Anda di halaman 1dari 15

Asuhan keperawatan Pada Anak

Dengan Leukemia
Kelompok 6 :
1. Muhammad Bagas Y.M (2620011)
2. Yuniz Marsya O.H (2620015)
3. Evana Indriani (2620023)
Definisi
• Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan adanya abnormalitas gen pada sel
hematopoetik sehingga menyebabkan poliferasi klonal dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40%
leukimia terjadi pada anak (Widagdo, 2012 di kutip oleh Rahmadina, 2018 ).
• Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai dengan
proliferasi sel-sel darah putih serta gangguan pengaturan leukosit dengan manifestasi adanya sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Setiap inti sel memiliki kromosom yang menentukan ciri fisik, misalnya
kulit coklat, rambut lurus, mata putih, sedangkan gen merupakan bagian terkecil dari kromosom yang
memiliki fungsi dan jumlahnya berjuta-juta. Bentuk akut dari leukikimia yang diklarifikasikan menurut
sel yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu berupa lymphoblastis. Pada keadaan leukemia terjadi
proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal,
jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia,dan diakhiri dengan kematian.
Etiologi
• Penyebab leukemia pada manusia tetap belum diketahui akan tetapi beberapa faktor predisposisi atau faktor yang berperan
telah diketahui, termasuk faktor lingkungan dan genetik serta keadaan imunodefisiensi. Selain itu, leukemia telah diinduksi
pada hewan percobaan dengan strain retrovirus yang berbeda. Adakalanya terdapat laporan tentang sekelompok anak yang
menderita Leukemia pada daerah geografis tertentu dan hubungan antara virus Epstein Barr dengan limfoma Burkitt
memberi kesan bahwa agen infeksius memegang peranan pada Leukemia manusia. Upaya yang keras telah dilakukan untuk
membangun hubungan antara virus dengan Leukemia virus Limfotropik sel T manusia (HTLV)-1 berhubungan dengan
Leukemia sel-T dewasa dan HTLV II dengan Leukemia sel berambut (hairy cell) manusia. meskipun telah dilakukan
observasi seperti ini tidak ada bukti langsung yang menghubungkan segala virus dengan jenis Leukemia yang sering terjadi
pada anak.
• Dewasa ini mutasi spontan telah menjadi hipotesis sebagai penyebab utama ALL pada anak. Karena sel "target" untuk ALL,
sel progenitor limfoid, memiliki kecepatan Proliferasi yang tinggi dan kecenderungan yang tinggi untuk pengaturan kembali
gen selama masa kanak kanak awal, mereka lebih rentan untuk mengalami mutasi. Diperdebatkan bahwa satu atau lebih
mungkin dua mutasi sekensial spontan pada gen pengatur kunci dalam suatu populasi sel, yang mengalami tekanan
proliferasi dapat terjadi pada frekuensi yang cukup untuk bertanggung jawab terhadap kebanyakan kasus ALL pada anak.
Tanda gejala leukemia dibagi menjadi 2 yaitu :
Leukemia limfoblastik akut : •Letargi
•Bukti anemia, perdarahan dan infeksi •Muntah
•Demam •Edema papil
•Keletihan •Koma
•Pucat •Gejala-gejala system saraf pusat yang berhubungan
•Anoreksia dengan bagian system yang terkena
•Petekia dan perdarahan •Kelemahan ekstremitas bawah
•Nyeri sendi dan tulang •Kesulitan berkemih
•Nyeri abdomen yang tidak jelas •Kesulitan belajar,khususnya matematika dan menghafal
(efek samping lanjut dari terapi)
•Berat badan turun
Leukemia Mieloid Akut (Non Limfoblastik) :
•Pembesaran dan fibrosis organ-organ system
retikuloendotelial-hati, limpa,dan limfonodus •Hipertrofi gingiya
•Peningkatan tekanan intracranial karena infiltrasi •Kloroma spinal (lesi massa)
meninges •Lesi nekrotik atau ulserosa perirectal
•Nyeri dan kaku kuduk •Hepatomegali dan Splenomegali (pada kurang dari 50%
•Iritabilitas anak)
Pathway
Patofisiologi

• Leukemia limfoid atau limfositik akut (Acute lymphoid, lymphocitic, leukemia [ALL] ) adalah kanker jaringan yang
menghasilkan leukosit. Dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan Leukosit-
leukosit tersebut menyusup ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemia menyusup ke dalam sumsum tulang,
mengganti unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya, timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Timbul pendarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi. Infeksi juga terjadi lebih
sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam organ-organ vital menimbulkan
hepatomegali splenomegali dan limfadenopati.
• Leukemia nonlimfoid akut (Cute nonlymphoid leukemia [ANLL] ) mencakup beberapa jenis Leukemia berikut :
Leukemia mieloblastik akut, leukemia monoblastik akut, dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum
tulang, menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit, neutrofil, dan trombosit. Sel-sel leukemik menyusupi limfonodus,
limpa, hati, tulang, dan sistem saraf pusat (SSP), selain organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarkoma granulositik
ditemukan pada sejumlah anak yang terkena.
Penatalaksanaan Medis
• Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan
pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase: induksi,
konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak
menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode
intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas
keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama
beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang
dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin,
asparaginase,metotreksat, merkaptopurin, sitarabin, alopurinol, siklofosfamid, dan
daunorubisin.
Prognosis
• Penyebab leukemia pada manusia tetap belum diketahui akan tetapi beberapa faktor predisposisi atau faktor yang
berperan telah diketahui, termasuk faktor lingkungan dan genetik serta keadaan imunodefisiensi. Selain itu, leukemia
telah diinduksi pada hewan percobaan dengan strain retrovirus yang berbeda. Adakalanya terdapat laporan tentang
sekelompok anak yang menderita Leukemia pada daerah geografis tertentu dan hubungan antara virus Epstein Barr
dengan limfoma Burkitt memberi kesan bahwa agen infeksius memegang peranan pada Leukemia manusia. Upaya yang
keras telah dilakukan untuk membangun hubungan antara virus dengan Leukemia virus Limfotropik sel T manusia
(HTLV)-1 berhubungan dengan Leukemia sel-T dewasa dan HTLV II dengan Leukemia sel berambut (hairy cell)
manusia. meskipun telah dilakukan observasi seperti ini tidak ada bukti langsung yang menghubungkan segala virus
dengan jenis Leukemia yang sering terjadi pada anak. Dewasa ini mutasi spontan telah menjadi hipotesis sebagai
penyebab utama ALL pada anak. Karena sel "target" untuk ALL, sel progenitor limfoid, memiliki kecepatan Proliferasi
yang tinggi dan kecenderungan yang tinggi untuk pengaturan kembali gen selama masa kanak kanak awal, mereka lebih
rentan untuk mengalami mutasi. Diperdebatkan bahwa satu atau lebih mungkin dua mutasi sekensial spontan pada gen
pengatur kunci dalam suatu populasi sel, yang mengalami tekanan proliferasi dapat terjadi pada frekuensi yang cukup
untuk bertanggung jawab terhadap kebanyakan kasus ALL pada anak.
A. Pengkajian Keperawatan

• 1. Lihat bagian pengkajian kardiovaskuler, pernapasan, dan neurologik dalam


Apendiks A.
• 2. Kaji reaksi anak terhadap kemoterapi.
• 3. Kaji adanya tanda dan gejala infeksi.
• 4. Kaji adanya tanda dan gejala hemoragi.
• 5. Kaji adanya tanda dan gejala komplikasi: somnolens radiasi, gejala SSP, lisis sel.
• 6. Kaji koping anak dan keluarga.
B. Masalah Keperawatan

• Intoleransi aktivitas • Ansietas


• Risiko infeksi • Risiko penurunan curah jantung
• Hipervolemia • Keletihan
• Gangguan integritas jaringan • Risiko gangguan pertumbuhan
• Risiko defisit nutrisi • Risiko gangguan perkembangan
• Risiko cedera • Gangguan proses keluarga
• Gangguan citra tubuh
C.Intervensi
Diagnosis Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas
selama 3x24 jam diharapkan tingkat Observasi
ansietas menurun dengan kriteria hasil : • Identifikasi saat tingkat ansietas
Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang berubah
dihadapi menurun • Monitor tanda-tanda ansietas
Perilaku gelisah menurun Terapeutik
Pola tidur membaik • Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
• Pahami situasi yang membuat
ansietas
• Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
• Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
• Anjurkan keluarga untuk selalu
disamping dan mendukung pasien
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
• Pemberian obat antiansietas, jika
perlu
A. Kasus

•Seorang anak laki-laki usia 6 tahun dirawat R; 28 x/mnt


dengan diagnosis medis Leukemia Limpobastik Saturasi O2 : 98 %
Akut. Pasien telah menjalani pengobatan
kemoterapi : Indonesian Protokol Acute •Hasil Lab :
Lymphoblastic leukemia (ALL) 2013 Standar •- AL : 3,5 rb/mmk
Risk minggu ke-3. Hasil pengkajian ibu •- Hb : 10.5 g/dl
mengatakn anaknya sering rewel, kesadaran •Terapi :
komposmentis. Anak tampak lemas, Terpasang
infus pump NaCl 10 ml/jam •- Mtx. it ( methrotexat intratekal) 10 mg
TD : 90/76 mmHg •- VCR . iv 1,5 mg
S; 36,5 •- Prednison po (1-1-1)
N ; 90 x/mnt
B. Pengkajian Lanjutan
C. Diagnosis

• Ansietas b.d. Ancaman terhadap Kematian


No Masalah keperawatan (SDKI) Perencanaan
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas
selama 3x24 jam diharapkan tingkat ansietas Observasi
menurun dengan kriteria hasil :  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang  Monitor tanda-tanda ansietas
dihadapi menurun Terapeutik
2. Perilaku gelisah menurun  Ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Pola tidur membaik menumbuhkan kepercayaan
   Pahami situasi yang membuat ansietas
 Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Anjurkan keluarga untuk selalu
disamping dan mendukung pasien
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Pemberian obat antiansietas, jika perlu
 
       
       

Anda mungkin juga menyukai