Pada percobaan reaksi dehidrasi ini, dilakukan sintesis sikloheksena.

Tujuan dari
praktikum ini yaitu membuat sikloheksena dari sikloheksanol, memahami reaksi yang
mendasari pembentukan sikloheksena serta menentukan kemurnian sikloheksens hasil
sintesis. Pada percobaan ini akan dilakukan proses destilasi yg dengan arah aliran counter
current, lalu akan dilakukan ekstraksi dengan corong pemisah, dan terakhir ada menhitung
hasil sikloheksena.
Sintesis alkena dengan beberapa metode, diantaranya yaitu dehidrohalogenasi alkil
halida baik secara E1 maupun E2, dehalogenasi dihalida visinal seperti dibrominasi dari
dibromida visinal, dehidrasi alkohol, dehidrohalogenasi alkana, reaksi eliminasi Hoffman
and Cope, redukksi alkuna, reaksi Witting dan Cracking. Metode yang akan dilakukan pada
percobaan ini adalah metode dehidrasi alkohol. Dehidrasi alkohol merupakan metode paling
umum untuk membuat alkena. Kata dehidrasi secara garis besar berarti penghilangan air.
Hilangnya air (H2O) diikiti dengan hilangnya proton sehingga akan menghasilkan alkena
Dalam percobaan ini adalah asam fosfat digunakan sebagai reagen karena asam ini
bertindak baik sebagai suatu katalis asam dan juga sebagai agen dehidrasi, memiliki ion
posfat yang merupakan basa lewis yang kuat. Eliminasi alkohol sekunder akan
menghasilkan senyawa alkena dengan melepaskan molekul air. Reaksi eliminasi alkohol ini
sering juga dikatakan dengan reaksi dehidrasi yaitu reaksi pelepasan air. Pada reaksi ini
molekul senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa berikatan
rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil.
Campuran sikloheksanol dengan asam fosfat yang dipanaskan bertujuan untuk
mempercepat dan menyempurnakan reaksi. Reaksi eliminasi sikloheksena merupakan
reaksi eliminasi bimolekuler (E2). Reaksi ini berlangsung dalam satu langkah. Pada proses
ini terjadi pengurangan proton dari karbon beta dan pengusiran gugus pergi yaitu ion
hidroksil dari karbon alfa serta pembentukan ikatan rangkap. Laju reaksi ini di pengaruhi
oleh jenis subsstrat dan kekuatan basa yang digunakan.
Campuran dalam labu kemudian di destilasi, labu di panaskan di dalam oil bath dan
di hubungkan dengan konektor tiga arah dan kondensor. Tujuan pemakaian oil bath pada
praktikum ini agar suhu larutan yang ada pada labu destilasi itu rata serta tujuan dilakukan
proses destilasi ini agar sikloheksena yang terbentuk dapat langsung terpisah dengan
campuran.
Prinsip pemisahan ini yaitu destilasi bertingkat. Suhu yang digunakan pada labu
destilasi harus sekitaran titik didih sikloheksena, Sikloheksena memiliki titik didih yang
paling kecil, sehingga sikloheksena pertama kali menetes sebagai destilat. Sedangkan selain
sikloheksena seperti air, sikloheksanol, dan asam fosfat yang titik didihnya lebih besar akan
menguap, tetapi setelah uapnya mencapai kolom fraksinasi, uap tersebut mengalami
kondensasi dan turun kembali ke campuran. Setelah itu pemanasan dihentikan dan destilat
didinginkan agar tak terjadi penguapan pada destilat.
Hasil destilat kemudian di tambahkan dengan larutan Natrium klorida. Penambahan
larutan natrium klorida ini untuk memisahkan lapisan organik. Hal ini didasarkan pada
prinsip ekstraksi cair-cair. Campuran tersebut terdiri dari dua lapisan. Lapisan atas adalah
larutan sikloheksena, sedangkan lapisan bawah adalah air dan asam fosfat.
Lapisan organik berupa sikloheksena kemudian di pindahkan ke dalam wadah bersih
lalu di tambahkan dengan CaCl2 anhidrat. Penambahan ini tujuannya yaitu untuk mengikat
molekul air yang masih terdapat dalam sikloheksena.
Persen rendemen tidak dihasilkan dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya waktu
praktikum karena proses destilasi membutuhkan waktu yang lama sampai terjadinya tetes
pertama yang keluar, serta keterbatasan alat yang banyak tidak berfungsi sebagaimana
mestinya seperti pompa air yang tidak menyala sehingga proses destilasi tidak dapat
dilanjykan, faktor selanjutnya dapat berupa sikloheksena tidak menguap sempurna ketika
didestilasi, atau karena adanya sikloheksena yang menguap dan sebagainya