Anda di halaman 1dari 35

AKUTANSI MANAJEMEN

DOSEN
NANI RUSNEANI,SE,.MM
Strategic Information system

BENTUK ORGANISASI

1. Sentralisasi
 Bentuk Organiasi dengan sistem pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan berada di tangan
manajemen puncak

2. Desentralisasi
 Bentuk Organiasi dengan sistem pendelegasian
M-SISTEM® Strategic Consulting

wewenang pengambilan keputusan dalam lingkup


organisasi dengan memberikan kesempatan kepada para
manajer diberbagai jenjang operasi.
Strategic Information system

TUJUAN AKUNTANSI
MANAJEMEN

 Untuk menyediakan Informasi biaya dalam


memantau hubungan biaya dengan kualitas
produk atau jasa yang di hasilkan.
 Untuk dapat mengendalikan biaya dalam
mencapai efisiensi biaya
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

SYSTEM INFORMASI AKUTANSI MANAJEMEN


MELIPUTI FUNGSI DARI MANAJEMEN DIANTARANYA

 Fungsi Perencanaan
 Funggsi Pengorganisasian
 Fungsi pelaksanaan
 Funggsi Pengendalian
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

1.Fungsi Perencanaan

 Perencanaan meliputi Pemilihan suatu cara pelaksanaan dan


penjelasan yang terinci mengenai cara penerapan suatu
tindakan. Dalam kerangka perencanaan manajemen
membutuhkan informasi akutansi yang disususun
berdasarkan pengalaman masa lalu dan merupakan proses
penetapan tujuan yg harus di capai dalam jangka waktu
tertentu.
 Dibuatkan plat form yang menjadi pedoman pelaksanaan
M-SISTEM® Strategic Consulting

kegiatan operasional, pengambilan keputusan taktis dan


strategi pada tiap jenjang manajemen.
Strategic Information system

2.Fungsi pelaksanaan

 Dalam fungsi pelaksanaan berkaitan dengan


fungsi pengarahan dan motivasi meliputi
proses mobilisasi manusia dan sumber daya
yang lain untuk melaksanakan rencana dan
menjalankan operasi sehari-hari.
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

3.Fungsi Pengorganisasian

 Mengorganisir sumberdaya manusia yang


tersedia sedemikian rupa dalam bentuk
kelompok-kelompok kerja sehingga
memungkinkan menjalankan tugas bersama
secara tepat sasaran.
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

4.Fungsi Pengendalian

 Proses pengendalian terdiri dari suatu


rangkaian aktivitas yang diharapkan dapat
menjamin bahwa suatu rencana benar-benar
dilaksanakan.
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

AKUNTANSI MANAJEMEN

 Adalah merupakan bidang akuntansi yang


berfokus pada penyediaan, termasuk
pengembangan dan penafsiran informasi
akutansi bagi para manager untuk di gunakan
sebagai bahan perencanaan, pengendalian
M-SISTEM® Strategic Consulting

operasi dalam pengambilan keputusan.


Strategic Information system

PERAN AKUTANSI
MANAJEMEN
1. Total quality management
 Adalah suatu pendekatan pada Peningkatan kualitas
secara terus menerus yang berfokus pada para pelanggan .
2. Perekayasaan Proses
 Adalah suatu pendekatan kepada peningkatan yang
sepenuhnya melibatkan peroses perancangan kembali
suatu bisnis guna menghindari atau mengeliminasi
M-SISTEM® Strategic Consulting

langkah-langkah yang tidak diperlukan, mengurangi


kesalahan dan mengurangi biaya
Strategic Information system

KLASIFIKASI, KONSEP &


TERMINOLOGI BIAYA

 Dilihat saat pembebanannya terhadap pendapatan atau pengakuannya sebagai


beban, biaya dapat dikelompokan sebagai harga pokok produk dan biaya
periodik.
 Biaya-biaya Periodik
 Biaya periodik biaya yang secara langsung dibebankan pada laporan laba rugi
sebagai beban dalam periode terjadinya

 Biaya Harga pokok produk


M-SISTEM® Strategic Consulting

 Meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka pembelian atau pembuatan
produk.
Strategic Information system

ARUS HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PRIODIK

HARGA POKOK
PRODUK
Neraca

Pembelian Bahan Persediaan Bahan


Biaya Produksi

Baku Mentah
Bahan Langsung
Masuk Produksi
Tenaga Kerja
Langsung Persediaan Barang
dalam Proses
Barang jadi (Hrg
Overhead Pabrik Pokok Produksi Laporan R/L

Persediaan Barang Penjualan


Harga Pokok Penjualan
M-SISTEM® Strategic Consulting

Jadi Laba kotor


Periodik
Biaya

Pemasaran/Penjualan dan Beban Penjualandan Administrasi


Administrasi Laba usaha

IT Costs Benefit Analysis 12


Strategic Information system

CONTOH PERHITUNGAN Harga Pokok Penjualan.


Rekening Persediaan dalam Perusahaan Perdagangan Reston
BookStore berupa biaya keseluruhan atas pembelian buku dari
penerbit untuk dijual kepada masyarakat, dan disebut persediaan
barang dagangan.
Sebagai contoh Saldo awal dan saldo akhir rekening ini dapat
dilihat dalam data berikut ini :

Reston Bookstore-Perusahaan Perdagangan


Rekening Persediaan
Persediaan Awal Persediaan
M-SISTEM® Strategic Consulting

Akhir
Persediaan Barang 100.000 150.000
Dagangan
IT Costs Benefit Analysis 13
Strategic Information system

Perusahaan Dagang
Reston Bookstore

Harga pokok Penjualan 1.000.000


pembelian barang Harga Pokok Penjualan
dagangan dari Persediaan awal 100.000
supplier selama
periode tertentu Tambah : pembelian 650.000
Brg yang tersedia utk dijual 750.000
Kurang : persediaan akhir 150.000 600.000
Laba Kotor 400.000
Beban operasi
Beban Penjualan
M-SISTEM® Strategic Consulting

Beban Administrasi 100.000


200.00 300.000
Laba Bersih 100.000

IT Costs Benefit Analysis 14


Strategic Information system

ACTIVITY BASED COSTING ( ABC)

 Yaitu Akuntansi aktivitas yang merupakan suatu sistem


yang berfokus pada aktivitas sebagai objek biayanya. dan
menggunakan biaya aktivitas tersebut sebagai cost driver
bagi objek biaya sealain aktivitas.
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

ILUSTRASI SKEMA ALOKASI BIAYA


DALAM SYSTEM AKUNTASI ABC

Biaya overhead 1 Biaya over Biaya overhead 1

aktivitas 1 aktivitas 1 Driver aktivitas 3 aktivitas 4

       

Pool Biaya 1 Pool Biaya 2 Pool Pool Biaya 3 Pool Biaya 4


M-SISTEM® Strategic Consulting

       

pemicu biaya 1 pemicu biaya 2 Pemicu Biaya pemicu biaya 3 pemicu biaya 4

liner produk 1 Lini liner produk 2


Strategic Information system

Contoh kasus pendekatan/perhitungan akutansi ABC (ACTIVITY BASED


COSTING) biaya over head.

 Pada tahun 2013 PT CN merencanakan pembuatan 7500 unit produk A


 Pembuatan 4250 unit produk B
 Untuk menghasilkan tiap produk digunakan bahan baku,tenaga kerja langsung,dan biaya
over head ( by utilities dan biaya pemeliharaan),
 Langkah pertama biaya over head membagi biaya ke pool aktivitas.
 Langkah ke 2 berupa alokasi biaya pada tiap-tiap pool biaya.
 Biaya terdiri dari:
 Biaya departemen pemeliharaan diperkirakan Rp. 450.000,-dengan tenaga kerja 10 orang
pegawai tetap, dialokasikan:
M-SISTEM® Strategic Consulting

 6 pegawai pekerjaan reparasi untuk fiksasi mesin pemotong dan blending besar untuk
produk A. Pool biaya reparasi ini dialokasikan menurut word order.
 4 pegawai pekerjaan kegiatan set up /penyesuaian mesin.
 Pool biaya set up dialokasikan menurut jam produksi.
Strategic Information system

 Biaya utilities sebesar Rp. 174.000,- biaya di bebankan menurut :


 pemakaian KWH kepada pool biaya penerangan dialokasikan menurut luas lantai. dan
pool biaya mesin produksi dialokasikan menurut jam mesin.
 Produk A menyerap 80 % luas lantai dan 90 % jam mesin.
 Produk B menyerap 20% luas lantai dan 10 % jam mesin.

 Penyelesaian kasus:
 Pembebanan biaya pemeliharaan kepada tiap-lini produk
 Pembebanan biaya departemen pemeliharaan Rp.450.000,- pada tiap pool aktivitas.
M-SISTEM® Strategic Consulting

 Langkah 1:
 Tetapkan persentase total biaya pemeliharaan departemen untuk di bebankan kepada tiap
pool biaya aktivitas berdasarkan jumlah pegawai sebagai activity base:
Strategic Information system

Pegawai
Jumlah %
Pegawai yang bekerja dalam kegiatan reparasi 6 60
Pegawai yang bekerja dalam kegiatan set up 4 40
Total pegawai yang bekerja dalam departemen pemeliharaan 10 100

Langkah 2 :
Bebankan total biaya pemeliharaan departemen sebesar Rp. 450.000,- kepada tiap pool biaya
aktivitas berdasarkan persentase yang di hitung pada langkah 1.
M-SISTEM® Strategic Consulting

Biaya yang dibebankan pada pool biaya reparasi( Rp. 450.000 x 60%) = Rp. 270.000
Biaya yang dibebankan pada pool biaya set up ( Rp. 450.000 x 40%) = Rp. 180.000
Total biaya departemen yang dibebankan Rp. 450.000
Strategic Information system

Alokasi biaya pool reparasi rp. 270.000 pada tiap lini


produk :

Langkah 1
 Tetapkan persentase pool biaya reparasi untuk dialokasikan kepada tiap lini produk dengan
menggunakan jumlah word order sebagai activity base, misalkan perusahaan menetapkan
210 work order untuk lini produk A dan 90 word order untuk lini produk B.
 Word Order
Jumlah %
Word Order yang berhubungan dengan lini produk A 210 70
Word Order yang berhubungan dengan lini produk B 90 30
Total Word Order tahunan 300 100
M-SISTEM® Strategic Consulting

Langkah 2
Alokasikan Rp . 270.000,- biaya pool reparasi kepada produk berdasarkan persentase yang
dihitung pada langkah 1.
Strategic Information system

Biaya yang dibebankan pada pool biaya reparasi( Rp. 270.000 x70%) = Rp. 189.000
Biaya yang dibebankan pada pool biaya reparasi( Rp. 270.000 x30%) = Rp. 81.000
Total biaya departemen yang dibebankan Rp. 270.000

 Dengan demikian dari total biaya pemeliharaan sebesar Rp. 450.000,-


dibebankan sebagai biaya –biaya reparasi yang berhubungan dengan departemen
pemeliharaan rata-rata Rp. 270.000,- dan biaya set up rata rata Rp.180.000,-
per tahun.
 Pada level produksi normal, system ABC mengalokasikan biaya reparasi Rp.
M-SISTEM® Strategic Consulting

189.000,- kepada lini produk A dan Rp. 81.000,- biaya reparasi kepada line
produk B.
Strategic Information system

Alokasi biaya pool set up Rp. 180.000,-


kepada tiap line produk A dan B.

 Perusahaan menetapkan jumlah production run sebagai cost driver yang paling signifikan
bagi biaya set up.
 Production run akan berfungsi sebagai activity base untuk mengalokasikan biaya pool set
up kepada tiap line produk .

 Ditahun 2013 perusahaan menjadwalkan 250 Production run dan biaya set up Rp.180.000
dengan alokasikan:
 175 Production run untuk produk A Biaya set up sebesar Rp. 126.000
 75 Production run untuk produk B Biaya set up sebesar Rp. 54.000
M-SISTEM® Strategic Consulting

 Langkah 1
 Tetapkan persentase pool biaya set up untuk alokasikan pada tiap line produk dengan
menggunakan jumlah Production run sebagai activity base:
Strategic Information system

Jumlah %
Production run yang berhubungan dengan lini produk A 175 70
Production run yang berhubungan dengan lini produk B 75 30
Total Production run tahunan 250 100

Langkah 2
Alokasikan pool biaya set up Rp . 180.000,- kepada tiap lini produk berdasarkan persentase
yang dihitung pada langkah 1.
M-SISTEM® Strategic Consulting

Biaya yang dialokasikan pada line produk A( Rp. 180.000 x 70%) = Rp. 126.000
Biaya yang dialokasikan pada line produk B( Rp. 180.000 x 30%) = Rp. 54.000
Total biaya departemen yang dibebankan Rp. 180.000
Strategic Information system

Pembebanan biaya utilities kepada tiap line

 Pembebanan dilakukan 2 Tahap


 Tahap 1 Meliputi proses pembebanan biaya utilities kepada pool-pool aktivitas
 Tahap 2 Meliputi proses Alokasi biaya-biaya pool penerangan dan mesin produksi kepada line produk.
 Biaya utilities berjumlah Rp. 174.000,- dari jumlah ini teserap:
- untuk penerangan pabrik 30% dan pengadaan listrik bagi mesin besar 70 % yang
digunakan untuk line produk A.
Kebutuhan listrik untuk pemanasan dan listrik untuk mesin-mesin di terapkan sebagai 2 pool
biaya aktivitas dalam rangka penetapan harga pokok berdasarkan aktivitas.

Manajemen menetapkan jumlah KWH (kilowatt hours) sebagai dasar alokasi biaya kepada tiap
pool biaya aktivitas.
M-SISTEM® Strategic Consulting

Cost Driver dalam alokasi biayanya digunakan jumlah jam mesin.


KWH digunakan sebagai activity base.
Strategic Information system

Pembebanan biaya utilities Rp. 174.000,- pada pool-pool


aktivitas

 Langkah 1
 Misalnya perusahaan menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan tenaga listrik 90.000
KWH penerangan dan 210.000 KWH untuk mesin produksi
 Production Run
 Jumlah %
 KWH per tahun untuk mesin penerangan 90.000 30
 KWH per tahun untuk mesin produksi 210.000 70
 Total KWH tahunan 300.000 100
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

 Langkah 2
 Bebankan total biaya utilities Rp. 174.0000,- kepada tiap pool biaya aktivitas berdasarkan
persentase yang di hitung pada langkah 1

Biaya yang dibebankan pada pool biaya penerangan( Rp. 174.000 x 30%) = Rp. 52.200
Biaya yang dibebankan pada pool biaya mesin produk( Rp. 174.000 x 70%) = Rp. 121.800
Total biaya departemen yang dibebankan Rp.
174.000
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

Alokasi biaya pool penerangan Rp. 52.200 kepada tiap


line produk

 Langkah 1

 Tetapkan persentase pool biaya penerangan yang akan di alokasikan kepada tiap line
produk dengan menggunakan luas lantai ruangan produksi sebagai dasar aktivitas,
Misalkan perusahaan menjalankan aktivitas dengan menempati luas lantai 40.000 kaki
untuk produk A dan 10.000,- kaki untuk produk B.
 Luas Lantai
 Jumlah %
 Luas Lantai terpakai untuk line produk A 40.0000 80
M-SISTEM® Strategic Consulting

 Luas Lantai terpakai untuk line produk B 10.0000 20


 Total Luas Lantai 50.000 100
Strategic Information system

 Langkah 2
 Alokasi biaya pool penerangan Rp. 52.200 kepada tiap line produk berdasarkan persentase
yang di tetapkan pada langkah 1
Biaya yang di alokasikan pada line produk A ( Rp. 52.200 x 80%) Rp. 41.760
Biaya yang di alokasikan pada line produk B ( Rp. 52.200 x 20%) Rp. 10.440
Total biaya penerangan yang di alokasikan Rp. 52.200
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

Alokasi biaya pool mesin produksi Rp. 121.800 pada tiap


lini produk

 Langkah 1
 Tetapkan persentase pool biaya mesin produksi yang akan di alokasikan kepada tiap line
produk dengan menggunakan dengan jumlah jam mesin sebagai activity base, Misalkan
perusahaan menjalankan aktivitas selama 45.000 jam mesin untuk lini produk A dan
5.000,- jam mesin untuk produk B.
 Jam Mesin
 Jumlah %
 Jam mesin terpakai untuk line produk A per tahun 45.000 90
Jam mesin terpakai untuk line produk B per tahun 5.000 10
M-SISTEM® Strategic Consulting

 Total Jam mesin tahunan 50.000 100


Strategic Information system

 Langkah 2
 Alokasi biaya 121.800 biaya pool mesin produksi kepada tiap line produk berdasarkan
persentase yang dihitung pada langkah 1

Biaya yang di alokasikan pada line produk A ( Rp. 121.800 x 90%) Rp.109.620
Biaya yang di alokasikan pada line produk B ( Rp. 121.800 x 10%) Rp. 12.180
Total biaya penerangan yang di alokasikan Rp.121.800
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya di


masukan ke dalam tabel skema alokasi biaya
dalam system akuntansi ABC
Biaya Departemen utilities
Biaya Departemen Pemeliharaan 450.000 Biaya over head 174.000

Pegawai 60 % Pegawai 40 % Aktivitas KWH 30 % KWH 70 %


       
Mesin Produks
Set up 40 % x 70% x
Reparasi 60% x 450.000 = 450.000 = Penerangan 30 % x Rp. 174.000=
270.000 180.000 Pool Biaya 174.000= 52.200 121.800
       

Jam Produksi ( A Jam Mesin ( A 90 %


M-SISTEM® Strategic Consulting

Work order ( A 70 % + B 70 % + B 30%) Luas lantai ( A 80 % + B + B 10%) X


30%) X 270.000 X 180.000 20%) X 52.000 121.800
( 189.000 + ( 126.000 + ( 41.760 + ( 109.620 +
Rp.81.000) Rp.54.000) Pemicu Biaya Rp.10.440) Rp.12.180)

Produk A Rp.466.380 = Produk B Rp.157.620 =


( 189.000 + 126.000 + 41.760 + ( 81.000 + 54.000 + 10.440 + 12.180)
109.620) Lini produk
Strategic Information system

Kesimpulan

 Skema di atas menunjukan proses alokasi biaya melalui beberapa tahap sehingga
biaya overhead yang berjumlah Rp 624.000,- teralokasi menjadi Rp 466.380,-
pada produk A dan Rp 157.620,- pada produk B. Ilustrasi di atas juga
menunjukan bahwa biaya utilities selama setahun yang bejumlah Rp 174.000,-
secara rata-rata Rp 52.200 di bebankan untuk penerangan dan Rp 121.800,-
dibebankan kepada pemakaian listrik untuk mesin produksi.dari Rp 52.200,-
bagian biaya listrik yang di bebankan kepada penerangan, pada level produksi
normal sistem ABC menglokasikan biaya tersebut sebesar Rp 41,76 kepada lini
produk A dan Rp 10.440,-kepada lini produk B.selanjutnya,sistem ABC juga
M-SISTEM® Strategic Consulting

mengalokasikan Rp 121.800,- biaya listrik untuk mesin produk sebesar Rp


109.620,- kepada lini produk A dan Rp 12.180,- kepada lini produk B,masing-
masing berdasarkan jumlah jam mesin yang dikonsumsi dalam proses produksi.
Strategic Information system

Penetapan harga pokok produk

 Setelah proses alokasi biaya overhead selesai , selanjutnya mengumpulkan biaya


produksi untuk menentukan harga pokok produksi.
 Misalkan untuk menghasilkan tiap unit produk A diperlukan biaya bahan baku
Rp. 150 dan biaya tenaga kerja langsung 110, sementara untuk tiap unit produk
B diperlukan bahan baku Rp. 65 dan biaya tenaga kerja langsung 49.
 Dalam akutansi ABC kedua kelompok biaya ini dapat dimasukan dalam
perhitungan harga pokok produk melalui pembebanan langsung pada tiap
produk.
 Dengan hasil perhitungan pada tabel berikut:
M-SISTEM® Strategic Consulting
Strategic Information system

Hasil alokasi biaya overhead


sistem ABC
 Biaya overhead: Produk A Produk B Total
Biaya departemen pemeliharaan:
 Alokasi dari pool biaya reparasi 189.000 81.000 270.000
 Alokasi dari pool biaya set up 126.000+ 54.000+ 180.000+
315.000 135.000 450.000

 Biaya-biaya utilities:
 Alokasi dari pool biaya penerangan 41.760 10.440 52.200
 Alokasi dari pool biaya mesin produksi 109.620+ 12.180+ 121.800+
M-SISTEM® Strategic Consulting

151.380 22.620 174.000


Total alokasi biaya pabrik pada tiap lini 466.380 157.620 624.000
Total unit produksi 7.500 4.250
Biaya overhead pabrik per unit 62,18 37,09
Strategic Information system

Harga pokok produk sistem ABC

 Produk A Produk B
 Biaya produksi
 Bahan langsung Rp.150,00 Rp. 65,00
 Tenaga kerja langsung 110,00 49,00
 Biaya-biaya overhead dari system ABC 62.18 37,09
 Harga pokok per unit Produk Rp.322,18 Rp. 151.09

 Dengan menggunakan data pemakaian bahan langsung, tenaga kerja dan hasil
M-SISTEM® Strategic Consulting

alokasi overhead diatas, maka selanjutnya harga pokok tiap unit A dapat di
tetapkan sebesar Rp. 322.18 dan tiap unit B Rp. 151.09

Anda mungkin juga menyukai