A. KELEBIHAN:
• Sumber daya alam yang melimpah: Tengkawang tumbuh subur di wilayah-wilayah hutan tropis
Indonesia, sehingga biji tengkawang sebagai sumber minyaknya dapat diperoleh dengan mudah
dan melimpah.
• Ramah lingkungan: Penggunaan minyak tengkawang sebagai bahan bakar nabati dapat
membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang berdampak buruk pada lingkungan.
• Identifikasi Produk yang Akan Dikembangkan: Pertama-tama, perlu diidentifikasi produk-produk yang dapat
dihasilkan dari tengkawang. Beberapa produk yang populer dan terbukti mengandung manfaat kesehatan adalah
minyak tengkawang, sabun tengkawang, dan produk kosmetik.
• Studi Pasar dan Kompetisi: Dilakukan studi pasar dan kompetisi, yaitu mengidentifikasi siapa target pasar potensial,
kebutuhan dan preferensi mereka, serta menganalisis pesaing yang sudah ada di pasar. Hal ini dapat membantu Anda
memahami permintaan pasar, kebutuhan konsumen, dan bagaimana Anda dapat bersaing dengan pesaing yang ada.
• Pengembangan Produk: Setelah mengidentifikasi produk yang akan dikembangkan dan melakukan studi pasar,
lakukan pengembangan produk dengan fokus pada kualitas dan nilai tambah produk, seperti penambahan bahan
alami lainnya untuk meningkatkan manfaat produk, serta menciptakan kemasan yang menarik dan ramah lingkungan.
• Pemasaran: Promosikan produk dengan menggunakan berbagai media, seperti sosial media, blog, iklan, dan
sebagainya. Pilih media promosi yang sesuai dengan target pasar Anda. Selain itu, tawarkan produk Anda di toko
online atau offline, dan jangan lupa untuk memberikan informasi yang jelas tentang manfaat dan keunggulan produk
Anda
Dengan rencana pengembangan dan pemasaran yang tepat, produk jadi dari tengkawang dapat menjadi alternatif yang
menarik bagi konsumen yang mencari produk alami dan organik dengan manfaat kesehatan yang tinggi.
Hasil Hutan Bukan Kayu
ROTAN
1. Alkadriansyah liwalikram
G1011201010
2. ARISTO PINDO G1011201237
3. DIDI AGUSTRIAN SUSILO
G1011201126
4. Mario mica ogivie g1011201143
PENGERTIAN
Rotan adalah salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya dari sektor kehutanan. Sekitar 85% kebutuhan
bahan baku rotan dunia berasal dari Indonesia. Selain nilai ekonomi, rotan juga menjadi indikator
kesehatan ekologi hutan. Bagi sebagian suku di Indonesia, secara sosio-kultural rotan telah
menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Rotan adalah sejenis tanaman palma yang tumbuh
merambat dan memiliki batang yang fleksibel dan keras. Tanaman rotan biasanya ditemukan di
daerah tropis seperti Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika. Rotan telah lama digunakan oleh
manusia sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam produk, seperti kerajinan tangan,
furniture, dan bahan bangunan. Rotan memiliki serat yang kuat dan fleksibel, sehingga sangat
cocok untuk digunakan sebagai bahan pembuatan produk yang membutuhkan kekuatan dan
keawetan. Rotan juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan banyak digunakan dalam industri
ekspor.
JENIS ROTAN YANG BISA
DIMANFAATKAN HHBK POTENSIAL
1. Ketersediaan bahan baku yang terbatas: Rotan adalah tumbuhan liar yang hanya
tumbuh di beberapa wilayah di Indonesia. Karena itu, ketersediaan bahan baku sering kali
menjadi kendala dalam pengelolaan dan pemanfaatan rotan.
2. Penanganan yang kurang baik: Rotan memerlukan penanganan yang hati-hati dan tepat
agar tidak rusak atau pecah. Jika penanganan tidak baik, kualitas rotan akan menurun dan
produk yang dihasilkan tidak akan berkualitas.
3. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan: Banyak petani rotan
yang kurang memahami cara mengelola dan memanfaatkan rotan dengan baik. Hal ini
dapat mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk yang dihasilkan.
4. Persaingan dengan bahan baku lain: Rotan bersaing dengan bahan baku lain seperti
kayu dan plastik. Bahan baku lain ini seringkali lebih murah dan lebih mudah ditemukan,
sehingga rotan sulit bersaing di pasar.
5. Perubahan iklim dan lingkungan: Perubahan iklim dan lingkungan dapat mempengaruhi
produksi dan kualitas rotan. Misalnya, jika cuaca terlalu panas atau terlalu dingin, rotan
dapat tumbuh dengan tidak optimal dan kualitasnya akan menurun.
Cara Mengatasi Masalah Bahan Produk Rotan
1. Meningkatkan kualitas bahan baku: Untuk meningkatkan kualitas bahan baku, perlu dilakukan
penanganan yang hati-hati dan tepat sejak awal, mulai dari proses pemanenan hingga pengeringan
dan penyimpanan. Selain itu, petani juga perlu memilih bibit rotan yang baik dan melakukan
pemupukan yang cukup untuk meningkatkan produksi rotan.
2. Mengembangkan teknologi pengolahan: Pengembangan teknologi pengolahan dapat membantu
meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi. Beberapa teknologi yang dapat digunakan antara lain
mesin pencacah, mesin pengupas, mesin pengering, dan mesin pemintal.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani: Petani perlu diberikan pelatihan dan
pendampingan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengelola dan
memanfaatkan rotan dengan baik. Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi dan kualitas
bahan baku.
Cara Mengembangkan Kewirausahaan Produk Rotan
1. Mengembangkan desain dan model produk: Desain dan model produk yang menarik dapat
membantu meningkatkan daya tarik produk rotan di pasar. Dalam mengembangkan desain dan model
produk, perlu memperhatikan tren dan permintaan pasar, sehingga produk rotan dapat lebih mudah
diterima oleh konsumen.
2. Meningkatkan kualitas produk: Kualitas produk rotan yang baik akan membuat produk lebih diminati
oleh konsumen. Oleh karena itu, perlu diperhatikan proses produksi dan kualitas bahan baku rotan
yang digunakan.
3. Mengembangkan jaringan pemasaran: Membangun jaringan pemasaran yang luas dapat membantu
meningkatkan penjualan produk rotan. Jaringan pemasaran dapat dibangun dengan menjalin
kerjasama dengan toko-toko retail atau e-commerce, mengikuti pameran, atau mempromosikan
produk melalui media sosial.
Cara pemasaran
1. Menggunakan media sosial: Media sosial dapat menjadi sarana pemasaran yang efektif
untuk produk rotan. Dengan memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, atau
TikTok, bisa mengupload foto atau video produk rotan yang menarik dan informasi
lengkap mengenai produk dan cara pembelian.
2. Melakukan promosi: Promosi bisa dilakukan melalui diskon harga, voucher belanja,
atau paket bundling produk. Misalnya, memberikan diskon khusus untuk pembelian
produk rotan pada momen tertentu, seperti Hari Raya atau Black Friday.
3. Membangun kemitraan dengan toko retail atau e-commerce: Melalui kerjasama
dengan toko-toko retail atau e-commerce, produk rotan dapat dipasarkan secara luas dan
mencapai konsumen yang lebih banyak.
4. Mengikuti pameran: Mengikuti pameran produk rotan dapat membantu
memperkenalkan produk dan brand ke konsumen yang lebih banyak. Selain itu, bisa
menunjukkan keunggulan dan kualitas produk secara langsung kepada pengunjung
pameran.
5. Menggunakan kemasan yang menarik: Kemasan produk rotan yang menarik dan unik
bisa meningkatkan daya tarik produk dan membuatnya lebih menonjol di rak toko atau
marketplace.
TERIMAKASIH KASIH
Hasil hutan buka
kayu
Bambu
Bambu adalah salah satu produk hasil hutan bukan kayu
(HHBK) Indonesia yang belum mendapat perhatian
optimal dalam pengembangan dan pemanfaatannya.
Disebutkan bahwa nilai HHBK dapat mencapai 90% dari
nilai hasil hutan, sementara kayu yang selama ini identik
menjadi hasil utama kehutanan sebenarnya hanya
menyumbang 10% dari produksi hasil kehutanan (KLHK
2019).
Merujuk hal tersebut maka potensi bambu yang
sudah sangat dikenal di masyarakat memiliki potensi
luar biasa untuk menjadi sumber bahan baku
berbagai produk. Namun demikian sampai saat ini
pemanfaatan bambu dari dalam kawasan hutan
belum terdata dengan baik dan terproyeksi dengan
jelas.
Pemanfaatan bambu yang dilakukan masih terbatas
berasal dari lahan milik masyarakat, padahal bambu
telah ditetapkan menjadi salah satu dari enam jenis
HHBK unggulan nasional untuk dikembangkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
P.21/Menhut-II/2009 tentang Kriteria dan Indikator
Penetapan HHBK Unggulan.
Keunggulan Bambu
1. Bambu mudah ditanam dan tidak perlu
pemeliharaan khusus.
2. Bambu mudah tumbuh, bambu dapat
tumbuh sepanjang 5 cm per jam atau 120 cm
per hari.
3. Bambu memiliki ketahanan yang luar
biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar
masih dapat tumbuh kembali.
Keunggulan Bambu
1. Bambu mudah ditanam dan tidak perlu
pemeliharaan khusus.
2. Bambu mudah tumbuh, bambu dapat
tumbuh sepanjang 5 cm per jam atau 120 cm
per hari.
3. Bambu memiliki ketahanan yang luar
biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar
masih dapat tumbuh kembali.
4. Bambu mempunyai kekuatan cukup
tinggi, kuat tariknya dapat disejajarkan
dengan baja.
5. Bambu memiliki kelembapan yang tinggi.
Oleh karena itu bambu baik untuk
kelenturan.
6. Bambu teksturnya elastis, struktur
bambu mempunyai ketahan yang tinggi
baik terhadap angin maupun gempa.
Kelemahan Bambu
1. Bambu rentan terhadap serangan jamur dan
serangga.
2. Bambu berumur pendek, jika dijadikan sebagai
struktur bangunan hanya bertahan 5 tahun
3. Bambu harus menggunakan sambungan tradisional
yang sesuai.
4. Struktur bambu mudah terbakar.
Potensi i
Bambu adalah salah satu produk hasil hutan bukan
kayu (HHBK) Indonesia yang belum mendapat
perhatian optimal dalam pengembangan dan
pemanfaatannya. Disebutkan bahwa nilai HHBK
dapat mencapai 90% dari nilai hasil hutan, sementara
kayu yang selama ini identik menjadi hasil utama
kehutanan sebenarnya hanya menyumbang 10% dari
produksi hasil kehutanan (KLHK 2019).
Merujuk hal tersebut maka potensi bambu yang sudah sangat
dikenal di masyarakat memiliki potensi luar biasa untuk menjadi
sumber bahan baku berbagai produk. Namun demikian sampai
saat ini pemanfaatan bambu dari dalam kawasan hutan belum
terdata dengan baik dan terproyeksi dengan jelas. Pemanfaatan
bambu yang dilakukan masih terbatas berasal dari lahan milik
masyarakat, padahal bambu telah ditetapkan menjadi salah satu
dari enam jenis HHBK unggulan nasional untuk dikembangkan
berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan P.21/Menhut-II/2009
tentang Kriteria dan Indikator Penetapan HHBK Unggulan
Produk kursi bambu
alat; gergaji, parang, palu, tang, cishel, bor kayu, meteran, pisau
raut, sikat dan ukiran cishel
bahan baku: bambu yang yang minimal umurnya 13 bulan
langkah kerja:
1. siapkan potongan bambu.
2. pembuatan lubang yang pas.
3. pilih bambu dengan diameter besar sebagai kaki kursi.
4. batang bambu kecil sebagai bingkai.
5. rakit bambu.
6. ikat dengan rotan atau tali yang kuat.
7. finishing ( pengamplasan dan pewarnaan)
Marketting