PEMBUATAN SIKLOHEKSENA
Disusun oleh:
Nama : Sabilatun Najah
NIM : 181910401029
Kelompok : 6
Asisten :-
Keterangan:
%Rendemen: Perbandingan berat percobaan dengan berat teoritisnya
W percobaan: Berat hasil distilasi(distilat)
W teoritis: Berat sebenarnya
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah pembuatan sikloheksena dengan proses dehidrasi
sikloheksanol. Dehidrasi sikloheksanol akan menghasilkan senyawa alkena, pada
reaksi ini molekul senyawa yang memiliki ikatan tunggal diubah menjadi ikatan
rangkap dengan melepaskan gugus hidroksi, sampel yang akan digunakan dalam
percobaan kali ini adalah sikloheksanol. Sikloheksanol digunakan dalam
percobaan ini karena sikloheksanol merupakan golongan alkohol yang apabila
dilakukan dehidrasi alkohol akan menjadi alkena. Percobaan ini bertujuan untuk
mahui azas-azas dehidrasi alkohol dan teknik-teknik dasar dalam pemisahan dan
pemurnian zat cair seperti penyaringan, pengeringan dan distilasi.
Tahap pertama yang dilakukan adalah larutan sikloheksanol ditambahkan
dengan larutan asam fosfat pekat dipanaskan menggunakan hotplate dengan
memasukkan stirrer agar suhu dan tekanan tetap stabil, tujuan dari pemanasan
tersebut adalah mempercepat dan menyempurnakan reaksi. Asam fosfat yang
ditambahkan bertujuan untuk mengubah ion OH agar menjadi gugus pergi yang
baik dengan cara protonasi. Ion fosfat merupakan basa lewis kuat, dalam reaksi
ini asam fosfat berperan sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi, setelah
penambahan asam fosfat, reaksi yang akan terjadi adalah pelepasan molekul air
dari alkohol yang berasal dari gugus OH dan H dari rantai C yang berdekatan
dengan OH.
Campuran di dalam labu bundar yang telah dipanaskan kemudian dilakukan
destilasi dihubungkan dengan kolom fraksinasi dan pendingin agar sikloheksena
yang telah terbentuk dapat langsung dipisahkan. Sikloheksana adalah senyawa
yang pertama kali dihasilkan karena titik didih sikloheksena paling rendah
dibandingkan dengan senyawa lain yang terbentuk. Senyawa sikloheksanol, air,
asam fosfat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan menguap, dan apabila
destilat sudah terbentuk, pemanasan kemuadian dihentikan dan destilat yang
diperoleh kemudian didinginkan agar tidak menguap kembali.
Distilasi kembali dilakukan dengan penmbahan toluena, tujuan penambahan
toluena adalah untuk mengekstraksi sikloheksena yang masih tersisa di residu.
setelah volume lapisan berkurang dilakukan penyaringan kedalam corong pisah
dan dibilas dengan NaCl, pencucian ini bertujuan agar asam fosfat yang masih
terdapat dalam campuran dihilangkan dan dipisahkan dari destilat sikloheksena.
Ekstraksi dilakukan untuk memisahkan lapisan airnya, selanjutnya
ditambahkan dengan MgSO4 yang bertujuan untuk mengikat air yang masih
tersisa pada distilat dan mengtahui ada tidaknya ikatan rangkap. Selanjutnya
dilakukan dekantasi untuk memisaklan endapan MgSO4 yang masih mengandung
air dan hasil sikloheksena murni.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa, Teknik-teknik
dasar dalam pemurnian zat cair yaitu destilasi, pemisahan, pengeringan,dan
penyaringan. Alkohol dapat dihidrasi menjadi alkena menggunakan asam fosfat
sebagai katalisator. Azas-azas dehidrasi alkohol disebut juga sebagai reaksi
eliminasi alkohol yaitu reaksi pelepasan air dan mengubah senyawa berikatan
tunggal menjadi berikatan rangkap.
X. SARAN
-
XI. DAFTAR PUSTAKA