PENANGKAPAN Penangkapan adalah tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka untuk kepentingan penyidikan. Penangkapan dapat dilakukan jika terdapat bukti yang cukup.
Penangkapan merupakan kewenangan yang dimiliki polisi dalam
menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.
Tindakan ini merupakan bagian dari upaya paksa yang boleh
dilakukan polisi demi penyelesaian kasus yang sedang ditangani. Aturan mengenai penangkapan salah satunya dituangkan dalam UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Prosedur penangkapan oleh polisi menurut KUHAP, yakni: 1. penyidik memperlihatkan surat tugas dan surat perintah penangkapan kepada tersangka; 2. surat penangkapan tersebut harus menyebutkan identitas tersangka, alasan penangkapan, uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan, serta tempat ia diperiksa; 3. tembusan surat perintah penangkapan harus diberikan kepada keluarganya segera setelah penangkapan dilakukan; 4. dalam hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan tanpa surat perintah dengan ketentuan bahwa penangkap harus segera menyerahkan orang yang tertangkap beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau penyidik pembantu terdekat. 5. membuat berita acara penangkapan. Prosedur penangkapan menurut Peraturan Kapolri : Prosedur penangkapan oleh polisi lebih lanjut diterangkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.Dalam peraturan tersebut, petugas yang melakukan penangkapan wajib untuk: 1. memberitahu/menunjukkan tanda identitasnya sebagai petugas Polri; 2. menunjukkan surat perintah penangkapan kecuali dalam keadaan tertangkap tangan; 3. memberitahukan alasan penangkapan; 4. memberitahukan alasan penangkapan; 5. menjelaskan tindak pidana yang dipersangkakan termasuk ancaman hukuman kepada tersangka pada saat penangkapan;