Melayu Oleh : Junandar Siti Muaza Febri Andriani Wira Aldi Swirno Tinjauan Umum Bahasa Melayu
• Bahasa merupakan alat untuk menghubungkan atau interaksi individu
dengan individu. Manusia sejak ia bangun sampai ia memejamkan mata, selalu berurusan dengan bahasa dalam arti selalu mempergunakan dan bergaul dengan bahasa. Seandainya kita rajin mencatat kata dan kalimat yang telah kita guna dan manfaatkan setiap hari alangkah banyaknya kata dan kalimat itu. Tentu ada kata atau kalimat yang berulang-ulang muncul dalam pembicaraan kita. Sebaliknya ada kata-kata maupun kalimat yang dua atau tiga hari baru muncul lagi. Manusia setiap kali menggunakan bahasa selalu dalam bentuk berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Oleh karena itu, segala kehidupan atau tingkah laku manusia diatur dengan menggunakan bahasa • Tinjauan Umum Bahasa Melayu • Bahasa Melayu dalam perkembangannya berabad-abad yang lalu telah menyebar ke seluruh wilayah Nusantara dan Asia Tenggara, bahkan juga ke tempat yang lebih jauh. Akibatnya, terbentuklah berbagai dialek areal dan dialek sosial serta ragam-ragam bahasa menurut keperluan. Malah pada abad ke-20 telah melahirkan empat buah bahasa negara, yaitu bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia, bahasa Malaysia di Kerajaan Malaysia, bahasa Brunei di Kesultanan Brunei Darussalam, dan bahasa Melayu Singapura di Republik Singapura. Bahasa Melayu mempunyai banyak dialek regional. Di Semenanjung Malaya terdapat dialek Pattani (di daerah Thailand), Kedah, Kelantan, Perak, dan Johor. Di Filipina bahasa Melayu digunakan dikalangan orang Moro. Di Indonesia jumlah dialek Melayu tidak dapat dihitung secara lengkap, yang diketahui antara lain dialek Deli, Langkat, Riau, Betawi, Kutai, Bali, Larantuka, dan Makasar. Dialek inilah yang kemudian menjadi bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia Tinjauan Umum Kesantunan Pergaulan Dalam Budaya Melayu • Kesantunan dalam budaya Melayu terbagi menjadi dua, yaitu : • 1. Konsep kesaantunan pergaulan • Berdasarkan buku yang ditulis oleh Koentjaraningrat (2007) sopan santun dalam masyarakat Melayu adalah sikap dan tingkah laku yang halus dan tertib yang tampak ketika seseorang berinteraksi dengan masyarakat, meliputi tingkah laku, tutur bahasa, kesopanan berpakaian, dan sikap menghadapi orang lain. Perilaku yang santun dicerminkan dengan bagaimana gerak-gerik seseorang dalam banyak hal, misalnya bersalaman, berbicara, menunjuk, menghadap orang tua, makan bersama, berjalan, dan sebagainya. Orang Melayu dikenal sebagai masyarakat yang saling menghargai dan saling memberi sehingga membentuk sebuah kebiasaan yang menjadi salah satu ciri kepribadian orang Melayu. Tinjauan Umum Kesantunan Pergaulan Dalam Budaya Melayu • 2. Nilai-nilai asas dalam kesatuan pergaulan • Effendy (2012) dalam tulisannya memaparkan asas dalam kesantunan pergaulan yang terdiri dari tujuh nilai, yaitu (1) luruskan niat, elokkan sifat; (2) tempatkan diri pada serasi; (3) pandai-pandai membawa diri; (4) arif menimbang bijak menenggang; (5) tajamkan mata nyaringkan telinga; (6) rela berkorban mahu mengalah; dan (7) rendahkan hati untuk menghindari terjadinya pergaulan yang salah arah dan salah tingkah. Adapun butir-butir Tunjuk Ajar diberikan sebagai petuah amanah yang intinya adalah sebagai berikut ini. Kesimpulan • Bangsa Indonesia sejatinya memiliki nilai-nilai karakter yang tercermin dari tradisi dan adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakatnya. Nilai-nilai karakter inilah yang menjadi landasan moral dan menjadi pedoman hidup bagi masyarakat setempat. Nilai-nilai kehidupan inilah yang selanjutnya berkembang di dalam masyarakat dan dikenal sebagai sebuah kearifan local. Budaya Melayu merupakan sebuah budaya yang sangat menjunjung tinggi nilai kesopansantunan, yang menjadi salah satu asas jati diri kemelayuan yang terpuji. Di dalam pergaulan sehari-hari sopan santun menjadi salah satu tolak ukur untuk menilai seseorang Pentingnya kesopansantunan di dalam kehidupan orang-orang Melayu, menyebabkan mereka berusaha sepenuh daya dan upaya untuk menjadikan dirinya orang yang berbudi pekerti terpuji, berakhlak mulia dengan landasan iman dan takwa. Berpegang kepada asas hidup dan menjunjung tinggi kesantunan menyebabkan orang Melayu ternama bukan hanya karena kekayaan alamnya yang melimpah, tetapi dikenal dan dihormati karena kesopan santunan, keterbukaan dan keramah-tamahannya. Itulah sebabnya nilai-nilai kesantunan diajarkan sejak dini, ditanamkan ke dalam hati anakanak mereka agar besarnya menjadi orang, yaitu menjadi orang yang santun, berbudi luhur, berakhlak mulia, elok lahirnya dan baik batinnya. SEKIAN TERIMAKASIH