Anda di halaman 1dari 19

PEMBELAJARAN PKN DI SD

MODUL 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI DAN
MORAL
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 KELAS A :
ANISAH DEVIRA 857081698
ANNISA OKTAVIANI 857081706
ALOYSIUS BASKORO RINOADI 857081974
PENGERTIAN :
Nilai : nilai merupakan esensi
yang melekat pada sesuatu yang
sangat berarti bagi kehidupan
manusia.
Moral : adalah ajaran tentang hal
yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.
PENDEKATAN PKN
SEBAGAI
PENDIDIKAN
NILAI DAN
MORAL DI SD.
Dalam latar kehidupan masyarakat, proses
pendidikan nilai moral sudah berlangsung
dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai
bentuk tradisi. Pendidikan nilai moral
berorientasi pada pentingnya siswa memiliki
sikap dan perilaku positif terhadap diri
sendiri dan orang lain. Oleh sebab itu, guru
perlu mengenal berbagai pendekatan nilai
moral, karena pendekatan tersebut dapat
diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
siswa sehingga guru dapat menerapkan
pendekatan secara kolaboratif.
PENDIDIKAN MORAL SECARA
FORMAL KURIKULER DI
INDONESIA
 PKn : mencakup pendidikan sikap, keyakinan, perilaku
dalam hubungan manusia dengan masyarakat, negara, dan
bangsa.
 Pendidikan Agama : mencakup sikap, keyakinan dan
perilaku dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa, hubungan manusia dengan manusia lain dan
alam.
 Pendidikan Seni : mencakup pendidikan nilai yang
menyangkut pemaknaan dan penghargaan terhadap
harmoni (keindahan, keserasian), dalam hubungan antara
manusia dan alam semesta.
MENURUT UU SISDIKNAS
NO. 20 TAHUN 2003

Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan wahana pedagogis
untuk mengembangkan rasa atau
intuisi kebangsaan atau cinta
tanah air atau patriotisme serta
nilai dan kebajikan demokratis.
PENDIDIKAN
NILAI DAN
MORAL DALAM
STANDAR ISI
PKN DI SD.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 bahwa :
“Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan
warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
MENURUT PERMENDIKNAS NO. 22
TAHUN 2006 SECARA UMUM
MELIPUTI SUBSTANSI KURIKULER
YANG DIDALAMNYA
MENGANDUNG NILAI MORAL :

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa


2. Norma, hukum, dan peraturan
3. Hak asasi manusia
4. Kebutuhan warga negara
5. Konstitusi negara
6. Kekuasaan dan politik
7. Pancasila
8. Globalisasi.
SK dan KD menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan
materi pokok, kegiatan
pembeljaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
HUBUNGAN
INTERAKTIF
PENGEMBANGAN
NILAI DAN MORAL
DALAM
PKN SD.
MENURUT LICKONA
(1992) :
Konsep-konsep “values
education, moral education,
education for virtues”. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan
nilai dan moral di sekolah adalah
agar peserta didik menjadi paham
akan etika, dan mampu
berperilaku baik di dalam
masyarakat.
BAGAIMANA NILAI MORAL
BERKEMBANG DALAM DIRI
INDIVIDU?
?
DALAM KAITANNYA DENGAN USIA,
JEAN PIAGET MERUMUSKAN
PERKEMBANGAN KESADARAN DAN
PELAKSANAAN ATURAN.
1. Tahapan pada domain kesadaran
menganai aturan :
Usia 0-2 tahun. Pada usia ini aturan
dirasakan sebagai hal yang tidak bersifat
memaksa.
Usia 2-8 tahun. Pada usia aturan disikapi
sebagai hal yang bersifat saklral dan
diterima tanpa pemikiran.
Usia 8-12 tahun. Pada usia ini aturan
diterima sebagai hasil kesepakatan.
2. Tahapan pada domain pelaksanaan aturan :
Usia 0-2 tahun. Pada usia ini aturan dilakukan sebagai
hal yang hanya bersifat motorik saja.
Usia 2-6 tahun. Pada usia ini aturan dilakukan sebagai
perilaku yang lebih berorientasi diri sendiri.
Usia 6-10 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai
perwujudan dari kesepakatan.
Usia 10-12 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai
ketentuan yang sudah dihimpun.

Pendidikan nilai moral dititik beratkan pada


pengembangan perilaku moral yang dilandasi oleh
penalaran moral yang dicapai dalam konteks kehidupan
masyarakat.
KOHLBERG MERUMUSKAN ADANYA TIGA
TINGKAT YANG YANG TERDIRI ATAS ENAM
TAHAP PERKEMBANGAN MORAL
Tingkat I : Prakonvensional (Preconventional)
Tahap 1 Tahap 2
Orientasi hukuman dan kepatuhan. Orientasi intrumental nisbi.

Tingkat II : Konvensional (Conventional)


Tahap 3 Tahap 4
Orientasi kesepakatan timbal balik. Orientasi hukum dan ketertiban.

Tingkat III : Poskonvensional (Postconventional)


Tahap 5 Tahap 6
Orientasi kontrak sosial Orientasi prinsip etika universal.
legalistik.
PERBEDAAN PENDEKATAN
PENILAIAN PIAGET
DENGAN KOHLBERG
Jean Piaget Lwarence Kohlberg
Menitikberatkan pada Menitikberatkan pada pemilihan
pengembangan kemampuan nilai yang dipegang terkait
pengambilan keputusan dan dengan alternatif pemecahan
memecahkan masalah terhadap suatu dilema moral
melalui proses klarifikasi yang
benar
Dengan kata lain,
pendekatan pendidikan nilai
ditawarkan oleh Kohlberg
sama dengan ditawarkan
Piaget dalam hal fokusnya
terhadap perilaku moral
yang dilandasi oleh
penalaran moral, namun
berbeda dalam hal titik berat
pembelajarannya.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai