Anda di halaman 1dari 31

Teknik Pemeriksaan

Appendikografi

1
Learning Outcame :
1. Anatomi appendix
2. Indikasi dan kontra indikasi
3. Prosedur pemeriksaan
4. Evaluasi hasil

2
Appendiks ?

• Apendiks (Appendix) = usus buntu/umbai cacing:


merupakan lumen panjang (± 10 cm),
• ujung tertutup,
• sempit,
• melekat pada sekum/caecum (bagian pertama dari
usus besar).

3
Patofisiologi (Pierce dan Neil, 2007).

• Apendisitis (appendicitis) = radang usus buntu.


• Apendisitis Akut = radang usus buntu yang baru saja
terjadi.
• Apendisitis Kronis = radang usus buntu
berulang/kambuhan yang terjadi dalam kurun waktu
lebih dari 2 minggu.
• Apendisitis Perforasi = radang usus buntu yang sudah
lanjut, sehingga usus buntu busuk dan bocor, dengan
disertai adanya nanah.

4
APA PENYEBAB APENDISITIS?

• Akibat adanya sumbatan/obstruksi rongga/lumen


apendiks, sehingga berkembang biaknya bakteri
(umumnya: E. coli) yang mengakibatkan
peradangan/infeksi. Sumbatan dapat dikarenakan
oleh tinja/feses yang keras (fecalith), biji bijian,
cacing, pembengkakkan kelenjar getah bening di
sekitar apendiks, atau tumor (pada usia tua).
(Price dan Wilson, 2006).

5
GEJALA APENDISITIS?
• Gejala khas awal apendisitis umumnya adalah nyeri perut sebelah
• kanan bawah yang didahului dengan rasa tak nyaman di sekitar ulu
hati
• Dapat disertai mual/muntah
• Dapat disertai BAB mencret
• Dapat disertai demam ringan.
• Apabila disertai demam tinggi, perlu dicurigai telah mengalami
apenditis perforasi
• Gejala apendisitis akut pada anak anak cukup sulit untuk diketahui,
sehingga sering kali terlambat terdiagnosis

6
7
Penentuan letak normal ,Tanda dan gejala klinis
tanda deskripsi
Mc. Burney Sign Titik Mc burney berlokasi pada sepertiga
lateral garis antara spina iliaka anterior
superior dan umbilikus.
Nyeri kuadran bawah kanan lateral
terlokalisasi atau tegang pada palpasi dari
perut.
PSOAS sign Nyeri pada hiperekstensi dari paha kanan
(sering mengindikasikan apendiks
retroperitoneal retrosekal)
Obturator sign Nyeri pada rotasi internal pada paha kanan
(apendiks pelvis)
Rovsing sign Nyeri pada kuadran kanan bawah dengan
palpasi kuadran kiri
Dunphy sign Peningkatan nyeri perut kanan bawah saat
batuk
Hip flexion Peningkatan mempertahankan fleksi paha
dengan lutut diatas untuk kenyamanan

8
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG?

1. Laboratorium darah : umumnya ditemukan peningkatan


kadar sel darah putih (lekosit) lebih
dari 10.000/mm3. Kadar lekosit
lebih dari 12.000/mm3 perlu dicurigai
telah terjadi perforasi.
2. USG : Pemeriksaan ini mempunyai angka sensitifitas
dan spesifisitas yang rendah terhadap deteksi
apendisitis.
3. Appendicogram : pemeriksaan dengan Xray
menggunakan kontras (Barium), pemeriksaan
diagnostik ini mempunyai nilai penunjang
diagnosa yang baik untuk mengetahui
sumbatan pada apendiks.
4. CT-Scan
10
Appendikografi
Appendikografi : Teknik pemeriksaan radiologi untuk
memvisualisasikan appediks dengan menggunakan
kontras media positif barium sulfat .

Dapat dilakukan :
1. Secara oral
2. Secara anal

11
KONTRA INDIKASI

• PEMASUKAN MELALUI
ORAL
• PEMASUKAN
– PERFORASI PADA
LAMBUNG MELALUI ANAL
– PERFORASI PADA • TIDAK DIGUNAKAN
USUS KECIL PD PASIEN
PERFORASI USUS
BESAR
• PASIEN
HIPERSENSITIF
BaSo4
12
• Laporkan dokter, bila pasien hamil
• Informasi ke dokter bila ada riwayat alergi
obat/makanan
• Informasi obat yang dikonsumsi pasien saat ini

13
Pemeriksaan apendikografi

• Kontra indikasi dari pemeriksaan ini pada pasien


dengan peritonitis dan curiga perforasi.

14
PERSIAPAN PASIEN PERSIAPAN ALAT
• 48 jam sebelum pemeriksaan
dianjurkan makan makanan lunak tidak – Pesawat sinar – x yang
berserat. Misal : bubur kecap

dilengkapi fluoroscopy
12 jam atau 24 jam sebelum pem
pasien diberikan 2/3 Dulcolac – Kaset dan film sesuai kebutuhan
• Pagi hari pasien diberi dulkolac – Marker
supositoria melalui anus atau
dilavement 
– Apron 
• 4 jam sebelem pemeriksaan pasien – Tempat mengaduk media
harus puasa hingga pemeriksaan kontras 
berlangsung 
– Kantong barium disposible
• Pasien dianjurkan menghindari banyak
bicara dan merokok

PERSIAPAN BAHAN
Bahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 1 sampai 1 : 2
dalam 1 gelas 15
Pemeriksaan radiologis
• Foto polos abdomen
dapat mendiagnosa kelainan – kelainan yang lain pada
abdomen (seperti perforasi, obstruksi usus. atau batu ureter).
Temuan spesifik pada foto polos abdomen adalah adanya
apendikolith
• Pasien minum Kontras Media Positif (Barium Sulfat dengan
kosentrasi 1:1-2 dengan sebanyak 1 (satu) gelas
Contoh 1 : 1 (20 gr BaSo4 + 20 cc air = 40 cc)
• 8 – 12 jam kemudian dibuat Foto lanjutan (Appendicografi)

16
WEIGHT TO WEIGHT/W/W
• SEJUMLAH BaSO4 DICAMPUR DENGAN
SEJUMLAH AIR SEHINGGA DIPEROLEH
CAMPURAN BERATNYA 100 gr
• CONTOH : 20% w/w
20 gr BaSo4 + 80 gr air = 100 gr

17
• Foto polos abdomen
tampak apendikolith
(panah).

18
Foto Lanjutan

PA/AP PROJECTION

Posisi Pasien : Pasien pada posisi pone atau supine, dengan bantal di kepala.
Posisi Objek :
• MSP berada di tengah-tengah meja pemeriksaan
• Pastikan tidak ada rotasi 
Central Ray :
• CR tegak lurus terhadap kaset
• CP setingi iliac crest 
• SID minimal 100 cm
Struktur yang tampak :
• Colon bagian transversum harus diutamakan terisi barium.pada posisi
PA dan terisi udara pada posisi AP.
• Seluruh luas usus harus nampak termasuk flexure olic kiri.
19
20
21
Pengisian penuh dengan kontras pada apendiks,
apendiks normal
22
RPO (Right Posterior Oblique)

• Posisi Pasien : 35O to 45O menuju right dan left


posterior oblique (RPO atau LPO), dengan bantal
• Posisi Objek :
• Letakan bantal di atas kepala.
• Flexikan siku dan letakan di depan tubuh pasien 
• Luruskan MSP dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya
dari garis tengah meja pemeriksaan

23
CENTRAL RAY :
• CR tegak lurus terhadap IR
• Sudutkan CR dengan titik pusat setinggi iliac crest
dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis midsaggital
plane (MSP).  
• SID minimal 100 cm
STRUKTUR YANG TAMPAK
• Tampak Sekum (C) dan appendix

24
25
• Foto Oblique superior
kanan abdomen
dengan barium enema
kontras.
• Tampak Sekum (C) dan
appendix yang
mengalami ofasifikasi
dan kontur yang
ireguler (tanda panah).

26
27
• Foto Appendecogram
Appendecogram (-) : berarti
gambar appendix tidak
nampak karena adanya
obstruksi sehingga kontras
barium tidak mengisi
appendix.
Kesimpulan : Appendixitis

28
Dari pemeriksaan menggunakan barium, criteria diagnosis
apendisitis
• (1) non filling apendiks dengan desakan local sekum
• (2) pengisian dari apendiks dengan penekanan local
pada sekum
• (3) nonfilling apendiks dengan adanya massa pelvis
(kabur pada kuadran bawah kanan dengan
perubahan letak usus halus akibat desakan)
• (4) pola mukosa apendiks irregular dengan
terhentinya pengisian

29
• Keuntungan dari • Kerugian pemeriksaan ini adalah
pemeriksaan ini dapat tingginya hasil nondiagnostik,
untuk menegakkan eksposi radiasi, sensitivitas yang
diagnosis penyakit tidak tinggi (Nonfilling apendiks
lain yang menyerupai merupakan tanda nonspesifik
apendisistis karena appendiks yang tidak
terisi kontras dapat terjadi pada
±10-20% pada orang normal).
• pemeriksaan ini tidak cocok
untuk pasien gawat darurat.

30
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai