Anda di halaman 1dari 47

REUMATOID ARTHRITIS

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


EKA NOVITASARI LT (202151001)
RIZKY TRINANDA (202151002)
ENI ANNISA (202151003)
REFFICHA ANGGUN A (202151004)
AKMAL KHUSAINI (202151005)
BAGAS OKTARIANSYAH (202151006)
KURNIA SYAHLA SALSABILA (202151007)
Pengertian Reumatoid Artritis
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang
etiologinya belum diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif
yang simetris dan pada beberapa kasus disertai keterlibatan
jaringan ekstraartikular.Perjalanan penyakit RA ada 3
macam yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian
besar kasus perjalananya kronik kematian dini (Masyeni,
KTI Reumatoid Athritis, 2018).
B

A
Macam - Macam Rheumatoid Arthritis
Dan Adapun pembagian RA menurut etiologi ada RA Primer dan RA
sekunder. RA Primer sendiri penyebabnya masih idiopatik biasanya
oleh faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan, faktor
hormonal. Sedangkan pada RA Sekunder penyebabnya akibat factor
lain yang dapat merusak sendi seperti factor trauma, etnis, dan faktor
lingkungan seperti merokok, infeksi, faktor diet, polutan, dan
urbanisasi (Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018).
Epidemiologi Rheumatoid Arthritis
Data epidemiologi di Indonesia tentang penyakit RA masih
terbatas. Data terakhir dari Poliklinik Reumatologi RSCM
Jakarta menunjukkan bahwa jumlah kunjungan penderita
RA selama periode Januari sampai Juni 2007 sebanyak 203
dari jumlah seluruh kunjungan sebanyak 1.346 pasien.
(Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018).
Tanda Dan Gejala Rheumatoid Arthritis
Trigger finger adalah gangguan umum yang sering terjadi dan
ditandai dimana jari yang dibengkokan tidak dapat diluruskan
kembali serta berhubungan dengan disfungsi dan nyeri yang
disebabkan penebalan pada suatu tendon fleksor, dalam
kombinasi dengan adanya penebalan di dalam selubung tendon
pada tempat yang sama
Etiologi Rheumatoid Arthritis
AR belum diketahui secara pasti, namun telah diketahui bahwa
terjadinya penyakit ini akibat adanya interaksi antara faktor
genetik (endogen) dan lingkungan (eksogen) Interaksi tersebut
menyebabkan reaksi kaskade proses imunologi yang
diperkirakan sudah dimulai dari beberapa tahun sebelum gejala
klinis muncul.
Penyebab atau faktor resiko yang berhubungan dengan
peningkatan kasus RA dibedakan menjadi dua yaitu Primer dan
Sekunder (Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018):
Primer :
1.Faktor genetik
2.Usia
3.Jenis kelamin
Sekunder
1.Gaya hidup
2.Status sosial ekonomi
3.Merokok
4.Diet
5.Infeksi
Etiopatogenesis dan Patofisiologi Rheumatoid Arthritis

Penyebab pasti masih belum diketahui secara pasti


dimana merupakan penyakit autoimun yang dicetuskan
faktor luar (infeksi, cuaca) dan faktor dalam (usia, jenis
kelamin, keturunan, dan psikologis). Diperkirakan
infeksi virus dan bakteri sebagai pencetus awal RA.
(Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018)
Proses autoimun dalam patogenesis RA masih belum tuntas diketahui,
dan teorinya masih berkembang terus. Dikatakan terjadi berbagai
peran yang saling terkait, antara lain peran genetik, infeksi,
autoantibodi serta peran imunitas selular, humoral, peran sitokin, dan
berbagai mediator keradangan. Semua peran ini, satu sam lainnya
saling terkait dan pada akhirmya menyebabkan keradangan pada
sinovium dan kerusakan sendi disekitarnya atau mungkin organ
lainnya.
Manifestasi Kliniks Rheumatoid Arthritis
Yang khas dari AR adalah poliartritis simetris dengan distribusi
sendi yang terlibat berdasarkan keseringannya yaitu sendi
pergelangan dan jari tangan (75-95%), sternoklavikular dan
manubriosternal (70%), siku (40-61%), bahu (55%), pinggul
(40%), krikoaritenoid (26-86%), vertebra (17-88%), kaki dan
pergelangan kaki (13-90%) dan (4.7-84%) temporomandibular
(Hidayat dkk, Buku Perhimpunan Reumatologi Indonesia 2021).
Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa
minggu atau bulan. Sering pada keadan awal tidak
menunjukkan tanda yang jelas. Keluhan tersebut dapat
berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan keluhan
diluar sendi (Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018).
1.Keluhan umum
2.Kelainan sendi
3.Kelainan diluar sendi
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi :
Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) :
80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) :
Biasanya digunakan dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan spesifisitas
95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan antara anti CCP terhadap beratnya
penyakit tidak konsisten
Next….

2.Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak,
penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”,
osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi. (Masyeni,
KTI Reumatoid Athritis, 2018).
Pencegahan
Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko: (Masyeni, KTI Reumatoid
Athritis, 2018).
1.Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk
mengurangi risiko peradangan oleh RA.

2.Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot


sendi. Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain,
jongkok-bangun, menarik kaki ke belakang pantat, ataupun
gerakan untuk melatih otot lainnya.
3.Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut
akan bekerja lebih berat untuk menyangga tubuh.
4.Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang
polong, jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim.
5.Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan
pelumas pada sendi juga terdiri dari air.
6.Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa
merokok merupakan faktor risiko terjadinya RA.
Penanganan
Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi
farmakologi, rehabilitasi dan pembedahan bila
diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan
keluarga. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan
inflamasi, mencegah deformitas, mengembalikan
fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan lebih
lanjut (Masyeni, KTI Reumatoid Athritis, 2018).
Next….
1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
2. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
3. Kortikosteroid
4. Rehabilitasi
5. Pembedahan
Rheumatoid Artritis pada Articulatio Carpaha
dan Meta Carpalia
Pengertian
Artritis rheumatoid metacarpalphalanges adalah
penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau
jaringan penunjang sekitar sendi- sendi di Articulatio
Carpaha dan Meta Carpalia, golongan penyakit ini
merupakan penyakit autoimun yang banyak diderita
oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke atas).
Anatomi
•Tulang Articulatio Carpaha and Meta Carpalia
Tulang pada Pergelangan Tangan dan Tangan
Pergelangan tangan berisi delapan tulang, kira-kira
sejajar dalam dua baris, yang dikenal sebagai tulang
karpalia. Baris proksimal tulang karpal berisi tulang
yang berartikulasi dengan lengan bawah (radius dan
ulna), dan barisan tulang karpal bagian timur
berartikulasi dengan tulang panjang pada tangan
(metacarpals). ( Eddy Purnomo, Buku Anatomi
Fungsional 2019)
Baris proksimal tulang karpal, dari lateral ke medial,
diidentifikasi sebagai :
1.skafoid (juga dikenal sebagai navicular)
2.lunatum
3.triquetrum
4.pisiformis
Next …
Tulang-tulang di barisan carpal distal berartikulasi dengan
tulangtulang tangan. Mereka adalah dari lateral ke media:
1.trapezium (juga dikenal sebagai multangulum atau mayor
multangulum-mayor yang lebih besar)
2.trapesium (juga dikenal sebagai minor multangular atau
multangulus minor)
3.kapitatum
4.hamatum.
Next….
Ada lima tulang tangan yang dikenal sebagai tulang
metacarpal yaitu:
1.Tulang metakarpal ibu jari biasanya disebut sebagai
metakarpal pertama.
2.Metacarpal kedua adalah indeks jari
3.Metacarpal ketiga adalah jari tengah
4.Metacarpal keempat adalah jari manis dan tulang
5.Metacarpal kelima adalah jari kelingking.
•Sendi-Sendi dan Ligamentum pada Articulatio
Carpaha dan Meta Carpalia
Sejumlah besar tulang yang menyusun
pergelangan tangan (ulna, radius, delapan
carpalia, dan lima metakarpalia), ada banyak
sendi yang membentuk struktur yang dikenal
sebagai pergelangan tangan, yaitu: ( Eddy
Purnomo, Buku Anatomi Fungsional 2019)
1.Sendi antara tulang lengan bawah dan barisan
proksimal karpal (radiokarpal)
2.Sendi antara proksimal dan bagian distal
carpalia (midcarpals)
3.Sendi sambungan antara barisan karpal bagian
distal dengan lima tulang metacarpal tangan
(carpo-metacarpals)
4.Sendi antara tulang karpal di setiap baris
(intercarpal)
Next ..
Ada enam ligamen utama pergelangan tangan
yaitu :
1.Ligamentum capsular
2.Ligamentum radiokarpal volar (palmar)
3.Ligamentum radiokarpalis dorsal.
4.Ligamentum collateral radial (lateral)
5.Ligamentum collateral ulnaris (medial)
6.Ligamen intercarpal
• Otot- otot pada Articulatio Carpaha and Meta Carpalia
1.Otot Ekstrinsik dari Pergelangan Tangan
- melakukan gerakan abduksi dan membantu gerakan fleksi pada sendi MP kelima.

2.Otot-Otot Pada bagian Anterior


- Otot flexor carpi radialis Kontraksi otot fleksor karpi radialis menghasilkan fleksi
dan deviasi radial pergelangan tangan
- Fleksor karpi ulnaris Otot ini menghasilkan fleksi dan deviasi ulnaris pada
pergelangan tangan.
- Fleksor digitorum superfisialis Otot ini melenturkan pergelangan tangan, sendi
MP, dan sendi PIP dari empat jari.
- Palmaris longus Kontraksi otot ini menyebabkan gerakan fleksi pergelangan
tangan dan penguatan fascia palmaris.
- Fleksor digitorum profundus Otot ini terlibat dalam gerakan fleksi pergelangan
tangan, empat sendi MP, empat sendi PIP, dan empat sendi DIP dari jari-jari.
3.Otot Pada Bagian Posterior
- Extensor carpi radialis brevis Gerakan yang dihasilkan oleh otot ini adalah
ekstensi dan deviasi radial pergelangan tangan.
- Extensor carpi ulnaris salah satu dari 4 otot yang berorigo dari tendo ekstensi
pada umumnya.
- Extensor digitorum (communis) Dari keempat jari otot ini memanjang di
pergelangan tangan, sendi MP, sendi PIP, dan sendi DIP.
- Extensor digiti minimus (proprius) Otot berinsersio pada dasar phalanx
proksimal dari jari kelima dan menuju ke pergelangan tangan dan sendi MP.
- Extensor carpi radialis longus Gerakan yang dapat dilakukan adalah ekstensi
dan deviasi radial pada pergelangan tangan.
- Extensor indicis Fungsi utamanya adalah untuk ektensi sendi MP dari jari
telunjuk, dan juga membantu dalam ekstensi pergelangan tangan.
Next ….
4.Otot-Otot Intrinsik Pada Tangan
- Abductor digiti minimus
- Opponens digiti minimi
- Dorsal interossei
- Palmar interossei
- Lumbricales

5.Otot Ekstrinsik Tangan


- Extensor pollicis longus
- Extensor pollicis brevis
- Abductor pollicis longus
- Flexor pollicis longus

6.Otot Intrinsik Tangan


- Flexor pollicis servis
- Abductor pollicis brevis
- Opponens pollicis
- Adductor pollicis
Biomekanika

Gerakan utama di antara semua sendi pergelangan tangan


didefinisikan sebagai gliding/meluncur. Kombinasi dari gerakan
gabungan yang meluncur ini menghasilkan gerak pada
pergelangan tangan dan memiliki empat macam gerakan
fundamental fleksi (yang terjadi terutama di sendi radiocarpal),
ekstensi (yang terjadi terutama pada sendi midcarpal), deviasi
ulnaris (adduksi), dan deviasi radial (abduksi).
Tanda Dan Gejala
Artritis reumatoid terutama menyerang sendi-sendi, tulang, ligamentum,
tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala
usia. Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau
hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang
disebabkan oleh penyakit artritis reumatoid tidak hanya berupa
keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang
paling ditakuti yaitu menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan
gangguan aktivitas hidup sehari-hari
Next….
Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia, masa kerja, pengetahuan
tentang arffitis reumatoid, penggunaan Alat Pelindung Diri
(faktor endogen) dan suhu serta lingkungan (faktor eksogen)
( Agus dkk, Jurnal Kesehatan Global 2020)
1. Kaku dan nyeri pada persendian
2.Dapat disertai bengkak dan kemerahan pada sendi
3.Penurunan
4.atau keterbatasan pergerakan sendi
5.Cepat Lelah
Etiologi
Penyakit artritis reumatoid dapat menyerang semua lapisan masyarakat
dengan berbagai tingkat sosio-ekonomi, pendidikan, ras, gender, dan
usia. Penyebabnya;( Agus dkk, Jurnal Kesehatan Global 2020)
1.Infeksi
2.trauma pada sendi
3.autoimun
4.gangguan metabolic
5.Jenis kelamin
6.Genetik
7.Usia
Patofisiologi
Awal mulanya terjadi dalam jaringan sinovial,diproses oleh fagositosis
yang menghasilkan enzim- enzim dalam sendi. Enzim- enzim tersebut
akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,proleferasi membran
sinovial dan akhirnya pembentukan pannus.Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang yang
mengakibatkan menghilangnya permukaan sendi yang akan
mengganggu gerak sendi.reaksi inflamasi yang terjadi pada (Yuliana dkk,
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 2022).
 
Pemeriksaan spesifik
a. Rheumatoid Faktor (RF)
Rheumatoid Faktor adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG,
Rheumatoid Faktor terutama dipakai untuk mendiagnosa Rheumatoid Arthritis. Sekitar
80-85% penderita Rheumatoid Arthritis mempunyai autoantibody yang dikenal dengan
nama Rheuimatoid Faktor dalam serumnya dan menunjukan Rheumatoid Faktor
positif.

b. Anti CCP (Anti-Cylic Citrulinnated Peptide Antibodies)


Pemeriksaan autoantibodi untuk melawan Cylic Citrulinnated Peptide Antibodies dalam
darah. Anti-Cylic Citrulinnated Peptide Antibodies positif berkaitan dengan manifestasi
sendi dan luar sendi yang berat.

c. Laju Endap Darah


Merupakan pertanda radang, yang bisa meningkat pada semua penyakit rematik yang
aktif, pada infeksi akut dan kronis dan pada keganasan.
d. CRP (C Rective Protein)
Merupakan protein yang dihasilkan oleh hati sebagai respon inflamasi
(radang) atau infeksi dalam tubuh. Pada Rheumatoid Arthritis aktif, C
Reaktive Protein dapat meningkat dan kemudian menurun jika pada
Rheumatoid Arthritis sudah remisi.

e. ANA (Anti-Nuclear Antibody)


Pemeriksaan darah untuk deteksi penyakit autoimun pada umumnya. Pada
Rheumatoid Arthritis 30-50% Anti-Nuclear Antibody

f. Cairan Sendi
Jika ditemukan cairan pada sendi, cairan tersebut akan diambil dan
diperiksa di laboratorium. Pada Rheumatoid Arthritis, jumlah sel cairan
sendi yang mengalami inflamasi 5.000-50.000/mm3 (Langow, 2018).
Penatalaksanaan fisioterapi
• Ultrasound (US)
- Pengertian
termasuk jenis thermotherapy (terapi panas) yang berfungsi unutk mengurangi
nyeri yang dirasakan didalam tubuh baik nyeri berat maupun nyeri
ringan.Ultrasound (US) mempunyai gelombang suara tinggi dengan frekuensi 1
atau 3MHz (>20.000 Hz) (Praramardani S dkk, Jurnal Kesehatan dan Masyarakat
2021).
- Tujuan
Tujuan dari pemberian Ultra sound yaitu untuk micromassage pada jaringan tubuh,
untuk mempercepat penyembuhan jaringan kolagen, mengurangi ketegangan otot,
untuk mengurangi rasa nyeri
(Mamuaja, Karya Tulis Ilmiah Laporan Hasil Penelitian 2021).

- Cara Pemakaian
Sebelum terapi dimulai pasien diberikan edukasi seputar proses terapi yang
nantinya akan diberikan oleh fisioterapis serta tujuan dari terapi ultra sound therapy
ini, kemudian daerah yang akan diterapi harus dibebaskan dari baju maupun
benda lain yang menempel setepat mungkin, tes sensibilitas panas pada area yang
akan diterapi tersebut ( Mamuaja, Karya Tulis Ilmiah Laporan Hasil Penelitian
2021).
- Dosis Pemakaian
Intensitas terapi dari ultra sound yang disarankan yaitu :
(1) kontinyu; intensitas rendah <0,3 W/cm2, ( 2 ) intensitas sedang; 0,3 – 1,2
W/cm2, ( 3 ) intensitas kuat; 1,2 – 3 W/cm2,, (4) untuk efek teraupetik; 0,7 – 3
MHz. (Sudarsini, 2017). Dan Frekuensi terapi dari ultra sound yang disarankan
yaitu : (1) pada kondisi subakut waktu 3 menit, dengan diulang 1 x 1 hari,
sehari 10x, (2) pada kondisi kronis waktu 5–10menit, dengan diulang sebanyak
1x1hari atau 1 x 2 hari ( Mamuaja, Karya Tulis Ilmiah Laporan Hasil Penelitian
2021).

- Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi dan Kontraindikasi US pada rheumatoid arthritis menurut ( Mamuaja,
Karya Tulis Ilmiah Laporan Hasil Penelitian 2021) yaitu :
INDIKASI :
a.Spasme otot
b.Kekakuan pada sendi
c.Nyeri sendi

Kontraindikasi:
a.Tumor atau kanker.
b.Kehamilan.
c.Menggunakan alat pacu jantung.
d.Menggunakan komponen plastik atau bahan methylmethacrylate cement
atau sering disebut joint cement pada daerah sendi sebagai prosthesis pada
operasi penggantian sendi.
e.Gangguan perdarahan terutama thrombophlebitis
• Terapi Latihan Range Of Movement
- Pengertian
latihan yang menggerakan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai
kemampuan seseorang yang tidak menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang
digerakkan (Royani dkk, Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro 2018)

- Tujuan
Adanya pergerakan pada persendian akan menyebabkan terjadinya peningkatan
aliran darah kedalam kapsula sendi. ( Mamuaja, Karya Tulis Ilmiah Laporan
Hasil Penelitian 2021).
- Cara Melakukan
Menurut (Indrawati, Tesis Pengaruh Terapi Latihan Range Of
Motion 2018)
A B
- Indikasi dan Kontraindikasi
Menurut (Indrawati, Tesis Pengaruh Terapi Latihan Range Of Motion 2018)

Indikasi:
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas
sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan.
c. persendian sepenuhnya, digunakan A- AROM (Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM
Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau
mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
d. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
e. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang
tidak dapat bergerak.

Kontraindikasi:
a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses
penyembuhan cedera.
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan (life
threatening).
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai