Anda di halaman 1dari 33

DIALYSER REPROCESSING

(RE-USE DIALISER)

Anak Agung Gede Dipta Aristana


Dialiser reprocessing adalah suatu
perlakuan pembilasan dialiser pada
kompartemen darah dan kompartemen
dialisat untuk meningkatkan
biokompatibilitas dengan menggunakan
desinfectan paracetic acid 3.5 %
(Renalin,Hemoclean) dengan tujuan agar
dapat digunakan Kembali pada
hemodialisis berikutnya pada pasien yang
sama.

Dapat dilakukan secara manual maupun


otomatis menggunakan mesin.
TEHNIK REPROCESSING
DIALISER

Reprocessing dialiser dapat dilakukan


dengan 2 cara:
1.Manual reprocessing (Re-use manual)
2.Automatic reprocessing (Re-use
otomatis menggunakan mesin)
TEHNIK REPROCESSING
DIALISER
1. Indentifikasi
2. Pembilasan (Rinsing)
3. Pencucian (Cleaning)
4. Disinfektan atau sterilisasi
5. Labeling dan dokumentasi
6. Penyimpanan (Storing)
7. Quality Control
1. Indentifikasi

Lakukan identifikasi dialiser


- Jumlah pemakaian
- Adanya kerusakan
- Adanya bekuan darah
- Dialiser pasien infeksius
2. Pembilasan (Rinsing)

Membilas dialiser dari sisa-sisa darah


pada kompartemen darah dan sisa-
sisa dialisat pada kompartemen
dialisat dengan menggunakan air RO
3. Pencucian (Cleaning)

Membersihkan dialiser dengan


menambahkan cairan kimia (Cleansing
agent) Sodium Hypoclorite 1% atau
Hidrogen Peroksida H2O2 4%, bertujuan
untuk membersihkan darah yg
menempel/clot
Pada tahap ini juga dilakukan
pemeriksaan terhadap priming volume
dialiser dan kebocoran dialiser
(VP ≥ 80% Volume Priming dialiser
baru disesuaikan dengan ukuran
masing – masing dialiser)
4. Disinfektan atau sterilisasi

Menambahkan cairan
desinfentan/sterilisasi Paracetic acid
3.5% (Renalin, Hemoclean) pada
kompartemen darah dan kompartemen
dialisat
5. Labeling dan dokumentasi

Memberikan label (identitas pasien,


tanggal reuse, jumlah reuse (reuse
ke-) dan volume priming, serta
dilakukan pencatatan pada buku
dialiser reuse.
6. Penyimpanan (Storing)
Dialiser reuse disimpan pada tempat/dispenser
khusus dialiser (tidak terbuat dari bahan besi atau
kayu) sebaiknya tempat penyimpanan dialiser
terbuat dari kaca, plastic atau fiber.

Tempat penyimpanan juga sebaiknya dilengkapi


dengan lampu UV

Temperatur pada tempat penyimpanan tidak lebih


dari 25º C

Dialiser dapat dipakai setelah 24 jam dan harus


dilakukan Reprocessing (Re-use) Kembali jika
dialiser tidak dipakai dalam waktu 10-14 hari
7. Quality Control

Quality control dilakukan oleh


petugas CSSD setiap hari dan
memberikan tanda tangan
dalam buku dokumentasi reuse
Sebelum dialiser reprocessing
(Re-use) digunakan wajib
dilakukan

1. Pembilasan disinfektan

2. Test strip (test residual)


MANUAL REPROCESSING
(RE-USE MANUAL)
Tehnik reuse manual sangat bergantung pada skill dan kualitas
petugas dialysis (human error tinggi)

Alat dan Bahan


1. Dialiser yang sudah dipakai
2. Air RO
3. H2O2 4%
4. Cairan Desinfektan Paracetic acid 3.5 % (Renalin, Hemoclean)
5. Spuit 50 cc atau 100 cc
6. Handscoen disposable
7. Apron
8. Kaca mata pelindung
9. Masker
10.Sepatu boot
Persyaratan pelaksanaan

1. Petugas harus melalui Pendidikan atau


pelatihan
2. Mempunyai sertifikat pelatihan
3. Mempunyai pengalaman yang cukup dalam
melakukan reprocessing manual
4. Memahami tehnik aseptic, pengumpulan
dan penanganan sampel terkait
pencegahan bahaya infeksi dan
keselamatan pasien.
Tatalaksana
1. Petugas mencuci tangan 6 langkah.
2. Petugas memakai alat pelindung diri (handscoen disposibel,
Apron, kaca mata pelindung, masker, sepatu boot)
3. Pembilasan/Rinsing dengan air RO (Flush)
a. Lakukan pembilasan pada kompartemen darah dari arah arteri
ke vena (atas ke bawah)
b. Kemudian lakukan pembilasan pada kompartemen dialisat dari
arah bawah ke atas berlawanan dengan kompartemen
darah. Kemudian lakukan pembilasan dari atas ke bawah
c. Lakukan berulang-ulang, terakhir bersihkan kompartemen
darah dari vena ke arteri
Tatalaksana Lanjut….

4. Cleaning/ Pencucian
a. Alirkan desinfektan yang sudah diencerkan dengan konsentrasi
3,5 % untuk membilas kompartemen dialisat dari bawah ke
atas kemudian alirkan kembali desinfektan untuk membilas
kompartemen darah dari arteri ke vena dan sebaliknya.
b. Jika terdapat sisa darah yang susah dihilangkan dapat diulang
menggunakan H2O2 4%
c. Flush sisa desinfectan hingga bersih menggunakan air RO
d. Keluarkan sisa air RO dalam kompartemen darah dan dialisat,
pada kompartemen darah dorong dengan udara menggunakan
spuit 50 atau 100 mL
Cleaning Lanjut….

e. Tutup kompartemen dialisat kemudian isi kompartemen darah


dengan paracetic acid 3.5%, saat mengisi kompartemen darah
dialiser diposisikan vertical cairan diisi dari bawah ke atas.
f. Setelah kompartemen darah terisi penuh tutup bagian atas
kompartemen darah
g. Keluarkan cairan kedalam gelas ukur dengan cara mendorong
udara kedalam kompartemen darah menggunakan spuit 50 atau
100 mL
h. Catat jumlah cairan yang di tampung, cairan yang tertampung
adalah Volume Priming
Tatalaksana Lanjut….

5. Sterilisasi
a. Lakukan pengisian desinfektan renalin/hemoclean 3,5 % secara
merata pada kompartemen darah dan dialisat.
b. Pengisian dilakukan mulai dari bawah (vena ke arteri) dan tidak
boleh ada gelembung udara.
c. Pertama isi kompartemen darah dan dialisat dengan renalin,
setelah merata buka tutup dialiser dan biarkan renalin terbuang.
d. Langkah kedua isi kembali dengan renalin dan buang kembali
renalin.
Sterilisasi Lanjut….

e. Langkah ketiga isi kembali kompartemen darah dan dialisat,


kemudian tutup dengan kencang kompartemen darah dan
dialisat dengan konektor/tutup yang sudah direndam dengan
renalin 1 %.
f. Periksa kedua kompartemen apakah sudah terisi penuh dan ada
gelembung udara di dalamnya atau tidak
g. Bilaslah seluruh permukaan dialiser dengan kain kasa yang sudah
direndam dengan renalin 1 % sampai bersih.
Tatalaksana Lanjut….

6. Labeling dan dokumentasi


a. Berikan label pada dialiser, dalam label terdapat identitas
pasien, tanggal dilakukan reuse, jumlah reuse dan volume
priming
b. Catat pada buku dokumentasi dialiser reuse
7. Storing/Penyimpanan
a. Sebelum disimpan sebaiknya dialiser dikeringkan dari sisa-
sisa cairan dipermukaan dialiser dengan lap/tisu
b. Simpan dialiser pada lemari/dispenser khusus dialiser
c. Pastikan suhu ruang penyimpanan tidak lebih dari 25º C
Tatalaksana Lanjut….

8. Quality control dilakukan oleh petugas SCCD setiap hari dan


membubuhkan tanda tangan dalam buku dokumentasi reuse
9. APD dilepas
10. Petugas mencuci tangan 6 langkah
AUTOMATIC REPROCESSING
(RE-USE OTOMATIS DENGAN MESIN)

Suatu proses tindakan untuk pemakaian dialiser ulang dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan mesin reprocessing/mesin re-use

Alat dan Bahan


1. Dialiser yang sudah dipakai
2. Mesin Reprocessing (Renatron, Neprotron, Renalpro, dll)
3. Air RO
4. H2O2 4%
5. Cairan Desinfektan Paracetic acid 3.5 % (Renalin, Hemoclean)
6. Handscoen disposable
7. Apron
8. Kaca mata pelindung
9. Masker
10.Sepatu boot
Persyaratan pelaksanaan

1. Petugas harus melalui Pendidikan atau


pelatihan
2. Mempunyai sertifikat pelatihan
3. Mempunyai pengalaman yang cukup dalam
melakukan automatic reprocessing
4. Memahami tehnik aseptic, pengumpulan
dan penanganan sampel terkait
pencegahan bahaya infeksi dan
keselamatan pasien.
Tatalaksana

1. Petugas mencuci tangan 6 langkah.


2. Petugas memakai alat pelindung diri (handscoen disposibel,
Apron, kaca mata pelindung, masker, sepatu boot)
3. Pastikan mesin terhubung dengan sumber listrik
4. Pastikan tekanan air RO ke mesin cukup (dapat dilihat pada
pressure gauge keran RO sebelum masuk ke mesin
reprocessing)
5. Pastikan selang desinfectan tersambung ke gallon desinfektan
(Renalin, Hemoclean) dan posisi selang drainase harus lebih
rendah dari mesin
Tatalaksana Lanjut….

6. Sebelum mesin reprocessing digunakan, mesin dikalibrasi dengan cara:


a. Tekan tombol switch ON dibelakang mesin
b. Tunggu mesin hidup (muncul nama mesin)
c. Tekan tombol ENTER
d. Tulisan dilayar menjadi “Normal (Type 1) Dializer”
e. Sambungkan selang warna merah dan biru pada sisi darah dengan
alat CALIBRATION CELL
f. Tekan tombol NEXT
g. Tekan menu CALIBRATION (wajib melakukan kalibrasi sebelum reuse
digunakan). Mesin akan otomatis melakukan kalibrasi
h. Jika selesai display akan menunjukkan “MEASURE TCV” antara ( 55 –
61 ml untuk mesin ADR 88) atau ( 67 – 73 ml untuk mesin Renatron )
i. Jika angka diluar normal, dapat menghubungi teknisi
Tatalaksana Lanjut….

7. Pasang dialyzer yang sudah dipakai psien pada tempatnya


8. Sambungkan selang darah warna merah dan biru pada kompartemen
darah.
9. Sambungkan konektor dialisat pada kompartemen dialisat
10. Tutup pelindung mesin
11. Tekan menu sebelah kiri atas pada calibration, akan keluar menu.
Tekan tombol Cleaning, seluruh proses reuse dilakukan secara lengkap
mulai tahap:
a. Flushing (pembersihan darah dengan air RO secara otomatis)
b. Ukur TCV, jika hasil > 80 % dari type dialyzer baru maka test
dinyatakan Lulus
c. Test leak (kebocoran dialyzer)
d. Melakukan desinfektion (pengisian larutan sterilisasi ke dalam
dialyzer)
Tatalaksana Lanjut….

12. Jika TCV (Total Cell Volume) lulus artinya Dializer layak dipakai
13. Jika test TCV failed (gagal) cek kembali konektor di dialyzer
kemungkinan kendor, ada kebocoran di sambungan dialyzer, hubungi
teknisi
14. Melakukan test leak secara otomatis. Jika nilai test leak failed
(gagal) kembali ke menu leakage test lagi.
15. Jika test leak lulus otomatis layer pindah ke disinfection
16. “Disinfection Complate” selesai
17. Labeling dan dokumentasi
a. Berikan label pada dialiser, dalam label terdapat identitas
pasien, tanggal dilakukan reuse, jumlah reuse dan volume priming
b. Catat pada buku dokumentasi dialiser reuse
Tatalaksana Lanjut….

18. Storing/Penyimpanan
a. Sebelum disimpan sebaiknya dialiser dikeringkan dari sisa-
sisa cairan dipermukaan dialiser dengan lap/tisu
b. Simpan dialiser pada lemari/dispenser khusus dialiser
c. Pastikan suhu ruang penyimpanan tidak lebih dari 25º C
19. Quality control dilakukan oleh petugas SCCD setiap hari dan
membubuhkan tanda tangan dalam buku dokumentasi reuse
20. APD dilepas
21. Petugas mencuci tangan 6 langkah
Perbandingan Manual reprocessing dan
Automatik Reprocessing

No Perbedaan Manual Mesin

1 Waktu Pengerjaan ± 10 Menit ± 10 Menit

2 Pengukuran V.Priming Visual Otomatis

3 Kontrol Kebocoran Visual Sudah Ada ( Leak Test )

4 Sterilisasi Steril Steril

5 Komposisi Cairan Manual Standar

6 Kontak Bahan Kimia Sering Tidak Ada

7 Kenyamanan Bekerja Kurang Nyaman Nyaman

8 Biaya Lebih Murah Relatif Mahal


Medical-legal issues

Strict regulations cover the re-use of dialysers


labelled by manufactures as ‘for single use’ –
regulated by the FDA and HCFA in the US, and the
Medical Devices Authority in the UK. The
responsibility for multiple use of dialysers falls on
the dialysis unit and medical practitioner. Informed
consent from patients may be appropriate.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai