Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 8

4B FARMASI
ANGGOTA :
KHAIRIYAH SARI
PITRI YULIARNI
PUTRI NISA KHAIRANI. M
RISMAWATI
ROHMATUL KHASANAH
SUCI AULIA SANTRI
SUCI RAHMA NINGSIH
SUNDA KASWATI
WINDYDAMAYANTI ISMUN
RASULULLAH KOMUNIKATOR
YANG FASIH
Rasulullah SAW telah mengamalkan teknik-teknik komunikasi modern
sebelum orang lain di dunia ini memahaminya, dan itu menunjukkan
kedudukan beliau sebagai sosok luar biasa yang memiliki keistimewaan dan
kompetensi dalam berbagai hal.

Teknik-teknik komunikasi modern yang diamalkan Rasulullah SAW, seperti :


• Teknik komunikasi dua arah
• Komunikasi audio visual
• Bahasa tubuh (body languange)
• Seni menulis surat
• Aktivasi dimensi ketiga
• Perumpamaan (tamtsil)
Berawal dari Lidah yang Fasih dan Akal yang
Berpikir
Kompetensi Muhammad dalam berkomunikasi menjadi kenangan sepanjang masa
merupakan hasil dari lidah yang fasih dan akal yang berikir. Orang sependapat bahwa
Muhammad mempunyai tutur bahasa yang mudah dan bermukjizat, yang tidak dimiliki
seorang guru atau seorang terpelajar yang telah menguasaidan menjadi ahli bahasa
Arab. Muhammad memiliki pembendaharaan mutiara-mutiara kata yang indah dalam
susunan kalimat yang jelas dan bersahaja, dan juga ide-ide cemerlang nan abadi, yang
terangkum dalam susunan kata yan jelas, terang, dan tidak dibuat-buat.
Pada suatu hari, sahabat-sahabatnya berkata kepada beliau, “Kami tak pernah
mengetahui seseorang yang lebih fasih dari Tuan.” Maka beliau menjawab,
“Mengapatidak, sedangkan Al-Qur’an itu benar-benar telah diturunkan melalui lidahku,
lidah Arab yang terang.”
Faktor Kefasihan Rasulullah SAW

Menurut Rasulullah SAW, mengenai kefasihan beliau adalah karena beliau tumbuh di lingkungan
Bani Sa’ad, dan beliau lahir di tengah suku Quraisy. Maksudnya, dalam diri beliau terkumpul suatu
kekuatan berbahasa yang bersahaja dari lingkungan desa, dan juga keindahan berbahasa dari
lingkungan kota.
Rasulullah SAW memiliki kemampuan untuk berbicara dengan tiap-tiap klan dan suku Arab
dengan dialek mereka (lahjah) masing-masing. Dalam semua dialek bahasa itu, Rasulullah SAW
mampu menyatakan kata-kata yang menyenangkan lagi mengandung pengertian yang menyeluruh.
Perkataan Rasulullah SAW jelas, tidakberlebihan,tidak pula terlalu pendek,dan mudah dihapal
oleh siapapun yang beliau hadapi. Aisyah menuturkan, “Susunan kata Rasulullah SAW tidaklah seperti
susunan kata kamu sekalian. Akan tetapi, beliau berbicara dengan perkataan yang terang dan jelas, dan
(mudah) dihapal oleh siapapun yang beliau hadapi.”
Diriwayatkan pula dara Aisyah bahwa “Sesungguhnya Rasulullah SAW mengucapkan suatu
perkataan, yang seandainya ada orang yang menghitungnya, tentu ia akan dapat menghitungnya.”
Sumber Kefasihan Rasulullah SAW

Abu Bakr Ra adalah seorang penyair populer di kalangan Quraisy maupun


Hirah. Melihat kefasihan dan balaghah Muhammad SAW, suatu hari Abu Bakr
berkata kepadanya, “Sebenarnya saya telah berkeliling ke seluruh negeri Arab,
dan saya tidak pernah mendengar seorang pun yang lebih fasih dari engkau.
Siapakah kiranya yang mengajarimu?.” Maka jawab Rasul, “Tuhanlah yang
mengajariku. Aku diajarinya dengan baik.”
Al-Jahiz mendeskripsikan : “Pada perkataan Rasul, Allah SWT telah menaruh rasa
cinta dan menutupnya dengan kemudahan untuk diterima. Dan telah Allah SWT
kumpulkan padanya kewibawaan dan kemanisan. Disamping beliau tidak merasa perlu
mengulangi percapakannya, sedang para pendengarnya pun tidak terlalu memerlukan
pengulangan, maka tidak ada satupun kata yang gugur, tidak ada yang terbantah, dan
tidak seorang pun musuh yang mampu menentang. Dan tidak ada seorang ahli pidato pun
yang mampu membuatnya terdiam. Bahkan pembicaraan-pembicaraan yang panjang
mampu beliau sampaikan dengan perkataan yang ringkas. Apabila ada seorang lawan
yang terdiam oleh perkataan beliau, maka tidak lain adalah karena ada suatu yang
memang diakui oleh lawa tersebut, sedangkan beliau tidak mengemukakan suatu alasan
selain dengan kenyataan yang benar. Selain itu, orang tidak pernah mendengar sama
sekali suatu perkataan yang lebih umum manfaatnya, lebih tepat di ucapkan dan lebih
adil menurut pertimbangan, selain perkataan Nabi Muhammad. Tidak seorang pun musuh
yang menentang kata-kata beliau.”
Beberapa contoh yang menunjukkan betapa fasih dan baligh perkataan Muhammad
yang selama berabad-abad tidak pernah basi keindahannya dan tidak pernah hilang sedikit
pun keelokannya.
a. Nabi bersabda, “Aku diperintahkan Tuhanku untuk melaksankan sembilan perkara: (1)
Takut kepada Allah sewaktu sendirian maupun terang-terangan, (2) Berkata adil sewaktu
marah maupun senang, (3) Hemat waktu fakir maupun kaya, (4) Menghubungi orang
yang memutus silaturahim denganku, (5) Memberi orang yang tidak mau memberi
kepadaku, (6) Memaafkan orang yang menganiaya diriku, (7) Diamku hendaklah untuk
berpikir, (8) Kata-kataku hendaklah untuk peringatan, dan (9) Pandanganku hendaklah
merupakan iktibar.”
b. “Tak ada baiknya bersahabat dengan seseorang yang tidak (mau) tahu apa yang ada
padamu, sedangkan kamu mengetahui apa yang ada padanya.”
c. “Umatku akan tetap dalam keadaan baik, selagi tidak memandang amanah sebagai cara
untuk menarik keuntungan dan persahabatan sebagai cara untuk berutang.”
d. “Jagalah (dirimu dari) perkara-perkara yangamenghancurkan : bakhil yang dituruti,
keinginan (nafsu) yang diikuti, dan perasaan megah terhadap diri sendiri.”
Metode Komunikasi Rasulullah SAW

1. Two Ways Communication (Komunikasi Dua Arah)

Komunikasi dua arah adalah teknik komunikasi modern yang sangat


ampuh dalam mengendalikan suatu pekerjaan. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu : Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang
dikatakan oleh lawan bicara. Pandai mengambil perhatiannya untuk
menghidupkan komunikasi. Memberi kesempatan pada lawan bicara untuk
memberikan penjelasan. Menghargai apa yang dia katakan meskipun
sebenarnya tidak sependapat.
Rasulullah SAW senantiasa menggunakan teknik komunikasi dua arah dalam
pembicaraannya. Misalnya, dengan menggunakan kalimat atau kata-kata yang bisa
membangkitkan perhatian dan reaksi lawan bicaranya, seperti : “Ala adullukum” (maukah
kalian aku tunjukkan), “ala unabbiukum” (maukah kalian aku beri tahu), “ala ukhbirukum”
(maukah informasi ini aku sampaikan kepada kalian), dan “atadrana” (tahukah kalian).
Seorang sahabat berkata, “Setiap orang menyukai kalau baju dan sandal yang dipakainya
adalah barang bagus.” Rasulullah SAW menjawab, “Allah SWT itu indah, dan Dia mencintai
keindahan. Sedangkan kesombongan adalah ingkar nikmat (tidak bersyukur) dan suka
memandang rendah orang lain.”
Beliau tidak serta-merta menyatakan bahwa apa yang dipahami oleh sahabat tersebut
salah. Pasalnya, jika beliau langsung menyatakannya, tentu saja kesempatan untuk
menyampaikan hal yang lebih besar akan lenyap karena kehilangan kesempatan
berkomunikasi lebih dalam dengan lawan bicaranya.
Oleh karena itu, jawaban pertama yang diutarakan Nabi Muhammad searah dengan yang
terbetik dalam pikiran sahabat. “...Allah SWT itu indah, dan Dia mencintai keindahan.” Baru
kemudian beliau memadukan dengan jawaban yang sesuai dengan substansi tema yang ingin
beliau sampaikan, yaitu hakikat kesombongan.
2. Body language (bahasa tubuh)

Tubuh juga bisa berbahasa, layaknya bahasa ucapan yang muncul dari
lisan. Inilah yang diistilahkan dengan bahasa tubuh. Setiap orang pasti akan
menggunakan bahasa tubuh saat berbicara. Bagi seorang pembicara,
ceramahnya akan terasa kaku jika ia tidak mengaktifkan bahasa tubuh.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa beberapa orang sahabat Rasulullah telah
melakukan perjalanan. Lalu salah seorang diantara mereka ada yang datang kepada Nabi dan
menceritakan pengalaman selama perjalanannya. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, Demi
Allah, aku tidak meruqyah kecuali dengan menggunakan surat Al-Fatihah.”
Mendengar itu, Rasulullah tersenyum, lalu beliau bertanya, “Apa engkau tau bahwa
dengan surat itulah ruqyah dilakukan?” beliau melanjutkan, “Ambillah sesuatu (upah) dari
mereka, dan biarkanlah aku mendapatkan bagian juga bersama kalian.”
3. Bahasa verbal dan intonasi

