Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
-H+
(Setiawan, 2015)
etanol etilena
Hal-hal yang perlu diingat mengenai dehidrasi alcohol ialah (1) selalu
dimulai dengan protonasi gugus hidroksil (yaitu, alcohol bertindak sebagai
basa, seperti dalam persamaan) dan (2) kemudian dehidrasi alcohol adalah
menurut 3o>2o > 1o yaitu, kecepatan sesuai dengan kemantapan ion
karbonium) (Rasyid, 2009: 131-133).
Katalis asam berfungsi untuk memprotonasi gugus OH sehingga
menjadi gugus lepas yang lebih baik yaitu H2O. Dengan lepasnya gugus
H2O dihasilkan karbokation yang kemudian melepaskan proton untuk
menghasilkan alkena. Mekanisme reaksi pembentukan sikloheksena dari
sikloheksanol yang melepaskan molekul air dengan bantuan katalis asam fosfat
adalah sebagai berikut.
-H+
(Setiawan, 2015)
Berdasarkan mekanisme ini, dapat dikatakan bahwa H + bersifat
sebagai katalis karena di akhir setelah produk berupa sikloheksena
terbentuk akan dilepaskan H+ kembali. Dalam reaksi ini akan terbentuk
sikloheksena dan air. Destilasi fraksinasi adalah salah satu teknik
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen dalam campuran
yang perbedaan titik didihnya tidak terpaut jauh. Destilasi jenis ini
digunakan untuk memisahkan sikloheksena dari produk eliminasi lainnya
yaitu air karena titik didih komponen tersebut berdekatan, yaitu
sikloheksena 83oC dan air 100oC, sehingga sikloheksena akan terlebih
dahulu menguap dan terkondensasi menjadi cairan sikloheksena
sedangkan air tetap menjadi residu (Sastrawidana, 2003).
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral anorganik yang
kuat, zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat
mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk industi
kimia. Terdapat bebagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan
untuk berbagai keperluan seperti kegunaan laboratorium, asam baterai,
asam bilik atau asam pupuk, asam menara atau asam pekat. Mutu teknis
H2SO4 tidaklah murni asam sulfat digunakan untuk membuat obat-obatan
dan zat warna. Asam sulfat pekat merupakan sebuah katalis. Olehnya itu
biasa dituliskan diatas tanda panah bukan disebelah kanan atau kiri
persamaan reaksi. Dehidrasi sikloheksanol menjadi sikloheksena. Proses
dehidrasi ini merupakan sesebuah proses pemisahan yang umum
digunakan untuk mengilustrasikan pembentukan dan pemurnia sebuah
produk cair (Darwis,dkk. 2010).
E. PROSEDUR KERJA
1. Ditempatkan 20 gram (21 ml) sikloheksanol ke dalam labu destilasi
200 ml dan ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat dan dikocok dengan
baik.
2. Ditambahkan 2-3 butir batu didih dan memasang kondensor refluks
(untuk destilasi bertingkat) pada labu. Dipanaskan labu dengan
menggunakan penangas air, sehingga suhu penyulingan tidak
melampaui 95°C. Dilanjutkan destilasi hingga residu yang tertinggal
hanya sedikit, residu mulai mengeluarkan asap putih.
3. Dipindahkan hasil destilasi ke dalam corong pisah, dibiarkan kedua
lapisan memisah.
4. Dibuang lapisan sebelah bawah, yaitu lapisan air.
5. Dicuci lapisan organik yang tertinggal di dalam corong pisah berturut
– turut dengan 10 ml air dan 10 ml larutan natrium bikarbonat 10%
perlahan – lahan dan sekali dengan air 10 ml.
6. Dibuang lapisan hidrokarbon melalui mulut corong ke dalam
Erlenmeyer yang kering, diambahkan 3-4 gram CaCl2 kering, dikocok
selama 2-3 menit, dibiarkan selama 15 menit sambil sesekali dikocok.
7. Dituangkan hidrokarbon kering ini ke dalam corong biasa yang
dilengkapi dengan kertas saring yang “ fluted ”.
8. Hasil saring tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk
mengetahui volume sikloheksanon yang terbentuk.
9. Untuk membuktikan bahwa zat yang didapat tersebut adalah
sikloheksena, maka dilakukan pengujian terhadap 1-2 tetes
sikloheksena menggunakan 1-2 ml bahan uji berikut: (a) Larutan Br2
2% dalam CCl4, (b) Larutan KMnO4 1%(uji beyer) dan,(c) Asam
sulfat dingin.
F. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
1. 21 ml sikloheksanol + 2 ml Larutan berwarna cokelat dan
H2SO4 (p) melepas kalor.
Uji Kejenuhan
No Perlakuan Pengamatan
1. Berubah warna menjadi cokelat
2 tetes sikloheksena bening +
dan terdapat endapan.
2mL KMnO4
G. ANALISIS DATA
Diketahui: ρ sikloheksanol (C6H11OH) : 0,94 g/mL
ρ sikloheksena (C6H10) : 0,811 g/mL
V sikloheksanol (C6H11OH) : 21 mL
Mr sikloheksanol (C6H11OH) : 100 g/mol
Mr sikloheksena (C6H10) : 82 g/mol
V sikloheksena praktek : 2 mL
Ditanyakan: % Rendemen =……..?
Penyelesaian :
Massa sikloheksanol =V×ρ
= 21 mL × 0,94g/mL
= 19,74 g
Massa
Mol sikloheksanol=
Mr
19,74 g
=
100 g /mol
= 0,1974 mol
Sikloheksanol sikloheksena
M : 0,1974 mol - -
B : 0,1974 mol 0,1974 mol 0,1974 mol
S : - 0,1974 mol 0,1974mol
Massa C6H10 teori = mol C6H10 x Mr C6H10
= 0,1974 mol x 82 gram / mol
= 16,19 gram
Berdasarkan hasil percobaan, volume C6H10 yang diperoleh 2mL sehingga:
Massa C6H10 praktek = volume C6H10 x ρ C6H10
= 2 mL x 0,81 g/mL
= 1,62 gram
MassaC 6 H 10 praktek
% Rendemen = × 100%
MassaC 6 H 10 teori
1,62 gram
= 16,4 gram × 100%
= 9,88%
H. PEMBAHASAN
Eliminasi alkohol sekunder akan menghasilkan senyawa alkena dengan
melepaskan molekul air. Reaksi eliminasi alkohol ini sering juga dikatakan
dengan reaksi dehidrasi yaitu reaksi pelepasan air. Pada reaksi ini molekul
senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa
berikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil.
Substrat yang digunakan pada praktikum adalah sikloheksanol sebanyak 21mL.
Zat yang digunakan sebagai pengeliminir adalah asam fosfat. ion fosfat
merupakan basa lewis kuat, dalam proses ini asam fosfat berperan sebagai
katalis. Campuran sikloheksanol dengan asam fosfat dipanaskan dengan tujuan
mempercepat dan menyempurnakan reaksi. Reaksi elmininasi sikloheksena
merupakan reaksi eliminasi bimolekuler (E2). Reaksi ini berlangsung dalam
satu langkah. Pada proses ini terjadi pengurangan proton dari karbon β dan
pengusiran gugus pergi yaitu ion OH- dari karbon α serta pembentukan ikatan
rangkap secara stimultan. Laju reaksi ini dipengaruhi oleh jenis substrat dan
kekuatan basa yang digunakan.
Hasil yang diperoleh setelah destilasi masih kotor karena, masih
bercampurnya sikloheksena, air, dan sedikit bahan-bahan lain yang bertitik
didih tinggi. Untuk itulah dilakukan ekstraksi,yang merupakan salah satu
teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan kepolaran suatu zat campuran.
Kemudian mencuci lapisan organik berturut-turut dengan air dan
larutan NaHCO3 , hal ini bertujuan gar asam sulfat yang terdapat dalam hasil
destilasi dapat dihilangkan sehingga larutan sikloheksena dan asam sulfat
benar-benar terpisah dan larutan siklohesena yang diperoleh bebas dari
kandungan asam sulfat. Setiap pencucian tersebut, akan terbentuk dua lapisan
akibat perbedaan kepolaran kompenen campuran tersebut.
Selanjutnya, membuang lapisan bawah melalui kerang corong pisah dn
menuangkan lapisan atas lewat mulut corong pisah pada labu Erlenmeyer, agar
lapisan atas (sikloheksena) yang diperoleh bebas dari kandungan lapisan bawah
(air). Sikloheksena yang yang diperoleh kemudian dikeringkan dikeringkan
dengan 3-4 gram MgO anhidrat yang fungsinya untuk mengikat sisa-sisa air
yang masih ada. Sehingga diperoleh 2 gram larutan sikloheksena setelah
bobotnya ditimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. (2010). Chemistry. New York: Thomas D. Timp.
Sitorus, M., Ibrahim, S., Nurdin, H., & Darwis, D. (2015). STUDI
PENGARUH WAKTU, SUHU DAN JUMLAH DEHIDRATOR
PADA DEHIDRASI RISINOLEAT MINYAK JARAK DENGAN
P2O5. Jurnal Riset Kimia, 4(1), 32.
b.