Anda di halaman 1dari 16

Kerajaan Kalingga

Group Number
Anggota Kelompok :
I Gusti Ngurah Putu Made Wiranatha Kusuma (20)
Dharma Ardhyana (10)

Ida Bagus Made Krisna


Dwipayana (18)

I Putu Nandana
Wira Adnyana (16) Oka Mahardhika Prabawa (34)
Apa Itu Kerajaan Kalingga?
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha
yang berada di Jawa Tengah yang berdiri sekitar abad ke-6
Masehi. Pendiri Kerajaan Kalingga adalah Dapunta
Syailendra yang berasal dari Dinasti Syailendra. Kerajaan
Kalingga dikenal juga dengan nama Kerajaan Holing,
Kerajaan Heling, dan Kerajaan Keling. Nama ini sekaligus
menjadi penanda Kerajaan Kalingga dekat dengan China dan
India.
Silsilah Kerajaan Kalingga
Raja pertama Kalingga adalah Prabu Wasumurti, pemimpin di tahun 594 sampai
605 masehi, sebelum digantikan Prabu Wasugeni hingga 632 masehi. Prabu
Wasugeni juga merupakan ayah dari Ratu Shima atau juga dikenal dengan nama
Dewi Wasuwari, sosok yang berhasil membawa kerajaan Kalingga ke puncak
kejayaannya. Beberapa nama raja yang memimpin Kalingga sebelum takhta
diduduki Ratu Shima, antara lain Prabu Wasudewa, Prabu Wasukawi dan Prabu
Kirathasingha. Hingga raja yang paling terkenal pada masa kerajaan Kalingga
adalah Ratu Shima resmi diangkat sebagai raja pada 674 masehi. Sosoknya
menggantikan sang suami, Prabu Kirathasingha yang sebelumnya meninggal dunia.
 
Raja-Raja Kerajaan Kalingga
Prabu Wasumurti Prabu Kirathasingha
(594-605 M) (632-648 M)

Prabu Wasudewa Prabu Kartikeyasingha


(632-652 M) (648-674 M)

Prabu Wasugeni Prabu Wasukawi Ratu Shima


(605-632 M) (652 M) (674-695 M)
Kehidupan Politik
Oleh karena terbatasnya sumber sejarah mengenal Kerajaan Holing,
maka tidak banyak yang dapat diceritakan mengenal kehidupan
sosial politik Kerajaan Holing ini. Dalam berita Cina disebutkan
pada tahun 674 M Kerajaan Holing diperintah oleh seorang ratu
yang bernama Sima. Ratu Sima memerintah dengan keras dan adil.
Di bawah pemerintahan Ratu Sima rakyat hidup aman dan makmur.
Sepeninggal Ratu Sima, Kerajaan Kalingga terbagi menjadi dua,
yaitu Kalingga Utara (dikenal dengan nama Bhumi Mataram) di
bawah Sanaha (cucu Ratu Sima) dan Kalingga Selatan (Bumi
Sambara) di bawah Dewasinga. Sanaha menikah dengan
Bratasenawa atau Sanna (raja ketiga Kerajaan Galuh), yang
kemudian melahirkan Sanjaya. Sanjaya kelak menikahi putri dari
Dewasinga yang bernama Dewi Sudiwara, yang kemudian
melahirkan Rakai Panangkaran.
 
Kehidupan Sosial
Berita Cina zaman dinasti Tang menyebutkan bahwa penduduk
Kalingga membuat benteng-benteng kayu dan rumah beratap dari
daun kelapa. Adapun raja tinggal di sebuah bangunan yang besar
bertingkat, beratapkan daun palem, dan duduk di atas bangku yang
terbuat dari gading. Mereka mempunyai kebiasaan makan
menggunakan tangan. Menurut Prasasti Tuk Mas yang bertuliskan
huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta diperkirakan sebagian rakyat
Kalingga pandai menulis huruf Pallawa dan terampil berbahasa
Sanskerta, serta telah mengenal ilmu perbintangan. Rakyat Kalingga
banyak yang menganut agama Hindu dan Buddha. Hal tersebut
dapat dibuktikan dari kedatangan Hwining dari Cina untuk
menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana selama 3 tahun
(664-667 M). Hwining dibantu Jnanabhadra dalam menerjemahkan
kitab tersebut.
 
 
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sektor
perdagangan dan pertanian. Letaknya yang berada di pesisir utara
Jawa menyebabkan sektor perdagangan maritim dapat berkembang
pesat. Komoditas perdagangan Kalingga antara lain, kulit penyu,
emas, perak, cula badak, dan gading. Sementara itu, wilayah
pedalaman yang subur dimanfaatkan untuk mengembangkan
kegiatan pertanian dengan hasil utama berupa padi. Selain itu,
sebagian penduduknya pandai membuat minuman dari bunga kelapa
dan bunga aren.
Jejak Peninggalan
Prasasti Tuk Mas

Kerajaan Kalingga Prasasti Sojomerto Candi Angin

Candi Bubrah Situs Puncak Songolikur, Gunung Muria


Prasasti Tuk Mas
Prasasti Tuk Mas ditemukan di
lereng barat Gunung Merapi yang
berisi pesan mengenai hubungan
manusia dengan dewa-dewa
Hindu.
.
Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa


Sojomerto, Jawa Tengah dan
bertuliskan silsilah keluarga Dapunta
Syailendra sebagai tokoh pencetus
Kerajaan Kalingga.
Candi Angin
Candi Angin terletak di Kecamatan
Keling yang menurut sejarah pernah
menjadi tempat penyembahan karena
di bagian bangunan candi terdapat
sebuah pusaran angin.
Candi Bubrah
Candi Bubrah berlokasi di Desa
Tempur, Jepara yang diduga
menjadi pintu utama atau gapura
sebelum menuju Candi Angin
karena jaraknya hanya sekitar
500 meter.
Situs Puncak Songolikur, Gunung Muria

Puncak Songolikur
adalah puncak tertinggi
Gunung Muria di Jawa
Tengah, peninggalan
Kerajaan Kalingga. Di
sana ditemukan banyak
arca dan tempat
pemujaan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai