Nasikh Dan Mansukh
Nasikh Dan Mansukh
Anggota kelompok 5 :
2. Holifah
1. Hukum yang dimansukh harus berupa hukum syara’,yakni titah Allah dan
rasul-Nya berhubungan dengan perbuatan mukallaf. Dan dalil yg
mengganti (nasikh) harus juga berupa dalil syara’.
2. Adanya dalil baru yang mengganti (nasikh) harus ada tenggang waktu dari
dalil hukum yang pertama(mansukh).
3. Antara dua dalil nasikh dan mansukh harus ada (kontradiktif)
pertentangan yang nyata.
4. Dalil yang mengganti nasikh harus bersifat mutawatir. Karena dalil yang
ketetapan hukumnya terbukti secara pasti
L ATA R B E L A K A N G T E O R I N A S I K H
MANSUKH
a) ash-Syafi’iy
b) Para jumhur ulama klasik termasuk didalamnya an-Nahas(388H), ash-
Sayuti(911H), ash-Shawakaniy(1250H), dll.
Dasar teori : Q.S .al-Baqarah:106, Q.S .an-Nahl:101,
2. Penolak teori nasikh mansukh dalam konteks makna keempat yang dipelopori
oleh Abu Muslim al-Asfahaniy berdasarkan Q.S. Fussilat:42
Mereka antara lain :
a) Abu Muslim al-Asfahaniy (322 H)
b) Fakhruddin al-Raziy
e) Al-Ustadh Khudari
f) Teungku M.Hasbi Ash Shiddieqy
C A R A M E N G E TA H U I A D A N YA
NASIKH MANSUKH
1.Bagi yang memberikan makna penangguhan fungsi nasakh adalah penahapan dalam
tashri dan pemberi kemudahan.
2.Bagi pendukung konsep nasikh mansukh
a) Untuk menunjukkan bahwa syariat Islam adalam syariat yang paling sempurna.
b) Selalu menjaga kemaslahatan umat manusia.
c) Untuk menjaga agar perkembangan hukum islam selalu relevan dengan semua hukum
situasi dan kondisi umat.
Urgensitas ilmu nasikh mansukh dalam penggalian ajaran dan hukum islam dalam al
quran sangat penting antara lain:
1. Untuk mengetahui proses tashri (penetapan dan penerapan hukum) islam sejalan
dengan dinamika kebutuhan masyarakatnya yang selalu berubah , sejauhmana
elastisitasnyaajaran dan hukumnya, serta sejauhmana perubahan hukum itu
berlaku.
2. Untuk menelusuri tujuan ajaran, dan illat hukum (alasan ditetapkannya suatu
hukum), sehingga suatu hukum dan ajarannya boleh diberlakukan secara longgar
(rukhsah) dan ketat sebagimana hukum aslanya (a’zimah) sesuai kondisi yang
mengitarinya atas dasar tujuan ajaran dan illat hukum tersebut.
TERIMA KASIH