0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan faktor risiko dan menyiapkan data kesehatan dasar untuk program kesehatan berbasis desa guna menekan angka kematian ibu dan bayi. Program ini akan mengembangkan pemetaan kohort ibu dan deteksi dini ibu-bayi resiko tinggi secara langsung dan lintas sektor.
Dokumen tersebut membahas program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan faktor risiko dan menyiapkan data kesehatan dasar untuk program kesehatan berbasis desa guna menekan angka kematian ibu dan bayi. Program ini akan mengembangkan pemetaan kohort ibu dan deteksi dini ibu-bayi resiko tinggi secara langsung dan lintas sektor.
Dokumen tersebut membahas program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan faktor risiko dan menyiapkan data kesehatan dasar untuk program kesehatan berbasis desa guna menekan angka kematian ibu dan bayi. Program ini akan mengembangkan pemetaan kohort ibu dan deteksi dini ibu-bayi resiko tinggi secara langsung dan lintas sektor.
Veronica Lesti indriyani (21340082P) Indri kurnia sari (21340095P) Maidah Nurahmah (21340041P) Indah suprihatin (21340077P) Hotmantika (21340081P) Putri sudeni (21340056P) Ana tince wati (21340076P) Advokasi kesehatan adalah pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan agar dapat memberi dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat. Mempengaruhi pihak lain (program, sektor, LSM peduli kesehatan,profesional) agar mendukung perilaku hidup bersih dan sehat melalui kemitraan dan jaringan kerja. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah khususnya kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum. Menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media komunikasi tentang program perilaku hidup bersih dan sehat. Seminar sehari. Orientasi. Lobby. Kampaye. Sarasehan (penyuluhan). Bentuk kegiatan lain yang sesuai. PERMASALAHAN Permasalahan utama pada mekanisme pelaporan Ibu Hamil (kohort ibu dan kantong persalinan) saat ini sebagian besar masih dilakukan secara manual (pelaporan rutin bulanan) dan berjenjang dari fasilitas kesehatan di desa (bidan desa, bidan koordinator, poliklinik kesehatan desa), puskesmas sampai dengan dinas kesehatan kabupaten/kota. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi melakukan perhbitungan Ibu Hamil berdasarkan sasaran tahunan. Keterlambatan mengenali informasi tanda bahaya atau factor resiko ibu hamil dan merujuk atau mendapatkan pertolongan di fasilitas pelayanan kesehatan berdampak pada keselamatan ibu dan bayinya. Penyebab tidak langsung kematian ibu disebabkan berbagai faktor,
antara lain kurangnya informasi tentang sosial ekonomi/kemiskinan,
pendidikan, kedudukan peranan wanita, sosial budaya dan transportasi, yang berdampak pada “3 Terlambat dan 4 Terlalu”. Tiga terlambat, antara lain: 1)Terlambat mengenali tanda bahaya/ resiko dan mengambil keputusan. 2)Terlambat untuk mencapai fasiltas pelayanan kesehatan. 3)Terlambat untuk mendapatkan pertolongan di pelayanan kesehatan. Dan 4 Terlalu yaitu Terlalu muda mempunyai anak (usia <20 tahun), Terlalu banyak melahirkan (>3 anak), Terlalu rapat jarak kelahiran (<2 tahun) dan Terlalu tua (usia >35 tahun ) Fase ini terdapat 2 terminologi yaitu Stop dan Tunda. Stop hamil jika ibu dengan usia >35 tahun dan sudah memiliki anak; faktor kesehatan tidak memungkikan/ berbahaya bagi kesehatan. Tunda jika usia <20 tahun dan kondisi kesehatan belum optimal. Ibu yang hamil dicatat oleh bidan desa, dengan bidan koordinator (Bikor) atau Gasurkes (petugas surveilans kesehatan) sebagai koordinator wilayah, dikawal atau diperiksa oleh tenaga kesehatan (minimal 1 kali oleh dokter) dan dapat diketahui atau dikenali faktor- faktor resikonya. Ibu hamil dengan faktor risiko tinggi (risti) diberikan tanda. Ke depan tanda bisa berupa gelangisasi seperti gelang haji yang dapat memuat informasi tentang data kesehatan ibu hamil beserta faktor risikonya. Ibu hamil yang akan melahirkan dikawal didampingi. Ibu dengan persalinan normal bersalin di fasilitas kesehatan dasar standar, sedangkan ibu hamil dengan resiko tinggi dirujuk ke Rumah Sakit dan dipantau “diinceng” oleh PKK/ Dasa Wisma dan Masyarakat. Ibu nifas diberikan asuhan keperawatan pasca persalinan baik oleh dokter/bidan/perawat dan dipantau oleh PKK/Dasa Wisma dan Masyarakat. Sistem fase keempat ini mencatat dan memonitor ibu nifas dan bayi sampe 1000 Hari Pertama Kelahiran, Ibu hamil, masyarakat semakin peduli atas kesehatan dan keselamatan ibu dan anak. Dengan mengerti, menyadari faktor resiko tinggi dan faktor tak langsung lainnya, dapat menjaga kesehatan dan keselamatannya, sehingga menjadi masyarakat yang sehat, ber-pengetahuan, mandiri dan berdikari. Meningkatnya derajat kesehatan masayarakat, dengan dapat ditekannya angka kematian ibu dan bayi. Meningkatnya peserta KB aktif, menurunnya dropout peserta KB dan un-met need KB. Pelayanan kesehatan publik menjadi lebih baik dan meningkat. Mekanisme pencatatan dan pelaporan ibu hamil atau cohort ibu secara umum masih dilakukan manual melalui pelaporan rutin dan berjenjang dari fasilitas kesehatan di desa, puskesmas sampai Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Terdapat beberapa (2-3) kabupaten yang sudah memiliki pencatatan ibu hamil (SIMPUS, cohort online atau aplikasi ANC). Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi menghitung sasaran ibu hamil berdasarkan angka prediksi. Melalui Program 5NG cukup 1 menit 1 ibu hamil terdeteksi, hanya variable utama (NIK, nama ibu hamil, domisi, 15 faktor risiko, HPHT, HPL) yang dicatat dan dilaporkan secara online, mempunyai peran dan arti sangat vital untuk pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Selamatkan Ibu dan Bayi melalui Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), merupakan embrio awal langkah antisipatif, deteksi dini faktor risiko ibu hamil dan menyiapkan baseline data kesehatan untuk program kesehatan dan pemetaan derajat kesehatan masyarakat yang berbasis pada tingkat desa/ kelurahan, antara lain: Mengembangkan pemetaan kohort ibu atau Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Anak (PWS-KIA) sehingga deteksi dini terhadap ibu-bayi resiko tinggi dapat diketahui secara dini dan dapat ditangani bersama secara langsung dan lintas sektoral untuk untuk dapat menekan angka kasus kematian ibu dan bayi.