Anda di halaman 1dari 33

Assalamualaikum

wr wb
Simak Materi kami ya!
Perjuangan
Menghadapi Ancaman
Disentegrasi Bangsa
Kelompok 2
Nama No
Alya Tiva 05

Bilqis 06

A.Risky 01
PETA KONSEP

Pergolakan yang Suatu Pembelajaran Teladan Para Tokoh


Kesadaran Terhadap Persatuan
Berkait dengan Sistem
Pentingnya Integrasi
Pemerintahan
Bangsa
Dari Konflik
Menuju Konsensus,
PERJUANGAN MENGHADAPI
DISINTEGRASI BANGSA
disintegrasi
•ketidaksatupaduan,
keterpecahan di antara unsur
unsur yang ada.
•memudarnya kesatupaduan
antargolongan, dan kelompok
yang ada dalam suatu bangsa
yang bersangkutan
LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN
PRRI DAN PERMESTA

•Kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di


Sumatera dan Sulawesi
•Ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah
Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan
yang diberikan oleh pemerintah pusat.
•Tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat
rendah.
•Pengaruh dari PKI terhadap pemerintah pusat dan hal ini
menimbulkan terjadinya kekecewaan pada daerah tertentu.
•Tokoh sipil dan pusat yang berpastisipasi: Syafruddin
Prawiranegara Burhanuddin Harahap dan Mohammad Natsir
TUJUAN PEMBERONTAKAN
PRRI DAN PRAMESTA
→Mendorong pemerintah supaya memperhatikan
pembangunan negeri secara menyeluruh dan
memberikan usulan atas ketidakseimbangan
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
pusat.
→Jika PRRI itu dikatakan sebagai pemberontak,
hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat
sebab sebenarnya PRRI ingin membenahi dan
memperbaiki sistem pembangunan yang dilakukan
pemerintah pusat, bukan untuk menjatuhkan
pemerintahan Republik Indonesia.
PERISTIWA PEMBERONTAKAN
PRRI DAN PRAMESTA
KSAD Abdul Haris Nasution dan PM Juanda berusaha
mengatasi krisis dengan jalan musyawarah →→ GAGAL
Ahmad Husein lalu mengultimatum pemerintah pusat,
menuntut agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri dan
menyerahkan mandatnya kepada presiden.→ DITOLAK
15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan
berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Seluruh dewan
pequangan di Sumatera dianggap mengikuti
PRRI. Sebagai perdana menteri PRRI ditunjuk Mr.
Syafruddin Prawiranegara. Pembentukan PRRI hanyalah
sebuah upaya untuk menyelamatkan negara Indonesia bukan
memisahkan diri. Pembentukan PRRI hanyalah sebuah
upaya untuk menyelamatkan negara Indonesia bukan
memisahkan diri.
PERISTIWA PEMBERONTAKAN
PRRI DAN PRAMESTA
Berita proklamasi PRRI temyata disambut dengan antusias
pula oleh para tokoh masyarakat Manado. Kegagalan
musyawarah dengan pemerintah, menjadikan mereka
mendukung PRRI, mendeklarasikan Permesta sekaligus
memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat Operasi
militer dilakukan untuk menindak pemberontak yang diam-
diam ternyata didukung Amerika Serikat.

Pemberontakan PRRI dan Permesta ternyata melibatkan AS


di dalamnya. Salah satu bukti keterlibatan AS melalui
operasi CIA-nya adalah ketika pesawat yang dikemudikan
pilot Allen Lawrence Pope berhasil ditembak jatuh. Pada
tahun itu juga pemberontakan PRRI dan Permesta berhasil
dipadamkan.
TOKOH PEMBERONTAKAN
PRRI DAN PRAMESTA
PRRI diprakarsai oleh beberapa tokoh
seperti: Letnan Kolonel Ahmad
Husein, Mr. Sjafruddin
Prawiranegara, Mr. Assaat Dt. Mudo,
Maluddin Simbolon, Prof. Dr.
Soemitro Djojohadikoesoemo, Moh.
Sjafei, J.F. Warouw, Saladin
Sarumpaet, Muchtar Lintang, Saleh
Lahade, Ayah Gani Usman, dan
Dahlan Djambek.
PENGERTIAN NEGARA
FEDERAL DAN BFO
Negara federal adalah sebuah bentuk
pemerintahan dimana beberapa negara
bagian bekerja sama dan membentuk
kesatuan yang disebut negara federal
BFO (Bijeenkomst voor Federal
Overleg)yaitu sebuah kumpulan dari
negara-negara ciptaan pemerintah kolonial
Belanda di Indonesia. Pembentukan BFO
ini bisa dikembalikan kepada keinginan
Belanda untuk memecah belah persatuan
nasional
Latar Belakang Persoalan
Negara Federal dan BFO
Permasalahan ini muncul dimulai sejak Perundingan Linggarjati
disetujui dan ditanda tangani dan di perparah dengan penandatanganan
perundingan yang lainnya, seperti Roem-Royen. Konsep Negara Federal
dan "Persekutuan Negara Bagian (BFO/ Bijeenkomst Federal Overleg) mau
tidak mau menimbulkan potensi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia
sendiri setelah kemerdekaan. Persaingan yang timbul terutama adalah antara
golongan federalis yang ingin bentuk negara federal dipertahankan dengan
golongan unitaris yang ingin Indonesia menjadi negara kesatuan.
Dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada 24 Juli 1946
misalnya, pertemuan untuk membicarakan tatanan federal yang diikuti
oleh wakil dari berbagai daerah non RI itu, ternyata mendapat reaksi keras
dari para politisi pro RI yang ikut serta. Mr. Tadjudin Noor dari Makasar
bahkan begitu kuatnya mengkritik hasil konferensi.
Perbedaan keinginan agar bendera Merah-Putih dan lagu Indonesia Raya
digunakan atau tidak oleh Negara Indonesia Timur (NIT) juga menjadi
persoalan yang tidak bisa diputuskan dalam konferensi. Kabinet NIT juga
secara tidak langsung ada yang jatuh karena persoalan negara federal ini
(1947)
Ulasan Singkat Persoalan
Negara Federal dan BFO
•Perundingan Linggarjati
Perjanjian Linggarjati sebagaimana kita ketahui memiliki
dampak negatif khususnya bagi rakyat indonesia dan hal
ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat
Indonesia, contohnya beberapa partai seperti Partai
Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai
Rakyat Jelata. Partai-partai tersebut menyatakan bahwa
perjanjian itu adalah bukti lemahnya pemerintahan
Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara
Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No.
6/1946, dimana bertujuan menambah anggota Komite
Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah mendapat
suara untuk mendukung perundingan linggarjati.
Ulasan Singkat Persoalan
Negara Federal dan BFO
•Perundingan Roem Royen
Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan, Belanda tetap saja
tidak mau mengakui kelahiran negara indonesia. Dan Belanda pun membuat
negara boneka yang bertujuan mempersempit wilayah kekuasaan Republik
Indonesia. Negara boneka tersebut dipimpin oleh Van Mook. Dan Belanda
mengadakan konferensi pembentukan Badan Permusyawaratan Federal (BFO) 27
Mei 1948.
Dan pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda mengadakan Agresi Militer
Belanda dengan menyerang kota Yogyakarta dan menawan Presiden dan Wakil
Presiden beserta pejabat lainnya. Namun sebelum itu Presiden mengirimkan
radiogram kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara yang mengadakan perjalanan di
Sumatera untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Dengan begitu Indonesia menunjukkan kegigihan mempertahankan wilayahnya
dari segala agresi Belanda. Akhirnya konflik bersenjata harus segera diakhiri
dengan jalan diplomasi. Dan atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia, maka
pada tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan di Jakarta di bawah pimpinan
Merle Cochran, Anggota Komisi Amerika.
Ulasan Singkat Persoalan
Negara Federal dan BFO
•Konferensi Inter Indonesia
Merupakan konferensi yang berlangsung antara negara Republik
Indonesia dengan negara-negara boneka atau negara bagian bentukkan
Belanda yang tergabung dalam BFO. Pada awalnya pembentukkan
BFO ini diharapkan oleh Belanda akan mempermudah Belanda untuk
kembali berkuasa di Indonesia. Namun sikap negara-negara yang
tergabung dalam BFO berubah setelah Belanda melancarkan agresi
militernya yang kedua terhadap Indonesia. Karena simpati dari
negara-negara BFO ini maka pemimpin-pemimpin Republik Indonesia
dapat dibebaskan dan BFO jugalah yang turut berjasa dalam
terselenggaranya Konferensi Inter- Indonesia. Hal itulah yang
melatarbelakangi dilaksanaklannya Konferensi Inter-Indonesia pada
bulan Juli 1949.
BFO yang didirikan di Bandung pada 29 Mei 1948 merupakan
lembaga permusyawaratan dari negara-negara federal yang
memisahkan dari RI. Perdana Menteri negara Pasundan, Mr. Adil
Poeradiredja, dan Perdana Menteri Negara Indonesia Timur, Gede
Agung, memainkan peran penting dalam pembentukan BFO.
Ulasan Singkat Persoalan
Negara Federal dan BFO
Dalam tubuh BFO juga bukan tidak terjadi
pertentangan. Sejak pembentukannya di
Bandung pada bulan Juli 1948, BFO telah
terpecah ke dalam dua kubu. Kelompok
pertama menolak kerjasama dengan Belanda
dan lebih memilih RI untuk diajak bekerjasama
membentuk Negara Indonesia Serikat. Kubu
ini dipelopori oleh Ide Anak Agung Gde Agung
(NIT) serta R.T. Adil Puradiredja dan R.T.
Djumhana (Negara Pasundan). Kubu kedua
dipimpin oleh Sultan Hamid II (Pontianak) dan
dr. T. Mansur (Sumatera Timur).
Lanjutan
Setelah Konferensi Meja Bundar atau KMB (1949).
persaingan antara golongan federalis dan unitaris makin
lama makin mengarah pada konflk terbuka di bidang
militer, pembentukan Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS) telah menimbulkan masalah
psikologis. Salah satu ketetapan dalam KMB
menyebutkan bahwa inti anggota APRIS diambil dari
TNI, sedangkan lainnya diambil dari personel mantan
anggota KNIL. TNI sebagai inti APRIS berkeberatan
bekerjasama dengan bekas musuhnya, yaitu KNIL.
Sebaliknya anggota KNIL menuntut agar mereka
ditetapkan sebagai aparat negara bagian dan mereka
menentang masuknya anggota TNI ke negara bagian
(TaufiAbdullah danAB Lapian, 2012.).
Kesadaran Terhadap Pentingnya
Integrasi Bangsa
Integrasi Nasional terdiri dari kata
integrasi dan nasional. Istilah integrasi
adalah pembaruan atau penyatuan
sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat. Sedangkan nasional memiliki
pengertian kebangsaan, bersifat bangsa
sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-
cita nasional, tarian nasional, perusahaan
nasional (kamus besar bahasa Indonesia
1989 dalam suhandy 2006: 23)
Pentingnya Kesadaran Terhadap
Integrasi Bangsa
PENTINGNYA KESADARAN TERHADAP
INTEGRASI BANGSA DAPAT
DIHUBUNGKAN DENGAN MASIH
TERDAPAINYA POTENSI KONFLIK DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA PADA
MASA KINI KEMENTERIAN SOSIAL
MEMETAKAN BAHWA PADA TAHUN
2014 INDONESIA MASIH MEMILIKI 184
DAERAH DENGAN POTENST RAWAN
KONFLIK SOSIAL ENAM DI
ANTARANYA
Faktor yang Perlu diperhatikan untuk
Membangun Integrasi
Nasional
•Adanya kemampuan dan kesadaran
bangsa dalam mengelola perbedaan
SARA dan keanekaragaman budaya
serta adat istiadat.
•Adanya kemampuan untuk mereaksi
penyebaran ideologi asing
•Menyelenggarakan berbagai kegiatan
budaya dengan cara melakukan
pengkajian kritis dan sosialisasi
terhadap identitas nasional.
Kesadaran Terhadap Pentingnya
Integrasi Bangsa
•Adanya kemampuan untuk
mereaksi dan mencegah dominasi
ekonomi asing
•Mampu berperan aktif dalam
percaturan dunia di era globalisasi
dalam berbagai aspeknya
•Bertekad untuk membangun sistem
budaya sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945
Faktor pendorong
tercapainya integrasi nasional
1.ADANYA LASA SENAST DAN SEPERJUANGAN
YANG DIAKIBATKAN OLEH FAKTOR SEJARAH
2.ADANYA IDEOLOGI NASIONAL YANG
TERCERMIN DALAM SIMBOL NEGAKA YAITU
GARUDA PANCASILA & SEMBOYAN BHINEKA
TUNGGAL IKA
3.ADANYA TEKAD SERTA KEINGINAN UNTUK
BERSATU DIKALANGAN BANGSA INDONESTA
SEPERTI YANG DINYATAKAN DALAM SUMPAH
PEMUDA
4.ADANYA ANCAMAN DARI LUAR YANG
MENYEBABKAN MUNCUL SEMANGAT
