Anda di halaman 1dari 6

HUKUM

DAN
POLITIK AGRARIA
DI KUMPULKAN DARI BERBAGAI SUMBER

OLEH
Agus Wiryawan S., S.H., M.H.
Sumber Hukum Agraria Nasional

Sumber hukum tanah terdiri dari sumber hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiil
merupakan sumber yang menentukan isi dari hukum itu sendiri. Sumber hukum formal merupakan sumber hukum
dilihat dari bentuk formalnya, yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, perjanjian, yurisprudensi dan
kebiasaan.

Sumber hukum materiil dari hukum di Indonesia adalah Pancasila, karena Pancasila merupakan rechtsidee dari
bangsa Indonesia. Segala peraturan perundangundangan di Indonesia harus mencerminkan isi dari Pancasila.
Kemudian, sumber hukum formal dalam bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, berdasarkan pada
pengaturan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
PerundangUndangan, terdiri atas :
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Ketetapan MPR
• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
• Peraturan Pemerintah
• Peraturan Presiden
• Peraturan Daerah Provinsi
• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Sumber Hukum Agraria Nasional
Sumber hukum tanah nasional menurut Boedi Harsono dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber hukum tertulis
dan sumber hukum tidak tertulis.
1. Sumber hukum tertulis, yaitu :
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3).
• Ketetapan MPR IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
• Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Pokok Agraria
• Peraturan-peraturan yang bukan Peraturan Pelaksana dari Undang-Undang Pokok Agraria yang
dikeluarkan setelah tanggal 24 September 1960 karena suatu masalah perlu diatur (seperti : Undang-
Undang Nomor 51/Prp/1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya,
LN 1960-158, TLN 2160.
• Peraturan-peraturan lama yang untuk sementara masih berlaku berdasarkan ketentuan pasa-pasal peralihan
yang merupakan bagian hukum tanah yang positif, bukan bagian hukum tanah nasional.

2. Sumber hukum tidak tertulis, yaitu :


• Norma-norma hukum adat yang sudah di-saneer menurut ketentuan Pasal 5, Pasal 56 dan Pasal 58
Undang-Undang Pokok Agraria
• Hukum kebiasaan baru, termasuk yurisprudensi dan praktik administrasi yang berkaitan dengan tanah
Sumber Hukum Agraria Nasional

Selain sumber di atas, yang dapat menjadi sumber hukum tanah nasional adalah perjanjian yang diadakan oleh para
pihak berdasarkan pengaturan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Akan tetapi terdapat pembatasan
dari ketentuan pasal tersebut, khususnya di bidang hukum tanah sepanjang perjanjian tersebut tidak melanggar atau
tidak bertentangan dengan sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria.
Referensi :

• Arif Rahman, 2002, Politik Agraria, Jambi, Salim Media Indonesia.


• Umar Ma’ruf, 2010, Politik Hukum Di Bidang Pertanahan, UNDIP.
• I Ketut Oka Setiawan, 2021, Hukum Agraria Edisi Revisi, Bandung Jawa Barat, Reka Cipta.
• Satjipto Rahardjo, 1991, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bhakti
• Tunggul Anshari Setia Negara, 2002, Politik Hukum Nasional Terhadap Hukum Administrasi Negara, dalam
Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogjakarta,.UII Press, Cet. 2.
• Diktat Hukum Agraria, 2017, Denpasar, Universitas Udayana.
• Sjahran Basah, 1986, Tiga Tulisan tentang Hukum, Bandung, Armico.
• Dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai