyawa tak jenuh dan dapat bereaksi dengan Br,KMnO4,
dan H2SO4.

X. SARAN
-
XI. DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Ari Dwi dan Tuhu Agung R. 2012. Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben
Dalam Penyisihan Cod Dari Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo. Surabaya. Jurnal
Ilmiah Teknik Lingkungan.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S.1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta:Bina
Aksara.
Morrison, Robert Thornton dan Robert Neilson Boyd. 1992. Morrison and Boyd Organik Chemistry
Sixth Edition. New Jersey. A Simon and Schister Company: Englewood.
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Wilbraham, A.C.1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB
Thank You

Anda mungkin juga menyukai