Prinsip dasar metode ini menekankan bahwa setiap kalimat yang


disampaikan ke hadapan pendengar, akan menimbulkan pengaruh tersendiri.
Apalagi jika yang disampaikan adalah kalimat kalimat dahsyat, yaitu kalimat
yang singkat namun padat kandungan makna.
Abu Mas’ud Al-Badri mengatakan, “Aku telah memukul seorang budakku dengan
cambuk. Aku lalu mendengar suara dari arah belakang, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud,
’Aku tidak padam maksud suara tersebut karena amarahku sedang memuncak. Ketika suara
itu semakn dekat, aku baru mengetahui bahwa suara itu adalah suara Rasulullah. ‘Ketahuilah,
wahai Abu Mas’ud... ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud... ‘Akupun membuang cambuk dari
tanganku. Lalu beliau bersabda ‘Ketahuilah wahai Abu Mas’ud, sesungguhnya Allah lebih
kuasa untuk melakukan hal tersebut kepadamu lebih dari apa yang engkau perbuat terhadap
anak itu. ‘Setelah itu, aku berkata, ’Aku tidak akan memukul budakku selamanya.”
Dalam riwayat itu, Nabi mengulangi ucapannya kepada Abu Mas’ud sebanyak 4x. Itu
beliau melakukan karena kondisi Abu Mas’ud yang sedang emosional. Oleh karena itu, Nabi
ingin meredakan amarahnya dan menarik perhatiannya, baru kemudian menampaikan
pesannya. Diantara yang termasuk dalam gaya bicaranya adalah perbahan intonasi pada
kalimat tertentu, seperti memanjangkan, mengangkat suara, atau menggandengkan getaran
suara.
4. Komunikasi audio visual

Dalam konteks dunia modern, metode ini dapat disaksikan dalam banyak
tayangan televisi, khususnya program berita. Pengaruh yang ditimbulkan
metode ini sangat signifikan. Satu gambar bisa mewakili banyak kata kata.
Bahkan, banyak penelitian yang menetapkan bahwa metode terbaik dalam
menghafal atau mencatat adalah dengan menggunakan simbol gambar (ikon)
karena cara itu lebih efektif dari pada menggunakan tulisan lepas.
• Jabir bin ‘Abdullah meriwayatkan, “Ketika itu kami sedang bersama Nabi, beliau menggambar
sebuah garis, lalu menggambar lagi dua garis lain disebelah kanan garis tadi, dua garis lagi disebelah
kirinya. Kemudian, beliau meletakkan tangannya pada garis yang ditengah, seraya bersabda, ‘ini
adalah jalan Allah, ‘lalu beliau membaca ayat: “dan sungguh, inilah jalanku yang harus. Maka
ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan jalan(yang lain) yang akan menceraiberaikan kamu dari jalannya.
Demikianlah dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. (Q.S Al-An’am(6):153).”
• Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud bahwa Nabi pernah menggambar bentuk segi empat.
Didalam segi empat itu beliau menggambar satu garis. Pada sisi garis itu beliau menggambar garis
garis lainnya. Selanjutnya, beliau menggambar satu garis diluar segi empat tadi, kemudian bersabda,
“Apakah kalian tau apa yang aku buat ini?”. Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih
mengetahui. ‘beliau lalu menjelaskan, “garis ditengah tengah ini adalah manusia, dan garis garis
yang ada disampingnya adalah berbagai macam permasalahan yang akan menyerangnya dari
berbagai tempat. Jika dia berbuat salah, salah satu garis akan mengenainya. Garis segi empat adalah
ajal yang selalu mengelilinginya, sedangkan garis yang berada diluar segi empat adalah angan
angannya.”
5. Korespondensi

Dalam menulis surat adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki
oleh pemimpin dan orang besar. Karena pentingnya surat, banyak presiden,
raja, dan pejabat memiliki sekretaris khusus yang memiliki kompetensi dalam
bidang ini, agar penulisan surat terwujud dalam format yang ideal. Berikut ini
contoh surat yang ditulis Nabi kepada para kaisar dan raja.
Bismillahirrahmanirrahim
Dari muhammad Rasulullah kepada kisra penguasa persia. Salam sejahtera bagi orang yang
mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan Rasulnya, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang
maha esa nan tiada sekutu baginya, dan bersaksi bahwa muhammad adalah hamba sekaligus
utusannya.
Saya menyuruh engkau dengan dakwah kepada agama Allah. Sesungguhnya saya adalah utusan
Allah bagi seluruh manusia, untuk memberi peringatan kepada yang masih hidup dan menyatakan
perkataan yang hak kepada orang orang kafir.
Maka, masuklah islam, niscaya engkau akan diliputi kedamaian. Jika engkau menolak, maka
engkau akan menunggu segenap dosa orang orang majusi.

Anda mungkin juga menyukai