Kevin Timotius – 2015-012-003 Irene Irawan – 2015-012-004 Emely Margret – 2015-012-005 Arbaleta Griselda – 2015-012-006 Gabriella Nadiaputri – 2015-012-007 Gideon Hendro – 2015-012-008 Jason Benedikto - 2015-012-009 Rhesti - 2015-012-530 • Pasal 246 KUHD: Suatu perjanjian untuk mengalihkan dan membagi resiko dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima premi untuk memberikan pergantian kepadanya. • UU No.2 Tahun 1992: Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung karena kerugian. Terjadi pada abad ke-13 dan pertengahan abad ke-14 dimana pada waktu itu siapa yang mempersiapkan sebuah kapal untuk melalui laut harus memperhitungkan adanya banyak bahaya yang menghadang perjalanan kapal di laut. 1. Pertanggungan pertama kali selalu berhubungan dengan pelayaran di laut, disebut pertanggungan laut. 2. Berlaku di daratan dan di perairan darat 3. Timbul pertanggungan jiwa bagi pihak ketiga 4. Pertanggungan jiwa bagi diri sendiri baru timbul pada abad ke-19. 5. Abad ke 17 timbul pertanggungan kebakaran terhadap gedung-gedung dan benda bergerak lainnya • Berdasarkan pasal 131 Indische Staatsregeling, WvK Hindia Belanda dibuat konkordans dengan WvK Belanda. Wvk Hindia Belanda diumumkan pada tanggal 30 Apri 1847 maka berlaku hukum pertanggungan dalam KUHD yang terdapat di : • Buku I : bab 9 (kebakaran) dan 10 (bahaya yang mengancam hasil panen) • Buku II : bab 9 (laut) dan 10 (bahaya dalam pengangkutan) Buku I, bab IX : Pertanggungan pada umumnya Buku I, bab X : Pertanggungan kebakaran, bahaya hasil panenan dan pertanggungan jiwa Buku II, bab IX : Pertanggungan terhadap bahaya laut Buku II, bab X : Pertanggungan terhadap bahaya dalam pengangkatan darat dan di perairan darat Ordonantie op het Levensverzekering bedrijf, S. 1941-101 mulai berlaku pada 1 Mei 1941 Pertanggungan terhadap pencurian dan pembongkaran Pertanggungan terhadap kerugian perusahaan Pertanggungan kredit Pertanggungan perusahaan Pertanggungan terhadap pihak ke3 1. Kepentingan / pokok pertanggungan (prinsip insurable interest) adalah hak subyektif yang mungkin akan berkurang karena adana peristiwa yang tidak tentu 2. Ganti rugi (prinsip indemnity) adalah perjanjian yang bertujuan memberikan ganti rugi terhadap kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang disebabkan oleh bahaya sebagaimana ditentukan didalam polis. 3. Itikad baik/ kejujuran yang sempurna (prinsip Utmost Goodfaith). Tertanggung diwajibkan untuk memberkan segala sesuatu yang diketahuinya menegenai obyek atau barnag yang dipertanggungkan secara benar 4. Penggantian kedudukan tertanggung oleh pihak penanggung bagi pihak ketiga (prinsip subrogasi) 1. Menurut ilmu pengetahuan A. Asuransi ganti kerugian B. Asuransi sejumlah uang C. Asuransi campuran 2. Asuransi berdasarkan undang-undang pasal 247 A. Pertanggungan terhadap biaya kebakaran B. Pertanggungan jiwa C. Pertanggungan terhadap bahaya laut dan perbudakan D. Bahaya mengancam pengangkutan daratan, sungai, perairan darat 3. Pertanggungan jenis usaha berdasarkan undang-undang no.2 tahun 1992 A. Usaha asuransi kerugian B. Usaha asuransi jiwa C. Usaha reasuransi 4. Asuransi berdasarkan kemauan A. Asuransi sukarela, contoh: asuransi kebakaran, jiwa B. Asuransi wajib atau sosial, yaitu asuransi yang diwajibkan oleh pemerintah melalui undang-undang 1. Para pihak A. Pertanggungan kerugian – Pihak penanggung – Pihak tertanggung B. Pertanggungan jiwa – Penutup/ pengambil asuransi – Penikmat 2. Obyek pertanggungan A. Pertanggungan kerugian yang dipertanggungkan adalah barang B. Pertanggungan jiwa yang dipertanggungkan adalah jiwa seseorang 3. Prestasi penanggung A. Pertanggungan kerugian: prestasi penanggung adalah mengganti kerugian yang diderita tertaggung B. Pertanggungan jiwa: prestasi penanggung adalah membayar uang tertentu yang telah ditutupnya pertanggungan kepada penikmat 4. Mengenai kepentingan A. Pertanggungan kerugian: hak subyektif. Yang bisa diukur dengan uang B. Pertanggungan jiwa: immaterial. Seperti hubungan kekeluargaan 5. Mengenai peristiwa tidak tentu yang diperjanjikan yang telah menjadi kenyataan A. Pertanggungan kerugian: terjadinya peristiwa tak tentu yang menimbuklan kerugian pada tertanggung B. Pertanggungan jiwa: hilangnya jiwa seseorang 6. Mengenai asas idemnitas A. Pertanggungan kerugian: kerugian yang benar-benar diderita oleh tertanggung yang diganti B. Pertanggungan jiwa: unsur kerugian materiil tidak menjadi hal yang mutlak adanya 1. Jenis-jenis pertanggungan yang disebut dalam undang-undang A. Pertaggungan di bawah nilai penuh B. Pertanggungan premier-resque C. Reasuransi D. Pertanggungan kembali E. Pertanggungan persekutuan F. Pertanggungan saling menanggung 2. Jenis-jenis pertanggungan yang tidak disebut dalam undang-undang A. Pertanggungan terhadap pencurian dan pembongkaran B. Pertanggungan terhadap kerugian perusahaan C. Pertanggungan keeclakaan D. Pertanggungan tanggung-jawab terhadap pihak ketiga E. Pertanggungan kredit F. Pertanggungan perusahaan G. Pertanggungan hujan 3. Jenis-jenis pertanggungan yang ada di Indonesia A. Pertanggungan kerugian – Asuransi kebakaran – Asuransi pengangutan laut – Asuransi pengangkutan sungai, daratan, udara – Asuransi kendaraan bermotor B. Pertanggungan jumlah – Asuransi jiwa – Asuransi jiwa bersama da segala ragamnya C. Pertanggungan campuran, yaitu pertanggungan kecelakaan diri (pribadi) A. Agen Pertanggungan 1. Agen pertanggungan bentuk pertama, bertindak bagi kepentingan perusahaan pertanggungan dengan mencari langganan bagi perusahaannya 2. Agen pertanggungan bentuk kedua, agen yang dibayar oleh perusahaan pertanggungan 3. Agen pertanggungan bentuk ketiga, agen yang berdiri sendiri dan mempunyai hubugan tetap dengan beberapa perusahaan pertanggungan B. Pemeriksa (inspektur): merupakan petugas yang dibayar oleh perusahaan pertanggungan yang bertugas memimpin organisasi agen, bertugas meneliti data-data yang diajukan oleh calon tertanggung C. Makelar Pertanggungan: merupakan kuasa langsung dari tertanggung atau penutup pertanggungan terutama di bursa D. Assurantiebezorger: merupakan perantara pertanggungan yang bersedia untukmengusahakan suatu pertanggungan yang baik bagi pemberi amanat. 1. Para pihak dalam pertanggungan 2. Kepentingan 3. Benda pertanggungan 4. Jumlah pertanggungan 5. Bahaya yang ditanggung oleh penanggung 6. Risiko adalah beban kerugian yang diakibatkan peristiwa di luar kesalahannya 7. Saat mulai dan berakhirnya bahaya bagi tangugngan si penanggung 8. Premi adalah kewajiban tertanggung sebagai imbalan dari kewajiban penanggung untuk menggantikerugian tertanggung 9. Pemberian kepada penaggung dan syarat-syarat yang diperjanjikan 1. Polis Maskapai. Dinamakan polis maskapai karena polis ini dibuat dan diterbitkan oleh maskapai asuransi. Selain syarat yang diharuskan undang-undang polis maskapai memuat beberapa ketentuan khusus yang beraku bagi askapai yang menciptakan syarat-syarat tersebut 2. Polis Bursa. Polis ini mempunyai syarat seragan dan digunakan pada bursa asuransi. Ada 2 macam polis bursa yaitu polis bursa amsterdam dan polis bursa roterdam. Kedua polis ini digunakan pada asuransi pengangkutan laut dan kebakaran 3. Polis Lloyds. Adalah polis yang digunakan di bursa Lloyds London. Polis ini telah dikembangkan tersendiri di bawah merek Lloyds dan hanya digunakan oleh perusahaan asuransi yang menjadi anggota The Lloyds Corporation 1. Asuransi rangkap (pasal 252 KUHD) yaitu jika benda sudah diasuranskan dengan nilai penuh, maka tidak boleh lagi diasuransikan untuk waktu yang sama dan atas evenemen yang sama 2. Tidak beritikat baik 3. Melanggar idemnitas