Anda di halaman 1dari 10

1

Kelompok 6
Stunting
ANDINIA PUTRI AMRI P27240021007
ANIS FITRIA TAQWARINI P27240021008
ARKHAM ALIF MAULANA ZUHRI P27240021011
ERLINA CINDI ANJALY P27240021016
SEPTIKA DIYAN AYU P27240021029
2

Definisi Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya
berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan (Perpres No. 72 Tahun 2021). Angka
prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan tren penurunan dari 30,8 persen pada
tahun 2018 menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2019-2024 bahwa target penurunan
prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024.
3

ETIOLOGI STUNTING
Etiologi stunting yang utama adalah malnutrisi atau asupan yang tidak
cukup atau makanan yang kurang kandungan nutrisi untuk menujang
pertumbuhan. Selain malnutrisi, asupan makanan dan kandungan nutrisi
yang tidak adekuat (mencukupi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bayi) ,
hal lain yang dapat menyebabkan buruknya asupan gizi( malnutrisi),
penyerapan, danpemanfatan jantung bawaan, tuberkulosis paru, anemia,
dan infeksi kronis.
4

Faktor resiko stunting


Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang diduga meningkatkan kejadian stunting yang dapat berasal dari
maternal atau anak itu sendiri.

Faktor Maternal
Berikut faktor-faktor maternal yang dapat meningkatkan risiko stunting:
1. Ibu yang pendek
2. BMI rendah dan kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan
3. Kehamilan pada masa remaja, saat ibunya sendiri masih dalam masa pertumbuhan,
meningkatkan risiko maternal stunting dan dapat menyebabkan luaran obstetrik yang buruk
4. Jarak antar kelahiran yang dekat juga meningkatkan kebutuhan nutrisi pada ibu
5. Faktor Anak
5

Berikut beberapa kondisi yang dialami anak yang dapat


meningkatkan risiko stunting: 

1. Intrauterine growth restriction


2. Sanitasi yang buruk
3. Lingkungan yang berisiko
4. Nutrisi anak yang inadekuat
5. Infeksi berulang/kronis
6. Kualitas makanan pendamping ASI yang buruk
7. Berat lahir rendah dan panjang badan saat lahir
berhubungan dengan pertumbuhan pada masa kanak-kanak
6

Tanda dan Gejala Stunting


1. Berat badan naik atau cenderung turun. Selain itu berat badan lebih rendah
disbanding anak seusianya
2. Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya
3. Pertumbuhan tulang tertunda
4. Perkembangan tumbuh terhambat
5. Anak lebih mudah terkena infeksi
Penatalaksanaan Stunting dititikberatkan 7

pada 5 pilar :

1. Komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan


daerah
2. Komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan
masyarakatKovergensi intervensi spesifik dan
sensitive di pusat dan daerah
3. Ketahanan pangan dan gizi
4. Penguatan dan pembangunan sistem, data,
infromasi, riset, dan inovasi
 
.
8
Upaya promotif agar dapat terhindar dari
stunting
Dalam rangka meningkatkan komitmen dan kapasitas daerah serta para pemangku
kepentingan dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi penurunan stunting
terintegrasi di Desa Karanganyar, saya menyelenggarakan penyuluhan kesehatan
mengenai stunting yang mengusung tema “Menekan Angka Penyintas Stunting
dengan Mengenalnya Sejak Dini” pada 1 Oktober 2022, tepatnya di Dukuh Ngipik,
Desa Karanganyar. Tema ini dipilih karena menurut saya penanganan masalah
stunting di Indonesia harus dilakukan dengan pendekatan multi-sektor, yaitu
melibatkan semua masyarakat terutama ibu hamil dan ibu pasca melahirkan.
Upaya preventif agar dapat terhindar dari 9

stunting
Stunting dapat dicegah sejak dini. Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah
dari bayi itu dalam kandungan hingga dua tahun pertama kehidupan (1000 hari
pertama kehidupan). Yakni dengan memberikan nutrisi yang maksimal pada tahapan
tersebut. Karena jika sudah mengalami stunting tidak dapat dikembalikan seperti
semula, maka pertumbuhannya akan terus terhambat sampai ia dewasa.
Faktor yang harus dicegah dan ditanggulangi dalam menyelesaikan masalah stunting
balita di Indonesia adalah memimalisasi bayi lahir BBLR (bayi berat lahir rendah),
jumlah anak tidak lebih dari 3, perlu olah asuh yang baik pada anak laki-laki,
mencegah ibu melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun. Memperbaiki status gizi
remaja sehingga tinggi badannya maksimal, melengkapi kebutuhan imunisasi,
meningkatkan pendidikan ibu, memfokuskan pelayanan.
10

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai