FARMAKOTERAPI II
COMBUSTIO
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi
MOENAJAT, 2001.
ETIOLOGI.
RADIASI LASER
Sinar matahari
DERAJAT
KEDALAMAN .
Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar
tergantung pada derajat sumber panas , penyebab dan
lamanya kontak dengan tubuh penderita.
ADULT
RESUSITASI CAIRAN
• Rumus Baxter
%Luas luka bakar X BB X 4 cc
0,5 cairan diberikan 8 jam pertama
0,5 cairan diberikan 16 jam berikutnya
Contoh
20 % X 50 kg X 4 cc = 4 L
2 L pada 8 jam pertama 2 L pada16 jam
berikutnya
PENGGOLONGAN.
• Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak-anak.
• Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. 01
RINGAN
02
• Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada
anak-anak.
• Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
SEDANG perineum.
03
• Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan
lebih dari 20% pada anak-anak
• Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
• Cedera inhalasi BERAT
PATOFISIOLOGI.
LUKA BAKAR
Risiko
Hemolisis Hiperkalemia Perpindahan natrium,
inflamasi
H2O, protein dari
intravaskular ke ruang Kerusakan
Anemia interstisial sistem imun
Konsentrasi sel
darah merah ↑ Penguapan
Risiko
Penurunan volume cairan
infeksi
cairan Hiponatremia
Viskositas darah ↑
Syok hipovolemik Tekanan darah ↘
Penurunan aliran darah ginjal Penurunan aliran darah gastro intestinal Metabolisme anaerob Nekrosis jaringan
Inisial Tn. FZ
Umur 19 tahun
Berat/Tinggi : 43,5 kg / 160 cm
MRS: 27 September 2010
KRS: -
Keluhan utama: kecelakaan lalu
lintas, terjadi luka bakar
Diagnosa: Combustio Grade IIAB 53%
2 Oktober 2010 KU lemah. Hasil kultur pus : Pseudomonas aeruginosa sensitif terhadap gentamisin, ceftazidim, piperasillin-
tazobaktam, ciprofloxacin, meropenem dan resisten terhadap amoxicillin, amoxiclav, ampisillin-sulbaktam,
cephalotin, ceftriakson, cefpodoxime.
TANGGAL
DATA KLINIK NORMAL
27/9 28/9 29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10 7/10
HgB 13,5 – 17 g/dL 21,2 15,1 13,4 11,9 10,5 Hasil kultur pus pada 9,9 10,0 11,5
tanggal 30/09/2010
Leukosit (10 ) 3
4 – 10/mm 3
31,9 15,5 15,2 14,2 20,5 Pseudomonas aeruginosa 27,8 19,9 23,6
(+)
Eritrosit (10 6)
4,6 jt – 6,2 jt/mm 3
6,76 5,34 4,62 3,76 3,62 3,39 3,70 3,99
Sensiitive : Gentamicin,
Thrombosit (103) 200 – 400/µL 220 64 79 84 182 Ceftazidim, Piperacillin- 384 624 529
Tazobactam, Ciprofloxacin,
PCV (HCT) 40 – 47 % 58,6 46,1 39,5 31,9 30,4 28,4 31,2 34,1
Meropenem.
GDA ≤ 110 mg/dL 166 172 82 113
Resisten :
K+ 3,3 – 5,5 mmol/L 4,9 3,78 4,06 3,9 4,5 Amoxicillin, Amoxiclav, 4,6 5,9 5,01 4,2
Ampicillin-Sulbactam,
Na+ 133 – 148 mmol/L 136,7 132,4 136 135 132 Cefalotin, Ceftriaxon, 134 125 139,4 134
Cepodoxime
Cl- 95 – 105 mmol/L 105,1 101,5 105 104 106 109,8 106
TANGGAL
DATA KLINIK NORMAL
27/9 28/9 29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10 7/10
Albumin 3,8-4,4 g/dL 2,44 1,7 1,9 1,9 1,99 1,92 2,07 2,35 2,3 2,24
100 cc √ √ √ √ √ √
Albumin infusi
200 cc √
Furosemid i.v. 20 mg √ √
Kalsium glukonat
infusi 1 amp + 1 fls + 4U √ √
+D40+Insulin
TANGGAL
OBAT RUTE REGIMENTASI
27/9 28/9 29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10 7/10 8/10
Metamizol i.v. 3x1g √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
0,1 mg √
Morfin i.v. 0,5 mg √ √ √ √ √ √
1 mg √
Parasetamol p.o. 500 mg prn √ √ √ √ √ √
Lorazepam p.o. 2 x 2 mg √ √ √
Fluoxetin p.o. 1 x 10 mg √
Ranitidin i.v. 2 x 50 mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Dulcolax supp. 1 x 10 mg √
REKOMENDASI.
• Pasien mengalami anemia pada tanggal 30/9 ditunjukkan dari data
lab Hb, Hct, eritrosit menurun sehingga diberikan PRC. Tetapi hanya
anemia ringan, maka direkomendasikan pemberian asam folat atau
ferro sulfas dahulu sebelum pemberian PRC
• Berdasarkan data leukosit, pasien mengalami infeksi sehingga
direkomendasikan dilakukan kultur lebih awal, dan setelah melihat
hasil kultur diberikan antibiotik yang sensitif terhadap Pseudomonas
aeruginosa
• Pemberian antibiotic direkomendasikan pemberian ceftazidim
dahulu, meropenem adalah pilihan terakhir
• Pasien mengalami nyeri hebat sehingga direkomendasikan
pemberian morfin di awal saat MRS.
• Pasien mengalami demam sehingga cukup diberikan paracetamol
saja dan bila perlu.
• Direkomendasikan diberikan krim silver sulfadiasin untuk luka
bakarnya
KIE.
• Konsumsi nutrisi untuk memperbaiki jaringan
• Konsumsi pil kutuk & jus kutuk untuk menormalkan albumin
• Pensterilan luka
• Penggunaan paracetamol bila perlu
• PRC dibutuhkan jika asam folat dan fero sulfas tidak bisa
menormalkan. Jadi diberi fero sulfas dulu untuk mengatasi
anemia.