Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 7

1. Andreas Aditya Kurnianto 170810301024


2. Annisa Novelia Utami 170810301029
3. Mudrika Berliana As Sajjad 170810301144
4. Ervina Tri Indriyani 170810301175

BAB 3
PERILAKU DALAM ORGANISASI

Sistem pengendalian Manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku anggota


organisasi, apabila terdapat keselarasan tujuan dalam organisasi., yaitu suatu kondisi yang
diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai tujuannya masing-masing juga
membantu tercapainya tujuan organisasi. Untuk memahami konsep keselarasan tujuan, perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan, yaitu system formal dan informal.
Sistem formal dikelompokkan menjadi: aturan dan metode sistematis dalam perencanaan dan
pengendalian.
Dalam bab ini juga dibicarakan beberapa bentuk struktur organisasi, system pengendalian
manajemen yang efektif harus sesuai dengan struktur organisasinya. Dan selanjutnya akan
dibahas mengenai Controller dan  perannya dalam organisasi, sebagai orang bertanggungjawab
untuk merancang dan menjalankan system pengendalian manajenmen.

A. Keselarasan Tujuan
Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin)
tingkat “keselarasan tujuan (goal congruence)” yang tinggi. Dalam proses yang sejajar
dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentigan
pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan. Dalam
dunia yang tidak sempurna, keselarasan yang sempurna antara tujuan individu dan tujuan
organisasi tidak ada, sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong
individu bergerak melawan kepentingan organisasi.

Konsep Mean - end analysis:

G1 G2 G3 G4

G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16

Gambar 3.1 Konsep Mean-end analysis


Organisasi mempunyai tujuan, tentunya pimpinan puncak akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut
bersama anggota organisasi lainnya. Akan tetapi anggota organisasi mempunyai tujuan yang bervariasi
yang belum tentu sama denga tujuan organisasi. Tujuan utama dari Sistem Pengendalian Manajemen
untuk mengupayakan terjadinya “Goal Congruence”. Dalam proses Goal Congruence, tindakan yang
dilakukan anggota organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan individu yang juga memberi manfaat pada
organisasi.

Pada kenyataannya sulit untuk mencapai goal congruence yang sempurna, umumnya anggota
organisasi mengharapkan kompensasi sebanyak mungkin disisi lain organisasi mengharapkan laba
semaksimal mungkin. Dalam pengendalian manajemen akan berusaha mendorong anggota organisasi
melakukan kegiatan untuk kepentingan organisasi, untuk itu pimpinan harus dapat melakukan:

1. Tindakan yang dapat memotivasi anggota organisasi melakukan usaha untuk memenuhi tujuannya
(individu)
2. Tindakan tersebut juga mempunyai kontribusi pada kepentingan organisasi.
Proses goal congruence dapat dijelaskan melalui hubungan antara pimpinan dan bawahan melalui konsep
mean-end analysis. Goal pimpinan dikomunikasikan pada bawahannya, yang diharapkan akan membantu
tujuan tersebut. Hal ini merpakan tujuan dari bawahan yang diteruskan pada level yang lebih bawah lagi
dst. Level bawah harus menetapkan goalnya sesuai dengan goal yang diatasnya yaitu yang dibentuk dari
hasil komunikasi antar atasan dan bawahan.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan


 Faktor – Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat berupa norma mengenai perilaku yang diharapkan didlam
masyarakat. Norma bisa menyangkut: sikap (etos kerja), keuletan, semangat, dan juga
kebangsaan yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas.

 Faktor – Faktor Internal


1. Budaya
Meliputi keyakinan bersama, nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta
asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di
seluruh jajaran organisasi.
2. Gaya Manajemen
Gaya menajemen memiliki dampak paling kuat terhadap pengendalian manajemen.
Sikap bawahan biasanya mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap
atasan mereka.
3. Organisasi Informal
Kenyataan-kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian
manajemen tidak bisa dipahamitanpa mengenali arti penting dari hubungan-
hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat informal.

4. Persepsi dan Komunikasi


Jalur penyerapan informasi itu beragam dan tujuan yang diharapkan bisa saja
menjadi tidak jelas bahkan dalam situasi terbaik sekalipun.

C. Sistem Pengendalian Formal


 Aturan – Aturan
Bisa berupa instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntutan-tuntutan etis.
Aturan adalah pedoman kerja, para anggota organisasi diizinkan dan bahkan diharapkan,
untuk menyimpang dari pendoman tersebut, baik dalam situasi-situasi khusus atau ketika
mereka menilai bahwa penyimpangan tersebut akan berakibat baik bagi organisasi.

Beberapa jenis aturan:


1. Pengendalian fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords
komputer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin merupakan
bagian dari struktur pengendalian
2. Manual
Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan di
organisasi lain. Dengan berlalunya waktu, sejumlah aturan akan menjadi
kadaluwarsa. Dengan membiarkan aturan-aturan tetap tercantum dalam manual
akan mengurang validitas manual secara keseluruhan.
3. Pengamanan sistem
Berbagai pengamanan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi untuk
menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat dan
untuk mencegah kecurangan. Hal ini meliputi: menghitung uang yang ada dan
aktiva-aktiva yang mudah dibawa sesering mungkin, pemeriksaan silang secara
teinci,dll.
4. Sistem pengendalian tugas
Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tugas-tugas
tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan dari tugas-tugas itu
dikendalikan melalui peraturan.
Proses Pengendalian Formal:

Goal dan Berbagai


Aturan
Strategi informasi

Laporan,
Perencanaan Anggaran Pusat Kinerja
Sesungguhn
strategik Pertanggung memu
ya VS
askan?
jawaban rencana

Gambar. 3.2. Proses Pengendalian formal

 Proses kendali secara formal


Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh
informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perencanaan
strategis tersebut kemudian dikonversi menjadi anggaran tahunan yang focus pada
pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab.
Pusat tanggung jawab menjalankan operai yang ditugaskan, dan hasilnya kemudian
dinilai dan dilaporkan. Hasil actual dibandingkan dengan target untuk menilai kerja
apakah memuaskan atau tidak.

D. Jenis-jenis Organisasi
Strategi perusahaan mempengaruhi struktur perusahaan, struktur perusahaan akan
mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi.
Organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum:
1. Organisasi-organisasi Fungsional
Keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi. Dalam organisasi
fungsional seorang manajer dapat membawa pengetahuan khusus untuk mengambil
keputusan yangberkaitan dengan fungsi spesifiknya, manajer umum biasanya kurang
mempunyai pengetahuan yang khusus.
Ada kelemahan organisasi fungsional. Pertama, dalam sebuah organisasi fungsional
terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah,
karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir.
Kedua, jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melapor ke beberapa manajer tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka
perselisihan antar manajer yang lebih rendah hanya bisa diselesaikan oleh manajer tingkat
atas. Ketiga, struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan
dengan produk dan pasar yang beragam.

Pimpinan
Puncak

Staff

Manajer Manajer
Produksi Pemasaran

Staff Staff

Manajer Pabrik Manajer Pabrik Manajer Pabrik Manajer Daerah Manajer Daerah Manajer Daerah
1 2 3 A B C

Gambar. 3.3. Organisasi fungsional

2. Unit-unit Bisnis
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Unit bisnis bertanggung jawab untuk
melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
Keuntungan dari perusahaan bentuk unit bisnis adalah bahwa struktur ini bisa berfungsi
sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum, unit bisnis lebih dekat dengan
pasar dari produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat. Kerugian dari unit bisnis
adalah kemungkinan bahwa masing-masing staf unit bisnis menduplikasikan pekerjaan
dalam organisasi fungsional, kerugian lainya yaitu perselisihan yang terjadi antara
spesialis fungsional pada organisasi fungsional digantikan dengan perselisihan yang
terjadi diantara unit-unit bisnis.

Pimpinan
Puncak

Staff

Manjer unit Manajer unit Manajer Unit


bisnis X Bisnis Y Bisnis Z

Staff Staff Staff

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Pabrik Pemasaran Pabrik Pemasaran Pabrik Pemasaran

Gambar. 3.4 Organisasi Unit bisnis.


3. Organisasi Matriks
Didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

Pimpinan Puncak

Staff

Manajer Manajer
Fungsi A Projek X

Manajer Manajer
Fungsi B Projek Y

Manajer Manajer
Fungsi B projek Z

Gambar. 3.5. Organisasi matriks

E. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen disebut sebagai seorang kontroler. Fungsi-fungsi kontroler:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para pemegang saham
dan pihak eksternal lainya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan ini untuk
para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan.
4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengaman yang memadai terhadap pencurian
dan kecurangan serta menjelaskan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.

Relasi ke Jajaran Organisasi


Seorang kontroler bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem
yang mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung
jawab jajaran manajemen. Kontroler tidak mendorong pihak manajemen untuk mengambil
keputusan, akan tetapi kontroler juga membuat keputusan khususnya mengenai penerapan
kebijakan yang ditetapkan oleh jajaran manajemen.
Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis berutang kesetiaan pada kontroler koporat, yang memegang
tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruha. Di sisi lain, mereka juga
berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka
memberikan bantuan.
Ada sejumlah permasalahan yang ditemui dari masing-masing hubungan ini. Jika para
kontroler unit bisnis terutama bekerja untuk manajer unit bisnisnya, ada kemungkinan bahwa dia
tidak akan memberikan laporan yang objektif mengenai anggaran dan kinerja unit bisnis kepada
manajer senior. Di sisi lain, jika kontroler unit bisnis terutama bekerja untuk kontroler korporat
maka manajer unit bisnis akan memperlakukannya lebih sebagai sorang “mata-mata dari kantor
pusat” dan bukan sebagai sorang mitra kerja yang terpercaya.

Corporate Controller Corporate Controller

Manajer Unit
Manajer
Bisnis
Unit Bisnis

Controller Unit Controller Unit


Bisnis Bisnis

Gambar 3.6 Controller Unit Bisnis

Anda mungkin juga menyukai