NASIONALISME DIKALANGAN
BANGSA INDONESIA
Faktor pendukung integrasi
nasional
1. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
2. ADANYA SEMANGAT PERSATUAN DAN
KESATUAN DALAN SUATU BANGSA, BAHASA,
DAN TANAH AIR INDONESIA
3. ADANYA KEPRIBADIAN DAN PANDANGAN
HIDUP KEBANGSAAN YANG SAMA YAITU
PANCASlLA
4.ADANYA JIWA DAN SEMANGAT GOTONG
ROYONG, SOLIDARITAS, DAN TOLERANSE
KEAGAMAAN YANG KITAT
5. ADANYA KASA SENASIB
SEPENANGGUNGAN AKIBAT PENJAJARAN
YANG DIDERITA
Faktor penghambat integrasi
nasional
1.KURANGNYA PENGHARGAAN
TERHADAP KEMAJEMUKAN YANG
BERSIFAT HETEROGEN
2. KURANGNYA TOLERANSI ANTAR
GOLONGAN
3. KURANGNYA KESADARAN DARI
MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP
ANCAMAN, GANGGUAN DARI LUAN
4. ADANYA KETIDAKPUJASAN TERHADAP
KETIMPANGAN DAN KETIDAKMERATAAN
HASIL BASIL PEMBANGUNAN
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
•Mempopulerkan Lagu Indonesia Raya di
Papua
•Pada tanggal 10 Mei 1946 mendirikan Partai
Indonesia
•Merdeka Pencetus kata "IRIAN: Ikut
Republik Indonesia Anti Nederlands"
•Tahun 1961 ia mendirikan partai politik Irian
Sebagian Indonesia (ISI)
•Merancang pemberontakan rakyat Biak
terhadap Belanda
•Membantu PEPERA
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
•bulan September 1945 membentuk
Komite Indonesia Merdeka (KIM) ini
adalah untuk menghimpun kekuatan
dan mengatur gerak langkah
perjuangan dalam membela dan mempertahankan
proklamasi 171 Agustus 1945
•Mendirikan Partai Kemerdekaaan Irian
•Membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta
•Tahun 1962 ia mewakili Irian Barat duduk sebagai
anggota delegasi RI dalam Perundingan New York
antara Indonesia-Belanda dalam upaya penyelesaian
masalah Papua
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
•Seorang anggota polisi Hindia Belanda
•Antara tahun 1945-1947, Indey masih menjadi
pegawai pemerintah Belanda dengan jabatan sebagai
Kepala Distrik. Meski demikian, bersama- sama kaum
nasionalis di Papua, secara sembunyi-sembunyi ia
malah menyiapkan pemberontakan. Tetapi sekali lagi,
pemberontakan ini gagal dilaksanakan.
•Sejak tahun 1946 Marthen Indey menjadi Ketua Partai
Indonesia Merdeka (PIM). Ia lalu memimpin sebuah
aksi protes yang didukung delegasi 12 Kepala Suku
terhadap keinginan Belanda yang ingin memisahkan
Papua dari Indonesia.
•Ikut andil dalam perang geriliya dalam operasi Trikora
PERAN TELADAN PARA
TOKOH PERSATUAN
Soal latihan
1.Apa saja latar belakang munculnya
pemberontakan daerah pada awal kemerdekaan
indonesia?
2.Berikan contoh pahlawan persatuan!
3.Apa yg dimaksud dengan Negara Federal?
4.Apa penyebab terjadinya PRRI dan PERMESTA?
5.Sebutkan faktor pendorong terjadinya Integrasi
Bangsa!
Kunci Jawaban
1.Latar belakang munculnya pemberontakan di awal 4.-Kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi
kemerdekaan -Ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi
terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
a. Ingin mendirikan negara sendiri dengan berasaskan agama
-Tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
b. Ingin menanamkan paham ideologi komunis -Pengaruh dari PKI terhadap pemerintah pusat dan hal ini menimbulkan terjadinya
kekecewaan pada daerah tertentu.
c. Tidak setuju dengan kembalinya negara Indonesia ke
bentuk negara kesatuan. -Tokoh sipil dan pusat yang berpastisipasi: Syafruddin Prawiranegara Burhanuddin
Harahap dan Mohammad Natsir.
2.Silas Papare,Frans kaesipo,Mathen Indey. 5.1. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
3.Negara federal adalah sebuah bentuk pemerintahan dimana 2. ADANYA SEMANGAT PERSATUAN DAN KESATUAN DALAN SUATU
beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk BANGSA, BAHASA, DAN TANAH AIR INDONESIA
kesatuan yang disebut negara federal 3. ADANYA KEPRIBADIAN DAN PANDANGAN HIDUP KEBANGSAAN YANG
SAMA YAITU
BFO (Bijeenkomst voor Federal
PANCASlLA
Overleg)yaitu sebuah kumpulan dari negara-negara ciptaan 4.ADANYA JIWA DAN SEMANGAT GOTONG ROYONG, SOLIDARITAS, DAN
pemerintah kolonial Belanda di Indonesia TOLERANSE KEAGAMAAN YANG KITAT

5. ADANYA KASA SENASIB SEPENANGGUNGAN AKIBAT PENJAJARAN YANG


DIDERIT
Thanks!
Atas
perhatiannya,wassla
mualaikum wr wb

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai