Anda di halaman 1dari 14

MEMBIASAKAN KOMUNIKASI

EMPATIK DALAM KELUARGA


Cara yang paling efektif dalam
membangun keluarga yang sehat :
adanya relasi yang positif
Kenapa
komunikasi Relasi dibentuk terlebih dahulu,

empatik itu barulah Batasan, Agreement,


Values, dan Encouragement
menyusul
dasar dan
pertama? Tanpa adanya relasi yang baik,
Batasan tidak akan bekerja.
Koneksi sebelum Koreksi
Kita yang mengusahakan terlebih
dahulu, dengan membangun relasi

Skill utama membangun relasi :


reflective responding / mirroring,
Connect-Redirect
Amygdala Hijack
The Horse & The Rider
Limbic system Prefrontal cortex

‘Emotional brain’ / ‘toddler ‘Rational brain’ / ‘adult brain’


brain’
Mendeteksi peristiwa penting, Membangun insight, self-
apabila ada threat, akan awareness, perencanaan,
membuat reaksi fight-flight- decision making, problem
freeze solving
Lebih cepat sepersekian detik Bisa dihijack apabila respons
flight-fight sudah muncul duluan
Bagaimana menenangkan amygdala yang sedang
mengendalikan a.k.a. orang yang sedang emosi
agar tercipta relasi yang baik?

Cara terbaik adalah dengan meningkatkan


kemampuan orang tersebut untuk mengerti koneksi
antara pikiran / informasi yang ada – dengan
perasaan yang timbul – sensasi tubuh yang muncul.

Bisa dilakukan ke diri sendiri (mindfulness), atau ke


orang lain (pasangan, anak) dengan mirroring /
reflective response / empathic statement
Cara melakukan Mirroring / Reflective Responding /
Connect

1. Dengarkan seksama konten pembicaraannya (informasI)


2. Cari perasaan, pikiran lawan bicara kita..
Gabungkan perasaannya dengan konten pembicaraannya

Ah, (perasaan) yaa kalau kamu (konten pembicaraannya) …


Atau mirroring ekspresi, intonasi, dan emosi lawan bicara kita, tanpa perlu banyak bicara

◦ Contoh : ah, capek ya kamu sudah bebersih terus tiba-tiba anak2 berantakin lagi..
◦ Ucapkan dalam Bahasa tubuh (nonverbal) yang selaras dengan lawan bicara. Saat ia senang,
tunjukkan excitement, saat ia kesal, tunjukkan rasa prihatin, dsbnya
menyampaikan pesan dan bukan :
bahwa ;
MENAMPILKAN I am here, I hear you I always agree
BE-WITH
I try to understand I must make you happy
ATTITUDES
I care I will solve your problem
Dampak dari komunikasi empatik
Pada anak :
◦ Perasaan disayang  menjadi dasar self-esteem, perkembangan yang sehat
◦ Mengajarkan anak cara mengendalikan diri, memiliki emotional intelligence yang baik
◦ Meningkatkan resiliensi di masa depan
◦ Meningkatkan kecerdasan

Pada pasangan :
◦ Intimacy yang terbangun
◦ Pernikahan yang lebih sehat dan langgeng, karena ‘asupan’ emosi terjaga
◦ Mengurangi potensi konflik, individu2 yang bahagia dalam keluarga
FAQ
1. Sampai kapan mirroring digunakan?
Sampai energinya terlihat mereda, lawan bicara terlihat lebih tenang. Seringkali juga terjadi lonjakan
energi emosi sebelum mereda.
2. Kenapa setelah diberikan mirroring, malah terlihat ngelunjak dan tambah marah?
Karena saat seseorang perasaannya diterima, ia akan merasa lebih nyaman untuk mengekspresikan
perasaannya secara aman. Apabila dihentikan di tengah jalan, energi emosinya justru akan kembali
ditekan dan ini bukan hal yang sehat
3. Seberapa sering harus dilakukan?
Sesering mungkin, dan bahkan dalam percakapan sehari-hari. “Oh kamu pulangnya kena macet ya”,
atau “Oh masih seru ya nontonnya”.
4. Kapan dong nasehatnya dikeluarkan?
Batasan / Nasehat / Values disampaikan di non-conflict time, saat kondisi sudah tenang. Bukan di awal
Orangtua hanyalah manusia biasa. Seringkali
membuat kesalahan..

Untuk membangun secure relationship,


setidaknya ada 60-70% interaksi yang positif
30-40% saat kita melakukan kesalahan : repair
interaksinya
Pertanyaan Diskusi
1. Apakah anda selama ini sudah membangun komunikasi positif di dalam keluarga? Share dongg selama
ini gimana
2. Apa saja kesulitan dalam membangun komunikasi positif?
Latihan
Pasangan :
◦ Suami pulang kerja, mengatakan “Tadi pak bos ngomelin aku lagi, katanya
kerjaanku yang ini nggak kelar-kelar. Padahal target waktunya ya emang masih lama
dan masih sesuai jadwal, udah gitu kerjaan lagi banyak banget. Ampun dehh..”
◦ Istri saat suami pulang kerja : “Pah, si embak bolak balik dikasihtau untuk siapin
bekal anak-anak sebelum jam 6.30, tapi selalu cuma inget sehari abis itu lupa..”
◦ Istri mengatakan : “belakangan rasanya aku sibuk banget.. Kerjaan kantor, anter
anak-anak, pelayanan, belom lagi urusan rumah tangga, kayak nggak kelar-kelar..
Aku rasanya gak kuat deh gini terus..”

Anda mungkin juga menyukai