Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN HUKUM

ADMINISTRASI NEGARA
DALAM ILMU HUKUM
 
DOSEN
PENGAMPU :

Dr.A.P. Dra. Tri Yuningsih,M.Si


KELOMPOK 8

Riauna Selva Nur Issanti Laras Maryani


(1402022214606 (14020222146058 (1402022214604
8) ) 7)
KELOMPOK 8

Hanifa Nur Aulia


Sekar langit Kharisma Cessa Jelita Rahma
(14020222146052 (14020222146055) (14020222146062)
SUB POKOK PEMBAHASAN

01. Definisi Hukum Negara


02. Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Ilmu
Hukum
03. RUANG LINGKUP HAN
04. TATA URUTAN PERUNDANG – UNDANGAN
05. STUDI KASUS
DEFINISI HUKUM NEGARA
Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu
berkaitan dengan aktivitas perilaku administrasi negara dan
kebutuhan masyarakat serta interaksi diantara keduanya. Di saat
sistem administrasi negara menjadi pilar pelayanan publik
menghadapi masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi,
reposisi dn revitalitas kedudukan hukum administrasi negara
menjadi satu keharusan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan penerapan good governance.
KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA DALAM ILMU HUKUM
Hukum Admianstrasi Negara merupakan ilmu hukum yang
tidak statis, akan tetapi berkembang sesuai Dengan
perkembangan kebutuhan dalam masyarakat. Di dalam ilmu
hukum publik, Hukum Administrasi Negara Merupakan
bagian dari Hukum Tata Negara, kuliah-kuliah Hukum
Administrasi Negara ditempelkan dalam Hukum Tata
Negara.
RUANG LINGKUP HAN

Menurut Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan ada enam ruang lingkup yang ada
dalam HAN yaitu meliputi :
1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari administrasi negara;
2. Hukum tentang organisasi negara;
3. Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari administrasi negara, terutama yang bersifat
yuridis;
4. Hukum tentang sarana-sarana dari administrasi negara terutama mengenai
kepegawaian negara dan keuangan negara;
5. Hukum administrasi pemerintah daerah dan Wilayah, yang dibagi menjadi:
a. Hukum Administrasi Kepegawaian;
b. Hukum Administrasi Keuangan;
c. Hukum Administrasi Materiil;
d. Hukum Administrasi Perusahaan Negara.
6. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara.
TATA URUTAN PERUNDANG –
UNDANGAN
Tata urutan peraturan perundang – undangan di Indonesia diatur pada Pasal
7 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2011 yang berisi tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-
Undang ini, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia adalah sebagai berikut :

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Ketetapan MPR;
3. UU/Perppu;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah Provinsi;
6. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
STUDY KASUS
Perlindungan Hukum terhadap Whistleblower berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan Indonesia (Studi Kasus Susno Duadji)
Studi kasus ini membahas tentang perlindungan hukum terhadap
whistleblower berdasarkan undang-undang yang ada di Indonesia,
Undang-undang Perlindungan saksi dan Korban dan ditarik garis ke
pengaturan yang lebih umum yaitu Kitab Undang-undang Hukum
Pidana. Latar belakang penelitian ini dikarenakan banyaknya
whistleblower di Indonesia namun dikarenakan Undang undang Nomor
13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban tidak mengatur
secara detail mengenai whistleblower sehingga menyebabkan terjadinya
perbedaan penafsiran mengenai status hukum terhadap whistleblower
sebagai pengungkap sebagai pengungkap fakta. Akibatnya, para
whistleblower yang dikriminalisasi dengan pidana yang melibatkan
dirinya. Banyak pendapat-pendapat dari para Ahli maupun aktivis
Perlindungan Saksi dan Korban yang pada Pasal 10 Ayat (1) dan Ayat (2)
secara tidak langsung mengatur mengenai whistleblower. Namun dengan
perbedaan penafsiran, hingga perlindungan yang seharusnya bisa
didapatkan namun menjadi simpang siur. Hal ini dikarenakan dari akar
pengembangan pengertian whistleblower sudah terjadi kerancuan
terutama bila dikaitkan antara Undang-undang perlindungan saksi dan
korban (lex specialis) dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (lex
generali) sehingga diperlukannya suatu aturan khusus yang memuat
mengenai whistleblower, meskipun peraturan tersebut telah ada dengan
adanya SEMA No.4 Tahun 2011 namun hanya dapat jawab perlindungan
terhadap whistleblower tetapi tidak menjelaskan dengan rinci bagaimana
atau seperti apa kreteria seseorang saksi yang pada akhirnya dapat
dikatakan sebagai seorang whistle -blower.
SESI TANYA JAWAB
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai