Anda di halaman 1dari 19

SEMINAR USULAN RISET

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN KADER KESEHATAN


TERKAIT PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH
KABUPATEN SUMEDANG DAN BANDUNG: SEBUAH STUDI
KUALITATIF EKSPLORATIF

AGRI AZIZAH AMALIA (220120180056)

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Discussion Framework

BAB I • PENDAHULUAN

• TINJAUAN
BAB II
PUSTAKA

• METODE
BAB III
PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I

Converting your business from Good to Great.


3
Latar Belakang

WHO, 2019 Pantauan Status Gizi, 2017


menempatkan Indonesia balita yang mengalami stunting
sebagai negara ketiga tercatat sebesar 26,6%. Angka
dengan angka prevalensi tersebut terdiri dari 9,8% masuk
stunting tertinggi di Asia Data Riskesdas, 2018 kategori sangat pendek dan 19,8% UNICEF, 2017
pada 2017. kategori pendek.
Dalam 1.000 hari pertama
stunting mencapai 36,4 % namun, sebenarnya merupakan usia
pada tahun yang sama angkanya emas bayi tetapi kenyataannya
menurun hingga 23,6 %
masih banyak balita usia 0-59
Stunting pada balita di Indonesia
bulan pertama justru
turun menjadi 30,8%
mengalami masalah gizi.

Converting your business from Good to Great. 4


Pusdatin Kemenkes RI, 2018
WHO, 2010
• Stunting atau kerdil adalah kondisi
dimana balita memiliki panjang • Dampak dari stunting memiliki
atau tinggi badan yang kurang jika konsekuensi jangka pendek dan
dibandingkan dengan umur. jangka panjang yang
Kondisi ini diukur dengan panjang mempengaruhi kesehatan dan
atau tinggi badan yang lebih dari pengembangan modal manusia.
minus dua standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari
WHO.

Mahmudiono, et al 2018
• Oleh karena itu, stunting pada anak
merupakan masalah gizi kesehatan
masyarakat yang menghambat
perkembangan generasi masa
depan.

Converting your business from Good to Great. 5


Prov. Jabar memiliki prevalensi 29,2% atau 2,7 juta balita termasuk di
Kabupaten atau Kota yang memiliki prevalensi stunting masih tinggi
(BAPPEDA JABAR, 2018).
Dinkes Jabar melakukan Pemantauan Status Gizi di 14 kabupaten tingkat
prevalensi stunting tinggi. Yaitu di Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
Kuningan, Kabupaten Cirebon, Sumedang, Indramayu, Subang,
Karawang, Kabupaten Bandung Barat, dan Majalengka
(Kabid Dinkes Jabar).

Data yang diperoleh dari Dinkes Kabupaten Sumedang tahun 2019


didapatkan bahwa Kabupaten Sumedang memiliki 32 Puskesmas dan
terdata Puskesmas Situ Kecamatan Sumedang Utara dengan
prevalensi 30,9% tingkat stunting cukup tinggi dibandingkan dengan
puskesmas lain.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun


2019 didapatkan bahwa Kabupaten Bandung memiliki 62 Puskesmas dan
terdata Puskesmas Linggar Kecamatan Rancaekek dengan prevalensi
stunting 31,85%.
Wawancara Kader Kesehatan
Ny. L mengungkapkan

Di Desa Linggar Kab.


Di Desa Margamukti Kab. Bandung permasalahan
Sumedang terdapat 75 kasus stunting ditemukan
anak terdiagnosa stunting, cukup banyak sehingga
meskipun beberapa

Ny. E mengungkapkan
kader sebagai ujung
tindakan penyuluhan tombak yang paling
pencegahan telah disalahkan,upaya-upaya
dilakukan tetapi masih pencegahan juga sudah
terdapat permasalahan dilakukan oleh kader tetapi
dilapangan yang terkadang karena kader yang aktif
menyebabkan kader sering hanya itu-itu saja
merasa tersalahkan terkadang kader juga
karena adanya laporan merasa kewalahan
stunting sehingga banyak
(Pendekatan Personal permasalahan yang
dengan kader kesehatan dihadapi oleh kader
Ny. L, 20 Februari 2020). apalagi jika harus
kunjungan rumah kepada
anak stunting.

Converting your business from Good to Great. 7


RUMUSAN TUJUAN
MASALAH PENELITIAN
• “Bagaimanakah permasalahan • menggali permasalahan dan
dan kebutuhan kader kesehatan kebutuhan kader kesehatan
terkait pencegahan stunting di terkait pencegahan stunting di
wilayah Kab. Sumedang dan wilayah kerja Puskesmas Situ
Bandung.” Kab. Sumedang dan wilayah kerja
Puskesmas Linggar Kab.
Bandung.
Manfaat Penelitian

2. Manfaat Teoritis 3. Manfaat Praktis Manfaat


Informasi ini dapat dijadikan Memberikan pemahaman Penelitian
sebagai data awal dalam upaya mengenai opini kader dalam
mengembangkan penelitian lebih memberikan pencegahan
lanjut khususnya penelitian yang penanganan yang tepat dalam
berkaitan dengan permasalahan pelayanan kesehatan bagi
kader kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan
pencegahan stunting. pencegahan stunting

1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi
yang mendalam
mengenai permasalahan
dan kebutuhan kader
kesehatan terkait dengan 4. Manfaat Praktis
pencegahan stunting di
Kab. Sumedang dan Serta manfaat bagi partisipan
Bandung. adalah dengan adanya
penelitian ini akan terungkap
pengalaman partisipan saat
menemukan permasalahan
dan kebutuhan di lapangan.

Converting your business from Good to Great. 9


BAB II
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

Converting your business from Good to Great.


10
2.1 Konsep 2.1.1 Konsep Stunting
Stunting 2.1.2 Definisi Stunting
2.1.3 Etiologi Stunting
2.1.4 Klasifikasi Stunting
2.1.5 Dampak Stunting
2.2 Upaya
Pencegahan
Stunting

2.3 Konsep 2.3.1 Pengertian Kader


Kader
Kesehatan 2.3.2 Tugas Kegiatan Kader Kesehatan

2.3.3 Karakteristik Kader Kesehatan

2.3.4 Peran Kader Kesehatan dalam Pencegahan Stunting


BAB III BAB III
METODE
PENELITIAN

Converting your business from Good to Great.


12
Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian ini adalah menggunakan metode
eksploratif kualitatif.

Setting dan Konteks Penelitian


Penelitian akan dilakukan di Pusmesmas Situ Sumedang dan
Puskesmas Linggar Rancaekek. Alasan pemilihan tempat di Puskesmas
Linggar Rancaekek karena menurut data tahun 2019 puskesmas
tersebut termasuk kedalam angka stunting tertinggi di Kabupaten
Bandung.
Partisipan
Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sampling.

Pada penelitian ini, partisipan akan dipilih oleh peneliti berdasarkan


pertimbangan pribadi peneliti yaitu bahwa partisipan dapat
memberikan informasi terbaik terkait pendapat tentang
permasalahan dan kebutuhan kader terkait pencegahan stunting.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui
kegiatan FGD.

Kegiatan FGD dalam penelitian ini menghasilkan informasi tentang


pandangan kolektif kader tentang permasalahan dan kebutuhan
pencegahan stunting. Melalui kegiatan FGD tergali data yang
menggambarkan pendapat perawat tentang permasalahan dan
kebutuhan terkait pencegahan stunting oleh kader yang dibentuk dari
jawaban dan interaksi dari masing-masing peserta FGD.
Alat bantu: Buku catatan, laptop, recorder, kamera, panduan
pertanyaan, LCD (Liquid Cyrstal Display).
Prosedur Penelitian

Prosedur Administratif
(permohonan ethical clearance & permohonan
izin memilih calon partisipan)

Tahap Akan Pelaksanaan


Pelaksanaan persiapan FGD & wawancara
mendalam (indepth interview)
Analisa Data
Braun & Clarke, 2006 yang meliputi 6 tahapan yaitu:

1. Membiasakan
diri dengan data 4. Meninjau tema

2. Membuat kode 5. Mendefinisikan dan


awal memberi nama tema

3. Mencari tema 6. Membuat laporan

16
Keabsahan Data (Trustworthiness)

2 Dependablity Transferbility 3

1 Credibility Confirmability 4

17
Etika Penelitian
A wonderful serenity has taken possession of my entire soul.

1. Respect for Autonomy 6. Right to Fair Treatment

2. Confidentiality 5. Potensial Benefit


ETIKA
PENELITIAN

3. Data Protection 4. Right to Withdraw

Converting your business from Good to Great. 18


Thank You

Converting your business from Good to Great.

Anda mungkin juga menyukai