KEKUATAN NEGOSIASI
BAB 7
MENEMUKAN & MENGGUNAKAN KEKUATAN NEGOSIASI
DEFINISI KEKUATAN Von Clausewitz : power menyangkut kemampuan yang melekat dalam diri seseorang,
organisasi atau lembaga, ataupun Negara untuk memainkan pengaruhnya kepada pihak lain, sehingga pihak tersebut akan
mengikuti/menuruti kemauan dari pihak yang memengaruhinya.
MENGAPA KEKUATAN PENTING BAGI NEGOSIATOR? Pada hakekatnya para negosiator memerlukan
kekuatan/power untuk menjadikannya memiliki keunggulan (advantage) ataupun kelebihan (leverage) dibandingkan dengan
pihak lain. Keuntungan dari kepemilikan power ini dimaksudkan untuk mendapatkan bagian-bagian dari keinginannya dari
hasil negosiasi.
Selain itu, motivasi untuk memiliki power dalam negosiasi menurut Lewicki, Saunders dan Minton dalam bukunya The
Essentials of Negotiation, didasari anggapan : Negosiator merasa memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan
pihak lawannya. Dalam kondisi seperti ini, sehingga berusaha mendapatkan kekuatan tambahan agar dapat mengimbangi
kekuatan lawannya. Negosiator menganggap bahwa ia membutuhkan kekuatan yang lebih dari pihak lain, untuk mampu
mengatur dan mengamankan kepentingannya dari hasil negosiasi, dan bahkan untuk mempertahankan keunggulannya untuk
proses-proses negosiasi berikutnya.
Seperti yang disarankan oleh Deutsch, ketika menelaah pernyataan bahwa A lebih berkuasa dari B, pembahasan
mengenai kekuatan ini harus dipandang dari tiga macam perspektif yang berbeda ( yang seringkali berhubungan satu sama
lain) : Kekuatan terhadap lingkungan, atau bahwa A cenderung lebih mampu untuk mempengaruhi keseluruhan
lingkungannya dan/atau mampu mengatasi resistensi dibandingkan dengan B Kekuatan relasi, atau bahwa A cenderung
lebih mampu untuk mempengaruhi B dan / atau mengatasi resistensi B dibandingkan dengan kemampuan serupa B
terhadap A Kekuatan personal, atau bahwa A cenderung lebih mampu untuk memenuhi keinginannya dibandingkan dengan
B.
SUMBER KEKUATAN Dalam seminar tentang kekuatan, French dan Raven (1959) mengidentifikasi lima jenis
factor, yaitu: Kekuatan berbasis pengalaman Berasal dari keunikan, informasi lebih dalam mengenai sebuah subjek
Kekuatan berbasis hadiah Berasal dari kemampuan memberikan hadiah terhadap apa yang telah mereka lakukan Kekuatan
berbasis pemaksaan Bersumber dari kemampuan menghukum pihak lain untuk tidak melakukan apa yang tidak diinginkan
Kekuatan berbasis keabsahan Bersumber dari memegang kekuasaan dalam sebuah kantor atau semacam lembaga formal
dan menggunakan kekuasaan yang berkaitan dengan kantor tersebut (contoh, seorang wakil presiden atau direktur)
Kekuatan berbasis penunjukan Berasal dari tanggapan atau rasa kegum terhadap satu perintah karena alasan kalakuan
personal, integritas, gaya interpersonal, dan lain sebagainya.
KEKUATAN BERDASARKAN INFORMASI Dalam konteks negosiasi kekuatan informasi dapat dianggap sebagai
sumber paling umum dari kekuatan, beruapa kemampuan untuk menyerap dan membangun informasi yang kemudian dapat
dipergunakan dalam mendukung posisi, argumen-argumen yang ingin disampaikan, serta hasil yang ingin dicapai.
KEKUATAN BERDASARKAN PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN INDIVIDU
Orientasi psikologi. Orientasi yang lebih luas terhadap penggunaan kekuatan
Orientasi kognitif. Ideologi kekuasaan
Orientasi motivasi. Motivasi khusus dalam menggunakan kekuatan,
Watak dan keterampilan. Orientasi pada kerjasama atau persaingan
Orientasi moral. Orientasi filosofi dalam menggunakan kekuatan
KEKUATAN BERDASARKAN POSISI DALAM ORGANISASI Kekuatan yang Sah Berasal dari pendudukan
sebuah pekerjaan, kantor, atau posisi istimewa dalam hierarki organisasi. Dalam kasus ini, kekuatan terletak pada pangkat,
pekerjaan, dan tanggung jawab pada pekerjaan tersebut.
PENGENDALIAN SUMBER Kewenangan sesorang untuk mengendalikan orang-orang untuk dapat melakukan apa
yang mereka mau atau menahannya.
1. Uang, dalam bentuk yang bermacam, tunai, gaji, alokasi budget, dana bantuan, uang tambahan, rekening biaya, dan
dana-dana tertentu.
2. Persediaan: bahan-bahan mentah, komponen, potongan-potongan, dan bagian-bagian.
3. Modal kemanusiaan: menyediakan biaya upah buruh, pegawai yang dapat dialokasikan menjadi sebuah masalah
atau tugas sementara, bantuan sementara.
4. Waktu: waktu luang, kemampuan bekerja dengan batas waktu, kemampuan mengendalikan batas waktu.
5. Perlengkapan: mesin-mesin, alat-alat, teknologi, perangkat keras dan perangkat luak, computer, dan kendaraan.
6. Perawatan penting: perbaikan, perawatan, pemeliharaan, instalansi dan pengantaran, gangguan teknis, dan transportasi.
7. Dukungan interpersonal: pujian verbal dan dorongan untuk hasil yang baik atau kritik terhadap hasil yang buruk.
KEKUATAN BERDASARKAN HUBUNGAN Hubungan dan saling ketergantungan tujuan adalah sumber utama
kekuatan dalam negosiasi gaji. Bagaimana partai-partai memandang tujuan mereka memiliki dampak yang kuat tentang
begaimana pihak lain kemungkinan akan menggunakan kekuatan secara konstruktif. Kekuatan rujukan berasal dari
penghormatan atau kekaguman salah satu perintah karena atribut, seperti kepribadian, atau integritas. Kekuatan rujukan
sering didasarkan pada pengalaman yang menarik, masa lalu, senasib, atau keanggotaan dalam kelompok yang sama.
Kekuatan ikatan antara individu dapat ditentukan dengan seberapa sering mereka berinteraksi, berapa lama mereka telah
mengenal satu sama lain, seberapa dekat hubungan pribadi atau mutualitas yang ada dalam hubungan, sehingga masing-
masing memberikan kontribusi yang sama dalam proses memberi dan menerima.