Anda di halaman 1dari 16

FILARIASIS

Kelompok 2
Filariasis
• Filariasis (penyakit kaki gajah)
adalah penyakit kronis dan
menahun yang disebabkan oleh
cacing filaria yang menyerang
saluran dan kelenjar getah bening,
dengan perantaraan nyamuk
sebagai vektor.
Data Penyakit
• Di Indonesia ditemukan tiga
Penyebab jenis parasit (cacing filaria)
penyebab filariasis limfatik
pada manusia yaitu Wucheria
Bancrofti, Brugia Malayu,
dan Brugia Timori yang dapat
menular dengan perantaraan
nyamuk sebagai vektor.
Penyebab

1. Wuchereria Bancrofti
Di daerah perkotaan, jenis cacing ini ditularkan oleh
nyamuk Culex Quinquefasatus. Sedangkan dipedesaan
dengan endemis tinggi terutama di Irian Jaya (Papua)
ditularkan melalui Anopheles, Culex dan Aedes.

Mikrofilarianya berukuran ±250µ, cacing betina dewasa berukuran panjang 65 –


100mm dan cacing jantan dewasa berukuran panjang ±40mm.
Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang.
Jika terlalu banyak cacing yang berada dipembuluh darah maka dapat menyumbat
aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak.
Penyebab

2. Brugia Malayi
Brugia Malayi biasanya ditularkan oleh berbagai
spesies mansonia (Ma.uniformis, Ma.bonneae,
Ma.dives dll), berkembang biak di daerah rawa di
Sumatra, Kalimantan, Maluku dan lain-lain.
B.malayi yang periodik ditularkan oleh
An.Barbirostris dengan sawah sebagai tempat
perindukannya, seperti di daerah Sulawesi.
Penyebab

2. Brugia Timori
Sejak ditemukan tahun 1965 di Indonesia
hingga sekarang, spesies ini hanya
ditemukan di daerah NTT dan Timor-Timor,
ditularkan oleh An.barbirostris yang
berkembang biak di daerah sawah, baik di
dekat pantai maupun di darah pedalarnan.
Penyebaran Penyakit
• Filariasis ditularkan dari seorang penderita filariasis yang dalam darahnya
mengandung bakal larva cacing filaria kepada orang lain melalui gigitan nyamuk
• Pada saat nyamuk menghisap darah penderita, bakal larva cacing ikut terhisap ke
dalam tubuh nyamuk, kemudian bakal larva berubah menjadi larva selama kurang
lebih 1-2 minggu, saat nyamuk yang terinfeksi menghisap darah orang sehat maka
larva di dalam tubuh nyamuk menempel pada tubuh manusia dan masuk ke dalam
tubuh.
• Larva tersebut pindah ke dalam kelenjar getah bening manusia dan tumbuh dewasa
menjadi cacing filaria, hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit filariasis.
Penyebaran Penyakit
Faktor Risiko
1. Faktor Manusia dan Nyamuk (Host)
a. Manusia
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Imunitas
4) Ras Penduduk pendatang pada suatu daerah endemis filariasis mempunyai risiko terinfeksi
filariasis lebih besar dibanding penduduk asli..
b. Nyamuk
Pengetahuan kepadatan nyamuk dan vektor sangat penting untuk mengetahui musim penularan
dan dapat digunakan sebagai parameter untuk menilai keberhasilanprogram pemberantasan
vektor
 
Faktor Risiko
2. Lingkungan (Environment)
a. Daerah endemis Brugia Malayi adalah daerah sungai, hutan, rawa-rawa, sepanjang sungai atau badan air lain yang
ditumbuhi tanaman air.
b. Daerah endemis W. Bancrofti tipe perkotaan (urban) adalah daerah perkotaan yang kumuh, padat penduduknya dan
banyak genangan air kotor.
c. Daerah endemis W. Bancrofti tipe pedesaan (rural) secara umum kondisi lingkungannya sama dengan derah endemis
B.Malayi.
Lingkungan hidup eksternal
d. Lingkungan Fisik
e. Lingkungan Biologi
f. Sosial Ekonomi
Gejala
• Gejala Filariasis dibagi atas beberapa fase :
1. Tanpa gejala : Infeksi tanpa gejala ini menyebabkan kerusakan pada
sistem limfatik dan ginjal, dan mengubah sistem kekebalan tubuh.
2. Kronis : menyebabkan limfedema (pembengkakan jaringan) atau
elefantiasis (penebalan kulit / jaringan) anggota tubuh dan hidrokel
(pembengkakan skrotum). Keterlibatan payudara dan organ genital sering
terjadi.
3. Akut : peradangan lokal yang melibatkan kulit, kelenjar getah bening dan
pembuluh limfatik sering menyertai lymphoedema kronis atau
elephantiasis.
Diagnosis
Pengobatan dan Perawatan
• Dietilcarbamazine (DEC) bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada
pengobatan jangka panjang.
• Filariasis bancrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6 mg/kg berat badan/hari (12 hari)
• Filaria brugia, dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari (10 hari)
Perawatan :
• Istirahat di ternpat, pindah ke daerah yang dingin akan mengurangi derajat serangan akut.
• Antibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan asbes.
• Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema.
Pencegahan
Upaya-upaya untuk mencegah gigitan
Prinsip pencegahan filariasis nyamuk filariasis
• Pengobatan massal pada • Kelambu
penduduk daerah endemik, • Repellent
• Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah
• Pengobatan pencegahan terhadap
pendatang • Menyemprot rumah/kamar dengan obat anti
nyamuk
• PMmberantas nyamuk yang • Membersihkan halaman dari tempat
menjadi vektor penularannya perkembangbiakan nyamuk
• Penyuluhan tentang penyakit filariasis dan
penanggulangannya

Anda mungkin juga menyukai