Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

Prone Position for Acute Respiratory Distress


Syndrome

DISUSUN OLEH :
● Stommy Agung Nurullah J510215255
● Rima Amalia J510215322
● Shafira Nurul Amalia J510215284
● Fathya Nurohmah Choirunnisa J510215269
● Salzabela Lutfi Kinasih J510215301

PEMBIMBING :
dr. Ida Nurromdoni, Sp. P
PENDAHULUAN

Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS) adalah


salah satu penyakit paru akut yang di sebabkan oleh
penumpukan cairan di alveoli.
Ventilasi mekanis pada posisi tengkurap, pertama
kali di temukan pada tahun 1970. Dimana posisi ini
memiliki manfaat pada pasien ARDS, yakni meningkatkan
volume paru-paru saat ekspirasi, mencegah cedera paru .

2
METODE
Penelitian ini menggunakan metode sistematik. Peneliti mengidentifikasi pasien
dengan sindrom distress pernapafasan akut dan melakukan upaya terbaru untuk
mengidentifikasi uji coba relevan selanjutnya. Peneliti melakukan pencarian terhadap
sumber terkait OvidSP dalam database medline, embase dan platform pencarian Wiley
di Cochrane Central Register of Controlled Trials. Peneliti menyertakan uji coba
terkontrol secara acak (RCT) yang membandingkan posisi tengkurap dengan posisi
terlentang pada orang dewasa yang berventilasi mekanis dengan ARDS, dan
melakukan analisis sensitivitas terhadap mengeksplorasi efek durasi ventilasi
tengkurap, ventilasi pelindung paru bersamaan, dan keparahan ARDS. Peneliti
menggunakan judul subjek dan istilah teks kata untuk mencari artikel tentang ARDS
HASIL

12
Hasil

- Terdapat 8 penelitian RCT yang masuk kedalam kriteria inklusi penelitian ini
- Sebanyak 2.129 pasien dengan ARDS. 1.093 pasien dengan posisi tengkurap. Rata-
rata tingkat kematian sebesar 45%
- Penelitian terbaru menyebutkan, Pasien dengan ARDS berat, memerlukan posisi
tengkurap yang lebih lama serta menggunakan ventilasi pelindung paru-paru pada
kedua lengan dengan tekanan yang rendah
- Risiko bias dalam 8 penelitian cenderung rendah, dengan 1 pengecualian
Mortalitas (Primary Outcome)

Mortalitas pada laporan studi:


● Mortalitas 28 hari: 4 laporan studi
● Mortalitas 30 hari: 1 laporan studi
● Mortalitas di rumah sakit: 1 laporan studi
● Mortalitas 60 hari: 1 laporan studi
● Mortalitas 90 hari: 1 laporan studi

22
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada mortalitas antara posisi
pronasi dan posisi supinasi (RR: 0.84%)
Tidak ada penurunan mortalitas yang signifikan pada studi yang menerapkan ventilasi
pelindung paru-paru (5 studi RR 0.47) dan tes efek pada subkelompok tidak signifikan secara
statistic (P=0.11)
Mortalitas berkurang dalam 5 percobaan dimana pasien dengan posisi pronasi > 12 jam
perhari (RR: 0.74) dibandingkan dengan 3 percobaan dimana pasien dengan posisi pronasi <
12 jam per hari (RR: 1.03)
Mortalitas dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahan dari kriteria inklusi ARDS sesuai
dengan definisi Berlin (semua ARDS vs hanya ARDS sedang sampai berat).
Secondary Outcome

● Tidak terdapat perbedaan antara posisi pronasi dan posisi supinasi pada mortalitas
90 hari dan mortalitas 6 bulan.
● Rasio PaO2/FIO2 pada hari 4 secara signifikan lebih tinggi pada kelompok posisi
pronasi dibandingkan dengan kelompok posisi supinasi

22
Kejadian Merugikan

● Barotrauma dan pneumonia associated-ventilator dilaporkan pada 4 studi


● Pelepasan kateter sentral yang tidak terencana selama posisi pronasi dilaporkan
pada 3 studi
● Ekstubasi yang tidak direncanakan dilaporkan pada 8 studi

Metaanalisis menunjukkan tidak ada perbedaan antara posisi pronasi dan


supinasi, tetapi terdapat peningkatan risiko obstruksi pipa endotrakeal pada 3 studi dan
luka tekan pada 3 studi dengan posisi pronasi.

22
Diskusi

● Posisi tengkurap tampak menguntungkan lebih banyak


pasien hipoksemia dengan ARDS, khususnya bila diterapkan
untuk durasi harian yang lebih lama.
● Menempatkan pasien dalam posisi tengkurap memfasilitasi
rekrutmen dan menurunkan heterogenitas kepatuhan, yang
mana akan meningkatkan oksigenasi dan meminimalkan
ventilasi yang merugikan.
● Penerapan posisi tengkurap menghasilkan manfaat terbesar
dalam penelitian yang diterapkan selama 12 jam atau lebih
per hari.

21
Diskusi

● Mereka dengan cedera paru parah memiliki alasan fisiologis


terbesar untuk memperoleh manfaat dari posisi tengkurap,
dikarenakan pada posisi terlentang akan meningkatkan
keparahan dan heterogenitas cedera paru serta
memperberat ventilasi-perfusi pada zona paru.
● Dengan demikian, posisi tengkurap dapat dianggap sebagai
pengobatan yang harus dimulai lebih awal, dengan tingkat
keparahan ARDS yang sesuai, dan dengan dosis yang tepat
(>12 jam).

21
• Meskipun pada penelitian ditemukan bahwa durasi harian
proning setidaknya 12 jam mengurangi angka kematian, ambang
pasti yang diperlukan untuk memberikan manfaat masih belum
diketahui. Akhirnya, ambang hipoksemia di mana posisi
tengkurap bermanfaat belum ditetapkan secara pasti.

23
KESIMPULAN
Berdasarkan delapan percobaan acak yang mengevaluasi posisi
tengkurap dibandingkan dengan posisi terlentang pada orang dewasa
dengan ventilasi mekanis, ditemukan penurunan angka kematian saat
posisi terngkurap pada pasien ARDS sedang hingga berat (PaHAI/FIO,
200) Namun, posisi tengkurap mempunyai resiko, yakni peningkatan
risiko obstruksi pipa endotrakeal dan luka tekan.

24
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai