Anda di halaman 1dari 9

fadillatul khairat (1948201044)

nur renis
Sarah Fadila (1948201108)
Deva Olifia (1948201030)
Dayang Rospita (1948201026)
Rona Tresna Utami (1948201104)
Yuliza Syafrima (1948201146)
• Sifat dan cakupan sistem
Baik Belanda maupun Indonesia menerapkan prinsip universal health coverage. Artinya suatu sistem kesehatan
harus bisa mencakup seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Perbedaannya adalah Indonesia baru
memulainya pada 2014 dengan digulirkannya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang dikelola BPJS
Kesehatan. Belanda memulainya pada 1941 dengan diadopsinya sistem Krankenkasse oleh pemerintah Jerman
Nazi yang saat itu menguasai Belanda dan tetap dipertahankan dan dikembangkan setelah Perang Dunia ke-2
berakhir. Per April 2020, penduduk Indonesia yang terdaftar dalam JKN ada sekitar 82%. Pada 2014, 98.8%
penduduk Belanda sudah memiliki asuransi kesehatan dasar.
Penduduk wajib mengikuti JKN. Setelah membayar sejumlah iuran, peserta akan diberikan layanan kesehatan dasar. Di
Belanda, penduduk wajib mendaftar asuransi kesehatan dasar dan membayar iurannya. Bedanya, di Belanda terdapat paket
asuransi tambahan bagi yang bersedia membayar lebih. Paket tambahan ini tidak wajib tapi sangat bermanfaat karena
mengcover pelayanan kesehatan gigi, pengobatan alternatif, fisioterapi, kacamata, dan kontrasepsi.
JKN menanggung kepesertaan anak dalam suatu keluarga (maksimal 3 orang) hingga usia 21 tahun (25 tahun jika bersekolah
formal). Di Belanda, kepesertaan anak-anak ditanggung gratis hingga usia 18 tahun.
Baik di Indonesia maupun Belanda menerapkan sistem rujukan berjenjang. Penanganan penyakit sebisa mungkin selesai
difasilitas kesehatan dasar (yang berfungsi sebagai gatekeeper). Contohnya, di Indonesia, Anda tidak akan bisa ke rumah sakit
bila tidak dirujuk puskesmas atau klinik. Begitu pula di Belanda. Anda tidak bisa ke rumah sakit tanpa rujukan dari dokter
umum.
•Peran pemerintah
Dalam JKN, pemerintah berperan ganda sebagai regulator (dengan menggulirkan JKN) dan juga sebagai pemain (karena
BPJS Kesehatan jugalah yang mengambil, menyimpan iuran/premi, dan membayarkan tagihan kesehatan dari fasilitas
kesehatan (reimbursement). Di Belanda pemerintah hanya berperan sebagai regulator. Kesamaan keduanya adalah
pemerintah juga mensubsidi sistem kesehatan.
•Skema pembiayaan
JKN dibiayai oleh subsidi pemerintah, iuran bulanan (premi), dan potongan pajak penghasilan (iuran dibayar dalam bentuk
urunan oleh pekerja maupun pemberi kerja). Pemerintah (baik pusat maupun daerah) berkewajiban mensubsidi orang yang
masuk kriteria penerima bantuan iuran (PBI). Senada, di Belanda, sistem kesehatan dibiayai pajak umum dan pajak penghasilan,
dan premi. Bagi penduduk berpenghasilan rendah ada subsidi perorangan yang diberikan dalam bentuk reimbursement setiap
bulan.
•Peran asuransi swasta
Naah di sinilah salah satu aspek pembedanya.
Dalam JKN, peran asuransi swasta terbatas dalam menyediakan asuransi tambahan di luar layanan dasar oleh BPJS. Ya pada
hakikatnya BPJS adalah pemain tunggal.
Di Belanda, baik asuransi kesehatan dasar maupun asuransi tambahan disediakan oleh asuransi swasta. Setiap tahun pemerintah
menetapkan batas besaran iuran. Asuransi swasta diperbolehkn berkompetisi secara sehat menetapkan jumlah iuran asuransi
kesehatan dasar masing-masing sesuai batasan yang ditetapkan pemerintah. Umumnya asuransi swasta berlomba menarik peserta
dengan menawarkan manfaat asuransi tambahan dengan harga bersaing dan tawaran diskon, contohnya bila premi dibayar
langsung setahun. Peserta dibebaskan mengganti provider asuransi tiap tahun.
Peranpenduduk
Baik di Indonesia maupun di Belanda, penduduk berkewajiban membayar iuran. Pada tahun 2020, besarnya iuran bulanan di
Belanda berkisar €107–125/orang sedangkan di Indonesia Rp. 25.500–80.000/orang (per Juli 2020 menjadi Rp. 25.500–
150.000/orang) tergantung kelas ruang perawatan. Oiya, di Belanda besaran premi ini disesuaikan setiap tahun dan tidak ada
pembedaan kelas ruang perawatan, semua sama.
Perbedaan lainnya adalah di Belanda ada konsep co-sharing payment. Jadi setiap tahunnya peserta harus ikut menanggung
biaya pelayanan kesehatan sebesar €385/tahun untuk biaya rumah sakit dan obat kecuali untuk kunjungan ke dokter umum atau
bidan. Selebihnya akan ditanggung oleh asuransi. BPJS tidak memiliki sistem co-sharing payment ini.
 Peran tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatanDi Indonesia, selain sebagai regulator dan provider asuransi,
pemerintah juga berperan sebagai healthcare provider dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan
mulai dari tingkat dasar (primer) seperti puskesmas hingga yang tersier seperti rumah sakit rujukan
provinsi/nasional. Di Belanda, hampir semua fasilitas kesehatan (kecuali layanan oleh dinas kesehatan kota),
mulai dari praktik dokter umum, bidan, apotek, praktik dokter gigi, dan rumah sakit (termasuk rumah sakit
akademik) dikelola swasta berstatus non-profit.
 Jadi, secara umum, di Indonesia peran pemerintah dari hulu ke hilir sangatlah dominan dalam sistem
kesehatan. Di Belanda, pemerintah lebih menjaga jarak - ia berperan sebatas menentukan regulasi,
memonitor dan mengawasi akses, kualitas, dan biaya serta mensubsidi asuransi kesehatan nasional. Sistem
kesehatan di negara-negara Eropa lainnya juga cukup bervariasi dibanding Belanda. Kalau menurut saya,
sistem kesehatan di Belanda jauh lebih terbuka dan minim intervensi pemerintah dibanding negara Eropa
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai