Anda di halaman 1dari 24

1

Adapun setelah selesai pembelajaran ini, Anda diharapkan


dapat memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
• Dapat memahami latar belakang pembelajaran mikro sebagai
salah satu pendekatan atau model pembelajaran untuk
mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan mengajar bagi
para calon guru maupun para guru
• Dapat memahami dan menganalisis beberapa pengertian
pembelajaran mikro sebagai dasar untuk menunjang kelancaran
proses latihan melalui pendekatan pembelajaran mikro
• Dapat memahami tujuan dan manfaat pembelajaran mikro
sebagai salah satu pendekatan atau model pembelajaran untuk
mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan guru yang
profesional2
Ada empat komponen utama yang saling terkait dalam proses
pembelajaran yaitu:
a) tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai,
b) materi atau bahan ajar yang harus dikuasai oleh siswa,
c) metode atau cara untuk membelajarkan siswa untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, dan
d) evaluasi sebagai alat untuk mengetahui tingkat ketercapaian
tujuan atau kompetensi yang ditetapkan. Keempat komponen
tersebut antara satu unsur dengan unsur lainnya saling
mempengaruhi sehingga pembelajaran dikatakan sebagai statu
sistem
3

Adapun yang menjadi persoalan, apakah setiap


mahasiswa calon guru yang telah menyelesaikan
seluruh program perkuliahan pada lembaga
pendidikan keguruan yang diikutinya dapat
sekaligus memiliki kemampuan melaksanakan
tugas pembelajaran?
4

yang komplek itu secara profesional di sekolah tempatnya


bertugas ... ?; Apakah setiap mahasiswa calon guru atau para
guru yang sudah lama mengajar dijamin sudah menguasai dan
menerapkan keterampilan dasar mengajar secara profesional ...
?; dan apakah setiap guru sudah memahami dan mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara logis dan
sistematis ... ?, atau sejumlah pertanyaan lain yang
dipersyaratkan harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran
5

-Pentingnya Pendekatan Pembelajaran Mikro (Micro


Teaching)
Kehadiran pembelajaran mikro (micro teaching) dalam program
kurikulum pendidikan keguruan sudah cukup lama, yaitu sekitar
tahun 1963. Walaupun sudah cukup lama, kehadiran pembelajaran
mikro dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi dalam upaya
mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi) guru
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
6
Sebelum muncul pendekatan pembelajaran mikro, setiap
mahasiswa calon guru yang telah menyelesaikan program
perkuliahan yang bersifat teori, untuk memberikan pengalaman
praktis mereka langsung diterjunkan ke sekolah tempat latihan
untuk melakukan praktek mengajar, atau yang sering disebut
dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Ilmu pengetahun dan teknologi terus berkembang dengan cepat,


dan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
banyak berdampak pada tuntutan peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) termasuk terhadap tuntutan peningkatan
profesionalisme para guru. Untuk merespon tuntutan tersebut,
upaya-upaya inovasi dalam program penyiapan calon guru terus
7
Sebelum munculnya pembelajaran mikro, para calon guru yang
telah menyelesaikan seluruh mata kuliah keguruan dan bidang
studi yang harus dikuasainya, kemudian dilanjutkan dengan
memberikan pengalaman praktis mengajar, yaitu dengan
mengikuti kegiatan praktek di sekolah tempat latihan melalui
Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Ketika menempuh PPL setiap mahasiswa langsung mengajar di


kelas yang sebenarnya, melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
secara utuh (real teaching on the real class room teaching).
Mereka (mahasiswa calon guru) langsung tampil di dalam kelas
melaksanakan proses pembelajaran, berhadapan dengan siswa
yang berjumlah rata-rata antara 30-35 orang siswa,
8

Dari hasil pemantauan ternyata pendekatan yang dilakukan seperti


itu kurang memberikan kontribusi yang cukup baik bagi
penyiapan, pembinaan maupun peningkatan kemampuan guru
profesional

Profesi guru sebagai tenaga pendidik, dalam peraturan pemerintah


dinyatakan bahwa ”pendidikan harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran” (PP no. 19
tahun 2005 pasal 28 ayat 1). Dalam penjelasan atas peraturan
pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen
pembelajaran (learning agent) memiliki empat fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi fasilitator pembelajaran; yaitu guru memiliki
kewajiban profesional mengelola pembelajaran, sehingga 9
dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar. Untuk
memudahkan siswa belajar maka peran keterampilan
dasdar mengajar mutlak harus dikuasai

2. Fungsi motivator pembelajaran; yaitu setiap guru


dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan cara
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
Motivasi adalah suatu kekuatan (energy) yang harus
tumbuh dan dimiliki setiap siswa agar tercipta
pembelajaran yang efektif
motivasi dan semangat belajar siswa sudah dimiliki, bagi
guru tidak akan terlalu sulit membimbing kegiatan belajar 10
siswa.

4. Fungsi pemberi inspirasi belajar; siswa adalah sebagai


pebelajar yang aktif, siswa bukan tabung kosong yang
hanya siap untuk menerima. Menurut filsafat
konstruktivisme siswa adalah pembangun pengetahuan,
ketika siswa masuk kedalam kelas mereka sudah membawa
sejumlah pengalaman yang siap untuk dikembangkan. Oleh
karena itu dalam rangka mengembangkan potensi siswa,
guru bukan bertindak sebagai pemberi pengetahuan, akan
tetapi yang memberi inspirasi bagi siswa agar dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Dengan demikian jelas bahwa guru memiliki fungsi ganda
yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Keduanya 11
sama penting, tidak bisa dipisahkan ibarat dua sisi mata
uang saling melengkapi dan memiliki nilai yang sama.
Untuk merealisasikan kedua fungsi tersebut, maka setiap
guru mutlak harus menguasai jenis-jenis keterampilan dasar
mengajar. Penguasaan terhadap setiap jenis keterampilan
dasar mengajar, tidak bisa sekaligus, akan tetapi harus
melewati proses yang terencana, melalui berbagai
pendekatan pembelajaran dan dilakukan secara
berkelanjutan
12

Jika diibaratkan seorang guru sebagai seorang konduktor


(dirigen) sebuah simponi. Sebagai seorang dirigen bagaimana ia
mampu memerankan dirinya sebagai seorang pemimpin yang
berwibawa, menguasai dan menghayati lagu- lagu yang akan
ditampilkan, penampilannya sempurna, terampil memperagakan
gerakan-gerakan anggota tubuh yang dapat dimengerti dan siap
diikuti oleh para pemain simponi, sehingga akhirnya dapat
menghasilkan perpaduan orkestra yang bukan hanya enak
didengar, melainkan juga indah dipandang.
13

Untuk menghasilkan sebuah komposisi simponi yang baik, tentu


saja pada awalnya mereka tidak langsung berada dalam satu grup
memainkan setiap alat musik dalam suatu pertunjukan yang
sebenanrnya. Pada awalnya mereka berlatih secara bagian demi
bagian, baik secara individu ditempat masing-masing, maupun di
studio tempat latihan. Mereka berlatih setiap jenis keterampilan
yang harus dikuasai sesuai dengan perannya masing-masing. Jika
dianggap sudah terampil, baru digabung dalam suatu kesatuan
yang utuh dan bermain dalam suatu pertunjukan yang
direncanakan
14

Pembelajaran mikro (micro teaching) memiliki peran yang


sangat strategis dalam mempersiapkan dan membina
kemampuan guru sesuai dengan tuntutan profesional. Sebelum
menghadapi proses pembelajaran yang sebenarnya dengan
permasalahan yang komplek, terlebih dahulu dipersiapkan
khusus berkenaan dengan keterampilan-keterampilan dasar
mengajar yang harus dikuasainya. Ketika keterampilan dasar
mengajar telah dikuasainya, maka akan berdampak pula pada
kesiapan dari segi mental yang harus dimiliki pula oleh setiap
guru.
15

Setelah mengkaji perkembangan model pembelajaran mikro


sebagai salah satu pendekatan pembelajaran untuk
mempersiapkan dan meningkatkan profesionalisme guru,
maka pada garis besarnya ada dua alasan utama yang menjadi
alasan atau dasar pemikiran pentingnya penerapan model
pembelajaran mikro, yaitu:
16
1. Alasan pengembangan ilmu pengetahuan
(pengetahuan keguruan khususnya dan pendidikan
secara lebih luas)
Seperti diketahui oleh semua pihak bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk seni selalu
berkembang dan mengalami perubahan-perubahan. Akibat
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berdampakpula pada tuntutan perkembangan dan
perubahan terhadap berbagai profesi termasuk profesi
keguruan. Profesi guru digolongkan pada profesi yang
relatif baru tumbuh dan berkembang ((emerging profession)
yang tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah
dicapai oleh profesi-profesi yang sudah mapan (old
17
Untuk lebih memantapkan profesi guru tentu saja harus didukung
oleh ilmu, teori atau pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang teruji.
Dengan demikian akan semakin memperkuat keyakinan pihak-
pihak yang terkait dengan profesi guru tersebut. Salah satu
metode ilmiah untuk menguji kebenaran pengetahuan, teori atau
konsep-konsep dalam keguruan khususnya berkenaan dengan
pembelajaran adalah melalui percobaan (eksperimen).

Pembelajaran mikro (micro teaching) dapat dijadikan alternatif


yang tepat untuk menguji teori atau konsep baru, sehingga dari
percobaan yang diterapkan melalui pembelajaran mikro akan
dilahirkan konsep, teori atau pengetahuan- pengetahuan baru
tentang pembelajaran pada khususnya dan pendidikan secara lebih
18
Misalnya ketika seorang guru menemukan konsep ”modeling”
dalam unsur-unsur model pembelajaran Contectual Teaching and
Learning (CTL). Lalu guru tersebut berkeinginan untuk
menerapkan konsep tersebut dalam pembelajaran di kelasnya.
Maka yang lebih baik sebelum diterapkan dalam pembelajaran
sebenanrnya, terlebih dahulu dipelajari konsepnya, karakteristik,
prinsip dari modeling tersebut. Setelah dimiliki pengetahuan yang
sukup baru melakukan uji coba dalam suatu pendekatan
pembelajaran mikro, sehingga darti percobaab tersebut dapat
diketahui letak keungulan, kelemahan, cara praktis menerapkan
modeling.
19
Setelah dilakukan uji coba kemudian disimpulkan, sehingga
menjadi pengetahuan baru penggunaan konsep modeling
dalam praktek pembelajaran.
Ketika ditemukan teori, konsep atau pengetahuan baru
berkenaan dengan keguruan atau pendidikan, maka akan
semakin memperkuat pengakuan terhadap profesi guru itu
sendiri. Menurut National Education Association (NEA),
bahwa suatu jabatan profesi memiliki ciri antara lain:
a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual,
b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang
khusus,
c) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang
lama,
20
2. Alasan pembinaan kemampuan praktis
Ada pernyataan klasik yang patut menjadi renungan kita
bersama ”tidak ada praktek yang baik, tanpa didasari oleh
teori yang mapan; sebaliknya teori saja tanpa praktek tidak
akan memberikan dampak positif”. Artinya keduanya antara
tyeori dan praktek sama-sama pentingnya.

Pengetahuan-pengetahun
baru tentang pembelajaran selalu bermunculan. Demikian
pula teori, konsep atau pengetahun-pengetahuan yang lama
belum semua dapat diungkap dan dipraktekkan dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Banyak alasan kenapa belum diterapkan, misalnya belum
21

Untuk menghindari dari beberapa kecemasan tersebut, maka


melalui pembelajaran mikro dapat diatasai. Secara teori mungkin
Anda sudah menguasai beberapa jenis keterampilan dasar
mengajar, tetapi secara praktis belum pernah menerapkan karena
beberapa alasan yang dikemukakan di atas. Kehawatiran tersebut
dapat dihindari melalui latihan dengan model pembelajaran
mikro.
22
Dalam pembelajaran mikro setiap peserta tanpa harus takut
salah mencobakan jenis-jenis keterampilan mengajar seperti
bagaimana keterampilan membuka pembelajaran yang baik.
Pada saat praktek tersebut dilakukan kontrol yang ketat, dan
kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk memberikan
masukan kelebihan, kekurangan termasuk saran perbaikan yang
dilakukan dalam latihan berikutnya. Begitulah seterusnya
sampai pada akhirnya guru tersebut memiliki kemampuan
optimal dan siap digunakan dalam pembelajaran yang
sebenarnya.

Secara khusus selain dari kedua alasan utama yang dikemukakan


di atas, bahwa alasan yang dapat dijadikan dasar pesatnya
23
• Pembelajaran mikro telah dirancang untuk memberi
kesempatan bagi para calon maupun guru untuk menemukan
dan meningkatkan teknik dan keterampilan-keterampilan
berkenaan dengan tugas profesinya.
• .Dalam perkembangannya pembelajaran mikro tidak hanya
cukup efektif dalam melatih keterampilan mengajar, tetapi
dapat digunakan pula untuk mencoba dalam menerapkan
kebijakan kurikulum baru maupun model, strategi dan teknik
pembelajaran.
• Melalui pendekatan pembelajaran mikro dapat memberi
kesempatan kepada setiap calon maupun bagi para guru untuk
melatih setiap elemen pembelajaran dengan aman,
terkendali dan terkontrol, sehingga memungkinkan setiap

Anda mungkin juga menyukai