Anda di halaman 1dari 32

RHINOSINUSITIS

BAKTERIAL AKUT
Pembimbing:
Prof. Moelyardjo, dr., Sp. T.H.T.K.L. (K)

Penyusun:
Aziz Nur Fuad (20200420034)

1
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Ny. SA
Umur : 58 th
Jenis Kelamin : Perumpuan
Alamat : Krian
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pemeriksaan tanggal : 21 Februari 2023
2
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 3 minggu yang
lalu

3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengeluh hidung tersumbat sejak 3 minggu yang lalu. Selain itu pasien
mengeluhkan nyeri pada pipi dan pangkal hidung bila ditekan, tidak ada
keluhan pada telinga dan tenggorok. Keluhan ini dirasakan semakin memberat
5 hari terakir dan penciuman menurun. Riwayat keluar lendir kental berwarna
kuning kehijauan. Pasien mengaku sering bersin pada pagi hari terutama saat
dingin semenjak 6 bulan yang lalu. Batuk (-), pilek (-), demam (-), dan pusing
(-).

4
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

RIWAYAT PENGOBATAN
Paracetamol dan Dekongestan

5
RIWAYAT ALERGI
Pasien mengaku memiliki alergi dingin sejak 6 bulan yang lalu

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien seorang ibu rumah tangga

6
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM :
◦ Keadaan umum : baik
◦ GCS : 456
Vital Sign :
◦ Tekanan Darah : 120/80
◦ Nadi : 80x/menit
◦ Suhu : 36,5°C
◦ RR : 20x/ menit
◦ SpO2 : 98%
Wong Baker Scale : 2
Head to Toe : tidak dievaluasi

7
PEMERIKSAAN LOKALIS THT
1. Telinga

Inspeksi                                                                           
• Auricula Dextra : Bentuk dbn, warna dbn, ukuran dbn
• Auricula Sinistra : Bentuk dbn, warna dbn, ukuran dbn
• Meatus Acusticus Externus Dextra : Lapang, cerumen minimal, dinding
permukaan kulit dbn, tidak ada secret, tidak ada massa
• Meatus Acusticus Externus Sinistra : Lapang, cerumen minimal, dinding
permukaan kulit dbn, tidak ada secret, tidak ada massa
• Membran Timpani Dextra : intak, permukaan DBN
• Membran Timpani Sinistra : intak, permukaan DBN

PALPASI
• Tragus pain (-/-)
• Retroauricular pain (-/-)

8
2. Hidung

Inspeksi :
• Deformitas : tidak ada
• Septum Deviasi : tidak ada
• Konka : hiperemi +/+, edema +/+
• Meatus : secret +/+, masa -/-
• Mukosa :
• Cavum nasi : merah muda
• Septum : merah muda
• Konka : hiperemi (+)

Palpasi :
• Nyeri tekan daerah sinus maksilaris : ada
9
3. Tenggorokan

Inspeksi
• Mukosa faring : hiperemi (-), edema (-),
granulasi (-)
• Uvula : deviasi (-), hiperemi (-)
• Arcus Faring : hiperemi (-), edema (-)
• Tonsil :
• ukuran T1-T1
• Hiperemi -/-
• Kripta melebar -/-
• Detritus -/-
• Dentis : karies (-), nyeri (-)
10
4. Leher

Inspeksi :
• Tidak tampak tumor /
pembesaran KGB

Palpasi :
• Pembesaran KGB -/-
• Nyeri tekan -/-

11
RESUME
Pasien mengeluh hidung tersumbat sejak 10 hari yang lalu. Keluar lendir kental berwarna
kehijauan. Selain itu pasien mengeluhkan nyeri pada pipi dan pangkal hidung bila ditekan &
disertai demam, tidak ada keluhan pada telinga dan tenggorok. Keluhan ini dirasakan semakin
memberat 5 hari terakir penciuman menurun. Kebiasaan merokok sejak SMP. Demam 38 derajat

NY. SA usia 58 tahun mengeluh hidung tersumbat sejak 3 minggu yang lalu. Selain itu
pasien mengeluhkan nyeri pada pipi dan pangkal hidung bila ditekan, tidak ada keluhan
pada telinga dan tenggorok. Keluhan ini dirasakan semakin memberat 5 hari terakir dan
penciuman menurun. Riwayat keluar lendir kental berwarna kehijauan. Pasien mengaku
sering bersin pada pagi hari terutama saat dingin semenjak 6 bulan yang lalu. Riwayat
penggunaan obat paracetamol dan dekongestan.

Status lokalis THT : hidung terdapat hiperemi pada mukosa konka dan oedem pada konka serta
didapatkan sekret mukopurulen. Nyeri tekan pada sinus maksilaris.
12
Definisi akut rhinosinusitis (ARS)

ARS : onset akut (<12 minggu) dengan khas gejala yang meliputi
hidung tersumbat, keluarnya cairan, nyeri atau tekanan pada wajah,
dan penurunan penciuman.

ARS dibagi menjadi


 rinosinusitis virus akut (sinonim dengan 'common cold'), di mana

durasi gejalanya kurang dari 10 hari, biasanya kondisi yang sembuh


sendiri
 Post viral rinosinusitis , yang ditandai dengan peningkatan gejala

setelah lima hari atau menetap lebih dari 10 hari tapi kurang dari 12
minggu
 Rinosinusitis bakteri akut ditandai dengan setidaknya tiga

gejala/tanda – lendir berubah warna, nyeri lokal yang parah,


demam>38’, peningkatan CRP/ESR, sakit ‘ganda’
Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February). 13
DEFINISI rhinosinusitis bacterial akut

 Rinosinusitis bakterialis akut jika didefinisikan oleh


EPOS oleh setidaknya tiga gejala/tanda dari lima di
bawah ini:
◦ Lendir berubah warna
◦ Nyeri lokal yang parah (sering unilateral)
◦ Demam > 38°C
◦ Peningkatan CRP/ESR
◦ Terjadi double sickening
 Selama <12 minggu.

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
14
Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
15
ETIOLOGI

 ABRS disebabkan oleh bakteri yang


menginfeksi lapisan rongga hidung dan sinus.
 Paling sering disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumonia, Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis.
 Infeksi biasa terjadi ketika lapisan sudah
meradang akibat virus, baru terkena infeksi
bakteri.
 Inflamasi dimulai di rongga hidung dan
menyebar ke sinus.

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
16
Faktor Risiko

• Dental : infeksi

• Iatrogenic : operasi sinus, nasogastric tube, ventilasi mekanik

• Imunodefisiensi : HIV, merokok : gangguan motilitas ciliary

• Obstruksi mekanik : deviasi septum nasi, nasal polyps, tumor,


trauma, corpus alienum

• Edema mukosa : infeksi saluran pernafasan atas karena virus, alergi

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
17
EPIDEMIOLOGI
 Rinosinusitis bakterial akut (ABRS) terjadi pada sekitar 0,5% hingga
2% dari semua kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
 Diperkirakan 20 juta orang terkena ABRS setiap tahun di Amerika
Serikat.

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
18
PATOFISIOLOGI

 Rinosinusitis bakterial akut (ABRS) adalah komplikasi yang


jarang dari infeksi saluran pernapasan atas.
 Virus dapat menyebabkan kerusakan mukosa atau gangguan
fungsi mukosiliar yang mungkin merupakan penyebab utama
infeksi bakteri super atau sekunder.
 Infeksi virus pada mukosa hidung memicu kaskade inflamasi
yang membentuk dasar pertahanan imunologis.
 Infeksi virus pernapasan  produksi interferon tipe I (IFNs),
menghambat neutrofil dan makrofag yang bersirkulasi ke paru-
paru setelah terjadinya diferensiasi sel T helper 17 (TH17) dari
sel T (seperti TH1 dan TH2)  host lebih rentan terhadap
infeksi bakteri sekunder.

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
19
Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
20
DIAGNOSA

 Anamnesa
◦ mengeluhkan hidung tersumbat, sekret hidung purulen warna kuning
kehijauan, dan nyeri atau rasa tertekan pada wajah yang memburuk
saat membungkuk ke depan.
◦ Gejala kurang spesifik lainnya dapat mencakup demam 38 derajat
atau lebih, kelelahan, batuk, sakit kepala, dan anosmia.

 Untuk membedakan AVRS dari ABRS, biasa lewat durasi dan perjalanan
gejala.
◦ Rinosinusitis virus akut biasanya akan memiliki resolusi gejala
sebagian atau seluruhnya dalam 10 hari, dengan puncaknya pada 3-
6 hari.
◦ Jika gejala bertahan lebih dari 10 hari, atau jika gejala membaik
tetapi memburuk lagi dalam 10 hari kemungkinan lebih tinggi bahwa
pasien menderita ABRS
Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).
21
Manifestasi klinis

Bradley F. Marple, MD, and team | Acute bacterial rhinosinusitis: A review of


U.S. treatment guidelines 22
DIAGNOSA

 Rinoskopi anterior
◦ Temuan seperti peradangan hidung, edema mukosa dan sekret hidung purulen,
dan terkadang dapat melihat kelainan yang yang sebelumnya belum terdiagnosa
seperti polip atau kelainan anatomi.
 Suhu
◦ Demam >38°C secara bermakna berhubungan dengan adanya kultur
bakteriologis positif, terutama S. pneumoniae dan H. influenzae.
 Inspeksi dan palpasi sinus
◦ Pada saat palpasi sinus terasa nyeri.
 Endoskopi hidung
◦ Endoskopi hidung umumnya tidak tersedia dalam pengaturan perawatan primer
namun bisa dilakukan bila dirasa perlu di setting RS rujukan dengan fasilitas
endoskopi.

Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections


of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses .
23
DIAGNOSA

 Protein C-reaktif (CRP)


◦ CRP adalah biomarker hematologis yang
meningkat pada infeksi bakteri.
 Procalsitonin
◦ Telah dianjurkan sebagai biomarker hematologis
potensial yang menunjukkan infeksi bakteri yang
lebih parah
 Kultur
◦ Dapat dipertimbangkan untuk komplikasi
sinusitis, resistensi antimikroba, atau organisme
yang kebal terhadap antibiotik tertentu.

Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections


of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses .
24
TATALAKSANA AWAL
 Dalam 10 hari pertama gejala, terapi suportif
diindikasikan untuk ABRS tanpa komplikasi.
 Penggunaan antipiretik dan analgesik seperti
paracetamol dapat membantu mengatasi demam
dan nyeri pada ABRS.
 Irigasi dengan cairan salin atau nasal spray dapat
menghilangkan gejala nyeri dengan efek samping
yang rendah (rasa terbakar dan iritasi hidung
ringan).

Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections


of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses .
25
TATALAKSANA

 Jika perlu diberikan antibiotik, lini pertama untuk


dewasa amoksisilin oral atau amoksisilin-klavulanat
(500/125 mg tiga kali sehari atau 875/125 mg dua kali
sehari)
 Jika alergi penisilin, dapat diberi doksisiklin oral (100
mg dua kali sehari atau 200 mg setiap hari).
 Untuk anak diberi amoksisilin dengan dosis standar
pediatrik (45 mg/kg per hari dibagi dalam 2 dosis.

Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections


of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses .
26
TATALAKSANA

 Jika pasien tidak membaik atau bahkan memburuk dengan


terapi lini pertama, perubahan terapi diindikasikan.
 Pertimbangkan untuk meningkatkan dosis atau mengubah
kelas antibiotik.
 Pilihan pada orang dewasa termasuk amoksisilin dosis tinggi
(2 g dua kali sehari) dengan klavulanat, doksisiklin,
levofloksasin, dan moksifloksasin.
 Kuinolon adalah pilihan terakhir dan harus diresepkan
dengan hati-hati, sehubungan dengan potensi efek samping
dari penggunaan fluorokuinolon.

Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections


of the Ears, Nose, Throat, and Sinuses .
27
TATALAKSANA

Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020).
European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February). 28
KOMPLIKASI
Periorbital
 Selulitis preseptal dan orbital, abses subperiosteal

dan orbital
Intrakranial
 Empyema epidural dan subdural, abses cerebri,

meningitis, trombosis sinus cavernosus


Osseus
- Osteomyelitis
Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol, J. (2020). European Position Paper
on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. 58(February).

29
PENCEGAHAN
 Higiene lifestyle
 Vaksin flu
 Jaga jarak dengan orang common cold
 Hindari merokok
 Gunakan humifier di ruangan

Alomedika, 2018; Mayo, 2021

30
Daftar pustaka

 Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., Hellings, P. W., Kern, R., Reitsma, S., & Mullol,
J. (2020). European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020.
58(February)
 Bradley F. Marple, MD, and team | Acute bacterial rhinosinusitis: A review of U.S.
treatment guidelines
 Patel, Z. M. and Hwang, P. H. (2018) ‘Acute Bacterial Rhinosinusitis’, Infections of the
Ears, Nose, Throat, and Sinuses.

31
Terima kasih

32

Anda mungkin juga menyukai